You are on page 1of 12

Penulis:

Dr. Tony Sukasah, Drs., M.Si


Drs. Giri Waluyo, M.Pd
Alamat: Kantor Pengolahan Data Elektronik Dan Arsip Daerah
Pemerintah Kabupaten Bekasi Komplek Perkantoran
Pemerintah Kabupaten Bekasi,
Ds. Sukamahi
Kec. Cikarang Pusat
Telp. (62-21) 89970375, Fax. (62-21) 89970375,
E-mail: kpde@bekasikab.go.id
Kabupaten Bekasi Menyongsong Pasar Bebas dan Globalisasi

KABUPATEN BEKASI: MENYONGSONG PASAR BEBAS


DAN
GLOBALISASI

D ilihat secara sosio ekonomik, kultural, politik dan geografis, memang


tak terlihat batas nyata yang memisahkan antar Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Kota
Bekasi dengan Kabupaten Bekasi. Terlebih lagi dipandang dari konsep “megapolitan”
yang mengintegrasikan tata ruang dari Tiga Provinsi, Jawa Barat, DKI Jakarta dan
Provinsi Banten yang populer dengan istilah JABODETABEKJUR (Jakarta, Bogor Depok,
Tanggerang, Bekasi dan Cianjur), Kabupaten Bekasi menjadi salah satu daerah penting
dari konsep megapolitan tersebut, bahkan menjadi pilar strategis bagi Jakarta
sebagai Ibukota Negara. Sedangkan ke arah Timur, Kabupaten Bekasi menjadi poros
penting bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karawang dan Purwakarta. Kawasan
pertumbuhan ekonomi baru ke arah timur sedang berkembang, mengintegrasikan
Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta, sebagai “poros ekonomi baru” yang
prospektif. Di Kabupaten Bekasi terdapat tujuh kawasan industri yang tengah
berkembang dan menjelma sebagai Zona Ekonomi Internasional (ZEI). Di zona
ekonomi ini tumbuh perusahaan-perusahaan multinasional dari 25 negara dan telah
menciptakan lebih dari 650.000 tenaga kerja. Dengan Visi “Manusia Unggul Yang
Agamis Berbasis Agribisnis dan Industri Berkelanjutan”, tidaklah berlebihan
manakala pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bekasi sedang menata diri
menghadapi pasar bebas dan perubahan global.

I Geografis dan Kependudukan


Secara geografis Kabupaten Bekasi berada di bagian Utara Provinsi Jawa Barat,
terletak antara 1060 48’ 78” – 1070 27’ 29” Bujur Timur dan 60 10’ 60 30’ Lintang
Selatan, dengan luas wilayah 1.273,88 Km2, di mana jarak terjauh antara Utara dan
Selatan ± 46,8 Km dan antara Barat ke Timur ± 33,8 Km. Letak Kabupaten Bekasi
sangat strategis, dengan batas-batas wilayah yaitu: sebelah Utara adalah Laut Jawa,
sebelah Selatan Kabupaten Bogor, sebelah Barat Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan
Kota Bekasi, sedangkan Timur adalah Kabupaten Karawang.
Wilayah Kabupaten Bekasi mempunyai iklim Tropis dengan suhu antara 28 - 320
C, curah hujan pada musim basah 676 mm – 2630 mm atau rata-rata 1.280 mm per
tahun. Kelembaban tinggi antara 75 - 98% dengan rata-rata 80%. Kondisi topografi
(ketinggian dan kemiringan) Kabupaten Bekasi berada pada ketinggian 6 - 155 meter
dpl dengan kemiringan 0 - 25%. Kondisi wilayah termasuk tipe iklim yang mempunyai
sifat sedang dan cocok untuk tanaman pangan, palawija serta tanaman tahunan
lainnya. Kabupaten Bekasi dialiri oleh 6 buah aliran sungai yaitu Sungai Cikampek, Kali
Bekasi, Kali Cikarang, Kali Citarum, Kali Cikeas,dan Kali Cibeet.

2
KPDE Doc.
Kabupaten Bekasi Menyongsong Pasar Bebas dan Globalisasi

Dengan laju pertumbuhan sekitar 4,28 % pertahun; penduduk Kabupaten


Bekasi sekarang ini diperkirakan 2.027.092 jiwa, terdiri dari 1.035.852 (51,08%) laki-
laki dan 992.050 (48,92%) perempuan. Dilihat dari komposisi usia, menunjukkan usia
produktif (15–64 tahun) mencapai 1.399.252 orang atau 69%. Sedangkan yang belum
produktif (0–14 tahun) berjumlah 567.812 orang atau 28%, dan yang tidak produktif
lagi (usia 65 tahun ke atas) berjumlah 60.837 orang atau 3%. Dengan komposisi usia ini
maka beban ketergantungan penduduk mencapai 48,84%. Tingginya laju pertumbuhan
penduduk ini, bukan berarti Pemerintah Kabupaten Bekasi tidak berhasil dalam
melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) akan tetapi disebabkan tingginya
migrasi penduduk yang mencapai 4,28 % per tahun; sedangkan laju pertumbuhan
penduduk secara alamiah hanya sebesar 1,84% per tahun.
Besarnya laju pertumbuhan penduduk tidak terlepas dari pesatnya
pembangunan perumahan dan pemukiman, kawasan dan zona industri serta pusat
perdagangan dan aktivitas jasa. Kondisi ini berdampak terhadap ketenaga-kerjaan.
Sekarang ini diperkirakan penduduk kelompok usia kerja berjumlah 1.404.443 orang
(72,01%). Sementara itu, berdasar pendataan tahun 2006, pencari kerja yang
terdaftar atau tercatat sebanyak 22.435 orang. Kegiatan industri, jasa, dan
perdagangan memerlukan tenaga kerja yang besar.
Dinamisnya kegiatan perekonomian ini diharapkan dapat mendorong laju
pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan
memberikan penghasilan yang cukup tinggi bagi penduduk, sehingga kemakmuran
yang berkeadilan di Kabupaten Bekasi secara bertahap dapat tercapai.
Dilihat dari segi agama, sebagian besar penduduk Kabupaten Bekasi adalah
pemeluk agama Islam yaitu sebesar 94,10 dari total penduduk. Sedang agama yang
lain yang dianut komposisinya adalah Protestan 2,42%, Katolik 1,85%, Budha 1,09% dan
Hindu sebesar 0,54%.

II Administrasi Pemerintahan

Sejak diberlakukannya
desentralisasi pemerintahan dengan
titik berat berada pada level
Kabupaten dan Kota, maka roda
pemerintahan di Kabupaten Bekasi
dengan sendirinya berubah. Dalam
menjalankan roda pemerintahan,
Kabupaten Bekasi diselenggarakan
oleh Sekretariat Daerah yang
dibantu tiga Asisten (Asisten Tata
Praja, Asisten Ekonomi dan
Pembangunan, dan Asisten
Administrasi); 14 (Empat Belas Dinas
Gambar 1. Komplek Pemerintahan Kabupaten Bekasi Daerah) yaitu: Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Kehutanan; Dinas
Peternakan, Perikanan dan Kelautan; Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
Penanaman Modal Daerah; Dinas Perhubungan; Dinas Pengendalian Dampak
Lingkungan dan Pertambangan; Dinas Pendapatan Daerah; Dinas Kesehatan; Dinas
Tenaga Kerja; Dinas Pendidikan; Dinas Bina Marga dan Pengairan; Dinas Penataan dan

3
KPDE Doc.
Kabupaten Bekasi Menyongsong Pasar Bebas dan Globalisasi

Pengawasan Bangunan; Dinas Tata Ruang; Dinas Pemukiman dan Pertamanan; dan
Dinas Pasar dan Kebersihan; 5 (Lima) Badan, yaitu Badan Perencanaan Daerah; Badan
Pengawasan Daerah, Badan Kepegawaian Daerah; Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana; 1 (Satu) Rumah
Sakit Daerah (RSD); 5 (Lima Kantor) yaitu Kantor Pengolahan Data Elektronik dan Arsip
Daerah; Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat; Kantor Pemadam
Kebakaran; Kantor Pariwisata dan Kebudayaan; dan Satuan Polisi Pamong Praja; serta
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Selanjutnya, secara
administratif pemerintahan, Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 Kecamatan dan 187
desa. Setiap Kecamatan mempunyai ciri dan karakter serta potensi yang berbeda,
baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

III Potensi Strategis


Sebagai salah satu daerah yang strategis, Kabupaten Bekasi juga merupakan
jalur simpangan dan transit arus lalulintas perekonomian dari Ibukota Jakarta ke
Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah maupun sebaliknya. Kondisi geografis yang
sangat menguntungkan ini ditunjang dengan kualitas sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang sangat potensial, sehingga memposisikan Kabupaten Bekasi sebagai
lahan bisnis dengan prospek yang menjanjikan. Wilayah Kabupaten Bekasi menurut
fungsinya diklasifikasikan sebagai berikut:
(1) Daerah pertanian,
(2) Daerah industri,
(3) Pusat perdagangan dan jasa,
(4) Daerah pemukiman, dan
(5) Daerah pariwisata.
S
ebagai salah satu
pemasok beras nasional,
Kabupaten Bekasi memiliki
daerah pertanian lahan
basah seluas 74.422 Ha
yang berlokasi di wilayah
Utara. Sedangkan daerah
pertanian lahan kering
berlokasi di wilayah
bagian Selatan dengan
luas 8.209 Ha. Potensi
lahan sektor Kehutanan
dan Perkebunan adalah
Gambar 2. Letak Kabupaten Bekasi 28.057 Ha dengan
perincian penggunaan
lahan; Tanah Tegalan 10.880 Ha, Tanah Perkebunan Rakyat 5.072 Ha, Tanah Hutan
Rakyat 254 Ha, Tanah Hutan Bakau 10.481 Ha, Tanah Sementara belum diusahakan
1.274 Ha dan Rawa 1.274 Ha.
Kawasan dan zona industri di Kabupaten Bekasi meliputi areal seluas 9.772 Ha.
Pengembangan kawasan industri ini erat kaitannya dengan kebijakan nasional
pengembangan kawasan industri di Indonesia. Industri-industri yang masuk dalam
kawasan sebagian besar adalah industri pengolahan yang berorientasi kepada eksport,

4
KPDE Doc.
Kabupaten Bekasi Menyongsong Pasar Bebas dan Globalisasi

sehingga merupakan bagian penting dalam penerimaan devisa negara. Sedangkan


perdagangan dan jasa menyebar di sepanjang jalur utama jalan negara dan jalan tol.
Pengelompokan perdagangan dan jasa ini terjadi pada 3 titik utama yaitu Cikarang
Kota sebagai pusat perdagangan, di kawasan Industri MM 2100 Cibitung dan di dalam
kawasan Permukiman Lippo Cikarang. Perkembangan perdagangan dan jasa ini lebih
banyak dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dari Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Sesuai dengan letaknya di Utara Pulau Jawa, Kabupaten Bekasi mempunyai
potensi kepariwisataan laut dan darat. Potensi pariwisata yang beraneka ragam,
lokasinya tersebar dari bagian Utara hingga ke Selatan. Potensi pariwisata tersebut
terdiri dari obyek dan daya tarik wisata serta usaha jasa pariwisata. Obyek dan daya
tarik wisata meliputi obyek dan daya tarik wisata alam, obyek dan daya tarik wisata
budaya serta obyek dan daya tarik wisata minat khusus, yaitu antara lain pantai, situ,
sungai, panorama alam, hutan wisata dan lainnya. Obyek dan daya tarik wisata
budaya antara lain hasil kerajinan rakyat, bangunan peninggalan sejarah, kesenian
daerah, event-event tradisional. Sedangkan obyek dan daya tarik wisata minat
khusus, meliputi obyek dan atraksi wisata industri, wisata agro, wisata ziarah, wisata
belanja, wisata petualangan, wisata sungai dan lainnya. Adapun yang menjadi potensi
wisata unggulan, adalah objek dan daya tarik wisata alam, antara lain:
(1) Kawasan sekitar pantai Muaragembong,
(2) Bumi perkemahan Karang Kitri dan Rawa Abidin Bojongmangu,
(3) Wisata industri Lippo Cikarang,
(4) Wisata lingkungan Tarumajaya dan Muaragembong,
(5) Wisata minat khusus sejarah di Setu, dan
(6) Wisata belanja.

IV Tata Ruang dan Infrastruktur


Berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 1998 tentang Pemindahan
Ibukota Kabupaten Bekasi ke kawasan perkotaan Cikarang; konsekuensinya dilakukan
penyesuaian tata ruang wilayah dengan memperhatikan Kota Cikarang sebagai Ibukota
Kabupaten dan pusat pelayanan pemerintahan, yang merupakan bagian dari Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Sedangkan penataan pusat perkantoran Pemerintah
Kabupaten Bekasi, harus sejalan dengan penataan pemukiman yang didukung oleh
sektor perdangan dan jasa. Secara komprehensif, penataan daerah Kabupaten Bekasi
dituangkan dalam 3 (tiga) lingkup perencanaan yaitu Makro, Middle-Makro dan
Mikro.

A. Rencana Makro (Rencana Penataan Lingkup Kabupaten), berdasarkan rencana


tata ruang, daerah Kabupaten Bekasi mempunyai 5 (lima) fungsi strategis, yaitu:
(1) Fungsi Daerah Pertanian,
(2) Fungsi Daerah Industri,
(3) Fungsi Daerah Pemukiman,
(4) Fungsi Daerah Pariwisata, dan
(5) Fungsi Daerah Perdagangan dan Jasa.

Fungsi Daerah Pertanian, adalah mendudukkan dan mengembangkan Kabupaten


Bekasi sebagai salah satu daerah pemasok beras di Indonesia. Sebagian besar lahan
basah pertanian potensinya berlokasi di wilayah Utara yang meliputi Kecamatan
Muaragembong, Cabangbungin, Pebayuran, Kedungwaringin, Babelan, Sukatani

5
KPDE Doc.
Kabupaten Bekasi Menyongsong Pasar Bebas dan Globalisasi

dan Sukarya. Sedangkan untuk lahan kering sebagian besar berada di sebelah
Selatan yaitu di Kecamatan Setu, Serang Baru, Cibarusah dan Bojongmangu.

Fungsi Daerah Industri,


secara prinsip dari segi
wilayah di Kabupaten Bekasi,
industri dikembangkan
melalui dua pendekatan,
yaitu kawasan industri dan
zona industri. Pengembangan
kawasan industri erat
kaitannya dengan kebijakan
nasional tentang
pengembangan kawasan
industri di Indonesia.
Industri-industri yang masuk
dalam kawasan industri
sebagian besar adalah
industri pengolahan yang
berorientasi eksport,
keseluruhannya berjumlah ±
2980 industri baik PMA
maupun PMDN. Kawasan
Gambar 3. Kawasan Industri di Kabupaten Bekasi industri menjadi salah satu
sumber pemasukan devisa
negara. Dalam perkembangan terakhir sesuai tuntutan persaingan global, 7 (tujuh)
kawasan industri di Kabupaten Bekasi, yaitu:
o Jababeka,
o MM 2100,
o Deltamas,
o Lippo Cikarang,
o Hyundai,
o East Jakarta Industrial Park (EJIP),
o dan Bekasi Fadjar,
memposisikan dirinya sebagai “International Economic Zone”, dengan tujuan (1)
Memberikan layanan terpadu kelas dunia dalam rangka mendorong pertumbuhan
investasi dan meningkatkan daya saing di tingkat global, (2) Memperbaiki iklim
investasi, (3) Mempertahankan investasi Penanam Modal Asing (PMA) yang sudah
masuk dan beroperasi di Indonesia. Kawasan dan Zona industri, tersebar di
Kecamatan Tambun Selatan, Tambun Utara, Cikarang Pusat, Cikarang Barat,
Cikarang Timur, Cikarang Utara, Cikarang Selatan, Cibitung, Serang Baru dan Setu.

Fungsi Daerah Pemukiman, sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan


Ibukota Jakarta dan makin banyaknya pertumbuhan industri dan kawasan industri,
serta semakin meningkatnya perdagangan dan jasa, maka wajar bila pertumbuhan
penduduk Kabupaten Bekasi terlihat begitu besar per tahunnya. Dengan
pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, memerlukan sarana perumahan dan
pemukiman yang memadai bagi masyarakat dan hal ini tentunya sangat
berpengaruh bagi penyediaan lahan. Pemerintah Kabupaten Bekasi telah
merencanakan lahan pemukiman seluas 14.869 hektar yang dapat menampung

6
KPDE Doc.
Kabupaten Bekasi Menyongsong Pasar Bebas dan Globalisasi

penduduk kurang lebih 2.114.106 jiwa. Lahan seluas ini memanjang sepanjang
Jalur Utama Barat – Timur yang diapit oleh jalan negara dan rencana jalan tol
selatan.

Fungsi Daerah Pariwisata, pengembangan pariwisata di Kabupaten Bekasi erat


kaitannya dengan pengembangan kepariwisataan di DKI Jakarta. Diharapkan
wisatawan yang mengunjungi objek wisata di DKI Jakarta akan melanjutkan
perjalanan untuk mengunjungi objek wisata yang ada di Kabupaten Bekasi. Untuk
itu Pemerintah Kabupaten Bekasi akan membangun dan mengembangkan daerah
yang berpotensi sebagai kawasan dan obyek wisata. Dalam pembangunan
kepariwisataan dikembangkan 2 (dua) bagian utama yaitu wisata laut/bahari dan
wisata alam. Untuk kawasan wisata laut/bahari berlokasi di Kecamatan
Tarumajaya dan Muaragembong. Sedangkan wisata alam dikembangkan di daerah
Kecamatan Serang Baru, Bojongmangu dan Cibarusah,

Fungsi Daerah Perdagangan dan Jasa, pesatnya laju pertumbuhan penduduk dan
dinamisnya perekonomian masyarakat mengakibatkan peningkatan daya beli
sebagian besar masyarakat Bekasi. Hal ini dapat dilihat dengan pesatnya
pertumbuhan dan perkembangan kawasan perdagangan dan jasa, yang umumnya
menyebar di sepanjang jalur utama jalan negara dan jalan tol. Terdapat 3 titik
utama pengelompokan perdagangan dan jasa yaitu di Kecamatan Cikarang Pusat
sebagai pusat perdagangan dan jasa lama, di Kawasan Industri MM-2100 Kecamatan
Cibitung dan di Kawasan Pemukiman Lippo Kecamatan Cikarang Timur.

Penambahan Ruas Jalan, sebagai


sarana penting untuk mendukung
kegiatan kemasyarakatan, ekonomi,
kepariwisataan, pembangunan
dan mobilitas penduduk, untuk
Gambar 4. Akses tol langsung ke Kawasan mempermudah dan memperlancar akses
Industri ke Pusat Perkantoran dan Pemerintah
Kabupaten Bekasi serta ke wilayah
Kecamatan, dibangun sarana jalan, yaitu:
(1) Pembangunan jalan baru sebanyak sembilan ruas,
(2) Peningkatan dan atau pelebaran tujuh ruas jalan.
Pembangunan jalan baru, mencakup: (1) Untuk menghubungkan wilayah
Kecamatan Tarumajaya dan Muaragembong ke Pusat Pemerintahan yang berada
di Desa Sukamahi Kecamatan Serang Baru dibangun jalan dari Muaragembong
ke jalan sejajar Cikarang Bekasi Laut (CBL) di sisi Utara sampai dengan Simpang
Susun STA 36+700; (2) Untuk melayani masyarakat Desa Pantaibakti di
Kecamatan Muaragembong direncanakan ke arah Utara dan Timur (ke
perbatasan Karawang) sejajar anak sungai Citarum; (3) Untuk menghubungkan
Wilayah Kecamatan Babelan ke pusat pemerintahan dibuat jalan baru mulai
dari Desa Babelan Kota menuju ke jalan jajaran Cikarang Bekasi Laut (CBL); (4)
Sedangkan untuk menghubungkan Wilayah Kecamatan Cabangbungin dibuat
jalan dari Desa Sindangjaya ke Desa Sukaindah; (5) Untuk mengantisipasi atau
mengalami bangkitan (pertumbuhan) lalu lintas akibat pembangunan kawasan
industri dan kegiatan lainnya direncanakan pembagunan jalan tol Cikarang
Tanjung Priok menyusuri sisi Selatan sungai Cikarang Bekasi Laut (CBL); (6)
Untuk mengurangi kepadatan lalulintas di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek,

7
KPDE Doc.
Kabupaten Bekasi Menyongsong Pasar Bebas dan Globalisasi

direncanakan dibangun jalan tol Selatan (jalan tol Jakapurwa) sejajar dengan
jalan tol Jakarta-Cikampek, di samping itu jalan tol ini direncanakan pula
untuk melayani arus lalu lintas dari arah Timur Pulau Jawa yaitu dari Jawa
Tengah dan Jawa Timur; (7) Khusus untuk kemudahan pencapaian ke pusat
perkantoran pemerintah Kabupaten Bekasi melalui jalan tol Jakarta-Cikampek,
dibangun simpang susun baru (Interchange) pada STA 36+700 di Desa
Hegarmukti; (8) Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan negara
direncanakan dibangun jalan disebelah kiri-kanan saluran Tarum Barat dari
mulai perbatasan Karawang sampai dengan perbatasan Kota Bekasi; (9) Untuk
menghubungkan kawasan-kawasan industri maupun perumahan dibangun jalan
antar kawasan yang membentang dari Bekasi Timur sampai ke perbatasan
Karawang.
Peningkatan dan pelebaran ruas jalan, meliputi: (1) Jalan Cikarang-Sukatani-
Cabangbungin; Peningkatan maupun pelebaran ruas jalan ini untuk melayani
angkutan hasil pertanian dari Kecamatan Cabangbungin, Sukatani, dan
Sukakarya. Jalan tersebut berfungsi sebagai jalan penghubung
utama antar Kecamatan disamping itu juga untuk mengantisipasi
perkembangan/pertumbuhan Kecamatan-kecamatan; (2) Jalan Tambelang-
Cikarang, ruas jalan ini untuk memperlancar arus lalu lintas, baik barang
maupun orang dari Kecamatan Tambelang ke pusat Ibukota Kabupaten Bekasi.
Jalan tersebut juga dipergunakan untuk pengangkutan hasil produksi pertanian
ke pusat pemasaran (Pasar Cikarang); (3) Jalan Pebayuran-Kedungwaringin,
ruas jalan ini ditingkatkan kapasitasnya, di samping untuk pengangkutan hasil
pertanian dan hasil pertambangan pasir juga digunakan sebagai jalur
perekonomian masyarakat ke pasar Bojong, selain itu juga untuk memperlancar
jalannya roda pemerintahan; (4) Jalan Tarumajaya-Cikarang Bekasi Laut (CBL),
peningkatan ruas jalan ini untuk mempersingkat jarak tempuh dari dan ke
pusat Ibukota Kabupaten melalui jalan sejajar dengan Cikarang Bekasi Laut
(CBL). Jalan ini merupakan jalan alternatif yang menuju lansung ke wilayah DKI
Jakarta, (5) Jalan Setu-Serang-Tegaldanas, ruas jalan ini merupakan jalan
lingkar Selatan yang cukup potensi digunakan untuk lalu lintas hasil industri
bata, genteng dan galian C dan merupakan jalur alternatif menuju kawasan
Barat (Kota Bekasi dan DKI Jakarta) melalui Bantargebang demikian juga
sebaliknya untuk aktivitas/kegiatan lain menuju Pusat Pertokoan Kota Bekasi;
(6) Jalan Cibarusah-Tegaldanas; peningkatan ruas jalan ini untuk
mempersingkat jarak tempuh dari Kecamatan Cibarusah ke Pusat Pemerintahan
Kabupaten Bekasi; (7) Jalan Lemahabang-Tegaldanas, peningkatan ruas jalan
ini untuk menghubungkan Pusat Pemerintahan Kabupaten Bekasi ke jaringan
jalan negara dan stasiun Lemahabang maupun ke perumahan pegawai Pemda di
Cikarang Baru, yang ke depannya merupakan jalur jalan padat dilintasi
kendaraan-kendaraan dari dan arah jalan negara.

B. Rencana Middle Makro (Rencana Penataan Lingkup Ibukota), posisi lokasi pusat
perkantoran Ibukota Kabupaten Bekasi, berada disebelah Selatan bagian Timur
dari jalan tol Jakarta-Cikampek, letaknya cukup strategis, sehingga apabila
dihubungkan dengan beberapa jaringan jalan yang memadai, maka mobilitas dan
akses transportasi dengan mudah dapat menjangkau dari dan ke seluruh wilayah
Kabupaten Bekasi. Jaringan jalan yang akan dibangun, yaitu: (1) Melalui jalan tol
Jakarta-Cikampek dibuka Interchange (simpang susun) pada STA 36+700 sekitar
Tegaldanas, di Desa Hegarmukti, Kecamatan Cikarang Pusat. Pembangunan

8
KPDE Doc.
Kabupaten Bekasi Menyongsong Pasar Bebas dan Globalisasi

simpang susun tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pemakai


jalan dari dan ke wilayah Kabupaten Bekasi termasuk ke Pusat Perkantoran
Pemerintah Kabupaten Bekasi; (2) Pembangunan dan pelebaran jalan Inspeksi
Kalimalang pada sisi sebelah Utara maupun Selatan yang berfungsi sebagai jalan
utama antar Kabupaten yang menghubungkan Kota Bekasi, DKI Jakarta dan
Kabupaten Karawang; (3) Peningkatan dan pelebaran jalan Setu-Serang-Tegaldanas
yang semula dengan lebar 6-8 meter menjadi lebar DMJ 40 meter yang
menghubungkan wilayah sebelah Barat ke Pusat Pemerintahan dan berfungsi juga
sebagai jalan penghubung antar Kecamatan termasuk digunakan sebagai jalan
pengangkut bahan bangunan dan industri bata dan genteng; (4) Jalan antar
Kawasan Industri mulai dari pintu Tol Cibitung sampai Tegaldanas dengan lebar 40-
56 meter terletak di sebelah Selatan jalan Tol Jakarta-Cikampek yang diharapkan
juga dapat mengurangi kepadatan lalu lintas pada jalur jalan tol dan jalan
kabupaten atau jalan negara; (5) Peningkatan jalan Cikarang-Cibarusah yang
semua lebar antar 12-25 meter menjadi 40 meter, merupakan jalan penghubung
utama yang membentang dari Selatan sampai Utara (jalan negara) yang berfungsi
sebagai jalan pengangkut hasil industri bata, genteng, dan galian golongan C; (6)
Pembangunan jalan tol dari Tegaldanas (STA.36+700) – Cikarang – Tanjung Priok
dengan lebar antara 60-80 meter akan menjadi jalan yang langsung menuju
Ibukota Negara, diharapkan juga dapat mengurangi beban jalan tol yang ada; (7)
Peningkatan jalan Lemahabang-Tegaldanas menghubungkan jalan yang langsung
dari jalan negara menuju Pusat Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi yang
semula dengan lebar 6-8 meter menjadi 20 meter; (8) Peningkatan dan pelebaran
jalan nasional (jalan negara) Bekasi-Karawang direncanakan selebar 30 m dan pada
tahap pertama selebar 20 m, saat ini sedang dalam pembangunan; (9)
Pembangunan jalan Serang-Sukamahi dengan lebar 12 m merupakan jalan
alternatif menuju Pusat Perkantoran Pemerintah dari arah Barat
Dibangun dan atau ditingkatkannya jalan-jalan tersebut, diharapkan
permasalahan transportasi termasuk kemacetan yang terjadi di kemudian hari
dapat dihindarkan. Selain itu, penataan fasilitas dan ruang publik termasuk
pertamanan dan penghijauan, secara bertahap dibangun, antara lain: (1) Masjid
Agung dan Islamic Centre; (2) Terminal antar kota; (3) Rumah Sakit Umum Daerah;
(4) Pusat-pusat perdagangan dan jasa; (5) Lokasi pekan raya Bekasi dan pusat
promosi produk industri besar dan kecil; (6) Stadion, Gelanggang Olah Raga (GOR)
dan Alun-alun Kota; (7) Monumen. Penempatan fasilitas dan ruang publik harus
sedemikian rupa sehingga selain mudah dijangkau dari kawasan pemukiman, juga
dapat terlihat dengan baik dari lokasi-lokasi tertentu.
Sebagai urat nadi suatu kota, sistem transpotasi harus ditata dengan
baik. Sehat tidaknya suatu kota dapat dilihat melalui kondisi sistem
transpotasinya. Terminal antar kota sebagai salah satu fasilitas dalam sistem
transpotasi harus berada pada lokasi yang mudah dijangkau dan tidak menggangu
sistem transpotasi dalam kota. Terminal antar kota merupakan simpul di mana
angkutan-angkutan antar kota dapat berinteraksi dengan angkutan-angkutan dalam
kota. Dengan demikian penempatan terminal antar Kota harus sedemikian rupa
sehingga rute kendaraan dalam kota dapat bermuara di lokasi tersebut tanpa
mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan lainnya, termasuk kendaraan-
kendaraan angkutan antar kota. Rencana awal lokasi terminal antar kota ini adalah
di Desa Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat. Lokasi tersebut berdekatan dengan
rencana interchange di STA 36±700 yang baru. Disain terminal mengikuti pola
keseimbangan sirkulasi penumpang dan arus kendaraan yang akan berangkat dan

9
KPDE Doc.
Kabupaten Bekasi Menyongsong Pasar Bebas dan Globalisasi

baru tiba secara terpisah. Jalan keluar masuk terminal akan menggunakan jalur
jalan kolektor primer yang merupakan jalan antar kawasan.
Selain rumah sakit swasta, baik yang berada di kawasan industri maupun
di luar kawasan industri, direncanakan pula dibangun rumah sakit daerah (RSUD) di
Desa Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat, di mana lokasinya berdekatan dengan
pusat pemerintahan. Dengan tersebarnya rumah sakit, diharapkan dapat melayani
masyarakat baik untuk wilayah utara maupun wilayah selatan Kabupaten.

Pusat-pusat
perdagangan dan jasa
direncanakan tersebar di
beberapa kawasan yaitu:
di Desa Cikarang Kota,
Kawasan Jababeka, Graha
Buana Cikarang, MM 2100,
EJIP, Lippo Cikarang dan
Deltamas. Menyebnya
pusat-pusat perdagangan
dan jasa diharapkan beban
jalan dapat merata
sehingga kemacetan dapat
dihindari. Kegiatan
perdagangan dan jasa,
tidak hanya diarahkan
pada pemenuhan
kebutuhan setempat akan
tetapi dikembangkan ke
arah kegiatan perdagangan
Gambar 5. Infrastruktur industri dan jasa. dan jasa yang bersifat
nasional maupun
internasional. Hal ini didukung oleh keberadaan kawasan industri yang produk-
produknya saat ini telah berorientasi eksport. Dengan demikian perdagangan dan
jasa di Kabupaten Bekasi dapat menjadi daya tarik tersendiri. Hal yang sama juga
dalam upaya membangun pusat-pusat promosi, baik untuk produk industri besar
dan industri kecil, yang tidak dapat dipisahkan dengan pusat-pusat perdagangan
dan jasa. Adanya pusat-pusat promosi produk industri besar dan industri kecil
merupakan tolok ukur bagi perkembangan industri besar maupun industri kecil di
wilayah Kabupaten Bekasi.
Sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Bekasi, keberadaan
alun-alun kota merupakan hal yang harus dipenuhi. Alun-alun merupakan tempat
di mana interaksi sosial budaya masyarakat berlangsung. Alun-alun pada umumnya
digunakan pula sebagai tempat rekreasi dan olah raga. Karena alun-alun
merupakan tempat berkumpulnya masyarakat, maka alun-alun juga merupakan
tempat di mana sektor informal seperti pedagang kaki lima mengambil tempat.
Agar kesemrawutan akibat pedagang kaki lima tersebut tidak terjadi, maka harus
disediakan tempat khusus bagi pedagang kaki lima di sekitar alun-alun.
Dalam rangka membangun dunia olah raga, baik yang beroreintasi
prestasi maupun untuk memelihara kesehatan masyarakat, Kabupaten Bekasi akan
membangun Komplek Gelangang Olah Raga (GOR). Di dalam komplek ini
diharapkan tersedia fasilitas utama dalam rangka menunjang berbagai kegiatan

10
KPDE Doc.
Kabupaten Bekasi Menyongsong Pasar Bebas dan Globalisasi

keolahragaan antara lain: Stadion sepak bola, lintasan atletik, lapangan tenis,
voley ball, kolam renang dan bangunan fasilitas olah raga lainnya, sesuai dengan
standar yang telah ditentukan sehingga nantinya dapat dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatan olah raga baik skala daerah, regional maupun nasional. Alun-
alun, stadion, dan Gelangang Olah Raga direncanakan berlokasi di jalur utama
gerbang masuk ke pusat perkantoran Pemerintahan yang berlokasi di Desa
Sukamahi Kecamatan Cikarang Pusat.
Untuk menunjang kegiatan promosi hasil industri rumah tangga, industri
kerajinan, industri kecil dan industri lainnya maka pemerintah merencanakan
mengadakan kegiatan dalam waktu-waktu tertentu seperti misalnya Pameran
Pembangunan, Pameran Teknologi Tepat Guna maupun Pekan Raya Bekasi (PRB).
Untuk itu diperlukan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan-kegiatan
periodik sebagaimana tersebut di atas. Bangunan Pekan Raya Bekasi ini
direncanakan berlokasi di sekitar alun-alun kota. Selain itu, dalam upaya
mensosialisasikan dan mengenalkan ciri khas dan jati diri Kabupaten Bekasi
direncanakan akan dibangun monumen di lokasi-lokasi strategis antar lain di
gerbang masuk komplek pusat pemerintahan.

C. Rencana Mikro (Rencana Penataan Perkantoran Pemda/Pusat Pemerintahan),


Pusat Pemerintahan Kabupaten Bekasi dibangun di atas lahan seluas 40 Ha. 15 Ha
diantaranya diperuntukan bagi perumahan dinas dan arena olah raga. Pusat
perkantorannya sendiri akan menggunakan lahan seluas 25 Ha. Lahan perkantoran
ini terletak diatas bukit dengan titik tertinggi ± 62,5 m dan titik terendah ± 42,5 m
di atas permukaan laut. Lahan ini merupakan lereng yang miring dari arah Barat
Laut ke arah Tenggara.
Adapun konsep penataan tapak pusat pemerintahan sendiri meliputi 3
(tiga) aspek pokok yaitu : (1) Pola lingkaran dan pentagonal yang simestris, formal
serta bersifat memusat dan menyebar; (2) Plaza sebagai ruang terbuka utama yang
menjadi tSitik pusat Landmark; (3) Poros jalan utama yang merupakan pembentuk
lingkaran khirarki, penghubung utama menuju kawasan serta mengikat hubungan
filosofis antara pusat pemerintahan dengan alun-alun, stadion dan Gelanggang
Olar Raga (GOR). Pandangan dari luar tapak sepanjang poros jalan utama akan
berakhir pada Bangunan Kantor Bupati yang merupakan klimaks dari arah
pandangan tersebut. Konsep ini dikaitkan dengan konsep arkade sebagai
pembentuk indentitas ruang.
Dari sisi arsitektur bangunan, konsep yang diterapkan adalah: (1)
Menampilkan bentuk dan ciri arsitektur setempat sesuai dengan aspek sosial
budaya, terutama yang berkaitan dengan masalah iklim, cuaca, suhu, ventilasi,
orientasi dan lain-lain; (2) Penggunaan disain yang disesuaikan melalui keterkaitan
arsitektur di lingkungan masyarakat Bekasi.
Perencanaan pengadaan utilitas dan fasilitas Pusat Perkantoran Pemerintah
Kabupaten Bekasi sejalan dengan perencanaan pengadaan utilitas dan fasilitas Kota
Baru Deltamas. Secara garis besar mencakup:
 Sistem Penyediaan Air Bersih, berdasarkan hasil studi Lembaga Afiliansi
Penelitian Industri (LAPI) – ITB, kebutuhan air bersih yang diperlukan untuk
melayani seluruh kawasan Deltamas sebesar 1,6 m3/detik, yang terdiri dari :
(1) Kebutuhan untuk pelayanan pemukiman sebanyak 54.000 rumah (2.600.000
jiwa) sebesar 0,451 m3/detik; (2) Kebutuhan untuk kawasan komersial dan
kawasan bisnis sebesar 0,346 m3/detik; (3) Sedangkan untuk kawasan industri
sebesar 0,675 m3/detik.

11
KPDE Doc.
Kabupaten Bekasi Menyongsong Pasar Bebas dan Globalisasi

 Sistem Pembuangan Air Hujan, sistem drainase direncanakan meliputi saluran


primer atau sungai, saluran sekunder dan saluran tersier. Sistem saluran
pembuangan air hujan ini merupakan saluran terbuka dan terletak ditepi jalan
atau bagian muka Kapling atau Persil lahan bangunan, yang akan disalurkan ke
sungai Cipamingkis dan Cibeet. Selain itu untuk menghindari kemungkinan
terjadinya bahaya banjir dan untuk memelihara serta meningkatkan cadangan
air tanah dangkal, maka dibuat sumur-sumur resapan air hujan.
 Sistem Pembuangan Air Kotor/Air Limbah, besarnya air limbah domestik
(rumah tangga) yang dihasilkan, rata-rata bekisar 70%-80% dari kebutuhan air
bersihnya. Sistim pengelolaan yang direcanakan akan dilakukan secara
individual melalui septictank, pada tahap selanjutnya air buangan dari aktivitas
domestik direncanakan disalurkan menuju instalasi pengolahan air limbah yang
terpusat. Air limbah yang telah diolah pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) selanjutnya dibuang ke sungai Cipamingkis dan Cibeet.
 Sistem Jaringan Listrik, pelayanan kebutuhan listrik sepenuhnya akan dikelola
oleh Peruasahaan Listrik Negara (PLN). Jalur listrik yang ada pada saat ini
adalah : (1) Jalur teganan ekstra tinggi 500 KV dari Cirata dan Muara Tawar ke
Gardu Induk Cibatu; (2) Jalur tegangan listrik 150 KV dari Gardu Induk Cibatu
disalurkan ke kawasan industri Karawang. Dari Gardu Induk Cibatu akan
mensuplai tegangan 150 KV yang ditransformasikan menjadi 60 KV, dan dari
gardu menengah akan dialihkan ke gardu distribusi yang akan tersebar di
seluruh kawasan. Distribusi ke setiap bangunan dilakukan menggunakan kabel
bawah tanah.
 Persampahan, rencana penanganan persampahan untuk kawasan perkotaan
Cikarang dibuang ke tempat pembuangan akhir dengan sistem Landfill, di lokasi
Desa Karangindah Kecamatan Bojongmanggu.
 Pemakaman, untuk penyediaan tempat pemakaman umum direncanakan
berlokasi antara perbatasan Desa Nagasari dan Cicau, Kecamatan Serang Baru.

V Penutup
Pembangunan di Kabupaten Bekasi, dilihat dari indikator-indikator yang lazim
digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan secara kuantitatif dan
kualitatif kecenderungannya menunjukkan peningkatan. Kabupaten Bekasi di era
desentralisasi, pasar bebas yang kompetitif dan globalisasi yang menuntut
profesionalitas dan kompetensi, senantiasa mengantisipasi perubahan lingkungan
strategik yang sejalan dengan visi Manusia Unggul Yang Agamis Berbasis Agribisnis
dan Industri Berkelanjutan. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bekasi, didukung
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Manajemen Tujuh Kawasan Industri, siap
menyongsong pasar bebas dan era globalisasi ekonomi yang kompetitif.

12
KPDE Doc.

You might also like