You are on page 1of 3

Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga meningkat, bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan.

Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g, yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Dianjurkan penambahan protein sebanyak 12 g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75 100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori). Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan selsel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat). Sumber: Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI,2001 Asam Amino Taurin Pada ASI Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi yang utama dan aman bagi bayi. Selain berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi, ASI juga terbukti memiliki efek proteksi bayi dari berbagai infeksi dan gangguan pencernaan, serta meningkatkan imunitas bayi. Pemberian ASI merupakan satu-satunya cara terbaik untuk meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Dengan demikian, ASI memberikan manfaat dalam hal psikososial bayi disamping untuk pertumbuhan, perkembangan, dan proteksi. Berkenaan dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, berbagai kandungan nutrisi yang terdapat di dalam ASI sangat berperan. Secara biokimia, nutrisi yang terkandung di dalam ASI dibedakan menjadi dua, yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien ASI antara lain berupa karbohidrat, lemak, dan protein. Mikronutrien ASI diperankan oleh sejumlah mineral dan vitamin. Secara keseluruhan, semua komponen ASI tersebut memiliki efek yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu komponen penting yang terdapat di dalam ASI adalah taurin. Taurin merupakan salah satu salah satu asam amino bebas yang dihasilkan sebagai produk akhir dari metabolisme asam amino sulfur. Kandungan taurin pada air susu berbeda untuk tiap organisme. Pada manusia, kandungan taurin yang terdapat pada ASI lebih tinggi dibanding dengan sejumlah mamalia lain, seperti sapi dan kuda. Hal ini menyebabkan sebagian besar susu formula yang diperoleh dari sapi memiliki kandungan taurin yang sangat rendah bahkan

tidak ada. Hal ini penting untuk diketahui mengingat taurin memiliki sejumlah efek yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Berbagai potensi taurin yang terkait erat dengan tumbuh-kembang bayi, antara lain berkenaan dengan pematangan sel saraf otak dan retina. Pada bayi, konsentrasi tertinggi taurin terdapat pada kedua macam sel tersebut. Selain pada sel saraf otak dan retina, taurin juga terdapat pada serebelum dan sel saraf tepi. Secara biomolekuler, taurin juga memiliki daya antioksidan yang berperan dalam memproteksi sel, terutama sel saraf, dari stres oksidatif. Taurin juga turut berperan pada perkembangan reproduksi neonatus. Jadi, taurin merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama yang berkenaan dengan pertumbuhan, perkembangan, serta proteksi sel saraf. ___________________________________________________________________________ Telur mengandung protein sekitar 13%, dan lemak sekitar 12%. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Disamping itu, telur juga mengandung 10 macam asam amino esensial dari 18 asam amino yang ada. Nilai tertinggi sebagai bahan makanan pada telur adalah bagian kuning telurnya. Pada kuning telur inilah terletak sumber asam amino esensial yang sangat kita perlukan, juga terkandung besi, fosfor, dan sedikit kalsium. Disamping itu terkandung vitamin B kompleks dalam jumlah yang cukup. Sedangkan kandungan karbohidrat telur sedikit sekali. Kuning telur memiliki komposisi gizi yang lebih lengkap daripada putih telur dan terdiri dari air, protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Lemak juga terpusat pada kuning telur, jumlahnya kurang lebih 99%. Lemak dalam telur terdiri dari senyawa trigliserida, fosfolipid, sterol dan serebrosida. Kebanyakan asam lemaknya terdiri dari asam palmitat, oleat dan linoleat. Sedangkan karbohidrat pada kuning telur terdapat dalam bentuk glukosa, galaktosa, polisakarida dan glikogen. Protein yang terkandung dalam telur bermacam-macam antara lain, putih telur mengandung lima jenis protein yaitu : ovalbumin, ovomukoid, ovomusin, ovokonalbumin dan ovoglolin. Ovalbumin merupakan zat protein yang paling banyak pada bagian putih telur, yakni mencapai sekitar 75%. Ovomukoid adalah bagian yang putih telur yang menggumpal bila dipanaskan. Protein pada kuning telur terdiri dari dua macam, yaitu ovovitelin dan ovolitelin dengan perbandingan 4:1. Ovovitelin adalah senyawa protein yang mengandung fosfor (P), sedangkan ovolitelin sedikit mengandung fosfor tapi banyak mengandung belerang (S). (B. Agus M, Ani Daryanto, B. Suwarno,1988 ). ____________________________________________________________________________ Kofaktor adalah komponen enzim yang bersifat non-protein yang berfungsi mengaktifkan enzim. Sifatnya stabil terhadap perubahan suhu atau suatu reaksi. Kofaktor dibedakan menjadi tiga tipe yaitu , aktivator, gugus prostetik dan ko-enzim. (1) Aktivator Aktivator adalah ion - ion anorganik yang biasanya berikatan lemah dengan

suatu enzim. Contoh beberapa logam berperan sebagai aktivator dalam sistem enzim adalah Cu, Fe, Mn, Zn, Ca, K dan Co. (2) Gugus Prostetik Gugus prostetik berikatan erat dengan enzim (protein) oleh ikatan kovalen. Gugus prostetik dapat berupa senyawa organik tertentu, vitamin atau ion logam. Misal FAD yang mengandung riboflavin (Vitamin B2) yang merupakan bagian FAD yang menerima atom Hidrogen. Ion logam kita dapatkan pada sitokrom sebagai pembawa elektron misalnya Fe. Pada waktu melepas besi tereduksi menjadi Fe 2+, pada waktu melepas elektron, teroksidasi menjadi Fe3+. (3) Koenzim Enzim yang tidak mempunyai gugus prostetik, memerlukan senyawa organik lain untuk aktivitasnya juga disebut koenzim. Koenzim tidak melekat erat pada bagian protein enzim. Contoh NAD, NADP, Koenzim-A, ATP. _____________________________________________________________________________

You might also like