You are on page 1of 33

IV.

HIPOFISIS

1. Anatomi dan perkembangan


2. Regulasi aktivitas hipofisis
3. Hormon ynag dihasilkan hipofisis
4. Fungsi hormon hipofisis
1. Anatomi dan perkembangan
• Hipofisis terletak pada dasar otak di sela
tursika pada tulang sphenoid
• Berhubungan dengan hipotalamus melalui
tangkai hipofisis (infundibulum)
• Dibedakan atas tiga bagian utama:
– Adenohipofisis (lobus anterior, pars distalis)
– Lobus intermedier (pars intermedia)
– Neurohipofisis (lobus posterior, pars nervosa)
Posisi Kelenjar Hipofisis pada manusia
Perkembangan kel. hipofisis
• Neurohipofisis terbentuk dari evaginasi lantai
diencephalon yang disebut infundibulum
• Adenohipofisis terbentuk dari derivat ektoderma mulut
yang disebut kantung Rathke
• Pada saat kantung Rathke kontak dengan infundi-bulum,
ia dihubungkan dengan ektoderma mulut oleh suatu
tangkai yang berongga.
• Rongga pada kantung Rathke menjadi celah yang
memisahkan pars intermedia dan adenohipofisis. Bagian
lateral kantung Rathke berkembang menjadi pars tuberalis
yang berpasangan atau berfusi (tergantung spesies).
SKEMA PERKEMBANGAN KELENJAR HIPOFISIS
Skematis anatomi kelenjar hipofisis
Adenohipofisis
• Tipe sel penyusun
– Acidophil (eosin, orang G, erythrosin)
– Basophil (priodic acid Schiff/PAS, eldehyde
fuscin)
– Chromophob (tidak terwarna oleh pewarna sam
ataupun basa
• Tipe sel menurut hormon yang dihasilkan
– Somatotrop - Thyroprop
– Mammotrop - Gonadotrop
Tipe sel dan hormon yang dihasilkan
Tipe sel Hormon Ukuran Pewarnaan
granula (nm)
Somatotrop GH (protein) 300-500 acidophil
Mammotrop Prl (protein) 600-1000 acidophil
Corticotrop ACTH (protein) 150-200 basophil
Thyrotrop TSH (glikoprot) 100-150 basophil
Gonadotrop LH dan FSH 100-300 basophil
(glikoprotein)
Neurohipofisis
• Tersusun atas jaringan syaraf terutama serabut
syaraf yang berasal dari magnoselular neuron di
PV nuclei dan SO nuclei
• Akson dan terminal magnoselular neuron
menempati 40% dari neurohipofisis sisanya
berupa sel neuroglial yang disebut pituicyte
• Ada dua tipe pituicyte:
– Pituicyte memanjang dengan sedikit sitoplasma,
terletak pada tangkai neural
– Pituicyte dengan prosesus pendek dan banyak
sitoplasma, terletak pada lobus posterior
Hormon Neurohipofisis

• Hormon neurohipofisis berupa peptida dengan 8


macam asam amino  oktapeptida

Tyrosine

Isoleucine Cysteine
s
s
Glutamine Cysteine Proline Leucine Glycine
(NH2)
Asparagine
Struktur Oxytocin
Hormon neurohipifisis dikelompokkan menjadi
• Peptida basa (antidiuretic-vasoactive)
1. Arginine vasotocine (AVT)
2. Arginine vasopressin (AVP)
3. Lysine vasopressin (LVP)
4. Phenylpressin
• Peptida netral
1. Oxytocin
2. Mesotocin
3. Valitocin
4. Isotocin
5. Glumitocin
6. Aspartocin
Pars Intermedia
• Ukuran dan bentuk bagian ini bervariasi manurut
spesies
– Terdiferensiasi dengan baik pada teleostei, amphibia
dan reptilia
– Tidak dijumpai pada aves dan mammalia dewasa
– Pada orang dewasa bag ini bersifat rudimenter (hanya
terdapat pada tahap embrional dan fetal)
• Hormon yang dihasilkan melanocyte stimulating
hormone (MSH)
– Strukturnya identik dengan 13 asam amino pertama
dari ACTH
2. Fungsi dan Regulasi aktivitas hipofisis
• Perkembangan penelitian tentang fungsi hipofisis
– Pengambilan hipofisis (hipofisektomi)
• Ekspose tulang di bawah hipofisis
• Pengambilan tulang
• Pengambilan kelenjar
• Penutupan lubang pada atap mulut
– Pengamatan terhadap efek yang muncul
• Terhambatnya pertumbuhan (hewan muda)
• Kehilangan berat barat (hewan dewasa)
• Atropi pada sistem genetalia, kel tiroid, paratiroid,
dan korteks kel adrenal
• Ditinjau dari fungsinya hipofisis lebih tepat sebagai
efektor dibanding integrator
• Aktivitas hipofisis diatur oleh otak terutama hipotalamus
System syaraf pusat

Hipotalamus
Releasing
/inhibiting
hormone

Adenohipofisis Neurohipofisis

Sistem peredaran darah

Hormon tropik Hormon langsung

Organ target Organ target Organ target


Hormon pertumbuhan (Growth hormone
/somatotropin)
 Sudah diisolasi dari beberapa spesies vertebrata
 Kerja/fungsi GH
o Memacu pertumbuhan jaringan somatis (jaringan
tulang dan lunak)
o Memacu transport asam amino ke dalam sel dan
penggabungan asam amino ke dalam protein struktural;
meningkatkan mRNA sitoplasmik
o Ikut perperan dalam proses metabolisme lemak dan
karbohidrat
o Diduga dimediasi oleh somatomedin  pengikatan
sulfat ke tulang rawan
GH (lanjutan)

• Effek biologis GH bersifat spesies spesifik


• Defisiensi GH  menghambat pertumbuhan
(dwarfism)
• Tumor pada somatotroph
– Pada anak-anak  gigantisme
– Pada orang dewasa  acromegaly
• Sekresi GH diatur oleh hipotalamus melalui GHRH
sebagai pemacu dan somatostatin (SRIF:
somatotropin release inhibiting factor)
• Sekresi GH berfluktuasi selama 24 jam dengan kadar
maksimal pada jam 22.00-02.00 (4 jam pertama saat
tidur malam hari)
Pengaturan sekresi GH

•Latihan fisik • obesitas


•Puasa Sistem syaraf • asam lemak
•Kekurangan pusat bebas
protein •glukokortikoid

Hipotalamus

GHRH SRIF

Hipofisis

GH

Berbagai organ target


PROLAKTIN
• Disebut juga laktogen, mammotropin, laktogenik
hormon
• Dapat memacu laktasi pada kelinci “pseudopregnant”
• Struktur mirip dengan GH  GH dapat berfungsi sbg
laktogen pada primata (Kleinberg&Todd, 1980)
• Memiliki beberapa fungsi (85 dari seluruh vertebrata)
– Reproduksi mamotropik, “parenting” hormone
– Pertumbuhan
– Integumen dan derivatnya
– Osmoregulasi
– Sinergi dengan hormon steroid
GONADOTROPIN

• Terdiri atas LH (luteinising hormone) dan FSH


(follicle stimulating hormone)
• Memiliki 2 subunit  dan : subunit  sama pada
LH dan FSH sedang subunit -nya berbeda
• Sekresinya dipacu oleh GnRH dan dipengaruhi
oleh hormon-hormon gonad dalam mekanisme
umpan balik (baik positif maupun negatif)
• Sekresi gonadotropin bervariasi menurut jenis
kelamin dan umur
Gonadotropin (lanjutan)

• Berfungsi memelihara aktivitas gonad


sebagai kelenjar endokrin maupun sebagai
produser gamet
Tyrotrophin (Tyroid Stimulating Hormone/TSH)
• Hormon glikoprotein
• Berfungsi mengatur pertumbuhan kel. Tiroid dan
sekresi hormon tiroid: thyroxine (T4), triiodothyronine
(T3)
• Sekresi TSH diatur oleh hipotalamus dan sistem
umpan balik dari hormon tiroid
• Sekresi TSH bersifat episodik selama 24 jam,
konsentrasi maksimum pada jam 21.00-06.00 dan
terendah pada jam 16.00-19.00
• Fungsi TSH secara spesifik akan dibicarakan dalam
bab tersendiri
Pengaturan Sekresi TSH

Rangsangan eksternal:
temparatur

Hipotalamus

TRH

Hipoofisis

TSH

Thyroid

T3; T4
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)
• ACTH berupa peptida berantai lurus dengan 39
asam amino dan BM 4500, berasal dari prekursor
molekul dengan BM 31.000, preopiomelanocortin
(POMC), --> juga prekursor dari MSH dan
endorphin
• POMC terutama dihasilkan oleh adenohipofisis
dan pars intermedia
• ACTH disekresikan secara pulsatil atas stimulus
dari CRF (corticotropin releasing factor). Sistem
umpan balik dari cortisol bersifat negatif pada
level hipotalamus maupun hipofisis
ACTH (lanjutan)
• ACTH berfungsi memelihara struktur dan fungsi
sel-sel pada korteks adrenal terutama yang
menghasilkan glukokortikoid
• Gangguan pada korteks adrenal  penyakit
Addison’s dan Cushing’s; sering disertai dengan
peningkatan konsentrasi ACTH sebagai akibat
dari tidak berfungsinya sistem umpan balik
• Kadar ACTH dalam tubuh berfluktuasi,
konsentrasi meningkat sesaat sebelum bangun dan
mencapai maksimum setelah bangun sebelum
memulai aktivitas rutin
Pengaturan sekresi ACTH

Sistem syaraf pusat

Hipotalamus

CRF

Hipoofisis

ACTH

Korteks adrenal

Glukokortikoid
Organ target Organ target
Melanocyte stimulating hormone (MSH)

• Strukturnya identik dengan 13 asam amino pertama dari


ACTH
• Hingga taraf tertentu efeknya overlap dengan ACTH 
penderita Addison’s mengalami peningkatan pigmentasi kulit
• Organ target MSH adalah melanocyte pada lapisan epidermis
kulit  dispersi granula pigmen melamin
• Percobaan in vitro:
– Warna kulit menjadi gelap pada Anolis carolinensis
– Dosis 8 mg/hari  atau  MSH dpt menghitamkan kulit
setelah 7-12 hari pada manusia (Lerner and McGuire,
1961)
Vasopressin (anti diuretic hormone/ADH)
• Fungsi ADH
1. Menjaga keseimbangan air dalam tubuh 
mempertahankan air dalam ginjal
– Bila neurohipofisis diambil/rusak  diabetes insipidus
• diuresis (urine sangat encer dan banyak keluar)
• keinginan minum yang berlebihan (polydipsia) dalam upaya
menjaga keeimbangan cairan dalam tubuh
– Tikus strain Brattleboro memiliki kelainan bersifat genetis
• Homosigot : tidak punya ADH
• Heterosigot: memiliki 60% ADH dari tikus nornal
– Nephrogenic diabetic insipidus
• ginjal tidak memiliki reseptor untuk ADH shg tidak responsif thd
ADH
ADH (lanjutan)

2. ADH juga berperan dalam pengaturan


tekanan darah
– Infuse ADH pada tikus normal 
meningkatnya resistensi pembuluh darah pada
ginjal, intestin dan telinga  menurunkan
aliran darah pada jaringan tersebut
– ADH bekerja sama dengan sistem syaraf
simpatetik dalam mengatur tekanan darah
Oxytocin
• Fungsi memacu kontraksi otot
– Pada manusia berperan dalam proses kelahiran dan laktasi
– Pada kehamilan awal oxytocin dihambat oleh progesteron –
kehamilan dapat bertahan
– Oviposisi pada amphibia, reptil dan aves
• Fungsi lain mempengaruhi tekanan darah
– Mammalia: pressor (AVP, LVP, AVT)
– Burung: presor (AVT); depresor (AVT, MST)
– Reptil: presor (AVT, MST); depresor (AVT, MST)
– Amphibia: presor (AVT, MST); depresor (MST)
– Teleostei: presor (AVT)
– Elasmobranchia: presor (AVT)

You might also like