You are on page 1of 2

Cerita

Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak serta Ekonomi Keluarga

ACCESS Tahap II

keberadaan posyandu merupakan bahagian dari sebuah proses pembangunan untuk mencapai keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Berdasarkan hal itu, Wa Nadia beserta kader posyandu lainnya akhirnya memaksa petugas kesehatan Kecamatan Lawa untuk selalu bisa hadir pada kegiatan posyandu setiap bulannya. Tidak sekedar bidan, tetapi dokterpun juga hadir dalam kegiatan Posyandu Sadamora. Sehingga fungsi 5 (lima) meja dalam kegiatan posyandu menjadi maksimal, dengan membuka pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat umum. Pemanfaatan Obat Tradisional CD Bethesdha Jogjakarta sebagai strategic patners ACCESS Phase II secara khusus juga memberikan pelatihan pengelolaan obat tradisional. Wa Nadia beserta kader posyandu lainnya mengakui, bahwa sebelum lokalatih yang dilakukan oleh CD Bethesda, diantara mereka para kader posyandu tidak ada yang mengetahui jenis-jenis tanaman obat tradisional yang banyak tumbuh di desa mereka dan sejatinya bisa dimanfaatkan. Parahnya lagi selama ini mereka hanya menganggapnya sebagai rumput atau tanaman liar. Akan tetapi, setelah mengikuti lokalatih pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional Wa Nadia beserta kader-kader posyandu lainnya menjadi mengerti jenis-jenis tanaman obat yang bisa dimanfaatkan. Bahkan saat ini mereka sudah dapat meramu obat-obat tradisional serta membuat beragam minuman instan dari tanaman-tanaman yang banyak tumbuh di desa mereka. Sebelum kami mengikuti lokalatih yang diadakan oleh ACCESS, balita-balita hampir di semua desa di Kecamatan Lawa terserang wabah penyakit gatal yang berair. Kami akhirnya minta pada dinas kesehatan untuk melakukan pemerikasaan massal pada para balita, tetapi wabah penyakit tersebut tidak kunjung mereda, ujar Wa Nadia. Pada saat lokalatih mengenai pemanfaatan tanaman obatobatan, diajarkan oleh CD Bethesda cara pembuatan salep gatal. Awalanya Wa Nadia ragu, akan tetapi setelah dia coba salep gatal tradisional tersebut pada anaknya ternyata bintik-bintik gatal yang berair di tubuh anaknya mulai mengering. Hal itu tentunya merupakan hal yang menyenangkan dan

walnya Wa Nadia (32 tahun) hanya beranggapan bahwa kegiatan posyandu adalah sebuah rangkaian kegiatan yang dilakukan hanya untuk ibu hamil dan balita. Sejak menjadi kader posyandu 6 (enam) tahun lalu, Wa Nadia hanya melakukan rutinitas menimbang dan membagikan makanan tambahan. Akan tetapi semenjak Yayasan Lambu Ina yang merupakan mitra ACCESS Phase II di Kabuptaen Muna Sulawesi Tenggara melakukan dampingan di Posyandu Sadamora Desa Lalemba, Kecamatan Lawa, ada informasi baru yang dia peroleh. Posyandu ternyata tidak hanya diperuntukkan untuk aktifitas menimbang bayi, memberikan layanan KB, serta memberikan asupan makanan tambahan bagi balita. Tetapi posyandu bisa dijadikan sebagai pusat informasi dan wahana diskusi bagi masyarakat untuk membahas beberapa hal seperti; kesehatan masyarakat, kesehatan reproduksi, dan persoalan sosial lainnya seperti kemiskinan. Diskusi yang sering diadakan akhirnya membuka wawasan para kader Posyandu Sadamora bahwa

Cerita

ACCESS Tahap II
bupati Muna, yaitu mewujudkan Muna Sehat 2015, dimana salah satu isinya adalah setiap desa harus menanam satu jenis obat tradisional yang bisa mendatangkan ekonomi. Saat ini Desa Lalemba mulai mengembangkan tanaman-tanaman obat tradisional. Tidak hanya 1 (satu) desa 1 (satu) tanaman akan tetapi 1 (satu) dasawisma 1 (satu) tanaman obat tradisional. Alasan mengapa 1 (satu) dasawisma 1 (satu) tanaman obat tradisional kami ambil agar Desa Lalemba tidak kehabisan bahan baku dalam pengolahan tanaman tersebut menjadi obat-obatan tradisional, sehingga kami tidak harus menunggu dari desa lain, terang Wa Nadia. Saat ini, Wa Nadia beserta kader Posyandu Sadamora tengah memproduksi salep gatal, penambah nafsu makan anak, obat batuk sirup, wedang secang (untuk penghangat badan) yang semuanya berasal dari tanaman obat-obatan yang ditanam di pekarangan rumah mereka. Hasil produksi ini tidak hanya dinikmati oleh warga Desa Lalemba saja, namun mulai dipasarkan ke desa-desa lain. Jadi selain keluarga sehat akibat obat-obatan tradisional para kader posyandu juga memperoleh tambahan penghasilan dari pengolahan tanaman-tanaman obat di pekarangan rumah mereka.

dan memberikan motivasi lebih untuk dia bisa mempraktekkan beragam obat tradisional lainnya. Kepercayaan Warga dan Pemerintah Setelah mengalami keberhasilan tersebut, Wa Nadia kemudian membagikannya pada peserta Posyandu Sadamora. Dan setelah semuanya juga merasakan kesembuhan dari penyakit gatal-gatal, Wa Nadia mengabarkan berita baik ini pada peserta lokalatih lainnya bahwa apa yang mereka dapatkan pada lokalatih pemanfaatan tanaman obat tradisional terbukti khasiatnya. Selanjutnya Wa Nadia juga memberanikan diri untuk mengundang petugas kesehatan dan ketua tim penggerak PKK Kabupaten Muna untuk menjelaskan bagaimana pentingnya pemanfaatan tanamantanaman obat tradisional bagi kesehatan keluarga. Tidak disangka, apresiasi yang luar biasa diberikan pada Wa Nadia. Petugas kesehatan serta ketua tim penggerak PKK Kabupaten Muna sepakat, bahwa membuat penambah nafsu makan anak, sirup obat batuk, salep gatal, serta pemberian makanan tambahan bagi anak tidaklah terlalu sulit asalkan kita bisa memanfaatkan tanaman obat-obatan yang bisa ditanam di pekarangan rumah. Apa yang dilakukan oleh Wa Nadia dan kader Posyandu Sadamora bergayung sambut dengan misi

You might also like