You are on page 1of 3

I.

Visum et repertum

a. Apa kepentingan menulis pro justisia pada awal Visum et Repertum? b. Jelaskan struktur visum et Repertum c. Sebutkan lima alat bukti dalam peradilan dan kedudukan VeR sebagai alat bukti tersebut d. Menurut undang-undang, siapakah yang berhak mengeluarkan SPV? e. Apa dasar dikeluarkannya SPV?

a. kepentingan menulis Pro Justisia pro justisia ditulis untuk menjelaskan bahwa visum et repertum khusus dibuat untuk tujuan peradilan yang dapat dijadikan sebagai alat bukti dalam suatu siding pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum. b. struktur VER 1. Pro Justitia Kata Pro Justitia diletakkan dibagian atas. Kata ini menjelaskan bahwa visum et repertum khusus dibuat untuk tujuan peradilan. Visum et repertum tidak membutuhkan materai untuk dapat dijadikan sebagai alat bukti didepan siding pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum. 2. bagian Pendahuluan Kata pendahuluan tidak ditulis didalam visum et repertum, melainkan langsung dituliskan berupa kalimat-kalimat dibawah judul. Bagian ini menerangkan nama dokter pembuat visum et repertum dan institusi kesehatannya, instansi penyidik pemintanya berikut nomor dan tanggal surat

permintaannya,tempat dan waktupemeriksaan serta identitas korban yang diperiksa. 3. Bagian Pemberitaan Bagian ini berjudul hasil pemeriksaan dan berisi hasi pemeriksaan medic tentang keadaan kesehata atau sakit atau luka korban yang berkaitan dengan perkaranya, tindakan medic yang dilakukan serta keadaannya selesai pengobatan/perawatan. Bila korban meninggal dan dilakukan autopsy, maka diuraikan keadaan seluruh alat-dalam yang berkaitan dengan perkara dan matinya orang tersebut. Yang diuraikan dalam bagian ini merupakan pengganti barang bukti, berupa perlukaan /keadaan kesehatan / sebab kematian yang berkaitan dengan perkaranya. Temuan hasil pemeriksaan medic yang bersifat

rahasia dan tidak berhubungan dengan perkaranya tidak dituangkan kedalam bagian pemberitaan dan dianggap tetap sebagai rahasia kedokteran. 4. bagian kesimpulan Bagian ini berjudul kesimpulan dan berisi pendapat dokter berdasarkan keilmuannya, mengenai jenis perlukaan/cedera yang ditemukan dan jenis kekerasan atau zat penyebabnya, serta derajat perlukaan atau sebab kematiannya. Pada kasus kejahatan asusila, diterangkan juga apakah telah terjadi persetubuhan dan kapan perkiraan kejadiaannya, serta usia korban atau kepantasan korban untuk dikawin. 5. bagian penutup Bagian ini tidak berjudul dan berisikan kalimat baku Demikianlah Visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

c. lima alat bukti dalam peradilan 1. keterangan saksi 2. keterangan ahli 3. surat 4. petunjuk 5. keterangan terdakwa Kedudukan VER sebagai keterangan ahli d. yang berhak mengeluarkan SPV adalh penyidik dan penyidik pembantu sebagaimana bunyi pasal 7 (1) butir h dan pasal 11 KUHAP. Yang dimaksud dengan penyidik disini adalah penyidik sesuai dengan pasal 6 (1) butir a, yaitu penyidik yang pejabat Polisi Negara RI. Penyidik in adalah penyidik tunggal bagi pidana umum termasuk pidanan yang berkaitan dengan kesehatan dan jiwa manusia.

f.

dasar dikeluarkannya SPV berdasarkan pasal 133 KUHAP dimana berbunyi: (1) dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun matti yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedoktera kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. (2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

You might also like