You are on page 1of 21

PARASITOLOGI Konsep dasar: Pada dasarnya ilmu parasitologi adalah mempelajari mengenai simbiosis, terutama bentuk suatu organisme

yang bersifat parasit. Dua organisme yang hidup bersama dan menguntungkan bagi salah satu atau kedua simbiont tersebut. Biasanya kedua simbiont adalah merupakan organisme yang berbeda spesies, tetapi juga dapat dari spesies yang sama. Dari kehidupan yang simbiosis tersebut, dapat dikelompokkan dalam kategori yang berbeda menurut hubungan antara kedua simbiont tersebut. Sehingga ada beberapa jenis simbiosis tersebut yaitu: Phoresis: dalah sistem simbiosis dimana satu simbiont memba!a simbiont lainnya dan se"ara fisiologik mereka saling bergantung. Biasanya salah satu phoront lebih ke"il dari lainnya. #isalnya : spora jamur menempel pada kaki lebah. Mutualisme: dalah simbiosis yang saling menguntungkan, dimana organisme satu se"ara fisiologik bergantung pada organisme lainnya dimana satu organisme tidak dapat hidup terpisah dari organisme lainnya. #isalnya: Proto$oa dan fauna yang hidup didalam usus rayap. Commensalisme dalah simbiosis dimana salah satu organisme hidup dalam organisme lainnya tetapi tidak mempengaruhi se"ara fisiologik pada organisme yang ditempati %hospes&, tetapi organisme tersebut tidak dapat hidup diluar hospes. da dua bentuk yaitu: ekto "ommensalisme %hidup diluar tubuh hospes& dan endo"ommensalisme %hidup didalam tubuh hospes&. #isalnya: Entamoeba ginggivalis, hidup dalam mulut orang. 'rganisme tersebut memakan bakteri, sisa makanan, sel epitel yang mati, tetapi tidak menyebabkan sakit pada hospes. 'rganisme tersebut tidak dapat hidup ditempat lain. Parasitisme 'rganisme yang hidup di dalam hospes dan menyebabkan sakit pada hospes. da dua bentuk yaitu ektoparasit dan endoparasit.

Hospes/host/induk semang/inang Hospes definitif: dalah hospes dimana parasit hidup dapat men"apai kede!asaan dan bereproduksi. Hospes intermediate: dalah hospes dimana parasit hidup tidak men"apai kede!asaan %sebagian dari daur hidupnya&. Paratenik: Parasit yang masuk dalam hospes, tetapi tidak berkembang dan tetap hidup dan dapat menginfeksi ke hospes difinitif %Dioctophyma renale&. Hospes spesifik: Parasit dapat hidup dan berkembang biak hanya dalam satu atau dua hospes saja %Taenia solium&. Hospes reservoar: )e!an yang se"ara normal terinfeksi parasit %tidak sakit&, tetapi parasit tersebut dapat menginfeksi orang dan menimbulkan sakit.

HELMINTOLOGI Class Nematoda O do scaridata !"yurata Trichurata #ilariata !amili scaridae !"yuridae Trichuridae !nchocercidae Spesies scaris lumbricoides Enterobius vermiculatus Trichuris trichura $ucheria bancrofti !nchocerca volvulus %oa& loa Dioctophyma renale (trongyloides stercorales (trongyloides spp ncylostoma duodenale (chistosoma haematobium () mansoni () *aponicum Echinostoma revolutum Paragonimus +estermanii Clonorchis sinensis O gan +sus +sus ,astrointestinal Saluran limfe Kulit Sub "utaneus mata ginjal Paru, intestinal +sus, paru +sus, paru .ena /esi"a urinaria .ena porta hepatis, usus besar +sus ke"il 0nterstitial Paru, otak dan /is"era )ati

Dioctophymata 'habditata (trongylata

Dioctophymati& dae 'habdiasidae ancylostomidae

Trematoda

(trigeata

(chistosomati& dae

Echinostomata Plagiorchiata !pisthorchiata

Echinostomati& dae Troglotremati& dae !pisthorchii& dae

Cestoda

Pseudophylli& dea Cyclophylidea

Diphyllobotrii& dae Taeniidae

Hymenolepidi& dae

Diphylobotriu m latum Taeniarhynchu s saginatus ,de+asa-. Cysticercosis bovis ,larvaTaenia solium ,de+asaCysticercus cellulosae ,larvaEchinococcus granulosus ,de+asaHydatidosis ,cystaEchinococcus multilocularis ,de+asaHydatid multilocularis ,larva/ampirolopsis nana Hymenolepis diminuta

+sus manusia

Daging sapi +sus manusia Daging babi

Ascaris lumbricoides 3a"ing ini sering menginfeksi anak diba!ah umur, telurnya sangat tahan hidup sampai berbulan-bulan. 4elur tersebut tahan terhadap formalin *5, dan beberapa jenis asam. 3a"ing banyak menginfeksi anak-anak di 6ropa, *8-28 "m dan diameter 1-9 mm. "au hidup 3a"ing de!asa hidup dalam usus halus %usus ke"il&, memakan sari makan dalam usus %diduga menembus mukosa usus untuk menghisap darah&. Kopulasi %ka!in& terjadi dalam usus. 3a"ing betina dapat memproduksi telur sampai *: juta butir;ekor, dengan ukuran telur 98-:8 m < 28-78 m. Kulit telur transparan dengan diselaputi lendir albumin yang ber!arna ke"oklatan. 4elur yang dibuahi membentuk $igot dan keluar bersama feses. =igot berkembang pada suhu optimun %(7,7-18o3&, mati pada suhu 1>o3. Pada kondisi alamiah telur berkembang dalam tanah aerobik dan membentuk lar/a didalam telur selama (8-(2 hari %pada fase ini bila tertelan tidak menyebabkan infeksi&. 4etapi bila bentul ? ( berkembang dan membentuk ?* dalam telur, maka telur tersebut menjadi telur infektif. Bilamana telur infektif tertelan maka ?* menetas dan se"ara aktif menembus dinding mukosa usus dan terba!a ke hati melalui saluran limfe usus atau /enula usus. Dari hati lar/a terba!a kebilik kanan jantung dan kemudian ke paru-paru melalui arteri paru-paru. ?ar/a biasanya tinggal dalam paru selama beberapa hari dan tumbuh bergerak mele!ati kapiler masuk kedalam al/eoli. Kemudian bergerak ke bron"hioli, bron"hi, tra"hea menuju glottis. Penderita terbatuk dan lar/a tertelan dan masuk kedalam saluran pen"ernaan menuju usus halus kemudian menjadi de!asa. Selama proses migrasi tersebut lar/a tumbuh dari ukuran *88 m sampai 188 m. 6"dysis terjadi dalam usus halus dalam selang !aktu *7-*@ hari setelah lar/a tertelan. )anya lar/a yang men"apai moulting yang ke 2 yang dapat hidup menjadi de!asa. Patologi 0nfeksi ringan: 4erjadi kerusakan ke"il karena penetrasi melalui dinding mukosa usus oleh lar/a yang baru menetas %?*&. 4erjadi respon peradangan %inflamatory respons& pada merika dan sia. 3a"ing jantan berukuran panjang (7-1( "m dengan diameter *-2 mm, dan betinanya berukuran panjang

saat lar/a bermigrasi yaitu pada organ limpa, hati, kelenjar limfe dan otak. )al tersebut juga terjadi pada saat lar/a bergerak dari kapiler paru ke sistem respirasi sehingga menyebabkan perdarahan ke"il %fo"i haemoragik&. 0nfeksi berat: 4erjadi bila sejumlah besar lar/a penetrasi melalui dinding usus sehingga menimbulkan perdarahan pada dinding usus dan pada !aktu bermigrasi ke paru akan menimbuklkan pneumonia pada area yang luas sehingga dapat menyebabkan kematian % s"aris pneumonitis&. Bilamana sejumlah "a"ing de!asa ada dalam usus, dapat menimbulkan gejala sakit perut, asthma, insomnia dan sakit pada mata. Disamping itu akan menimbulkan respon alergik bilamana "a"ing mengeluarkan bahan ekskresi maupun sekresi. Sejumlah "a"ing de!asa dalam usus akan menyumbat saluran usus yang mengakibatkan "a"ing de!asa menembus dinding usus atau apendiks usus. )al tersebut menyebabkan peritonitis yang mengakibatkan kematian pada penderita. Bila "a"ing masuk kedalam apendiks dapat menimbulkan perdarahan lokal. "iagnosis Diagnosis se"ara akurat pada !aktu terjadi migrasi lar/a sulit dilakukan. Dengan melakukan pemeriksaan pada dahak %sputum& penderita kadang dapat dilakukan. Diagnosis pada umumnya dilakukan dengan memeriksa telur "a"ing pada feses penderita atau "a"ing de!asa yang keluar dari anus penderita. Diagnosis juga dapat dilakukan dengan gejala patogenik yang diderita pasien tetapi kebanyakan infeksi ringan tidak menunjukkan gejala. Pengo#atan Beberapa obat aman diberikan dan efektif yaitu pipera$in sering digunakan dan "ukup efisien. 'bat lainnya seperti le/amisol, pyrantel dan mebenda$ol juga "ukup baik. Enterobius vermiculatus (oxyurid nematode1 "a"ing kremi& 3a"ing ini banyak menyerang anak balita diseluruh dunia, terutama didaerah tropik. 4etapi kejadian infeksi dilaporkan juga didaerah laska, daerah subtropik Alorida, Sanfransis"o 3alifornia dan sebagainya. Dilaporkan paling sedikit 788 juta orang terinfeksi oleh parasit ini. 3a"ing betina panjang >-(1 mm dan jantan (-7 mm.

"au hidup 0nfeksi mudah terjadi karena telur mudah tersebar dimana-mana dan telur dapat bertahan berminggu-minggu pada kondisi yang lembab dan dingin. 4elur berkembang menjadi bentuk infektif dalam !aktu 9 jam pada suhu tubuh. 4elur yang mengandung fase ?1 akan menetas didalam duodenum dan bergerak ke usus halus %usus ke"il&, akan mengalami moulting dua kali sebelum menjadi de!asa dan fase tersebut "a"ing men"apai ileo-"e"al. 4otal !aktu sejak telur tertelan dan menjadi de!asa adalah (7-21 hari. 3a"ing de!asa biasanya tinggal di daerah ileo-"e"al, tetapi mereka sering bergerak sepanjang saluran gastro-intestinal dari lambung sampai ke anus. 3a"ing memakan sel epithel usus dan bakteri dalam usus. 3a"ing betina yang mengandung telur bergerak didalam lumen intestinum dan sering keluar melalui anus sampai ke perianal. Di daerah sekitar anus %perianal& "a"ing betina tersebut mengeluarkan telurnya sampai 2988-(9888 butir telur. 3a"ing betina mati segera setelah mengeluarkan telur dan "a"ing jantan mati setelah kopulasi. Sehingga biasanya banyak ditemukan "a"ing betina daripada "a"ing jantan didalam tubuh hospes. Bilamana pada lipatan perianal tidak dibersihkan dalam !aktu yang lama, telur yang menempel pada daerah tersebut akan menetas dan lar/a bergerak masuk kedalam anus kemudian menuju usus. Proses tersebut dinamakan Ret o$e%tion&. Proses penetasan telur di dalam intestinum tidak pernah terjadi, ke"uali bilamana terjadi konstipasi. Patologi Pada infeksi ringan tidak menimbulkan gejala dan sering diabaikan. 4etapi bila terjadi infeksi berat dan sejumlah besar "a"ing berada daBam usus akan menimbulkan gejala serius. Sehingga patogenesis dapat menyebabkan dua aspek yaitu: (. Kerusakan disebabkan oleh "a"ing dalam intestinum *. Kerusakan disebabkan oleh deposit telur "a"ing disekitar anus. 4imbulnya kerusakan pada mukosa intestinal karena perlekatan dengan "a"ing de!asa menyebabkan pembengkakan ringan dan menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri. Pergerakan "a"ing betina keluar dari anus dan melepaskan telur, terutama bila penderita sedang tidur, menyebabkan gatal sekitar anus, sehingga penderita menggaruknya. ,arukan tersebut dapat menimbulkan luka berdarah sehingga timbul

infeksi sekunder oleh bakteri. Casa gatal pada usus tersebut menyebabkan pasien menjadi merasa tidak nyaman. Sering dijumpai "a"ing bergerak masuk kedalam /ul/a %pada !anita&, dan "a"ing tersebut tinggal beberapa hari di lokasi tersebut sehingga menyebabkan iritasi ringan. Beberapa kasus dilaporkan "a"ing bergerak keatas masuk /agina, uterus dan sampai o/idu"t menerobos terus membentuk "ysta di peritoneum. nak yang terinfeksi berat oleh "a"ing ini menyebabkan ner/ous, gelisah dan iritasi sehingga megakibatkan anoreksia, kurus, tidak bisa tidur dan kesakitan pada lokasi sekitar anus. "iagnosis Diagnosis positif bila ditemukan telur ataupun "a"ing pada tubuh pasien. Pada umumnya dengan pemeriksaan feses tidak memuaskan karena hanya sedikit telur yang dikelusrkan dalam intestinum sehingga sedikit pula telur yang keluar melalui feses. Pada infeksi yang berat telur dapat ditemukan pada ekitar anus dan akan terlihat dengan penerangan lampu yang terang pada malam hari dan pagi hari. 3a"ing yang bergerak terlihat menggeliat disekitar anus dan mudah terlihat disekitar lipatan anus. Sepotong selopan tape ditempelkan pada sekeping kayu tipis dengan permukaan yang lengket menghadap keluar, kemudian ditempelkan pada lokasi sekitar anus dan perianus. Selopan kemudian ditempelkan diatas slide ka"a. Diteteskan satu tetes Dylen atau toluen pada permukaan selopan sehingga melarutkan $at perekat dan dilihat diba!ah mikroskop akan terlihat telur "a"ing tersebut. )al tersebut dilakukan !aktu pasien baru bangun. Pengo#atan Dengan obat pipera$in sitrat, pyrinium pamoat dan mebenda$ole, sangat efektif terhadap "a"ing ini, pengobatan harus diulang setelah (8 hari untuk membunuh "a"ing yang masih hidup pada pengobatan pertama. Bersamaan dengan pengobatan tersebut, sanitasi lingkungan rumah harus dilakukan. Semua anggota rumah harus diobati, !laupun mereka tidak menunjukkan gejala sakit. Ealaupun diagnosis dan pera!atan enterobiasis ini relatif mudah, pen"egahan terjadinya reinfeksi lebih sulit dilakukan dan kebersihan indi/idu sangat penting. Semua selimut, sprei, handuk harus direndam dalam air panas dan rumah dibersihkan

>

sebersih mungkin untuk menurunkan pre/alensi dari telur infektif dalam rumah tersebut. Trichuris trichura Fenis "a"ing nematoda yang sering dijumpai menginfeksi orang setelah scaris

dan Enterobiosis) Kebanyakan anak balita sering terinfeksi oleh "a"ing ini baik melalui air minum yang terkontaminasi maupun telur "a"ing yang menempel pada tangan !aktu bermain. 3a"ing de!asa panjangnya sekitar 18-78 mm, dimana "a"ing jantan lebih ke"il daripada "a"ing betina. "au hidup 3a"ing betina bertelur sekitar (888-:888 butir;hari dan keluar melalui feses. 4elur berkembang membentuk embrio setelah *( hari dalam tanah yang lembab. Bila telur tersebut tertelan, lar/a infekstif akan menetas di dalam usus halus dan masuk kedalam kripta liberkuhn. Dalam !aktu singkat lar/a berkembang masuk kembali kedalam lumen usus dan bermigrasi kedaerah ileo-"e"al dan menjadi de!asa setelah 1 bulan. 3a"ing de!asa dapat hidup sampai beberapa tahun, sehingga sejumlah besar "a"ing de!asa dapat tertimbun dalam tubuh satu orang, !alupun dalam suatu daerah penderita infeksi baru relatif ke"il. Patologi Sejumlah kurang dari (88 "a"ing yang menginfeksi orang tidak menimbulkan gejala yang nyata. 4etapi bila infeksi berat terjadi, dapat menyebabkan kondisi yang berma"am-ma"am, kadang dapat menimbulkan kematian. Bagian anterior ""ing masuk kedalam mukosa usus, dimana "a"ing tersebut memakan sel darah merah. )al tersebut menyebabkan trauma dari sel epitel usus dan mukosa, sehingga dapat menyebabkan perdarahan kronis yang menyebabkan anemia. Kemudian dapat menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri dan reaksi alergi yang menyebabkan "olitis, pro"titis yang berat sehingga dapat menyebabkan prolapsus rektum. pendiks

akan membengkak menyebabkan radang apendisitis. Komplikasi dapat terjadi oleh infeksi amuboid yang menyebabkan desentri. ,ejala yang terlihat adalah insomnia, ner/ous, hilang nafsu makan, /omitus, urti"aria, diaree, "onstipasi dan intoksikasi. Pengaruh toksik tidak seluruhnya disebabkan oleh "a"ing, tetapi oleh karena malnutrisi. "iagnosis Diagnosis spesifik dilakukan dengan melihat telur "a"ing dalam feses yang berbentuk bipolar dangan ukuran 78-72 m panjang dan lebar **-*1 m dan dibungkus selaput tipis. Pengo#atan Karena lokasinya dalam "e"um, appendiD dan ileum maka sulit dijangkau oleh obat peroral. 'bat yang paling efektif adalah #ebenda$ole. Pen"egahan dilakukan dengan memberikan petunjuk pada anak-anak mengenai pentingnya kebersihan, sanitasi dan harus selalu men"u"i tangan sebelum makan, sehingga dapat men"egah terjadinya reinfeksi. Wucheria brancofti %Ailariasis;elephantiasis& 3a"ing ini menyebabkan penyakit disebut 6lephantiasis, karena pembengkakan yang luar biasa pada bagian tubuh manusia %terutama kaki&. Penyakit ini juga disebut filariasis yang menyerang orang daerah 0ndia, frika 4engah, delta sungai Gile, 4urki, ustralia dan merika merika sia 4enggara, 0ndia 4imur, Kepulauan '"eania,

Selatan. Ailariasis menyebabkan gangguan fisiologi yang besar pada tentara

yang bertugas di Pasifik pada Perang Dunia ke 00. 3a"ing berukuran panjang 28 mm dan diameter (88 m pada "a"ing jantanB "a"ing betina panjang 9-(8 "m dan diameter 188 m.

(8

"au hidup 3a"ing betina bersifat o/o/i/ipar dan mengeluarkan ribuan mikrofilaria disekitar "airan limfe. #ikrofilaria kemudian bergerak kedalam jaringan, tetapi kebanyakan terikut aliran darah melalui duktus thora"alis. Se"ara periodik mikrofilaria berada dalam sistem darah perifer dan kemudian menghilang dari lokasi tersebut. Fumlah paling besar ditemukan mikrofilaria dalam darah perifer adalah pada malam hari jam (8 sampai jam * pagi. Pada !aktu itulah nyamuk menghisap darah penderita sehingga banyak mikrofilaria terba!a oleh nyamuk tersebut. Di dalam saluran pen"ernaan nyamuk selama *-9 jam, kemudian menembus dinding lambung menuju menuju otot bagian dada nyamuk dan mengalami moulting, * hari kemudian mengalami fase ke * dan berada berbagai organ. Kemudian berkembang menjadi bentuk filaria %filariform&, filaria muda dengan ukuran (,2-* mm dan merupakan bentuk infektif ini bergerak melalui aliran darah nyamuk menuju labium atau probos"is dan akan mengeluarkan filaria pada !aktu nyamuk menggigit kulit manusia dan men"apai pembuluh darah limfe akan menjadi de!asa. Hospes inte medie Gyamuk dalam genus: nopheles2 edes2 Cule"2 Mansonia) Gyamuk tersebut pada umumnya menghisap darah pada !aktu malam hari. Patologi Pathogenesis dari filariasis sangat bergantung pada reaksi radang dan respon imun dan hal tersebut juga bergantung pada respon terhadap "a"ing de!asa terutama "a"ing betina. da 1 fase gejala klinis yaitu: fase inkubasi fase akut atau fase inflamatory %pembengkakan& Aase obstruksi atau fase komplikasi yang disebabkan oleh lympoedema kronik. Aase inkubasi adalah fase antara !aktu infeksi sampai terlihatnya mikrofilaria dalam darah. Aase tersebut biasanya tidak terlihat gejala tetapi akan terlihat pembengkakan pada kelenjar limfe yang disertai demam ringan.

((

Aase akut inflamasi kemudian terlihat !aktu "a"ing betina men"apai kede!asaan dan mulai mengeluarkan mikrofilaria. Pembengkakan kelenjar limfe terjadi pada separo bagian ba!ah tubuh disertai demam dan toksemia. Kelenjar limfe yang terkena akan membengkak dan sakit. ,ejala yang sering dijumpai adalah inguinal limfadenitis %pembengkakan kelenjar limfe daerah inguinal&, or"hitis %pembengkakan s"rotum disertai rasa sakit&, hydro"ele %"airan limfe masuk kedalam tuni"a /aginalis testis&, epdedymitis%pembengkakan epidedymis&. Kondisi tersebut disebut dengan elephantiasis, dimana penderita akan mengalami demam sampai men"apai suhu 28o3 dalam selang !aktu beberapa jam sampai hari. Perubahan pada tingkat histologi akan terlihat proliferasi sel pada daerah limfatik dengan adanya infiltrasi sel leukosit seperti polymorfonuklear dan eosinofil disekitar limfatik dan /ena. Sel radang yang paling banyak dijumpai adalah limposit, sel plasma dan eosinofil. 4erbentuk ab"es mengelilingi "a"ing yang yang mati yang diikuti infeksi sekunder oleh bakteri. #ikrofilaria akan menghilang dari sirkulasi darah perifer selama atau setelah fase akut. Aase obstruksi ini sangat nyata ditandai dengan /ari"es pada s"rotum, hydrokel dan elephantiasis. .ari"es limfe adalah /ari"ose saluran limfe, dimana "airan limfe tidak dapat mengalir kembali karena terbendung oleh "a"ing sehingga saluran tersebut membesar;melebar, menyebabkan "hyluria %"airan limfe dalam urine& yang merupakan gejala khas pada penyakit filariasis. "hyle tersebut menyebabkan uruine ber!arna keputihan seperti susu, dan kadang ada !arna kemerahan karena darah juga sering dijumpai. Pada kondisi obstruksi kronis daerah yang menderita akan terisi oleh jaringan ikat atau jaringan parut %s"ar&, setelah pembengkakan selesai. 4etapi kadang "a"ing yang mati diselimuti oleh jaringan keras %mengalami kalsifikasi&. Bilamana terjadi infeksi berulang pada fase akut inflamasi ini, maka proses elephantiasis ini kembali terjadi. )al ini disebut limfadenitis kronis, banyak jaringan ikat terbentuk sehingga kulit mengalami penelbalan. Pada pria organ yang mengalami elephantiasis adalah s"rotum, kaki dan tangan. Pada !anita pada kaki dan tangan, sedangkan pada /ul/a dan payudara kadang menderita. 'rgan yang mengalami elephantoid biasanya terdiri jaringan ikat, jaringan granulomatif dan lemak. Kulit menjadi menebal dan pe"ah-pe"ah, infeksi sekunder oleh bakteri dan jamur dapat terjadi. #ikrofilaria pada daerah tersebut tidak ditemukan.

(*

"iagnosis Dengan menemukan mikrofilaria dalam darah adalah disgnosis yang tepat. Dengan menggunakan ulas darah tebal dilakukan pada saat "a"ing muda berada dalam darah perifer. Dengan radiasi sinar D, dapat melihat "a"ing yang mati mengalami kalsifikasi. Ailariasis perlu di!aspadai bila penderita menunjukkan gejala setelah 1 bulan baru datang di daerah endemik. Pengo#atan - diethyl"arbama$in #etronida$ole Pada kaki yang membengkak dapat dilakukan pembalutan yang ketat untuk menekan "airan limnfe keluar dari daerah yang membesar. )al tersebut se"ara perlahan dapat menge"ilkan pembesaran daerah tersebut hingga mendekati normal, tetapi bila sudah terbentuk jaringan ikat %kronis&, susah dapat kembali normal. Dengan jalan operasi pengambilan jaringan elephantoid dapat dilaksanakan. Pen"egahan utama ialah menghindari gigitan nyamuk didalam daerah endemik. Penggunaan repelant, obat nyamuk dan sebagainya harus dilakukan bila orang datang ke daerah endemik. Pa asit 'ang mi ip 3rugia malayi2 dilaporkan mirip dengan $) brancofti, baik gejala yang ditimbulkan maupun daur hidupnya. Parasit ini menyerang orang daerah 0ndia, 0ndonesia, sia 4enggara, Ailipina dan Srilangka. +kuran "a"ing hanya separo dari $) bracofti) Onchocerca volvulus 0nfeksi "a"ing ini telah dilaporkan di daerah panjang (@H2* "m, betina 11,7-78 "m "au hidup frika, rab, ,uatemala, #eksiko,

.ene$uela dan 3olombia. #orfologinya mirip dengan $) brancofti. 3a"ing jantan

(1

3a"ing de!asa berlokasi diba!ah kulit dan akan terbentuk kapsula karena reaksi tubuh hospes. Bilamana berlokasi dekat tulang seperti persendian atau diatas tulang kepala, nodule yang permanen akan terjadi. #ikrofilaria berada dalam kulit kemudian terhisap oleh lalat penghisap darah;lalat hitam;ble"k fly %(imulium damnosum- sebagai hospes intermedier. Bagian mulut lalat tidak menembus terlalu dalam, berisi "airan kental yang penuh dengan mikrofilaria. Aase pertama dari lar/a "a"ing bergerak dari saluran "erna lalat ke otot dada. Kemudian mengalami moulting yang kemudian moulting lagi menjadi lar/a infektif menjadi bentuk filaria %filariform&, filaria muda bergerak kearah mulut lalat dan akan menginfeksi hospes definitif baru. Ailaria tumbuh menjadi de!assa tinggal diba!ah kulit selama kurang dari ( tahun. 3a"ing biasanya berpasangan. 3a"ing yang berada diba!ah kulit atau diba!ah kulit yang lebih dalam akan memproduksi mikrofilaria. #ikrofilaria kemudian mengin/asi kepermukaan kulit dan akan terhisap oleh hospes intermedier. Patologi da dua hal yang menyebabkan efek patologi yaitu: "a"ing de!asa dan mikrofilaria. Dari kedua bentuk "a"ing tersebut, bentuk "a"ing de!asa tidak begitu patogenik dan bahkan kadang tidak menunjukkan gejala sakit. 4etapi pada kondisi yang buruk "a"ing didalam subkutan membentuk nodule disebut 'n"ho"er"omas, terutama yang menetap didekat tulang. Didaerah merika 4engah kebanyakan penderita terdapat nodule diantara tulang rusuk dan paha dan juga didaerah leher dan kepala. Godule tersebut berbentuk benigna dan relatif tidak sakit. Fumlah nodule berfariasi dari hanya satu sampai ratusan. Godule tersebut terutama berisi jaringan serabut kolagen yang mengelilingi beberapa "a"ing de!asa. Godule akan mengalami degenerasi dapat membentuk abses atau kalsifikasi. )adirnya mikrofilaria didaerah kulit menyebabkan dermatitis yang berat yang menyebabkan reaksi alergik dan efek toksik disebabkan matinya "a"ing muda. ,ejala pertama adalah gatal-gatal yang menyebabkan luka dn terinfeksi oleh bakteri %infeksi sekunder&. Kemudian diikuti dispigmentasi kulit lokal atau lebih luas, kemudian diikuti penebalan kulit dan kulit menjadi pe"ah-pe"ah. ,ejala menyerupai a/itaminosis tersebut diduga parasit berkompetisi dengan metabolisme /itamin . , hal

(2

,ejala yang lebih lanjut kulit kehilangan elastisitasnya. Depigmentasi berkembang menjadi daerah yang lebih luas terutama daerah kaki. )al tersebut dapat dikelirukan dengan penyakit lepra. Pada kondisi yang lebih buruk lagi bila terjadi komplikasi dimana mikrofilaria men"apai kornea. )al tersebut dalat menimbulkan inflamasi pada sklera atau bagian putih dari bola mata. Kemudian diikuti penimbunan jaringan ikat yang mengakibatkan /askularisasi dari kornea yang dapat mengganggu penglihatan. 4erjadinya penimbunan jaringan ikat %fibrous tissue& mengakibatkan pasien buta total. "iagnosis Diagnosis yang akurat dengan menemukan mikrofilaria dalam kulit. )al tersebut dilakukan dengan mengambil sepotong kulit dengan gunting %daerah mana saja& kemudian ditaruh diatas slide ka"a dan diberi tetesan garam fisiologis kemudian diperiksa diba!ah mikroskop akan terlihat mikrofilaria. Diagnosis lebih spesifik dan sensitif juga dapat dilakukan dengan sistem imunodiagnostik dengan menggunakan haemaglutination tes. Pengo#atan da dua bentuk pengobatan yaitu dengan operasi dan kemoterapi. 6ksisi nodule didaerah kepala dapat mengurangi terjadinya in/asi mikrofilaria kedaerah mata dan mengurangi infeksi baru dalam populasi. Pengobatan dengan suramin dapat membunuh "a"ing de!asa sehingga dapat menghilangkan mikrofilaria. Godule harus diambil karena "a"ing yang mati karena pengobatan dapat menimbulkan abses pada nodul tersebut. Dietilkarbama$in dapat membunuh mikrofilaria dengan "epat tetapi tidak membunuh "a"ing de!asa. 4etapi bila mikrofilaria mati dengan "epat maka mikrofilaria yang mati akan menimbulkan reaksi tubuh dan kulit dapt mengkerut. Disamping itu dapat terjadi sho"k anapilaktik yang disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap "a"ing yang mati tersebut. 'bat ini lebih baik diberikan bersama antihistamin atau "ortison untuk men"egah efek samping sehingga memperoleh hasil yang baik. Pen"egahan dapat dilakukan dengan memberantas hospes intermedier lalat (imulium sp) Pemebrantasan dilakukan dengan insektisida yang sesuai.

(7

Loa-loa dalah "a"ing mata yang menyebabkan penyakit disebut loaiasis atau pembengkana 3alabar %3alabar s!elling;fugiti/e s!elling&. Penyakit banyak dilaporkan menginfeksi orang di hutan hujan %rain forest& frika Barat dan Sudan. "au hidup 3a"ing de!asa hidup diba!ah kulit daerah punggung, pinggang, aDila, penis dan mata. #ikrofilaria ditemukan se"ara periodik di sirkulasi darah perifer pada !aktu siang hari dan di daerah paru pada !aktu malam hari. )ospes intermedier adalah lalat 3hrysops yang menggigit kulit dan menghisap darah sehingga memba!a mikrofilaria dalam tubuh hospes tersebut. ?ar/a berkembang menjadi fase ke 1 dan dlam bentuk filariform muda dan bermigrasi ke mulut. Periode prepatent pada manusia sekitar ( tahun dan "a"ing de!asa dapat hidup (7 tahun. Patologi 3a"ing bergerak di ba!ah diba!ah kulit diantara jaringan dan menyebabkan respons radang. Bila "a"ing tinggal di suatu lokasi menimbulkan pembengkakan disebut 3alabar s!elling, dan kemudian menghilang bila "a"ing bergerak kelain tempat. 3a"ing dapat bermigrasi ke "omjungti/a dan kornea. "iagnosis dan pengo#atan Diagnosis tepat dengan menemukan mikrofilaria dalam darah. 3a"ing de!asa dapat dilihat diba!ah kulit, dalam kornea dan persambungan tulang hidung. Diagnosis dapat dikelirukan dengan 'n"ho"er"osis. Pengobatan terutama deilakukan dengan operasi untuk mengambil "a"ing de!asa. Pengobatan dapat digunakan seperti pengobatan penyakit filariasis yaitu Dietyl "arbama$in dan #etronida$ole. Dioctophyma renale 3a""ing ini merupakan "a"ing yang terbesar diantara klas nematoda, "a"ing jantan panjangnya sampai *8 "m dan lebar 9mmB "a"ing betina panjangnya men"apai (88 "m lebar (* mm, ber!arna merah.

(9

"au hidup 4elur yang berkulit tebal memerlukan 9 bulan untuk membentuk embrio didalam air. 4elur dimakan oleh anelida, sejenis "a"ing %umbricus variegatus dan segera menetas menjadi "a"ing muda stadium satu. Kemudian penetrasi melalui dinding saluran darah abdominal berkembang menjadi stadium 2. Bila anelida tersebut tertelan oleh hospes intermedier, "a"ing bermigrasi ke ginjal dan menjadi de!asa. 4etapi bila dimakan oleh ikan, "a"ing muda akan membentuk "yste didalam daging ikan atau /is"era ikan, disini ikan adalah hospes Pa atenik( Bila ikan dimakan oleh hospes definitif, "a"ing muda akan melakukan penetrasi kedalam duodenum kemudian masuk kedalam ginjal dan menjadi de!asa %biasanya ginjal bagian kanan&. 3a"ing de!asa bertelur dan telur dikeluarkan le!at urine. Patologi Geurosis terjadi karena tekanan dari "a"ing bersamaan dengan aktifitas makan dari parsit tersebut. )al tersebut meyebabkan ginjal yang terkena dindingnya menipis, fungsi ginjal menurun bahkan menjadi tidak berfungsi dan menyebabkan toksisitas uremia. "iagnosis dan pengo#atan Karena kasusnya sangat jarang maka dokter kadang tidak menduga dan tidak mendiagnosis se"ara tepat. Dengan ditemukannya telur "a"ing dalam urine adalah satusatunya diagnosis yang tepat. Satu-satunya "ara pengobatan ialah dengan operasi pengambilan "a"ing dari ginjal.

Stron yloides stercoralis dalah merupakan salah satu "a"ing nematoda yang terke"il yang sering menginfeksi orang dan he!an, seperti anjing, ku"ing dan ruminansia. 3a"ing ()

(:

papillosus menginfeksi he!an domba, () ransoni2 pada babi dan () ratti Pada tikus. 3a"ing betina panjangnya *,8-*,7 mm, dan yangt jantan sekitar 8,: mm. "au hidup 3a"ing betina menan"apkan bagian depan tubuhnya %anterior end& didalam mukosa usus halus dan sampai kedalam sub mukosa. 3a"ing de!asa tersebut juga kadang dijumpai dala sistem saluran nafas, kantong empedu dan dalam pankreas. 3a"ing betina memproduksi telur yang telah berembrio dan dikeluarkan dalam submukosa atau lumen usus. 4elur berukuran 78-7> um D 18-12 um. 4elur tersebut menetas didalam submukosa atau !aktu masuk kedalam lumen usus, dan "a"ing muda berada dalam lumen usus kemudian dikeluarkan melalui feses. 3a"ing muda bentuk filaria akan menginfeksi hospes melalui pori kulit atau tertelan masuk slauran pen"ernaan. 3a"ing muda yang masuk melalui kulit akan terba!a aliran darah menuju paru dan masuk kedalam al/eoli, bergerak ke tra"hea yang kemudian menjadi de!asa dan bertelur didalam usus halus. Sedangkan yang masuk melalui mulut, akan langsung menjadi de!asa didalam usus halus. 3a"ing de!asa juga dapat hidup diluar hospes %free li/ing adults&, yaitu didalam tanah dan bertelur yang kemudian menetas dan menjadi "a"ing muda yang infektif dan dapat menginfeksi hospes. 4etapi bila tidak menginfeksi, "a"ing juga dapat tumbuh menjadi de!asa dan dapat memproduksi telur. Sehingga disini ada dua bentuk dar hidup yaitu: (. Daur hidup heterogenik dan *. Daur hidup homogenik. Bilaman "a"ing muda berkesempatan moulting dua kali pada saat turun keba!ah saluran "erna, "a"ing tersebut dapat melakukan penetrasi dalam mukosa bagian ba!ah malalui darah dan terus menjadi de!asa lagi dalam usus. Proses tersebut disebut: utoinfeksi) Dalam kondisi tersebut pasien dapat menderita infeksi "a"ing ini sampai 19 tahun.

Patologi Pengaruh patologi dari "a"ing ini dapat dibagi menjadi 1 fase yaitu: fase in/asiB pulmonaris dan intestinal.

(>

Penetrasi melalui kulit dengan lar/a in/asif dapat mengakibatkan perdarahan ke"il dan pembengkakan sehingga menimbulkan rasa gatal pada lokasi masuknya "a"ing. ?uka tersebut dapat menyebabkan infeksi sekundar oleh bakteri patogen yang dapat menyebabkan inflamasi. Selama migrasi dari "a"ing muda menuju paru dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru sehingga menimbulkan reaksi sel paru dan dapat sedikit memperlambat migrasi "a"ing tersebut. )al ini dapat menyebabkan "a"ing dapat bertahan di paru dan bahkan dapat beradaptasi dan kemudian berproduksi seperti di dalam intestinum, karena "a"ing dapat menyesuaikan diri pada kondisi dalam paru. )al demikian dapat menimbulkan rasa panas didaerah dada dan terjadi batuk kering %tanpa dahak& juga menyebabkan bron"ho-pneumonia. ,ejala tersebut dapat dikelirukan dengan gejala penyakit 4B3. Setelah tertelan, "a"ing betina muda masuk kedalam kripta mukosa intestinum dan "epat menjadi de!asa dan menembus jaringan sampai sub-mukosa atau sampai kedalam muskularis mukosa. 3a"ing bermigrasi kemukosa dan mengeluarkan telur tiap hari, pada saat ini akan timbul rasa sakit dan panas pada perut. Kerusakan jaringan oleh "a"ing de!asa dan lar/a menimbulkan pengelupasan mukosa dan pada kondisi kronis dapat diganti oleh jaringan ikat kadang menimbulkan nekrotik jaringan yang diikuti oleh ilserasi dari intestinum. "iagnosis Dengan "ara fe"al smear se"ara langsung biasanya segera dapat terdeteksi pada kasus infeksi yang berat. Pada kasus terjadinya diare, telur dapat dilihat dalam feses dan bentuknya mirip dengan telur "a"ing kait %hook !orm& tetapi lebih bulat. Pengo#atan Iang paling efektif adalah dengan 4hiabenda$ole Ancylostoma duodenale 0nfeksi parasit "a"ing ini banyak di laporkan di 6ropa Selatan, 0ndia, 3hina, sia 4enggara, frika +tara,

merika dan Kepulauan Karibia. 3a"ing ini adalah "a"ing

(@

kait %hook !orm& pertama yang diketahui daur hidupnya pada tahun (>@9 oleh ?oos. 3a"ing jantan panjangnya >-(( mm, betina (8-(1 mm. "au hidup

rthur

3a"ing betina dapat bertelur dalam jumlah *7888-18888 butir;hari pada kondisi lembab dan dingin atau pada suhu optimum *1o3-18o3, sehingga telur menetas menjadi lar/a kemudian menjadi "a"ing muda yang infektif. 3a"ing muda melakukan penetrasi melalui kulit hospes definitif, kemudian mengikuti aliran darah masuk kedalam paruparu, al/eoli, bron"hus kemudian ke pharinD. Kemudian "a"ing tertelan masuk kedalam intestinum dan bergerak dan mengait dinding intestinum memakan darah dan jaringan eksudat. 3a"ing betina kemudian bertelur dan dikeluarkan melalui feses. Patologi Patolofi dari "a"ing kait ada 1 fase yaitu: fase in/asi, fase migrasi dan fase intestinal. ?ar/a infektif masuk melakukan penetrasi melalui kulit dan menyebabkan kerusakan ke"il pada bagian superfisial kulit. Di dalam pembuluh darah "a"ing merangsang terjadinya reaksi seluler yang dapat mengisolasi "a"ing dan membunuhnya. Sehingga dapat menimbulkan reaksi alergik atau urti"aria. Bila "a"ing dapat men"apai paru, lar/a masuk kedalam al/eoli dan bergerak ke bron"hi kemudian ke pharinD. Setiap lokasi dimana lar/a le!at akan terjadi hemoragik yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi sekunder. Aase ini menimbulkan batuk kering yang ringan, tetapi bila infeksinya berat dapat menyebabkan pneumonitis. Aase intestinal adalah periode yang paling penting dari patologi "a"ing ini. Pada !aktu men"apai usus halus "a"ing muda mengait mukosa dengan giginya yang kuat %bu""al kapsul dan gigi& dan mulai memakan darah. Pada kasus infeksi yang berat "a"ing ditemukan dari pylorus gastrium sampai ke "olon bagian atas, tetapi biasanya "a"ing ditemukan terbatas pada sepertiga bagian atas dari usus halus. 3a"ing bergerak dari satu tempat ketempat lain, tetapi perdarahan pada lokasi yang ditinggalkan perdarahan segera terhenti. Diperkirakan penderrita kehilangan darah 8,(7 ml perhari per ekor "a"ing. Sehingga pasien dapat kehilangan darah sampai *88 ml pada infeksi yang berat. )al tersebut se"ara sedikit demi sedikit pasien akan kehilangan $at besi dan akan

*8

menimbulkan gejala defisiensi Ae. ,ejala anemia terjadi pada penderita yang mengalami infeksi berat, gejala lain yang terlihat ialah adalah sakit perut dan anoreksia. Pada infeksi yang berat pasien akan menderita defisiensi protein dengan gejala rambut dan kulit mengering, edema. Pada anak-anak menyebabkan masa kede!asaan terhambat, kemunduran mental, gangguan jantung dan kematian. "iagnosis dan pengo#atan Dengan menemukan telur "a"ing dalam feses dapat menentukan infeksi "a"ing ini. Bila memeprkirakan jumlah ""ing yang menginfeksi dapat dilakukan dengan menghitung telur "a"ing per gram feses. Pengobatan tidak selalu memuaskan untuk membunuh "a"ing ini beberapa obat di"oba hasilnya sebagai berikut: -)eDylresor"inol: "ukup baik tetapi menimbulkan efek yang tidak dikehendaki karena obat ini sangat mengiritasi saluran "erna. -4etra"hlor etylen: mudah dilakukan dan "ukup baik hasilnya serta murah harganya. 'bat ini sangat baik untuk scaris) -Bephenium hydroksinaphtoat, Pyrantel pamoat dan mebenda$ole: efektif terhadap "a"ing kait ini dan juga terhadap scaris) Pa asit 'ang mi ip) &Necator americanus, juga merupakan "a"ing kait, banyak dilaporkan di merika & ncylostoma malayanum Dilaporkan di #alaysia dan 0ndia - ) Ceylanicum: dilaporkan di Srilangka, sia 4enggara, 0ndia 4imur dan Ailippina - ) bara4iliensis: Dilaporkan di Bra$il dan daerah tropik lainnya. ) duodenale dan N) americanus2 tetapi tidak efektif terhadap

*(

You might also like