You are on page 1of 73

AYAT JURNAL PENYESUAIAN

A. PENGERTIAN jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan. adapun tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah: 1. agar pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan modal menunjukkan keadaan yang sebenarnya 2. agar akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan dan beban dapat diakui dalam suatu periode dan menunjukkan keadaan yang sebenarnya. B. AKUN-AKUN YANG MEMERLUKAN PENYESUAIAN adapun transaksi yang memerlukan ayat jurnal penyesuaian adalah: 1. penyesuaian penyusutan aktiva tetap 2. penyesuaian dibayar dimuka 3. penyesuaian pemakaian perlengkapan 4. penyesuaian pendapatan dibayar dimuka 5. penyesuaian biaya yang masih harus dibayar 6. penyesuaian pendapatan yang akan diterima C. CARA MEMBUAT JURNAL PENYESUAIAN 1. penyusutan aktiva tetap dengan metode garis lurus mesin disusutkan dengan metode garis lurus dan diketahui harga perolehan mesin Rp 400.000.000 taksiran umur ekonomis 5tahun dan taksiran nilai residu Rp 40.000.000 Depresiasi= (HP-NR) / UE = (400.000.000 40.000.000) / 5 th = 360.000.000 / 5 = 72.000.000 AJP :

Biaya penyusutan mesin (D) akumulasi Penyusutan Mesin (K) 2. biaya dibayar dimuka

72.000.o00 72.000.000

dibayar asuransi dengan masa 1 tahun (1 September 2011 1 September 2012) sebesar 6.000.000 dicatat dengan menggunakan pendekatan harta/ neraca dan pendekatan biaya/ laba rugi Pendekatan Neraca/ Harta - saat pembayaran dimuka JU : Asuransi dibayar dimuka (D) Kas (K) - saat penyesuaian perhitungan 4/12 x 6.000.000 = 2.000.000 AJP : Biaya Asuransi (D) Asuransi Dibayar Dimuka (K) Pendekatan Biaya/ Laba Rugi - saat pembayaran dimuka JU : Biaya Asuransi (D) Kas (K) - saat penyesuaian perhitungan 8/12 x 6.000.000 = 4.000.000 AJP : 6.000.000 6.000.000 2.000.000 2.000.000 6.000.000 6.000.000

Asuransi Dibayar Dimuka (D) Biaya Asuransi (K) 3. pemakaian perlengkapan

4.000.000 4.000.000

perlengkapan service pada Neraca Saldo adalah 5.000.000, menurut data penyesuaian tanggal 31 Desember 2011 perlengkapan yang masih tersisa adalah 1.000.000 perhitugan : 5.000.000 1.000.000= 4.000.000 AJP : Biaya Perlengkapan (D) Perlengkapan(K) 4. pendapatan diterima dimuka Diterima pendapatan sewa ruko untuk 1 tahun (1 oktober 2011-1 oktober 2012) sebesar 20.000.000 dan dicatat menggunakan pendekatan Hutang/ Neraca dan pendekatan Pendapatan/ Laba Rugi Pendekatan Neraca/ Harta - saat penerimaan pendapatan JU : Kas (D) Pendapatan sewa dibayar dimuka(K) - saat penyesuaian perhitungan 3/12 x 20.000.000 = 5.000.000 AJP : Pendapatan sewa diterima dimuka (D) 5.000.000 pendapatan sewa (K) Pendekatan Biaya/ Laba Rugi - saat penerimaan pendapatan 5.000.000 20.000.000 20.000.000 4.000.000 4.000.000

JU : Kas (D) Pendapatan sewa (K) - saat penyesuaian perhitungan 9/12 x 20.000.000 = 15.000.000 AJP : Pendapatan sewa (D) pendapatan sewa diterima dimuka (K) 5. biaya yang masih harus dibayar Tanggal 31 desember 2011 terdapat 4 orang karyawan yang belum menerima gaji @500.000 perhitungan 4 x 500.000 = 2.000.000 AJP : Biaya Gaji(D) Gaji yang masih harus dibayar (K) 6. pendapatan yang akan diterma tanggal 31 Desember terdapat bunga yangmasih harus dibayar senilai 1.000.000 AJP : Bunga yang akan diterima (D) Pendapatan Bunga (K) 1.000.000 1.000.000 2.000.000 2.000.000 15.000.000 15.000.000 20.000.000 20.000.000

EKMA4115 Pengantar Akuntansi


0

EKMA4115 PENGANTAR AKUNTANSI Sugiarto 4 sks / modul 1-12: ill.; 21 cm / Edisi 1 ISBN : 979 DDC : Copyright (BMP) Jakarta: Universitas Terbuka, 200 Mata kuliah ini membahas prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi, siklus akuntansi yang dimulai dari proses pencatatan transaksi (jurnal), pembukuan (posting), neraca lajur, serta penyusunan laporan keuangan pada suatu unit usaha atau perusahaan. Mata kuliah ini juga membahas tentang akuntansi perusahaan dagang, persekutuan, perseroan, investasi jangka panjang, obligasi dan modal saham dan sistem akuntansi biaya pesanan serta pengendalian internnya. TINJAUAN MATA KULIAH Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun sebagai pekerja pada suatu instansi pemerintah maupun swasta, seseorang akan selalu menggunakan akuntansi dalam berbagai bentuk. Misalnya dalam kehidupan pribadi, pada saat Anda harus menentukan untuk sekolah atau tidak maka Anda akan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan dengan hasil yang akan diperoleh setelah lulus sekolah nantinya. Atau dalam kehidupan Anda sebagai manajer perusahaan yang dihadapkan pada keputusan apakah perusahaan yang Anda pimpin akan membeli sebuah mobil baru. Di sini informasi akuntansi mengenai perusahaan menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan Anda apakah akan membeli mobil baru tersebut. Buku Materi Pokok Pengantar Akuntansi ini akan menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi sebagai dasar penyusunan laporan keuangan yang dapat membantu pengambilan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perusahaan. Setelah mempelajari Buku Materi Pokok (BMP) Pengantar Akuntansi, Anda diharapkan akan mampu menyusun laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Lebih detail lagi kaitan antarmateri dalam BMP ini dapat Anda lihat dalam bagan berikut ini. RANGKUMAN MODUL 1 : RUANG LINGKUP AKUNTANSI Kegiatan Belajar 1: Prinsip-Prinsip dan Praktik-praktik Akuntansi Akuntansi dapat diartikan sebagai bahasa bisnis karena akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan. Akuntansi dapat

didefinisikan sebagai suatu proses pencatatan, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan. Pihak-pihak yang berkepentingan (pemangku kepentingan) terhadap laporan keuangan suatu perusahaan antara lain penanam dana atau modal yang membutuhkan informasi tentang posisi keuangan dan masa depan perusahaan, kreditur dan supplier (pemasok) perusahaan akan menilai sehat tidaknya keuangan perusahaan dan menilai risiko terhadap kredit yang akan diberikan kepada perusahaan. Lembaga pemerintah memerlukan informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan guna keperluan perpajakan dan perundang-undangan. Karyawan dan organisasi juga berkepentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas dari perusahaan tempat mereka bekerja dan para akademisi yang berkepentingan untuk penelitian dan pendidikan Akuntansi juga mengenal adanya spesialisasi seperti halnya dengan ilmu sosial lainnya. Bidang spesialisasi akuntansi antara lain meliputi: Akuntansi Keuangan, Auditing, Akuntansi Biaya, Akuntansi Manajemen, Akuntansi Perpajakan, Sistem Akuntansi, Akuntansi Anggaran, Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi Sosial. Peranan Akuntansi dalam kegiatan perusahaan dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan alat evaluasi hasil kegiatan. Akuntansi sebagai alat perencanaan dapat terlihat apabila manajemen ingin mengetahui berapa jumlah uang yang harus dibayar, kapan jatuh temponya dan kepada siapa harus dibayar ini semuanya dapat diketahui dari catatan akuntansi. Sedangkan akuntansi sebagai alat evaluasi hasil kegiatan dapat terlihat apabila manajemen ingin membandingkan antara pelaksanaan sesungguhnya dengan tujuan yang direncanakan. Setiap kejadian atau peristiwa mengakibatkan adanya perubahan terhadap posisi keuangan dari suatu organisasi disebut dengan transaksi. Dalam perusahaan transaksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu transaksi intern dan transaksi ekstern. Kekayaan atau harta yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva sedangkan hak atau sumber dari mana aktiva tersebut berasal disebut ekuitas (hak milik). Hubungan antara aktiva dan hak milik ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: Aktiva = Ekuitas Ekuitas dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu hak milik dari kreditur (disebut dengan utang) dan hak milik dari pemilik perusahaan (disebut dengan modal atau ekuitas) dengan demikian persamaan di atas dapat diperluas menjadi: Aktiva = Utang + Ekuitas Kegiatan Belajar 2: Laporan Akuntansi Rangkuman Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas lima jenis yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, perubahan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Neraca adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir bulan atau akhir tahun. Aktiva biasanya disusun berdasarkan urutan likuiditasnya. Atas dasar ini aktiva dapat dibedakan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak

lancar, utang juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya yaitu berdasarkan cepat tidaknya utang akan dilunasi, sedangkan modal diurutkan berdasarkan kekekalan atau keawetannya. Laporan laba rugi adalah laporan yang memuat ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dari laporan ini dapat dihitung laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu perusahaan. Pos-pos pendapatan dan beban disusun menurut besar-kecilnya. Semakin besar pos pendapatan dan beban berarti besar pos tersebut mendapat perhatian dari pembaca laporan. Laporan modal adalah laporan yang menunjukkan ikhtisar perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Dari laporan ini dapat diperoleh sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu. Laporan arus kas merupakan laporan yang wajib dibuat perusahaan, menurut Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK No. 2). Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus masuk dan arus keluar dari kas (uang dan rekening giro). Arus kas dapat bersumber dari operasi, investasi dan pendanaan atau financing. Pemakai laporan menggunakan laporan ini untuk dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ke empat jenis laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan ini biasanya berupa penjelasan atau suplemen dari pos-pos laporan keuangan.

MODUL 2 : SIKLUS AKUNTANSI Kegiatan Belajar 1: Pencatatan Transaksi Pengaruh transaksi terhadap suatu perusahaan di dalam akuntansi dapat digambarkan dengan menggunakan persamaan akuntansi sebagai berikut: Aktiva = Utang + Ekuitas atau A = U + E Ekuitas (modal) perusahaan dapat berubah apabila perusahaan memperoleh Pendapatan (P) atau adanya setoran modal, dan perusahaan menyerap Beban (B) atau adanya pengambilan modal (prive). Meskipun setiap transaksi dapat dicatat dengan persamaan akuntansi seperti di atas, namun bentuk pencatatan tersebut kurang praktis digunakan, karena transaksi yang terjadi di perusahaan selama periode tertentu akan menyangkut berbagai pos (elemen) aktiva, utang, ekuitas, pendapatan dan biaya yang jumlahnya dapat mencapai ratusan. Agar informasi harian dapat tersedia, pada saat dibutuhkan, dan laporan keuangan dapat disusun setiap saat, maka perlu dibuat catatan yang terpisah untuk setiap pos. Catatan tersebut dalam akuntansi disebut dengan rekening (akun). Sedangkan kelompok rekening yang berkaitan dan merupakan satu unit disebut buku besar (ledger).

Akun adalah catatan formal akuntansi yang digunakan untuk mengikhtisarkan transaksi yang terjadi selama periode akuntansi dan bentuk akun ini dapat bermacam-macam. Bentuk paling sederhana suatu akun terdiri atas tiga bagian: (1) Judul, yang menunjukkan nama dari pos yang dicatat, (2) ruang (tempat) untuk mencatat penambahan jumlah dari pos tersebut dalam unit rupiah (uang) dan (3) ruang untuk mencatat pengurangan jumlah dari pos tersebut. Bentuk rekening tersebut sering disebut akun dua kolom atau akun T. Pada akhir periode seluruh akun dijumlahkan dan dihitung saldonya. Akun-akun ini merupakan bahan dasar yang akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Akun-akun pendapatan dan beban dipakai untuk menyusun laporan laba rugi, akun aktiva, utang dan ekuitas dipakai untuk menyusun neraca, akun ekuitas dan prive dipakai untuk menyusun laporan perubahan modal dan akun kas dipakai untuk menyusun arus kas. Cara pencatatan langsung ke dalam akun sulit dilakukan dalam praktik, karena jumlah akun cukup banyak dan terjadi kesalahan sulit untuk melacak kesalahan tersebut, maka untuk pencatatan transaksi sebelum dilakukan pencatatan ke dalam akun, terlebih dahulu dicatat dalam buku jurnal. Buku jurnal yaitu buku yang digunakan untuk mencatat kejadian keuangan (transaksi) yang dilakukan secara urut waktu dan pencatatan dalam buku jurnal ini juga sejalan dengan persamaan akuntansi, dalam arti setiap transaksi akan didebet dan dikredit dalam jumlah yang sama. Bentuk buku jurnal ini yang banyak dikenal adalah bentuk dua kolom. Kegiatan Belajar 2: Jurnal Penyesuaian (Adjustment Journal) Rangkuman Daftar saldo pada akhir periode akuntansi, sering kali tidak mencerminkan saldo yang sesungguhnya pada saat tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya transaksi-transaksi yang setiap saat berjalan terus, di mana perusahaan tidak praktis (tidak sengaja) untuk mencetaknya. Agar akun-akun dalam daftar saldo dapat langsung disajikan sebagai laporan keuangan, maka akun-akun tersebut harus disesuaikan terlebih dahulu. Transaksi-transaksi kontinu yang biasanya selalu memerlukan penyesuaian setiap akhir periode akuntansi dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
1. Alokasi harga perolehan dari persekot biaya, seperti bahan habis pakai, persekot sewa, dan persekot biaya yang lain, penyesuaian dalam hal ini dilakukan untuk mengalokasikan beberapa bagian persekot biaya yang sudah menjadi biaya-biaya dan beberapa bagian yang masih merupakan persekot. Dalam akuntansi dikenal dengan istilah pos-pos defferal (transitoris) 2. Alokasi pendapatan yang diterima di muka seperti: uang muka pendapatan sewa, uang muka penjualan dan uang muka pendapatan yang lain. Penyesuaian ini diperlukan untuk memisahkan beberapa bagian Uang Muka Pendapatan yang sudah menjadi pendapatan dan beberapa bagian yang masih tetap merupakan uang muka. Pos-pos seperti ini juga disebut dengan pos-pos defferal. 3. Alokasi harga perolehan aktiva jangka panjang. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengakui adanya biaya yang terjadi karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang manfaatnya semakin menurun. Penurunan manfaat ini dalam akuntansi disebut depresiasi (penyusutan). 4. Biaya yang terutang (bertambahnya biaya) penyesuaian ini terjadi karena sudah terjadi biaya dalam perusahaan, tetapi belum dicatat sampai tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian

di sini digunakan untuk mencatat bertambahnya biaya dan untuk mencatat bertambahnya utang biaya. Pos-pos ini dikenal dengan istilah pos-pos akrual (antisipasi) 5. Pendapatan yang tertagih (Bertambahnya Pendapatan). Penyesuaian ini timbul karena perusahaan telah mempunyai hak atas suatu pendapatan tetapi belum dicatat sampai dengan tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian ini dimaksudkan untuk mencatat bertambahnya pendapatan di satu pihak dan bertambahnya tagihan di pihak lain. Pos-pos ini disebut dengan pos-pos akrual (antisipasi)

Setelah penyesuaian-penyesuaian tersebut dicatat dan dibukukan, maka buku besar telah siap untuk disajikan sebagai elemen laporan keuangan.

MODUL 3 : NERACA LAJUR DAN PENUTUPAN PEMBUKUAN Kegiatan Belajar 1 : Neraca Lajur (Work Sheet) Neraca lajur adalah suatu lembaran kerja berlajur yang digunakan untuk mengikhtisarkan saldo akun-akun dan menyiapkan penyajian laporan keuangan. Penggunaan neraca lajur akan mempermudah proses penyusunan laporan keuangan dengan teliti, tepat dan tepat waktu. Secara umum neraca lajur yang digunakan adalah neraca lajur 10 kolom yang meliputi; (1) Kolom pertama dan kedua (daftar saldo), (2) Kolom ketiga dan keempat (penyesuaian), (3) Kolom kelima dan keenam (daftar saldo setelah penyesuaian), (4) Kolom ketujuh dan kedelapan (Laba Rugi), dan (4) Kolom kesembilan dan sepuluh (neraca). Kegiatan Belajar 2 : Penutupan Buku (Closing Entries) Jurnal penutup dibuat bila perusahaan akan memulai pembukuan untuk periode yang baru. Maksud dari jurnal ini adalah untuk menghindari terjadinya pencampuran transaksi yang sama dari periode sebelumnya, misalnya transaksi pendapatan, biaya dan modal. Tahap-tahap dalam proses penutupan adalah sebagai berikut:
1. Pertama; menutup akun-akun biaya ke akun perantara yang dinamakan Ikhtisar Laba Rugi. Setiap akun yang dikreditkan adalah sebesar saldo debetnya dan sebagai imbangannya akun ikhtisar Laba Rugi dikredit dengan jumlah yang sama. Dengan adanya jurnal penutup ini seluruh akun biaya tidak akan bersaldo lagi. 2. Kedua; menutup akun-akun pendapatan ke akun ikhtisar Laba Rugi. Setiap akun pendapatan akan didebet sebesar jumlah saldo kreditnya, sebaliknya akun ikhtisar Laba Rugi dikreditkan dengan jumlah yang sama. 3. Ketiga; menghitung saldo akun ikhtisar Laba Rugi, selanjutnya menutupnya ke akun ekuitas atau saldo laba. Bila akun ikhtisar Laba Rugi bersaldo kredit (berarti jumlah kredit atau pendapatan lebih besar dari jumlah debetnya atau biaya-biaya) ini berarti perusahaan memperoleh laba atau keuntungan. Begitu pula sebaliknya bila akun ikhtisar Laba Rugi bersaldo debet ini menandakan perusahaan menderita kerugian. 4. Keempat; menutup akun prive atau dividen ke akun ekuitas atau akun saldo laba.

Jurnal balik adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke akun temporer. Bentuk jurnal ini merupakan kebalikan dari jurnal penyesuaian. Akun-akun yang

bersaldo debet dan kredit pada jurnal penyesuaian, akan dibalik pada jurnal balik dengan jumlah yang sama, namun tidak merupakan suatu keharusan dalam proses akuntansi bahwa setiap jurnal penyesuaian harus dilakukan jurnal balik, jurnal penyesuaian yang perlu dibalik adalah jurnal penyesuaian yang terdapat pada akun-akun tertentu atau pos-pos transitoris. MODUL 4 : LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENTS) Kegiatan Belajar 1: Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Akun-akun dalam neraca di klasifikasikan dalam pos aktiva, utang dan modal. Selanjutnya aktiva dikelompokkan menjadi akun aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Untuk aktiva lancar disajikan secara urut atas dasar likuiditasnya yaitu berdasarkan cepat tidaknya masing-masing pos tersebut dijadikan kas atau dipakai. Sedangkan untuk aktiva tetap disajikan berdasarkan kekekalannya. Jenis aktiva tidak lancar yang lain adalah investasi, aktiva tidak berwujud, dan aktiva lain-lain. Untuk pos utang atau kewajiban dapat juga diklasifikasikan sebagaimana dengan aktiva. Utang lancar diklasifikasi berdasarkan likuiditasnya sedangkan utang jangka panjang dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlahnya Sedangkan untuk akun modal atau ekuitas disusun atas dasar historisnya atau kekekalannya, sehingga sedapat mungkin akun modal harus dapat menunjukkan beberapa modal asli (pribadi) dan berapa yang berasal dari hasil kegiatan perusahaan Kegiatan Belajar 2: Laporan Laba (Income Statement) Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menggambarkan kegiatan suatu perusahaan selama periode tertentu. Kegiatan tersebut digambarkan dalam akun-akun pendapatan dan biaya (akun nominal). Pengertian pendapatan dan biaya tidak sama dengan penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu; pendapatan usaha yang berasal dari kegiatan pokok perusahaan dan pendapatan non usaha yang merupakan hasil sampingan perusahaan. Demikian juga dengan biaya, biaya dibedakan menjadi biaya usaha dan biaya non usaha. Dalam perusahaan dagang selain terdapat biaya usaha dan biaya non usaha terdapat biaya harga pokok penjualan yang merupakan harga pokok dari barang dagangan yang telah terjual. Jenis laporan laba rugi dari suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu single step dan multiple step. Dalam bentuk single step hanya dikenal satu macam laba yaitu laba bersih sesudah pajak, sedangkan pada bentuk multiple step dapat diperoleh informasi berbagai jenis laba yaitu laba kotor, laba usaha, laba bersih sebelum pajak dan laba bersih sesudah pajak. Kegiatan Belajar 3: Laporan Perubahan Ekuitas (Equity Statement) Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menggambarkan kegiatan suatu perusahaan selama periode tertentu. Kegiatan tersebut digambarkan dalam akun-akun pendapatan dan biaya (akun nominal). Pengertian pendapatan dan biaya tidak sama dengan penerimaan kas dan pengeluaran kas.

Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu; pendapatan usaha yang berasal dari kegiatan pokok perusahaan dan pendapatan non usaha yang merupakan hasil sampingan perusahaan. Demikian juga dengan biaya, biaya dibedakan menjadi biaya usaha dan biaya non usaha. Dalam perusahaan dagang selain terdapat biaya usaha dan biaya non usaha terdapat biaya harga pokok penjualan yang merupakan harga pokok dari barang dagangan yang telah terjual. Jenis laporan laba rugi dari suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu single step dan multiple step. Dalam bentuk single step hanya dikenal satu macam laba yaitu laba bersih sesudah pajak, sedangkan pada bentuk multiple step dapat diperoleh informasi berbagai jenis laba yaitu laba kotor, laba usaha, laba bersih sebelum pajak dan laba bersih sesudah pajak. Kegiatan Belajar 4: Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu. Informasi arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan kas berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas pendanaan (financing) dan aktivitas investasi selama satu periode akuntansi.
1. Setara Kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. 2. Aktivitas Operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas yang positif dari aktivitas operasi menunjukkan perusahaan memiliki kelebihan kas yang dapat digunakan melakukan penambahan investasi atau untuk pelunasan pinjaman jangka panjang. Arus kas dari kegiatan operasional tidak harus paralel dengan laba atau rugi perusahaan. 3. Aktivitas Investasi adalah aktivitas yang terkait dengan perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Arus kas dari aktivitas ini dapat menunjukkan apakah perusahaan baru melakukan ekspansi atau sebaliknya baru melakukan divestasi. 4. Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komponen modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan. Arus kas dari pendanaan dapat menggambarkan bagaimana perusahaan memperoleh dana untuk melakukan kegiatan operasional atau untuk kegiatan investasi. Arus kas yang berasal dari ekuitas memberikan stabilitas yang lebih baik dari pada arus kas yang berasal dari pinjaman jangka panjang.

MODUL 5 : PERUSAHAAN DAGANG DAN JURNAL KHUSUS

Kegiatan Belajar 1: Perusahaan Dagang (Merchandise Company) Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli barang. Perusahaan membeli barang untuk dijual kembali dalam bentuk semula tanpa mengalami pengolahan. Perusahaan dagang dapat berupa toko, penyalur tunggal, agen penjualan, distributor dan sejenisnya. Karakteristik utama perusahaan dagang adalah bahwa pada peristiwa penjualan terjadi penyerahan barang yang di dalamnya memuat jumlah rupiah disebut harga pokok penjualan. Pendapatan utama perusahaan dagang adalah berasal dari penjualan barang sehingga rekening penjualan digunakan sebagai ganti rekening Pendapatan. Juga Piutang Dagang dan Utang Dagang. Di samping itu ada akun-akun khusus yang bersangkutan dengan perusahaan dagang di samping Penjualan, antara lain yang terpenting adalah Harga Pokok Penjualan, Pembelian, Retur dan Keringanan Penjualan, Retur dan Keringanan Pembelian, Potongan Penjualan dan Potongan Pembelian. Potongan pembelian ataupun potongan penjualan hendaknya tidak dikacaukan dengan pengertian potongan harga (price/trade discount). Ada akun khusus menyebabkan Laporan laba-rugi perusahaan dagang juga berbeda dengan laporan perusahaan dagang. Biaya dalam perusahaan dagang dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya yang melekat pada barang dagangan yang terjual yang disebut biaya operasi. Harga pokok penjualan sendiri sebenarnya merupakan biaya operasi lainnya. Penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan merupakan laba yang berasal dari penjualan yang dikenal dengan istilah laba kotor penjualan. Pada saat terjadi penjualan sebenarnya terjadi dua peristiwa yaitu pertama terjadinya pendapatan yang disebut penjualan yang mempunyai akibat menambah modal dan yang kedua keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok penjualan yang mempunyai akibat mengurangi modal karena sifatnya sebagai biaya. Bila pada saat penjualan keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok tidak dihitung dan dicatat dan baru akan dicatat pada akhir periode sebagai penyesuaian maka dikatakan bahwa perusahaan menggunakan sistem persediaan fisik atau periodik (physical or periodical inventory system). Sedangkan bilangan pada tiap kali terjadi penjualan harga pokok barang yang ke luar dicatat maka dikatakan bahwa perusahaan menggunakan sistem persediaan kontinu atau buku/perpetual or book inventory system Kegiatan Belajar 2: Jurnal Khusus (Special Journal) Pada umumnya di dalam perusahaan banyak terjadi transaksi yang sifatnya rutin dan frekuensi terjadinya sangat tinggi. Transaksi rutin ini biasanya meliputi: penjualan kredit, pembelian kredit, penerimaan kas, pengeluaran kas dan sebagainya. Dengan buku jurnal dua kolom ternyata pencatatan transaksi rutin menjadi tidak efisien dan tidak praktis, terutama dalam hal posting dari buku jurnal ke buku besar. Karena itu transaksi rutin yang sering terjadi sebaiknya dicatat dalam buku jurnal tersendiri yang disebut dengan buku jurnal khusus. Dengan adanya jurnal khusus maka biasanya ada beberapa akun yang memerlukan perincian misalnya Piutang Dagang dan Utang Dagang. Akun-akun untuk perincian ini membentuk satu buku besar tersendiri yang disebut dengan buku besar pembantu (subsidiary ledger), sedangkan buku besar yang akan digunakan untuk menyusun daftar saldo disebut dengan buku besar kendali (controlling account) Jurnal khusus yang biasanya memiliki oleh suatu perusahaan dagang antara lain:

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Jurnal Penjualan (Sales Journal). Jurnal Pembelian (Purchase Journal). Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal). Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Disbursment Journal). Jurnal Retur dan Keringanan Penjualan (Sales Return and Allowance Journal). Jurnal Retur dan Keringanan Pembelian (Purchase Return and Allowance Journal).

Transaksi yang tidak dapat dicatat dalam buku jurnal di atas akan dicatat dalam buku Jurnal umum (General Journal) yang dapat merupakan buku jurnal biasa (dua kolom) atau berkolom banyak (columnar journal). Tentu saja tiap perusahaan tidak harus menyediakan seluruh jurnal khusus di atas tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan. Suatu perusahaan mungkin cukup mempunyai satu jurnal yaitu jurnal umum saja karena transaksi yang terjadi masih sederhana. Bila perusahaan makin maju dan transaksinya makin kompleks maka mungkin diperlukan beberapa jurnal khusus. Yang jelas adalah bahwa suatu perusahaan selalu menyediakan jurnal umum.

MODUL 6 : AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN Kegiatan Belajar 1: Pembentukan Persekutuan dan Pembagian Laba atau Rugi Persekutuan Perbedaan pokok antara perusahaan perseorangan dan persekutuan adalah dalam masalah transaksi modal. Oleh karena persekutuan merupakan perusahaan milik beberapa orang maka laba yang diperoleh juga harus dibagikan kepada seluruh pemilik. Ada berbagai cara dalam pembagian laba atau rugi ini. Agar tidak menimbulkan kesulitan di kemudian hari sebaiknya perjanjian pembagian laba harus diuraikan dengan jelas dalam bentuk tertulis. Bila tidak ada perjanjian yang menyangkut masalah pembagian laba atau rugi, maka dianggap pembagian laba atau rugi dilakukan dengan perbandingan yang sama. Bila persekutuan dibentuk dari perusahaan yang sebelumnya sudah berjalan, biasanya nilai buku aktiva dari perusahaan sebelumnya menjadi tidak relevan lagi. Oleh karena itu pada umumnya nilai buku tersebut harus disesuaikan lebih dahulu. Persekutuan cukup mencatat nilai aktiva yang baru (yang disetujui bersama), tidak perlu memperhatikan harga perolehan aktiva ketika dulu dibeli oleh perusahaan sebelum menjadi persekutuan. Harga perolehan aktiva bagi persekutuan yaitu harga pada saat aktiva tersebut menjadi hak persekutuan. Secara umum ciri-ciri persekutuan adalah:
1. 2. 3. 4. 5. umur atau jangka waktu persekutuan terbatas tanggung jawab anggota yang tidak terbatas kepemilikan harta bersama partisipasi dalam pembagian laba atau rugi; dan perjanjian tertentu.

Kegiatan Belajar 2: Akuntansi untuk Pembubaran Persekutuan dan Likuidasi Persekutuan Salah satu sifat utama dari bentuk organisasi persekutuan adalah usianya yang terbatas. Setiap perubahan anggota persekutuan akan mengakibatkan pembubaran persekutuan. Dengan demikian masuknya anggota sekutu baru, keluarnya anggota sekutu lama dan meninggalnya salah seorang anggota persekutuan, akan membubarkan persekutuan yang ada. Masuknya sekutu dalam persekutuan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. dengan cara membeli hak pemilik sekutu lama; 2. dengan cara menyetorkan aktiva kepada persekutuan.

Perbedaan cara penerimaan sekutu baru akan mengakibatkan perbedaan dalam akuntansi. Pada cara pertama transaksi penerimaan sekutu baru hanya dilakukan dengan memindahkan akun modal sekutu lama ke akun sekutu baru. Dengan demikian tidak terjadi perubahan struktur aktiva maupun struktur modal. Pada cara kedua persekutuan akan mencatat penambahan aktiva dan penambahan modal. Jumlah aktiva yang dicatat tidak harus sama dengan jumlah modal sekutu baru. Adakalanya setoran modal dicatat lebih rendah atau lebih tinggi sehingga menimbulkan goodwill yang akan diberikan kepada sekutu lama atau sekutu yang baru masuk. Umumnya bila persekutuan akan menerima anggota baru diadakan penyesuaian lebih dahulu terhadap akunakun yang ada. Sehingga buku besarnya dapat mencerminkan harga aktiva secara lebih layak. Laba atau rugi yang timbul karena adanya penilaian kembali ini kemudian akan dibagikan kepada para sekutu lama. Bila persekutuan mau menghentikan kegiatannya, maka biasanya akan menjual seluruh aktivanya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembagian kekayaan kepada para anggotanya. Proses pembubaran perusahaan ini dikenal dengan proses likuidasi. Adapun langkah-langkah dalam proses likuidasi adalah:
1. 2. 3. 4. menyesuaikan dan menutup buku-buku yang ada; menjual seluruh aktiva nonkas (realisasi); melunasi seluruh utang perusahaan; mengembalikan modal kepada para sekutu.

Oleh karena tanggung jawab anggota persekutuan tidak terbatas maka bila ada salah seorang anggota sekutu yang modalnya negatif mereka tetap harus menutup jumlah modal yang negatif tersebut. Seandainya sekutu tersebut dalam keadaan bangkrut, maka sekutu yang masih mampu harus menanggung defisit sekutu tersebut.

MODUL 7 :AKUNTANSI UNTUK PERSEROAN I Kegiatan Belajar 1: Perseroan Perseroan adalah badan hukum yang dapat memiliki harta kekayaan, menandatangani perjanjian, mengadakan utang-piutang dan hak serta kewajiban sebagaimana individu. Perseroan dikatakan

sebagai perseroan tertutup bila saham-sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan orang tertentu saja dan dikatakan sebagai perseroan terbuka kalau saham-sahamnya dapat dibeli oleh masyarakat bebas. Modal saham perseroan dapat terdiri atas saham biasa dan saham prioritas (saham preferen). Saham prioritas adalah saham yang memiliki hak-hak lebih tertentu, seperti hak untuk memperoleh dividen lebih dahulu, hak suara, hak pembagian dividen yang pasti dan hak pembagian kekayaan lebih dahulu. Sehubungan dengan masalah pembagian dividen saham prioritas dapat dibedakan menjadi:
1. 2. 3. 4. Saham prioritas yang kumulatif, partisipasi. Saham prioritas yang kumulatif, non-partisipasi. Saham prioritas yang non-kumulatif, partisipasi. Saham prioritas yang non-kumulatif, non-partisipasi.

Ciri-ciri yang membedakan bentuk perusahaan perseroan dengan persekutuan adalah sebagai berikut. Perseroan merupakan badan hukum tersendiri, oleh sebab itu tanggung jawab harta kekayaan dan utang ada di tangan perseroan itu sendiri. Oleh karena itu, pemilik perseroan hanya bertanggung jawab terhadap jumlah uang yang telah ditanamkan di perseroan tersebut. Dalam hal ini tidak ada tanggung jawab renteng. Hak pemilikan perseroan yang ditandai dengan surat saham dapat dengan mudah dipindahtangankan, dengan demikian pemilikan perseroan lebih luwes dibandingkan dengan persekutuan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa laba yang dibagikan kepada para pemilik akan dikenakan pajak dua kali. Pertama, pada saat laba diperoleh perseroan akan dikenakan pajak penghasilan untuk perseroan dan kedua, pada saat laba diterima pemegang saham akan dikenakan pajak penghasilan atas nama pemegang saham pribadi. Selain itu perseroan pada umumnya dikenakan peraturan-peraturan pemerintah yang lebih banyak dibandingkan dengan persekutuan atau perusahaan perseorangan. Namun bentuk perseroan lebih disukai oleh perusahaan-perusahaan besar dibandingkan dengan bentuk perusahaan yang lain. Kegiatan Belajar 2: Transaksi Modal Perseroan adalah merupakan badan hukum. Oleh sebab itu perseroan dapat bertindak (melakukan transaksi) atas namanya sendiri. Perseroan dapat memiliki aktiva atas nama sendiri dan perseroan dapat berutang juga atas namanya sendiri. Tanggung jawab pemilik (pemegang saham) terbatas pada jumlah uang yang telah mereka setorkan saja. Artinya bila suatu perseroan bangkrut, maka kreditur tidak berhak menagih (menuntut) harta pribadi pemilik perseroan. Pada umumnya pemilikan saham perseroan lebih mudah untuk diperjualbelikan tidak seperti halnya pada pemilikan dalam persekutuan. Modal perseroan terdiri atas saham-saham, saham-saham ini dapat dibedakan menurut jenisnya yang dapat diikhtisarkan sebagai berikut. . . . . . ada tabelnya . . .

Penyajian modal saham dalam neraca harus dapat menjelaskan berapa jumlah modal saham statutairnya dan berapa jumlah yang telah ditempatkan. Akun modal dalam perseroan dapat dibedakan menjadi:
1. jumlah nominal saham; 2. jumlah kelebihan setoran di atas nominalnya (agio saham); dan 3. jumlah laba yang belum dibagikan kepada para pemegang saham.

Bila perseroan menerbitkan saham tanpa nilai nominal maka harus ditentukan jumlah (nilai) yang ditetapkan. Nilai yang ditetapkan ini dianggap sebagai nilai nominalnya. Pada saat perseroan melakukan emisi saham, maka akun kas atau aktiva lain akan didebet, akun modal saham dikredit sebesar nominalnya (pari), dan kelebihan setoran dicatat dalam akun sendiri yang disebut akun agio saham. Akun modal saham selain dipisahkan ke dalam akun modal saham dan agio saham juga harus diadakan akun modal untuk setiap jenis saham. Klasifikasi modal sendiri pada perseroan dapat dibedakan sebagai berikut. ada tabelnya

Bila saham perseroan pada saat emisi ditukarkan dengan aktiva selain kas, maka aktiva yang diterima sebagai setoran tersebut dicatat sebesar harga pasarnya, selisih antara harga pasar aktiva tersebut dengan nominal saham dicatat sebagai agio atau disagio saham. Bila harga pasar aktiva tersebut tidak dapat ditentukan, aktiva tersebut dapat dicatat sebesar harga pasar dari saham perseroan pada saat pertukaran terjadi. Selisih harga pasar saham dengan nominalnya akan dicatat sebagai agio (disagio). Dalam neraca selain disajikan jumlah modal secara keseluruhan, juga sering disajikan nilai buku per lembar saham. Nilai buku per lembar dihitung dengan cara membagi alokasi modal sendiri ke setiap jenis saham dengan jumlah lembar yang beredar untuk setiap jenisnya. Nilai buku ini menunjukkan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap harga pasar saham di bursa. Biaya organisasi (biaya pendirian) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendirikan perseroan. Biaya organisasi ini pada umumnya akan disajikan dalam neraca sebagai aktiva permanen. Bila dirasa biaya organisasi tidak akan bermanfaat, maka biaya organisasi diamortisasi dan dibebankan secara sistematis sebagai biaya.

MODUL 8 : AKUNTANSI UNTUK PERSEROAN II Kegiatan Belajar 1: Klasifikasi Modal Klasifikasi modal saham dalam neraca harus diungkapkan dengan jelas. Penyajian modal saham dalam neraca harus mengungkapkan berapa jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan dan

modal yang ada dalam portofolio. Selisih antara jumlah yang disetor pemegang saham dengan nominal saham dicatat sebagai Premium Modal Saham. Nama lain dari akun ini adalah Agio Modal Saham. Akun Modal Sumbangan digunakan untuk menampung sumbangan-sumbangan yang diterima perseroan. Aktiva yang diterima sebagai sumbangan dinilai sebesar harga pasar dari aktiva tersebut ketika diterima perusahaan. Adanya pendapatan yang tidak dikenakan sebagai pajak dan biaya yang tidak dianggap sebagai beban oleh peraturan pajak mengakibatkan besarnya pajak menurut perhitungan akuntansi dan perpajakan berbeda. Bila perbedaan ini diakibatkan karena perbedaan waktu maka selisih yang terjadi dicatat dalam akun penangguhan utang PPh. Sering kali terjadi untuk mencegah laba yang ditahan dibagikan sebagai dividen, perusahaan menyisihkan sebagian laba yang ditahan. Untuk penyisihan ini digunakan akun penyisihan laba yang ditahan (misalnya penyisihan untuk ekspansi) guna memindahkan jumlah dari akun laba yang ditahan ke akun penyisihan ini. Kegiatan Belajar 2: Jenis Dividen Perusahaan dapat membagikan dividen dalam bentuk kas, aktiva lain, atau saham bonus. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembagian dividen adalah masalah:
1. Kapan utang dividen harus dicatat. 2. Kepada siapa dividen akan diterimakan. 3. Kapan pembayaran dividen akan dilakukan.

Agar perusahaan dapat membagikan dividennya, maka perusahaan tersebut harus:


1. Mempunyai saldo laba yang ditahan cukup besar. 2. Jumlah kas yang cukup. 3. Memutuskan secara resmi tentang pembagian dividen.

Dividen tunai tidak boleh dibagikan kepada pemilik saham treasury sedangkan dividen saham dapat dibagikan kepada pemilik saham treasury dapat pula tidak. Pembagian dividen tunai akan menyebabkan laba yang ditahan berkurang dan aktiva perusahaan berkurang. Sedangkan pembagian dividen saham tidak akan mengurangi jumlah modal saham. Pembagian ini hanya akan mengakibatkan perubahan bentuk modal dari laba yang ditahan menjadi modal saham. Pemecahan saham adalah usaha perseroan untuk menurunkan harga pasar sahamnya dengan cara menambah jumlah lembar saham yang beredar. Penambahan ini dilakukan dengan cara menurunkan nilai nominal saham. Kejadian ini tidak akan mempengaruhi bentuk susunan modal dan untuk itu tidak perlu dicatat dalam pembukuan.
1. Bila dalam perseroan terdapat akun penyisihan, maka laporan laba yang ditahan dibagi menjadi dua bagian: 2. menjelaskan bagian laba yang ditahan yang disisihkan, dan 3. menjelaskan bagian laba yang penggunaannya tidak dibatasi. Jumlah dari kedua bagian ini kemudian disajikan dalam neraca.

MODUL 9 : AKUNTANSI UTANG JANGKA PANJANG DAN INVESTASI Kegiatan Belajar 1: Konsep Nilai Tunai Konsep nilai tunai timbul karena orang lebih suka memiliki uang pada saat sekarang daripada memiliki sejumlah uang pada masa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena alasan atau motivasi (1) transaksi, (2) berjaga-jaga (likuiditas), dan (3) spekulasi. Uang yang dimiliki sekarang sudah pasti sehingga dapat digunakan untuk melakukan transaksi, membayar kalau ada tagihan dan diinvestasikan ke bank atau bisnis lain yang menguntungkan. Oleh sebab itu, sejumlah uang yang sama di masa akan datang akan mempunyai nilai lebih rendah bila dihitung nilainya pada saat sekarang. Nilai tunai dihitung dengan mendiskontokan nilai yang akan datang (Future Value) dengan tingkat diskonto yang menyamakan preferensi seseorang terhadap nilai yang akan datang dengan nilai tunai. Secara matematika persamaan nilai tunai dapat digambarkan sebagai berikut. PV = Present Value FV = Future Value r = return atau diskonto atau dalam rumus umum sebagai berikut: di mana, Po = nilai tunai (nilai sekarang) Pn = nilai uang pada akhir periode ke n i = tingkat diskonto (bunga) Untuk menghitung nilai tunai dapat menggunakan tabel bunga yang berisi nilai dari Dengan tabel tersebut kita dapat dengan mudah menghitung nilai tunai. Kegiatan Belajar 2: Utang Jangka Panjang (Long Term Debt) Pada prinsipnya utang obligasi dicatat sebesar harga pokoknya (costnya) yaitu harga yang terjadi pada saat transaksi. Bila harga pokok utang obligasi berbeda dengan nominalnya, maka selisihnya dicatat dalam akun tersendiri, yaitu akun diskonto atau premium obligasi. Akun ini adalah bagian dari akun utang obligasi. Oleh sebab itu dalam penyajiannya di neraca digabungkan dengan akun utang obligasi. Diskonto obligasi terjadi bila tingkat bunga obligasi lebih kecil daripada tingkat bunga efektif pada saat obligasi tersebut dikeluarkan. Dan sebaliknya premium utang obligasi terjadi bila tingkat bunga obligasi lebih tinggi daripada tingkat bunga efektifnya. Diskonto dan premium ini harus diamortisasi dan dibebankan sebagai beban bunga selama umur obligasi. Dalam hal ini perusahaan dapat menggunakan salah satu dari dua metode amortisasi yaitu garis lurus dan bunga efektif. Utang obligasi dapat dilunasi sebelum jatuh temponya (ditebus). Bila harga tebusan tidak sama dengan nilai bukunya, maka penebusan utang obligasi ini akan menimbulkan laba atau rugi penebusan utang obligasi. Bila laba atau rugi penebusan utang jangka panjang ini jumlahnya cukup tinggi, maka jumlah tersebut dalam laporan laba rugi disajikan dalam pos-pos luar biasa. Jumlah yang disajikan adalah jumlah bersihnya, dikurangi pajak penghasilan.

Kegiatan Belajar 3: Investasi Saham dan Obligasi (Debt and Equity Investments) Investasi dapat dibedakan menjadi investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Untuk membedakannya investasi jangka pendek dicatat dalam akun surat-surat berharga atau efek, sedangkan investasi jangka panjang dicatat dalam akun investasi. Bentuk investasi dapat berupa deposito, reksadana, obligasi pemerintah, dan obligasi atau saham dari perusahaan lain. Untuk tujuan penilaian investasi diklasifikasikan sebagai (1) trading securities, (2) available for sale securities, dan (3) held to maturity securities. Dalam investasi saham, bila jumlah saham yang dibeli dari suatu perusahaan 20% atau lebih, maka perusahaan harus menggunakan metode pencatatan pemilikan (equity method). Dalam metode ini saldo akun investasi akan berfluktuasi, yaitu di debet untuk bagian laba yang diperoleh perusahaan anak dan di kredit untuk bagian dividen yang diumumkan perusahaan anak. Selain itu juga di kredit bila ternyata perusahaan anak mengalami kerugian. Metode pencatatan yang lain, adalah metode harga pokok perolehan (cost method). Dalam metode ini jumlah atau saldo akun investasi akan tetap sama besarnya. Akun investasi hanya berubah bila terjadi pembelian atau penjualan investasi saja. Metode ini diterapkan kalau jumlah kepemilikan saham kurang dari 20% dari jumlah saham yang beredar. Pencatatan investasi dalam obligasi merupakan kebalikan dari pencatatan pengeluaran obligasi. Hanya saja dalam pencatatan investasi obligasi tidak dikenal akun diskonto atau premium, namun demikian diskonto atau premium obligasi ini juga diamortisasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi yang bersangkutan. Untuk menentukan besarnya amortisasi setiap bulan atau setiap enam bulan, perusahaan dapat menggunakan salah satu dari dua metode yang ada yaitu: metode garis lurus atau metode bunga efektif.

MODUL 10 :AKUNTANSI MANAJEMEN 1 (SISTEM AKUNTANSI BIAYA PESANAN) Kegiatan Belajar 1: Akuntansi Manajemen Dalam perusahaan manufaktur dikenal tiga macam persediaan, yaitu:
1. Persediaan bahan baku berupa bahan yang tersedia untuk diproses menjadi produk jadi. 2. Persediaan barang dalam proses, berupa barang yang pada akhir suatu periode tertentu (biasanya pada akhir tahun buku) belum selesai diproses, belum menjadi produk jadi dan masih memerlukan proses produksi lebih lanjut. 3. Persediaan produk jadi, berupa barang-barang yang siap untuk dijual atau dipasarkan.

Selain kegiatan perdagangan, perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan pokok proses produksi yang memerlukan tiga unsur biaya yaitu: biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk menjalankan fungsi pokok manajemen (fungsi perencanaan, fungsi pengarahan dan pemotivasian serta fungsi pengendalian) manajemen memerlukan banyak informasi. Salah satu informasi yang amat penting adalah informasi biaya termasuk informasi biaya produksi. Informasi biaya produksi disajikan laporan harga pokok

produksi. Laporan harga pokok produksi ini jumlah totalnya akan disajikan dalam laporan laba rugi. Kegiatan Belajar 2: Sistem Akuntansi Biaya Pesanan Dalam sistem akuntansi biaya pesanan (job-order-cost system) informasi yang disajikan dari sistem ini adalah informasi biaya proses produksi untuk setiap pesanan. Informasi ini disajikan dalam kartu biaya pesanan (job-order-cost sheet). Sedangkan informasi biaya proses produksi secara kolektif dicatat dalam akun barang dalam proses. Hal penting lain dalam sistem akuntansi biaya pesanan adalah alokasi biaya overhead pabrik. Pada umumnya sulit untuk menelusuri terjadinya biaya overhead pabrik ke setiap pesanan. Biaya overhead pabrik merupakan biaya bersama, artinya biaya untuk kepentingan semua pesanan. Oleh karena itu timbul masalah pembebanan biaya overhead pabrik ke setiap pesanan yang ada. Namun masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan tarif di muka. Penggunaan tarif ini akan memudahkan dalam penghitungan biaya produksi untuk setiap pesanan yang sedang dikerjakan atau selesai diproses. Namun demikian penggunaan tarif akan menimbulkan masalah baru, yaitu apabila biaya overhead yang sesungguhnya terjadi tidak sama dengan yang dibebankan ke proses produksi, sehingga timbul masalah lebih atau kurang pembebanan (over-under applied). Untuk alasan kepraktisan, kelebihan atau kekurangan pembebanan ini dialokasikan harga pokok penjualan. Seharusnya selisih ini dialokasikan ke persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan berdasarkan jumlah rupiah masing-masing. Namun biasanya proporsi harga pokok penjualan jauh lebih besar dari persediaan barang dalam proses dan barang jadi. Jadi alokasi ke persediaan barang dalam proses dan barang jadi jumlahnya tidak material (berarti). Pengertian akun induk dan akun-akun dalam buku besar pembantu juga digunakan dalam sistem akuntansi biaya pesanan ini, yaitu dengan digunakannya akun barang dalam proses dan kartu pesanan. Akun barang dalam proses berfungsi akun kendali (controlling account), sedangkan kartu biaya pesanan sebagai akun pembantu (subsidiary account). Pada akhir periode akumulasi akun pembantu harus sama dengan jumlah yang ada di akun kendali. Bagaimana cara membuat tarif biaya overhead pabrik? Pada dasarnya sangat sederhana. Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut.
1. Menaksir jumlah biaya overhead pabrik untuk satu periode yang akan datang periode yang akan dijalani. 2. Menaksir jumlah kegiatan yang akan dihubungkan dengan alokasi biaya overhead pabrik umumnya jumlah jam tenaga kerja langsung atau jumlah upah langsung selama periode yang sama dengan butir 1. 3. Menentukan tarif sebagai berikut. 4. Tentukan pembebanan lebih atau kurang untuk Departemen 1 beserta jumlahnya. 5. Sama dengan pertanyaan no. 4 di atas bagi Departemen 2.

MODUL 11 : AKUNTANSI MANAJEMEN II (SISTEM AKUNTANSI BIAYA PROSES) Kegiatan Belajar 1: Akuntansi Manajemen II (Sistem Akuntansi Biaya Proses dan Akuntansi Manajemen Modern) Sistem akuntansi biaya proses cocok diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang proses produksinya kontinu dan masal dan produknya relatif homogen. Biaya produksi yang terjadi dibebankan pada setiap departemen produksi untuk periode tertentu. Pada periode tertentu diadakan penentuan biaya produksi per unit dengan menyusun laporan biaya produksi. Laporan biaya produksi terdiri atas tiga tahap (1) membuat skedul kuantitas yang menggambarkan aliran unit fisik, (2) menghitung unit produksi setara, (3) menghitung biaya produksi per unit, dan (3) membuat skedul rekonsiliasi biaya produksi. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi biaya yang terjadi pada departemen tertentu dengan jumlah unit yang dihasilkan departemen tersebut dalam periode tertentu, biasanya satu bulan. Bila dalam pabrik terdapat departemen pembantu, yaitu departemen yang tidak secara langsung ikut melakukan proses produksi, maka biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut dialokasikan ke departemen produksi yang menikmati jasanya. Dasar alokasi yang digunakan adalah besarnya manfaat yang diterima oleh masing-masing departemen produksi. Bila dalam Departemen Produksi terdapat persediaan barang dalam proses, maka sebelum menghitung biaya pengolahan per unit harus dihitung terlebih dahulu unit ekuivalen produksi. Unit ekuivalen produksi adalah jumlah unit yang seharusnya diproduksi seandainya tidak terdapat persediaan barang dalam proses awal maupun proses akhir. Setelah itu barulah biaya pengolahan per unit ekuivalen produksi dengan cara membagi pengolahan dengan unit ekuivalen produksi. Kegiatan Belajar 2: Akuntansi Manajemen Modern (Just In-Time Processing dan Activity Based Costing) Perkembangan teknologi informasi memungkinkan penyediaan informasi yang akurat dan segera. Hal ini mengurangi ketidakpastian yang dijadikan dasar sistem biaya tradisional. Karena informasi yang akan datang menjadi lebih pasti, maka dikembangkanlah sistem processing tepat waktu atau dikenal dengan just in time processing. Proses produksi yang dulu didasarkan pada sistem dorong (push approach) berubah menjadi sistem tarik (pull approach). Cara ini akan mengurang secara signifikan jumlah persediaan yang ada, sehingga akan menghemat biaya produksi. Selain ini JIT juga dapat memperbaiki keputusan manajemen. Pada perusahaan yang menghasilkan produk lebih dari satu macam, sering kali saat mengalokasikan biaya overhead dengan tarif tradisional dapat menyebabkan distorsi harga. Biaya produksi untuk produk yang dihasilkan dapat overstated atau understated sehingga dapat mengakibatkan kesalahan di dalam penentuan harga yang akhirnya akan merugikan perusahaan. Untuk mengatasi ini perusahaan dapat menerapkan activity based costing (ABC) yang dapat memberikan informasi biaya yang lebih akurat dan relevan. Sistem ABC didasarkan pada pemikiran bahwa yang menimbulkan biaya adalah aktivitas atau kegiatan. Oleh sebab itu, alokasi biaya overhead pabrik harus didasarkan pada aktivitas. Produk yang memakai aktivitas yang banyak harus memperoleh alokasi yang lebih banyak dibandingkan pada produk yang

menggunakan aktivitas lebih sedikit. Sistem ABC juga menyadarkan para manajer bahwa menyebabkan biaya adalah aktivitas, bukan produk. Sistem ABC dapat diterapkan baik pada perusahaan yang memakai sistem biaya pesanan maupun sistem biaya proses. MODUL 12 : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERN Kegiatan Belajar: Sistem Informasi Akuntansi Sistem akuntansi terdiri atas metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan dari suatu perusahaan atau unit organisasi. Sistem akuntansi yang baik harus dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan perusahaan dan mempertimbangkan pengendalian intern di dalam perancangannya. Tahap sistem akuntansi terdiri atas analisis sistem, perancang sistem dan implementasi dan pengembangan sistem. Elemen pengendalian intern terdiri atas lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi serta komunikasi dan pemantauan. Apabila kelima elemen ini ada pada suatu organisasi, maka tujuan pengendalian intern akan dapat dicapai dengan lebih baik. Tujuan pengendalian intern adalah menjamin (1) tercapainya tujuan perusahaan (2), keandalan laporan keuangan dan (3) dipatuhinya undang-undang dan peraturan yang berlaku. Sistem akuntansi komputer memiliki tiga keunggulan dibandingkan dengan kemutakhiran informasi yang dihasilkan. Prinsip yang digunakan dalam sistem akuntansi komputer tidak berbeda dengan konsep yang digunakan dalam sistem akuntansi manual. Oleh sebab itu, biarpun penggunaan sistem akuntansi komputer semakin meluas, namun mempelajari sistem akuntansi manual masih diperlukan. DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta Weygand, Kiesso dan Kimmel. (2005). Accounting Principles, seventh Edition, John Wiley & Sons, Inc. Niswonger & Fees. (1977). Accounting Principles. Cincinnati, Ohio: South Western Publishing Co. Slavin, Albert dan Reynold, Isaac N. (1975). Basic Accounting. Third Edition. Rinehart and Winston, Inc. Thacker, Ronald J. (1979). Accounting Principles. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall Internasional.

File jetriwiyanto

PENGANTAR AKUNTASI (EKMA 4115) I. RUANG LINGKUP AKUNTANSI & LAPORAN KEUANGAN ( Financial Statement )

A. RUANG LINGKUP AKUNTANSI Pengertian Akuntansi Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan. Menurut Sunyanto (1999), pengertian akuntansi itu adalah suatu tahapan proses pengumpulan, pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian/pelaporan dari transaksi-transaksi keuangan serta penafsiran hasilnya guna pengambilan keputusan. Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant), akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Pihak-pihak yang berkepentingan (Stakeholders) Akuntansi menyediakan informasi akuntansi berupa laporan-laporan bagi pihak yang berkepentingan (Stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan, pihak-pihak tersebut dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pihak internal dan eksternal. 1. Pihak internal adalah pengelola perusahaan (manajemen) yaitu pihak yang bertanggungjawab di dalam mengarahkan jalannya perusahaan, seperti manajer perusahaan. Manager / pimpinan perusahaan membutuhkan laporan keuangan untuk mengetahui dengan tepat posisi keuangan, guna pengambilan keputusan dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi, menilai dan mempertanggungjawabkan keberhasilan dalam mengelola perusahaan. 2. Pihak eksternal adalah pihak-pihak di luar perusahaan yang bukan merupakan bagian dari smanajemen perusahaan sehari-hari, yaitu para investor, kreditor, pemilik perusahaan / pemegang saham dan badan pemerintah serta instasi perpajakan. Kreditur dalam hal ini misalnya bank, tentunya harus dapat menilai apakah perusahaan yang mengajukan permintaan kredit mampu mengembalikan pinjaman atau tidak. Kreditur akan menolak suatu usulan/permintaan kredit dari suatu perusahaan bila informasi akuntansi perusahaan itu meragukan atau menunjukkan hal yang negatif, bankir akan mempertanyakan tentang kemampuan dan reputasi manajer perusahaan atau meminta pemegang saham utama perusahaan tersebut untuk memberikan jaminan atas utang perusahaan. Investor adalah anggota masyarakat yang mampu/mempunyai permodalan, yang bila akan menginvestasikan modalnya memerlukan data informasi akuntansi (keuangan) perusahaan untuk mengukur tingkat kemampuan-labaan perusahaan.

Pemilik perusahaan atau pemegang saham dapat menggunakan laporan keuangan untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan perusahaannya dan bagaimana prospeknya di masa yang akan datang. Karyawan perusahaan dapat mengetahui posisi keuangan dan kemajuan perusahaan melalui laporan keuangan, sehingga dapat menentramkan karyawan dalam kelangsungan kerjannya. Lembaga pemerintah / instasi perpajakan memerlukan informasi akuntansi untuk keperluan pemungutan pajak, perusahaan diharuskan untuk membuat laporan keuangan oleh pemerintah untuk menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.

Bidang spesialisasi akuntansi

Dalam prakteknya akuntansi memiliki beberapa bidang spesialisasi yang berbeda. Bidang spesialisasi akuntansi secara garis besar dibedakan menjadi 2(dua) yaitu : akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. 1) Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan data serta kegiatan ekonomi perusahaan yang menghasilkan laporan keuangan secara periodik yang dapat digunakan sebagai informasi intern dan ekstern perusahaan. 2) Akuntansi manajemen (management accounting) adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan atas berbagai alternatif tindakan dan membantu memilih alternatif yang paling baik yang harus diambil oleh pengelola perusahaan. Akuntansi manajemen juga membantu manajemen dalam menjalankan operasi perusahaan sehari-hari dan merencanakan masa depan operasi.

Sedangkan yang termasuk bidang-bidang spesialisasi akuntansi lain adalah akuntansi biaya, akuntansi perpajakan, akuntansi anggaran, sistem akuntansi, dan akuntansi sosial. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya selama proses produksi dan harga pokok dari barang yang selesai diproduksi. 2) Akuntansi perpajakan merupakan bidang akuntansi yang menekankan pada penyusunan SPT (Surat Pajak TerUtang) dan mempertimbangkan efek perpajakan dari suatu transaksi atau alternatif berbagai tindakan. 3) Akuntansi anggaran merupakan bidang akuntansi yang menyajikan rencana kegiatan keuangan untuk suatu periode, melalui catatan dan ikhtisar, serta menyediakan data perbandingan antara kegiatan sesungguhnya dengan rencananya.

4) Akuntansi pemerintahan merupakan bidang akuntansi yang menekankan pada pencatatan dan pelaporan transaksi dari lembaga pemerintah atau lembaga sosial dengan peraturan dan perundang-undangan yang mengikat lembaga-lembaga tersebut. 5) Sistem Akuntansi adalah bidang akuntansi yang menekankan masalah perancangan prosedur, metode dan teknik untuk mencatat dan mengolah transaksi perusahaan. 6) Akuntansi sosial merupakan bidang akuntansi yang cenderung membahas dan mengukur biaya sosial dan manfaatnya, misalnya mengukur pola kepadatan lalu lintas sebagai bagian dari studi penentuan pemakaian dana transportasi yang paling efisien.

Konsep Dasar Akuntansi

Konsep akuntansi dibedakan menjadi 2 (dua) konsep dasar, yaitu : a) Konsep Entitas Usaha (Business Entity Concept), merupakan konsep akuntansi yang didasarkan pada entitas usaha, yaitu membatasi data ekonomi dalam sistem akuntansi terhadap data yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Perusahaan dipandang sebagai entitas terpisah dari pemilik, kreditor atau pihak yang berkepentingan, atau dengan kata lain aktivitas usaha dicatat secara terpisah dari aktivitas pihak yang berkepentingan. Sebagai contoh, Hendry seorang pemilik usaha foto copy mempunyai rekening koran yang saldonya di bank sebesar Rp. 15 juta pada akhir tahun. Hasil dari operasi usahanya hanya setengahnya yaitu Rp. 7,5 juta dan sisanya sebesar Rp. 7,5 juta berasal dari penjualan motor milik keluarganya. Jika Hendry mengikuti konsep entitas, ia akan memperlakukan uang yang dihasilkan dari usahanya sebagai bagian yang terpisah dari uang yang dihasilkan dari penjualan barang yang bukan milik perusahaan tetapi miliknya sendiri. Konsep entitas menetapkan bahwa pembukuan terhadap hasil operasi perusahaan sebesar 7,5 juta dilakukan terpisah dengan aktiva atau Utang pribadi/pemilik perusahaan sebesar 7,5 juta pula. Pemisahan ini akan memperjelas dalam melihat posisi keuangan perusahaan. b) Konsep Biaya (Cost Concept), merupakan konsep akuntansi yang menyatakan bahwa barang atau jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga saat transaksi tersebut terjadi. Cara pencatatan ini mengunakan prinsip harga historis (Historical Cost). Sebagai contoh, toko elektronik pada tanggal 1 Agustus 2001 perusahaan membeli barang-barang elektronik dengan harga Rp. 10 juta rupiah. Konsep biaya menetapkan bahwa transaksi tersebut harus dicatat berdasarkan harga perolehan yang sesungguhnya, yaitu tetap seharga Rp. 10 juta meskipun setelah transaksi harga barang elektronik tersebut telah mengalami kenaikan menjadi Rp.12,5 juta. Catatan akuntansi harus tetap mempertahankan nilai historis dari suatu aktiva selama perusahaan itu memilikinya dan biaya perolehan itu merupakan nilai atau ukuran yang dapat diandalkan.

Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum

Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau generally accepted accounting principles (GAAP) merupakan sistem standar penilaian data keuangan suatu perusahaan dalam membuat suatu laporan akuntansi. Prinsip-prinsip akuntansi ini dikembangkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) guna mengetahui perbandingan kinerja dan kondisi keuangan antar perusahaan. Saat ini, Financial Accounting Standars Board (FASB) merupakan lembaga yang mempunyai kewenangan di Amerika Serikat dengan tugas utama mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi.

Pengaruh suatu transaksi terhadap persamaan akuntansi

Sebelum menjelaskan pengaruh suatu transaksi terhadap persamaan akuntansi, akan dijelaskan lebih dahulu pengertian Transaksi. Transaksi adalah suatu kejadian atau kondisi ekonomi yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan atau hasil operasi suatu entitas. Sedangkan yang disebut persamaan akuntansi adalah hubungan antara aktiva, kewajiban (liabilities) dan modal pemilik (owner equity) yang dinyatakan dalam suatu persamaan. Unsurunsur persamaan akuntansi terdiri dari 3 (tiga) yaitu : aktiva, Utang (liabilities) dan modal pemilik (owner equity).
Aktiva = Modal

Aktiva mungkin pula diperoleh dari pinjaman pihak luar, yaitu biasa disebut juga Utang/Kewajiban, maka persamaan diatas akan berubah menjadi : Aktiva = Utang + Modal Utang/Kewajiban sering juga disebut dengan Pasiva, maka persamaan tersebut menjadi : Aktiva = Pasiva Persamaan akuntansi itu adalah keseimbangan antara sisi Aktiva (kiri) dan sisi Pasiva (kanan). Aktiva (assets) adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan memberikan keuntungan bagi usaha tersebut di masa mendatang. Contohnya kas, piutang, tanah/bangunan, kendaraan, peralatan dan lain-lain. Utang (liabilities) adalah berupa Utang atau pinjaman yang harus dibayarkan kepada pihak luar. Modal pemilik (owner equity) adalah jumlah aktiva yang tersisa setelah dikurangi kewajiban-kewajiban.

Contoh Soal : Tuan Edy menyetor uang tunai sebesar Rp. 1.000.000 sebagai modal pertama dalam usahanya. Berikut adalah transaksi-transaksi yang terjadi : A B C D E F G Dibayar sewa tempat usaha sebesar Rp. 250.000 Dibeli perlengkapan usahanya sebesar Rp. 100.000 tunai Dibeli peralatan sebesar Rp. 300.000 secara kredit. Diterima pendapatan dari usahanya Rp. 400.000 Dibayar sebagian utang Rp. 200.000 Dibayar macam-macam beban Rp. 150.000 Diambil uang tunai untuk keperluan prive Rp. 50.000

Tentukan persamaan akuntansi sederhana dari berbagai transaksi tersebut ?

Penyelesaian : Persamaan Akuntansi AKTIVA Harta Perlengkapan PASSIVA Utang Modal Utang Modal Edy 1.000.000 (250.000) 750.000 100.000

Kas 1.000.000
A

Peralatan

(250.000) 750.000

(100.000)

650.000
C

100.000 300.000 300.000 300.000

750.000

650.000
D

100.000

300.000

750.000 400.000

400.000 1.050.000 100.000 300.000 300.000 (200.000) 100.000 300.000 100.000

1.150.000

(200.000) 850.000

1.150.000 (150.000)

(150.000) 700.000 100.000 300.000 100.000

1.000.000 (50.000)

(50.000) 650.000 100.000 300.000 100.000

950.000

B. LAPORAN KEUANGAN (Financial Statement) Laporan Keuangan adalah laporan formal tentang informasi keuangan perusahaan. Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri dari 4 (empat) laporan yaitu Neraca (laporan posisi keuangan), Laporan Laba Rugi, Laporan perubahan modal dan Laporan arus kas. 1. Neraca adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir bulan atau akhir tahun. Neraca sering disebut juga dengan Laporan posisi keuangan. Manfaat neraca bagi suatu perusahaan adalah untuk mengetahui tentang : Jumlah kekayaan perusahaan Kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya (likuiditas dan solvabilitas) Kemapuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar (fleksibilitas) Jumlah utang perusahaan pada kreditur

Jumlah investasi pemilik yang ada di dalam perusahaan

Bentuk penyajian neraca ada 2 (dua) yaitu : a) b) Bentuk Rekening (Skontro) Bentuk Laporan (Staffel)

Contoh bentuk Neraca dapat dilihat pada Buku Materi Pokok Pengantar Akuntansi (EKMA4115) halaman 4.16 dan 4.17. 2. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang membuat ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu. Laporan laba rugi disebut juga dengan laporan laba atau operasi. Laporan laba rugi merupakan suatu gambaran tentang hasil usaha perusahaan atau operasi perusahaan. Manfaat laporan laba rugi bagi perusahaan adalah untuk mengetahui tentang : laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu perusahaan. Sebab-sebab perusahaan memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian

informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan sumbersumber utama pendapatan perusahaan. Contoh bentuk Laporan Laba Rugi dapat dilihat pada Buku Materi Pokok Pengantar Akuntansi (EKMA4115) halaman 4.32. 3. Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang memuat ikhtisar perubahan modal yaitu untuk periode tertentu satu bulan atau satu tahun. Manfaat Laporan perubahan modal yaitu dapat diperolehnya sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu. Penambahan dalam modal pemilik berasal dari investasi yang dilakukan oleh pemilik dan dari laba bersih yang dihasilkan selama periode berjalan. Pengurangan modal pemilik dari pengambilan pribadi oleh pemilik dan dari kerugian bersih selama periode berjalan. Contoh bentuk Laporan Perubahan Modal dapat dilihat pada Buku Materi Pokok Pengantar Akuntansi (EKMA4115) halaman 4.50 sampai dengan 4.52. 4. Laporan Arus Kas (cash flow) adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas masuk berupa penerimaan kas dan jumlah kas keluar berupa pengeluaran atau pembayaran kas dalam suatu periode tertentu. Laporan arus kas wajib dibuat oleh setiap perusahaan, menurut Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK No. 2). Arus kas dapat bersumber dari :

a) b) c)

Operasi, misalnya dari penjualan barang dagangan Investasi, misalnya dari penjualan aktiva jangka panjang Pendanaan (Financing), misalnya kredit bank.

Laporan ini berguna untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, serta untuk mengetahui kenaikan atau penurunan bersih kas yang dimiliki oleh perusahaan selama periode berjalan dan saldo kas yang dimiliki perusahaan pada akhir periode. Contoh bentuk Laporan Arus Kas dapat dilihat pada Buku Materi Pokok Pengantar Akuntansi (EKMA4115) halaman 4.55.
Hubungan antara Laporan Keuangan

Pelajarilah gambar berikut ini dengan seksama dan benar, karena gambar tersebut menunjukkan hubungan antara keempat jenis Laporan Keuangan. Berikut ini Laporan Keuangan dari Kantor Akuntan Publik Hengki Waluyo

Laporan Laba Rugi


Peiode 30 Januari 2002
Pendapatan

Pendapatan Jasa ....... Rp. 10.000.000

Beban Beban Gaji ......Rp. 1.500.000 Beban Sewa ...... Rp. 1.200.000 Beban Listrik ...... Rp. 500.000

Total Beban ......... Rp. 3.200.000


Laba Bersih ......... . Rp. 6.800.000

Laporan Perubahan Modal


Peiode 30 Januari 2002

Modal Hengki Waluyo, 1 Jan 2002 ........ Rp. 0 Ditambah : Investasi oleh pemilik ........ Rp. 50.000.000 Laba Bersih ........ Rp. 6.800.000

56.800.000 Dikurangi : Pengambilan oleh pemilik ...... Rp. 3.000.000


Modal Hengki Waluyo ......... . Rp. 53.800.000

Neraca
Aktiva Kas . Rp. 35.300.000 Piutang .. Rp. 2.500.000 Perlengkapan Kantor .. Rp. 750.000 Tanah .R p. 20.000.000 Total Aktiva .. Rp. 58.550.000 Peiode 30 Januari 2002 Kewajiban Hutang Rp. 475.000

Ekuitas Pemilik Modal Hengki Waluyo . .Rp.53.800.000 Total Kewajiban & Modal Pemilik Rp.58.550.000

Laporan Arus Kas


Peiode 30 Januari 2002
Arus Kas dari kegiatan operasi

Penerimaan Penagihan dari Langganan Rp. 6.500.000 Pembayaran Ke Pemasok (Rp. 2.000.000) Ke Pegawai (Rp. 1.200.000) 3.200.000) (Rp.

Arus kas masuk bersih dari kegiatan operasi .. Rp. 3.300.000 Arus Kas dari kegiatan investasi Pembelian tanah (Rp 55.000.000) Penjualan tanah . Rp.30.000.000 Arus kas keluar bersih dari kegiatan investasi . (Rp. 25.000.000) Arus kas dari kegiatan pembelanjaan Investasi pemilik Rp. 60.000.000 Pengambilan pemilik (Rp. 3.000.000) Arus kas masuk bersih dari kegiatan pembelanjaan Rp. 57.000.000 Kenaikan bersih dalam saldo kas Rp. 35.300.000 Sisa kas, 1 Januari 2002 . Rp. 0 Sisa kas, 30 Januari 2002 . . Rp.

35.300.000

1.
a.

Laporan laba rugi periode 30 Januari 2002


Melaporkan semua pendapatan dan semua beban selama periode tersebut

b. Melaporkan laba bersih selama periode tersebut, pada kasus praktik akuntansi diatas Kantor Akuntan Publik Hengki Waluyo mendapatkan laba untuk periode Januari. 2. a. Laporan perubahan modal periode 30 Januarri 2002 Nilai sisa modal pemilik pada awal periode.

b. Ditambah dengan investasi yang dilakukan pemilik dan juga ditambah laba bersih (atau dikurangi kerugian bersih, disesuaikan dengan kasus). c. d. 3. Dikurangi dengan pengambilan pribadi oleh pemilik. Diakhiri dengan sisa modal pemilik pada akhir periode. Neraca periode 30 Januari 2002

a. Melaporkan semua aktiva, kewajiban dan modal pemilik dari suatu usaha pada akhir periode tertentu. b. Melaporkan bahwa total aktiva sama dengan jumlah dari total kewajiban dengan total modal pemilik. Keadaan seimbang inilah yang menyebabkan laporan tersebut disebut neraca. c. Melaporkan nilai sisa akhir dari modal pemilik, yang diambil langsung dari laporan modal pemilik. (panah No. 2) 4. Laporan arus kas

a. Melaporkan arus kas dari tiga jenis kegiatan yang dilakukan perusahaan (kegiatan operasional, investasi dan pembelanjaan) selama bulan tersebut. Setiap jenis kegiatan akan dirinci sehingga menghasilkan arus kas bersih untuk setiap periode teretes

II. SIKLUS AKUNTANSI


Siklus akuntansi bergerak melalui suatu aktivitas, dimana awal siklus tersebut manajemen merencanakan arah kemana bisnis tersebut akan bergerak dan memulai langkah-langkah penting

yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan operasi perusahaan. Pada sepanjang siklus, yang biasanya selama 1 (satu) tahun, akuntan mencatat segala aktivitas operasi atau transaksi yang terjadi pada usaha tersebut. Kemudian akuntan menyiapkan akun-akun untuk mencatat aktivitas operasi pada siklus berikutnya.

Siklus akuntansi diawali dengan menganalisis serta menjurnal transaksi dan diakhiri dengan neraca saldo setelah penutupan. Hasil terpenting dari siklus akuntansi adalah Laporan Keuangan. Langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi diperlihatkan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Transaksi dianalisis dan dicatat pada buku jurnal Transaksi diposkan ke buku besar Neraca saldo disiapkan, data penyesuaian dikumpulkan dan neraca lajur diselesaikan. Laporan Keuangan disiapkan Ayat jurnal penyesuaian dibukukan ke jurnal dan diposkan ke buku besar Ayat jurnal penutup dibukukan dan diposkan ke buku besar Neraca saldo setelah penutupan disiapkan.

1.

Pencatatan Transaksi

Setiap transaksi dapat dicatat dengan melalui persamaan akuntansi dasar yaitu Aktiva = Utang + Ekuitas dan transaksi perusahaan selama periode tertentu akan menyangkut berbagai pos (elemen) aktiva, utang, modal, pendapatan dan biaya yang jumlahnya dapat mencapai ratusan. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas berikut ini adalah contoh transaksi serta analisa dan pencatatannya ke dalam jurnal. Contoh : Tuan Swasono mendirikan perusahaan jasa fotocopy, pada tanggal 1 Januari 2001 Tn. Swasono menyetor uang tunai sebesar Rp. 20.000.000,- kemudian dibeli peralatan fotocopy berupa mesin foto copy sebesar Rp. 10.000.000 dan perlengkapannya seharga Rp. 5.000.000,Pencatatan Jurnal :

1 Jan 2001 Kas Perlengkapan Foto copy Mesin Foto Copy


Modal Tn. Swasono

Rp. 20.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 10.000.000


Rp. 35.000.000

2.

Proses Posting

Setelah transaksi dicatat dalam buku jurnal, proses selanjutnya adalah memposkan jumlah rupiah ke buku besar yang sesuai atau disebut juga posting ke buku besar. Langkah-langkah yang harus dilakukan : a) b) c) Mencatat tanggal transaksi Menuliskan keterangan singkat mengenai transaksi Mencatat jumlah rupiah transaksi sesuai dengan tempatnya, yaitu sebelah debet dan kredit.

Buku besar merupakan kumpulan perkiraan-perkiraan, sedangkan bentuk perkiraan yang biasa digunakan oleh perusahaan terdiri dari 4 jenis, yaitu : Bentuk T Bentuk 2 (dua) kolom Bentuk 3 (tiga) kolom / Bentuk saldo tunggal Bentuk 4 (empat) kolom / Bentuk saldo rangkap

Contoh berikut adalah dengan menggunakan bentuk 4 (empat) kolom dan sesuai dengan soal sebelumnya.

KAS
Saldo Keterangan Setoran Modal Debet 20.000.000 Kredit Debet 20.000.000 Kredit

Tanggal
1 Jan 2001

PERLENGKAPAN

Tanggal
1 Jan 2001

Saldo Keterangan Investasi Pemilik Debet 5.000.000 Kredit Debet 5.000.000 Kredit

MESIN FOTO COPY


Saldo Keterangan Investasi Pemilik Debet 10.000.000 Kredit Debet 10.000.000 Kredit

Tanggal
1 Jan 2001

MODAL SWASONO
Saldo Keterangan Investasi Debet Kredit Debet 1 Jan 2001 3. Kredit 35.000.000

Tanggal

35.000.000

Menyusun Neraca Saldo

Neraca saldo adalah suatu daftar yang berisikan saldo-saldo yang diambil dari masingmasing perkiraan pada buku besar. Tujuan dari penyusunan neraca saldo ini adalah untuk memeriksa kebenaran atau keseimbangan antara jurnal saldo debet dan saldo kredit dari masing-masing perkiraan. Langkah-langkah menyusun neraca saldo antara lain :

1. Buatlah kolom neraca saldo yang terdiri dari 4 (empat) kolom yaitu No, Nama Perkiraan, jumlah Debet dan jumlah Kredit. Tulis judul neraca saldo tersebut dengan nama perusahaan dan periode penyusunan neraca saldo tersebut.

USAHA FOTO COPY SWASONO NERACA SALDO Per 31 Januari 2001


No Nama Perkiraan Debet Kredit

2. Tulislah nama-nama perkiraan sesuai dengan nomor kode perkiraan (bila ada) masingmasing mulai dari Harta, Utang, Modal, Pendapatan sampai pada beban, dan setelah itu pindahkan angka-angka saldonya dari setiap perkiraan buku besar ke kolom debet atau kredit dalam neraca saldo, jika dari perkiraan buku besar bersaldo debet pindahkan ke kolom debet dan jika dari perkiraan buku besar bersaldo kredit maka pindahkan ke kolom kredit. 3. Jumlah kolom debet dan kredit dari neraca saldo tersebut harus seimbang. 4. Menyusun Neraca Lajur

Neraca lajur (work sheet) adalah kertas kerja (working paper) yang digunakan akuntan untuk mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dan saldo akun untuk penyusunan laporan keuangan pada akhir peiode akuntansi. Neraca lajur bermanfaat untuk memahami arus data akuntansi dari neraca saldo yang belum disesuaikan ke laporan keuangan. Fungsi dari penyusunan neraca lajur adalah : 1. Sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan

2. Sebagai alat pengawasan bila terjadi kesalahan yang mungkin terjadi pada jurnal penyesuaian 3. Sebagai alat untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang telah dilakukan

Ada beberapa bentuk Neraca Lajur, namun yang sering digunakan adalah bentuk 10 kolom yaitu sebagai berikut : No Nama Neraca Saldo Ayat Jurnal Neraca Saldo Rugi / Laba Penyesuaian disesuaikan D K D K D K D K Neraca D K

Akun Perkiraan

Cara penyusunan Neraca Lajur : 1. Buatlah neraca lajur dengan bentuk 10 kolom (seperti contoh diatas), lalu dituliskan judul laporan yang terdiri dari : Nama Perusahaan Kata Neraca Lajur Periode penyusunan

2. Memindahkan perkiraan-perkiraan buku besar sesuai dengan nomor perkiraan berikut saldonya pada kolom Neraca Saldo dan perhatikan keseimbangan antara sisi Debet dan Kredit. 3. Buatlah ayat jurnal penyesuaian dan pindahkan ke dalam kolom penyesuaian atau AJP pada sisi Debet dan sisi Kredit. 4. Setelah kolom penyesuaian terisi semua, maka kemudian diisi kolom Nerca Saldo Disesuaikan dengan cara sebagai berikut : a. Perkiraan/akun yang tidak ada penyesuaiannya, maka saldo sisi debet pada neraca saldo langsung dipindahkan ke sisi debet pada neraca saldo disesuaikan begitu juga dengan saldo sisi kredit neraca saldo langsung dipindahkan ke sisi kredit pada neraca saldo yang disesuaikan. b. apabila angka di neraca saldo ada disebelah debet, sedang penyesuaiannya juga ada disebelah debet, maka jumlahkan dan tulis jumlah tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah debet. Sebaliknya bila angka di neraca saldo ada disebelah kredit dan penyesuaiannya juga ada di sebelah kredit, maka jumlahkan dan tulis jumlah tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah kredit.

c. apabila angka di neraca saldo ada disebelah debet dan penyesuaiannya ada disebelah kredit dan ternyata angka di neraca saldo sebelah debet tadi lebih besar maka hitung selisihnya dan tulis selisih tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah debet, sedang jika angka penyesuaiannya (kredit) lebih besar maka selisihnya tulis di neraca saldo disesuaikan sebelah kredit. d. apabila angka hanya terdapat dalam penyesuaian saja, maka pindahkan langsung ke kolom neraca saldo disesuaikan, jika di kolom penyesuaian ada di sebelah debet pindahkan ke neraca saldo disesuaikan sebelah debet dan jika di kolom penyesuaian ada disebelah kredit pindahkan ke neraca saldo disesuaikan sebelah kredit. e. Setelah semua perkiraan telah dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan, maka jumlahkan kolom neraca saldo disesuaikan tersebut baik debet maupun kredit dan periksa keseimbangannya. 5. Setelah kolom neraca saldo disesuaikan terisi semua dan jumlahnya seimbang, maka isi kolom Rugi/Laba dan kolom Neraca. Caranya adalah sebagai berikut : a. Perkiraan nominal yaitu semua perkiraan beban dan pendapatan pindahkan ke kolom Rugi/Laba, perkiraan beban pindahkan ke kolom Rugi/Laba setelah debet dan perkiraan pendapatan pindahkan ke kolom Rugi/Laba sebelah kredit. b. Perkiraan riil yaitu perkiraan aktiva, hutang, dan modal termasuk prive, pindahkan ke kolom Neraca, yang termasuk kelompok perkiraan aktiva pindahkan ke kolom Neraca sebelah debet sedangkan yang termasuk kelompok Hutang dan Modal pindahkan ke kolom Neraca sebelah kredit, sedang untuk perkiraan prive pindahkan ke kolom Neraca sebelah debet. c. Setelah semua perkiraan nominal telah dipindahkan ke kolom Rugi/Laba, maka jumlahkan baik itu debet maupun kredit. Jika jumlah kredit lebih besar dari pada jumlah debet, maka selisihnya merupakan sisa laba dan di tulis pada sisi debet agar jumlahnya menjadi seimbang. Dan jika jumlah debet lebih besar dari pada kredit maka selisihnya merupakan sisa Rugi dan tulis pada sisi kredit agar jumlahnya menjadi seimbang. d. Apabila dari kolom Rugi/ Laba terdapat sisa Laba (Kredit>Debet) berarti sisa laba tersebut menambah modal, karena modal itu kalau bertambah ada disebelah kredit, maka sisa laba tersebut dipindahklan ke kolom neraca sebelah kredit. Sebaliknya jika kolom Rugi/Laba terdapat sisa rugi (Debet>Kredit) berarti sisa rugi pindahkan ke kolom neraca sebelah debet. e. Dan yang terakhir setelah sisa Laba atau sisa Rugi dipindahkan ke Neraca, maka jumlahkan kolom Neraca tersebut baik debet maupun kredit dan jumlah tersebut haruslah seimbang.

5.

Menyusun Laporan Keuangan dari Neraca Lajur

aporan laba rugi biasanya disiapkan langsung dari neraca lajur. Pada laporan laba rugi, beban umumnya disajikan menurut besarnya, mulai dari yang terbesar ke yang terkecil. Laporan ekuitas pemilik disiapkan dengan mencantumkan saldo awal ekuitas pemilik, menambahkan investasi pada usaha tersebut serta laba bersih selama periode bersangkutan, dan mengurangkan penarikan oleh pemilik. Jumlah yang dicantumkan di neraca lajur sebagai modal tidak selalu merupakan saldo akun pada awal periode akuntansi. Pemilik mungkin sudah menanamkan aktiva tambahan pada bisnisnya dalam periode tersebut. Karena itu, untuk melihat saldo awal dan tambahan investasi, kita perlu mengacu ke perkiraan modal. Berbagai seksi dan sub-seksi acapkali digunakan dalam menyusun neraca. Dua kelompok aktiva yang lazim adalah aktiva lancar dan aktiva tetap. Kas dan aktiva lain yang biasanya diharapkan akan dikonversi menjadi kas atau dijual atau terpakai habis dalam periode satu tahun atau kurang disebut aktiva lancar. Properti, bangunan, dan peralatan disebut sebagai aktiva tetap atau aktiva pabrik. Biaya (harga perolehan), akumulasi penyusutan, dan nilai buku dari setiap jenis utama aktiva tetap biasanya dilaporkan pada neraca. Dua kelompok utama kewajiban adalah kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu singkat (biasanya satu tahun atau kurang) dan yang akan dibayarkan dengan menggunakan aktiva lancar disebut kewajiban lancar. Kewajiban yang tidak akan jatuh dalam waktu lama (biasanya di atas satu tahun) disebut kewajiban jangka panjang. Hak pemilik atas aktiva disajikan di bawah seksi kewajiban dan ditambahkan dengan total kewajiban. Total kewajiban dan ekuitas pemilik harus sama dengan total aktiva.

6.

Membuat ayat jurnal penyesuaian dari neraca lajur.

Data untuk membuat ayat jurnal penyesuaian terdapat pada kolom penyesuaian dari neraca lajur. Perkiraan-perkiraan yang biasanya perlu disesuaikan pada akhir periode, antara lain : 1. Perlengkapan (supplies), yaitu membandingkan perlengkapan yang terdapat pada neraca saldo dan yang masih tersedia (persedian) pada akhir periode akuntansi, maka akan diketahui bepara besar pemakaian atau yang telah menjadi beban perlengkapan. 2. Beban di bayar dimuka, yaitu beban-beban yang telah dibayar tetapi sebenarnya belum merupakan kewajiban dan harus dibebankan untuk periode yang akan datang (pos transitoris aktif). 3. Pendapatan diterima dimuka, yaitu beban-beban yang telah dibayar tetapi sebenarnya belum merupakan hak (pendapatan) periode sekarang yang akan datang (pos transitoris aktif).

4. Piutang penghasilan/Piutang pendapatan, yaitu pendapatan yang telah menjadi hak tetapi belum diterima (pos antisipasi aktif). 5. Hutang beban, yaitu beban-beban yang sebenarnya telah menjadi hak tetapi belum di bayar (pos antisipasi pasif). 6. Kerugian piutang, yaitu taksiran kerugian piutang karena adanya piutang yang tak tertagih. 7. Penyusutan Aktiva Tetap, yaitu penyusutan dari aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.

7.

Membuat ayat jurnal penutup dari neraca lajur.

Empat ayat jurnal yang diperlukan untuk menutup akun-akun sementara adalah : 1. Mendebit setiap akun pendapatan atas jumlah yang terdapat dalam saldonya, dan mengkredit ikhtisar Laba Rugi atas seluruh pendapatan tersebut. 2. Mendebit ikhtisar Laba Rugi atas total beban dan mengkredit masing-masing akun beban atas jumlah yang terdapat pada saldonya. 3. Mendebit ikhtisar Laba Rugi atas jumlah yang terdapat pada saldonya (laba bersih), dan mengkredit akun modal atas jumlah yang sama. (Debit dan Kredit akan dibalik bila terdapat kerugian bersih). 4. Mendebit akun modal atas saldo akun penarikan dan mengkredit akun penarikan atas jumlah yang sama.

Setelah ayat jurnal penutup diposkan ke buku besar, saldo akun modal akan sama dengan seluruh jumlah yang dilaporkan pada laporan ekuitas pemilik dan neraca. Selain itu, akun pendapatan, beban, dan penarikan akan mempunyai saldo nol. Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyipakan neraca saldo setelah penutupan. Tujuan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memastikan bahwa buku besar mempunyai saldo yang berimbang pada awal periode berikutnya.

III. AKUNTASI PERUSAHAAN DAGANG

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli barang. Perusahaan membeli barang untuk dijual kembali dalam bentuk semula tanpa mengalami pengolahan. Perusahaan dapat berupa toko, penyalur tunggal, agen penjualan, distributor, dan sejenisnya. Karakteristik utama perusahaan dagang adalah bahwa pada peristiwa penjualan terjadi penyerahan barang yang didalamnya memuat jumlah rupiah disebut harga pokok penjualan. Pendapatan utama perusahaan dagang adalah berasal dari penjualan barang sehingga rekening penjualan digunakan sebagai ganti rekening Pendapatan. Juga Piutang Dagang dan Utang Dagang. Disamping itu ada akun-akun khusus yang bersangkutan dengan perusahaan dagang disamping Penjualan, antara lain yang terpenting adalah Harga Pokok Penjualan, Pembelian, Retur dan Keringanan Penjualan, Retur dan Keringanan Pembelian, Potongan Penjualan dan Potongan pembelian. Potongan pembelian ataupun potongan penjualan hendaknya tidak dikacaukan dengan pengertian potongan harga (price/trade discount). Ada akun khusus menyebabkan Laporan laba rugi perusahaan dagang juga bebeda dengan laporan perusahaan dagang. Biaya dalam perusahaan dagang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu biaya yang melekat pada barang dagangan yang terjual yang disebut biaya operasi. Harga pokok penjualan sendiri sebenarnya merupakan biaya operasi lainnya. Penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan merupakan laba yang berasal dari penjualan yang dikenal dengan istilah laba kotor penjualan.

Menjurnal penjualan dan pembelian barang dagang Penjualan barang dagang secara tunai atau kredit dicatat dengan mengkredit Penjualan. Pada saat terjadi penjualan sebenarnya terjadi 2 (dua) peristiwa yaitu pertama terjadinya pendapatan yang disebut penjualan yang mempunyai akibat menambah modal dan yang kedua keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok penjualan yang mempunyai akibat mengurangi modal karena sifatnya sebagai biaya. Metode atau cara pencatatan untuk barang dagang akibat dari pembelian atau penjualan, ada 2 cara yaitu : 1. Metode Phisyik (Berkala/Periodik) yaitu metode apabila pada saat penjualan keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok tidak dihitung dan dicatat secara kontinu dan baru akan dicatat pada akhir episode sebagai penyesuaian. Pada saat terjadi pembelian tidak menambah persediaan, tetapi dianggap sebagai pengeluaran beban untuk mendapatkan barang tersebut. Dalam metode fisik dicatat sebagai berikut : Pembelian Rp. xxxx Rp. xxxx

Kas / Utang Dagang

(Kas = untuk pembelian tunai dan Utang Dagang = untuk pembelian secara kredit)

Pada saat terjadi penjualan, penjualan tersebut tidak mengurangi persediaan tetapi dianggap sebagai penerimaan pendapatan dari hasil penjualan yang dicatat sebagai berikut : Kas / Piutang Dagang Penjualan Rp. xxxx Rp. xxxx

(Kas = untuk penjualan tunai, dan Piutang Dagang = untuk penjualan secara kredit) 2. Metode Perpetual yaitu metode yang mencatat persediaan secara terus menerus setiap kali terjadi perubahan baik pembelian atau penjualan dan kemungkinan adanya pengembalian barang atau retur pembelian atau penjualan barang. Pencatatan saat terjadinya pembelian barang dagang pada metode ini adalah : Persediaan Rp. xxxx Rp. xxxx

Kas / Utang Dagang

(Kas = untuk pembelian tunai dan Utang Dagang = untuk pembelian secara kredit)

Pencatatan saat terjadi penjualan adalah : Kas / Piutang Usaha Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan Rp. xxxx Rp. xxxx Rp. xxxx Rp. xxxx

(Kas = untuk penjualan tunai dan Piutang Dagang = untuk penjualan kredit)
Persyaratan Jual Beli

1.

Syarat Penyerahan

Syarat-syarat penjualan harus menyebutkan kapan pemilikan (hak) atas barang dagang tersebut beralih dari penjual kepada pembeli, dan menentukan pihak mana, penjual atau pembeli yang harus menanggung biaya transportasi (ongkos angkut).

Syarat penjualan dalam pengiriman barang dagang dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : a) FOB tempat pengiriman (FOB Shipping Point) adalah hak milik atas barang dagang bisa beralih kepada pembeli pada saat penjual menyerahkan barang tersebut ke perusahaan pengangkut. Pembeli menanggung biaya transportasi pengiriman barang dagang. b) FOB tempat tujuan (FOBDestination) adalah hak milik atas barang dagang bisa beralih ke pembeli menerima barang dagang tersebut, ini berarti penjual menyerahkan barang dagang tersebut ke tempat tujuan pembeli tanpa dibebani ongkos angkut kepada pembeli dan penjual membayar ongkos angkut sampai ke tempat tujuan terakhir.

2.

Syarat Pembayaran

Syarat pembayaran adalah perjanjian yang menetapkan cara pembayaran atas barang yang diperjual belikan yang mungkin berupa trade discount ataupun cash discount.

a) Trade discount atau rabat adalah potongan yang diberikan karena membeli barang dalam partai besar, biasanya dinyatakan dengan persen. Harga yang diperhitungkan pada pembeli ialah harga menurut daftar (list price) dikurangi rabat (trade discount) yang disebut harga kontrak (contract price). b) Cash Discount adalah potongan tunai yang diperoleh pembeli apabila membayar dalam batas waktu yang ditentukan yang diberikan oleh penjual. Maksud diberikan potongan tunai kepada pembeli adalah agar pembeli terdorong untuk membayar lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Macam-macam syarat pembayaran adalah sebagai berikut : 1. 2/10, n/30

artinya pembelian akan memperoleh potongan 2 % apabila bisa membayar dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur dan netto harus dibayar paling lambat 30 hari setelah tanggal faktur. 2. E.O.M (end of math)

Artinya pembayaran paling lambat tanggal akhir bulan dari hari pembelian barang. 3. n/10. EOM

artinya pembayaran paling lambat 10 hari sesudah akhir bulan pembelian barang. 4. 2/10 1/5 n/60

artinya pembelian akan memperoleh potongan 2 % apabila bisa membayar dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur dan hanya akan memperoleh potongan 1 % membayar setelah 10 hari dari tanggal faktur tetapi tidak lebih dari 15 hari dan netto harus dibayar paling lambat 60 hari setelah tanggal faktur.

Untuk lebih jelas kita simak contoh soal berikut : 1. PT Marina menjual barang dagangnya kepada PT Shanty dengan harga menurut daftar (list price) Rp. 5.500.000,00 dengan trade discount 8%, 6%, 4%. Hitunglah berapa harga jualnya ? Penyelesaian : List Price Rabat 8% x Rp. 5.500.000 Rp. 5.500.000,00 Rp. 440.000,00

Rp. 5.060.000,00 6% x Rp. 5.060.000 Rp. 4.756.400,00 4% x Rp. 4.756.400 Rp. 190.256,00 Rp. 4.566.144,00 Rp. 303.600,00

Harga Jual / Contract Price

2. Pada tanggal 2 November 2002 PT Karunika menjual barang seharga Rp. 3.000.000 dengan syarat pembayaran 2/10 n/30, berapakah cash discount yang diberikan ? Penyelesaian : Dengan syarat tersebut berarti PT Karunika memberi potongan atau discount sebesar Rp. 60.000 (2% x Rp. 3.000.000) kepada pembeli apabila dilunasi paling lambat tanggal 12 November 2002. Dan apabila lewat dari tanggal tersebut pembeli tidak memperoleh potongan tunai dan harus membayar penuh sebesar Rp. 3.000.000 dan paling lambat tanggal 2 Desember 2002.

Transaksi transaksi pokok dalam perusahaan dagang dianalisa dalam jurnal umum sebagai berikut :
Transaksi Jurnal Umum

Pembelian

Pembelian barang secara tunai atau kredit

(D) Pembelian

(K) Kas / Utang Dagang


Retur pembelian dan pengurangan harga (D) Utang Dagang

(K) Retur pembelian & pengurangan harga


Potongan pembelian (membayar utang dagang dengan memperoleh potongan) (D) Utang Dagang

(K) Potongan Pembelian (K) Kas


Penjualan Penjualan barang dagang secara tunai (D) Kas / Piutang Dagang

(K) Penjualan
Retur penjualan dan pengurangan harga (D) Retur pembelian & pengurangan harga

(K) Piutang Dagang


Potongan penjualan (menerima piutang dagang dengan memberi potongan) (D) Kas

(D) Potongan Penjualan (K) Piutang Dagang


Biaya Angkut Biaya angkut pembelian (membayar beban angkut barang yang dibeli) Biaya angkut penjualan (adalah semua pengeluaran biaya untuk mengirim barang sampai ke gedung pembeli) (D) Beban angkut pembelian

(K) Kas
(D) Beban angkut penjualan

(K) Kas

Ilustrasi Akuntansi untuk Transaksi Barang Dagang

Dalam ilustrasi berikut akan terlihat bagaimana transaksi yang sama akan dicatat baik oleh penjual atau pembeli. Penjual adalah PT Tirta Marta dan Pembelinya PT. Indonusa

Transaksi

PT. Tirta Marta (Penjual)

PT. Indonusa (Pembeli)

1 Mei

PT Tirta Marta menjual Piutang Usaha-PT Indo barang dagang secara kredit 750.000 kepada PT Indonusa sebesar Rp.750.000, dengan syarat Penjualan 750.000 FOB Shipping Point, n/45. Harga pokok penjualan sebesar Rp. 450.000 Harga Pokok Penjualan 450.000 Persediaan Brg Dagang 450.000
2 Mei

Persediaan Brg Dagang 750.000 Utang Usaha-PT Tirta Marta 750.000

PT Indo membayar beban Tidak Dijurnal transportasi sebesar Rp.15.000 atas pembelian tgl 1 Mei dari PT Tirta Marta.
5 Mei

Persediaan Barang dagang 15.000 Kas 15.000

PT Tirta Marta menjual brg Piutang Usaha-PT Indo dagang secara kredit kepada 500.000 PT Indonusa sebesar Rp.500.000, syarat FOB Penjualan 500.000 destination, n/30. Harga Pokok Penjualan tsb sebesar Rp.350.000 Harga Pokok Penjualan 350.000 Persedian Brg Dagang 350.000
7 Mei

Persediaan Brg Dagang 500.000 Utang Usaha-PT Tirta Marta 500.000

Beban Pengiriman 25.000 Tidak Dijurnal PT Tirta Marta membayar biaya transportasi sebesar Rp.25.000 untuk brg dagang Kas 25.000 yang dijual kepada PT Indo pada tgl 5 Mei

JURNAL KHUSUS

Pada umumnya di dalam perusahaan terjadi transaksi rutin dan frekuensinya terjadi sangat tinggi. Transaksi rutin ini biasanya meliputi: penjualan kredit, pembelian kredit, penerimaan kas, pengeluaran kas dan sebagainya. Dengan buku jurnal dua kolom ternyata pencatatan transaksi rutin menjadi tidak tepat dan praktis lagi terutama dalam hal posting dari jurnal ke buku besar. Karena itu transaksi rutin yang yang sering terjadi sebaiknya dicatat dalam buku jurnal tersendiri yang disebut dengan buku jurnal khusus. Dengan adanya jurnal khusus maka biasanya ada beberapa akun yang memerlukan perincian misalnya Piutang Dagang dan Utang Dagang. Akun-akun untuk perincian ini membentuk satu buku besar tersendiri yang disebut buku besar pembantu, sedangkan buku besar yang akan digunakan dalam menyusun daftar saldo disebut dengan buku besar umum. Ada beberapa jenis jurnal sebagai berikut : 1. Jurnal pembelian, adalah jurnal untuk mencatat transaksi pembelian barang dagang atau aktiva lain yang dilakukan secara kredit 2. Jurnal pengeluaran kas, adalah jurnal untuk mencatat semua transaksi tentang pengeluaran kas (uang tunai), transaksi pengeluaran uang tersebut antara lain pembelian barang dagang atau aktiva lain secara tunai, pembayaran beban-beban, pembayaran / pelunasan hutang dagang dan pengambilan uang tunai untuk keperluan pribadi. 3. Jurnal Penjualan, adalah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi penjualan barang dagang yang dilakukan secara kredit. 4. Jurnal Penerimaan kas, adalah jurnal yang dipakai untuk mencatat semua transaksi tentang penerimaan uang. 5. Jurnal Memorial / Umum, adalah jurnal yang dipakai untuk mencatat semua transaksi yang tidak dapat dicatat pada keempat jurnal khusus diatas. Transaksi-transaksi tersebut adalah : retur pembelian dan penjualan, pengambilan barang untuk keperluan prive, penarikan wesel dan lainlain.

IV. AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN 1. PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN DAN PEMBAGIAN LABA ATAU RUGI PERSEKUTUAN Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mendefinisikan Persekutuan adalah sebagai perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan atau manfaat yang dioeroleh karenanya. Ada beberapa karakteristik khusus dalam persekutuan yang membedakan persekutuan dengan perusahaan perorangan ataupun perseroan, yaitu antara lain : Perjanjian tertulis suatu persekutuan, perjanjian ini merupakan kontrak yang dibuat antar sekutu, sehingga semua transaksi yang berkaitan dengan perjanjian tersebut, semuanya diatur dalam hukum kontrak. Masa hidup yang terbatas, maksudnya masa hidup dari persekutuan dibatasi oleh masa kebersamaan dari pada sekutu tersebut, apabila seorang sekutu keluar maka persekutuan tersebut juga akan berakhir. Kewajiban bersama dalam persekutuan, maksudnya setiap sekutu dapat mengikat persekutuan tersebut dengan kontrak yang mereka buat dengan pihak lain, selama kontrak tersebut masih dalam ruang lingkup usaha persekutuan tadi. Kewajiban tak terbatas, maksudnya setiap sekutu mempunyai kewajiban pribadi yang tidak terbatas terhadap Utang yang dimiliki persekutuan. Jadi aktiva yang dimiliki suatu persekutuan tidak cukup untuk menutupi Utang-Utangnya, maka kekurangannya akan diambil dari aktiva pribadi milik masing-masing sekutu. Pemilikan aktiva secara bersama

Tidak ada pajak penghasilan persekutuan, maksudnya suatu persekutuan tidak membayar pajak penghasilan atas laba usahanya. Akun modal dalam persekutuan jumlahnya lebih dari satu karena untuk setiap sekutu dalam persekutuan memiliki satu akun modal tersendiri. Demikian pula, masing-masing sekutu juga memiliki akun pengambilan pribadi.

Bila persekutuan dibentuk dari perusahaan yang sebelumnya sudah berjalan, biasanya nilai buku aktiva dari perusahaan sebelumnya menjadi tidak relevan lagi. Oleh karena itu pada umumnya nilai buku tersebut harus disesuaikan lebih dahulu. Persekutuan cukup mencatat nilai aktiva yang baru (yang disetujui bersama), tidak perlu memeperhatikan harga perolehan aktiva ketika dulu dibeli oleh perusahaan sebelum menjadi persekutuan. Harga perolehan aktiva bagi persekututan yaitu harga pada saat aktiva tersebut menjadi hak persekutuan.

Pembentukan Persekutuan dengan Investasi awal sekutu

Investasi awal sekutu dalam suatu persekutuan dapat berupa aktiva dan sekaligus utang. Investasi ini akan dicatat dan jumlah kewajiban dari masing-masing sekutu akan dikurangkan dari aktiva yang diinvestasikan, untuk memperoleh nilai yang akan dikredit pada akun modal dari masingmasing sekutu tersebut. Misalnya Kuncoro dan Sutejo membentuk suatu persekutuan dengan menginvestasikan aktiva dan lainnya yang telah dinilai oleh badan independen sbb : Setoran Kuncoro : Uang tunai (kas) sebesar Rp.5 juta dan peralatan komputer dengan harga perolehan Rp.750 ribu dan nilai pasar Rp. 1 juta Setoran Sutejo : Uang tunai (kas) sebesar Rp.2 juta, perangkat lunak komputer dengan harga perolehan Rp.10 juta dan nilai pasar Rp.7,5 juta serta hutang dagang sebesar Rp. 500 ribu. Setoran Wahyudi : Bangunan toko seharga Rp. 10.000.000 dan piutang dagang Rp. 2,5 juta Maka pencatatan untuk setoran investasi masing-masing sekutu tersebut adalah :

Kuncoro Kas 5.000.000 Kas

Sutejo

Wahyudi
2.000.000 Bangunan Toko 10.000.000

Peralatan Komputer 1.000.000 Modal Kuncoro 6.000.000

Perangkat Lunak Komputer 7.500.000 Hutang Dagang 500.000 ModalSutejo

Piutang Dagang 2.500.000 Modal Wahyudi 12.500.000

9.000.000

Laporan Neraca Persekutuan baru tersebut adalah : Kuncoro, Sutejo dan Wahyudi Neraca 1 Jan 2002
Aktiva Kas Piutang Dagang Peralatan komputer Perangkat Lunak Bangunan Toko Total Aktiva Kewajiban

7.000.000 Utang Dagang 2.500.000 1.000.000 Modal Kuncoro 7.500.000 Modal Sutejo 10.000.000 Modal Wahyudi 28.000.000 Total Utang & Modal

500.000

6.000.000 9.000.000 12.500.000 28.000.000

PEMBAGIAN LABA RUGI PERSEKUTUAN a. Pembagian Laba Rugi berdasarkan Jumlah yang ditetapkan

Contoh soal : Persekutuan yang didirikan oleh Andy dan Iwan membuat suatu perjanjian dalam pembagian laba rugi persekutuan dinyatakan bahwa Andy memperoleh laba atau rugi sebesar 3/4 dan Iwan memperoleh laba atau rugi sebesar dari laba atau rugi persekutuan. Berapakah jumlah laba atau rugi yang diperoleh masing-masing sekutu apabila persekutuan mereka mendapat keuntungan selama tahun berjalan sebesar Rp. 16.000.000 ? Penyelesaian :

Modal Andy : x 16.000.000 = Rp.12.000.000 Modal Iwan : x 16.000.000 = Rp.4.000.000 Jurnal penutup dalam pembagian laba persekutuan tersebut adalah : Ikhtisar Laba Rugi Modal Andy Modal Iwan
b.

16.000.000 12.000.000 4.000.000

Pembagian laba rugi berdasarkan setoran modal sekutu

Contoh soal : Persekutuan Bidadari terdiri dari 3 sekutu yaitu Ani, Aisyah dan Anjali. Komposisi modal mereka pada akhir tahun adalah sebagai berikut : Modal Ani Modal Aisyah Modal Anjali Total Modal Rp. 7.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 3.000.000 Rp.15.000.000

Persekutuan Bidadari memperoleh laba sebesar Rp.24.000.000. Berapakah jumlah laba yang diperoleh masing-masing sekutu dan bagaimana jurnal penutupnya ? Penyelesaian : Modal Ani : (7.000.000/15.000.000) x 24.000.000 = Rp.11.200.000

Modal Aisyah : (5.000.000/15.000.000) x 24.000.000 = Rp. 8.000.000 Modal Anjali : (3.000.000/15.000.000) x 24.000.000 = Rp. 4.800.000

Jurnal Penutup : Ikhtisar laba rugi 24.000.000

Modal Ani Modal Aisyah Modal Anjali

11.200.000 8.000.000 4.800.000

c.

Pembagian berdasarkan setoran modal dan jasa

Contoh Soal : Randi dan Soni mendirikan sebuah persekutuan dengan modal yang berasal dari investasi Randi sebesar Rp.9.000.000, sedangkan Soni sebesar Rp.6.000.000. Soni bekerja untuk persekutuan secara penuh (full time) dan memperoleh gaji yang lebih tinggi. Perjanjian pembagian laba yang telah ditentukan oleh kedua sekutu adalah : Rp.10.000.000 pertama dari laba bersih persekutuan akan dibagi sesuai dengan investasi masing-masing sekutu. Rp.12.000.000 berikutnya dibagikan berdasarkan waktu bekerja, dimana Randi hanya menerima Rp.4.800.000 dan Soni yang memiliki waktu kerja yang lebih banyak menerima sebesar Rp.7.200.000. Apabila masih ada jumlah laba yang tersisa maka jumlah tersebut dibagi dua secara merata. Laba bersih persekutuan pada tahun pertama sebesar Rp.25.000.000.

Berapakah laba yang akan diperoleh oleh masing-masing sekutu dan bagaimana pencatatannya ? Penyelesaian : Randi
Total laba bersih Pembagian laba Rp.10 juta pertama berdasarkan investasi sekutu Randi (9.000.000/15.000.000 X Rp.10 juta) Soni (6.000.000/15.000.000 X Rp.10 juta) Total Sisa laba bersih yang harus dibagikan Pembagian laba Rp.12 juta berikutnya

Soni

Total 28.000.000

6.000.000 4.000.000 10.000.000 18.000.000

berdasarkan waktu kerja sekutu Randi Soni Total Sisa laba bersih yang harus dibagikan Sisa laba bersih dibagi 2 secara merata Randi ( 6 juta / 2) Soni (6 juta / 2) Total Sisa Laba bersih Laba bersih masing-masing sekutu

4.800.000 7.200.000 12.000.000 6.000.000

3.000.000 3.000.000 6.000.000 0 13.800.000 14.200.000 28.000.000

Ayat jurnal penutup : Ikhtisar Laba Rugi Modal Randi Modal Soni 28.000.000 13.800.000 14.200.000

Laporan Keuangan untuk persekutuan Laporan keuangan yang disusun pada persekutuan sama dengan bentuk perusahaan lainnya, yaitu laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas dan laporan perubahan modal. Pada Laporan keuangan perincian pembagian laba harus diungkapkan atau disajikan, biasanya ditambahkan pada laporan laba rugi atau dibuat sebagai lampiran. Laporan perubahan modal pada persekutuan terdiri dari beberapa sekutu yang modalnya dirinci untuk setiap anggota sekutu. Contoh laporan keuangan persekutuan dapat dilihat dan dipelajari pada BMP Pengantar Akuntansi, modul 6 kegiatan belajar 1.

2. AKUNTANSI UNTUK PEMBUBARAN PERSEKUTUAN DAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN

a.

Penerimaan Sekutu Baru

Salah satu sifat utama dari bentuk organisasi persekutuan adalah usianya yang terbatas. Setiap perubahan anggota persekutuan akan mengakibatkan pembubaran persekutuan. Dengan demikian masuknya anggota sekutu baru, keluarnya anggota sekutu lama dan meninggalnya salah seorang anggota persekutuan, akan membubarkan persekutuan yang ada. Masuknya sekutu dalam persekutuan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) 2) Dengan cara membeli hak pemilik sekutu lama Dengan cara menyetorkan aktiva kepada persekutuan.

Perbedaan cara penerimaan sekutu baru akan mengakibatkan perbedaan dalam akuntansi. Pada cara pertama transaksi penerimaan sekutu baru hanya dilakukan dengan memindahkan akun modal sekutu lama ke akun sekutu baru. Dengan demikian tidak terjadi perubahan sruktur aktiva maupun struktur modal. Pada cara kedua persekutuan akan mencatat penambahan aktiva dan penambahan modal. Jumlah aktiva yang dicatat tidak harus sama dengan jumlah modal sekutu baru. Adakalanya setoran modal dicatat lebih rendah atau lebih tinggi sehingga menimbulkan goodwill yang akan diberikan kepada sekutu lama atau sekutu yang baru masuk. Umumnya bila persekutuan akan menerima anggota baru diadakan penyesuaian lebih dahulu terhadap akunakun yang ada. Sehingga buku besarnya dapat mencerminkan harga aktiva secara lebih layak. Laba atau rugi yang timbul karena adanya penilaian kembali ini kemudian akan dibagikan kepada para sekutu lama.

b.

Pemindahan sekutu baru dengan membeli hak kepemilikan sekutu lama

Contoh soal : Berikut ini adalah Neraca periode 2002 persekutuan Marina dan Ades :
Kas Aktiva lain-lain Rp. 15.000.000 Rp. 35.000.000 Total kewajiban Modal Marina Modal Ades Total Aktiva Rp. 50.000.000 Total Kewajiban & Modal

Rp. 10.000.000 Rp. 15.000.000 Rp. 25.000.000 Rp. 50.000.000

Suci sebagai pihak luar tertarik untuk membeli hak kepemilikan Marina sebesar Rp.15 juta dengan harga beli Rp. 17,5 juta. Marina setuju menjual hak kepemilikannya kepada Suci, dan Ades pun setuju dengan bergabungnya Suci dalam persekutuan tersebut.

Bagaimana pencatatan jurnalnya dan berapakah hak kepemilikan Suci sebagai sekutu baru ? Penyelesaian : Persekutuan akan mencatat pemindahan hak kepemilikan dengan jurnal sbb : Modal Marina . . 15.000.000 Modal Suci ...15.000.000 Hak kepemilikan Suci sebesar 15 juta meskipun harga beli nya sebesar 17,5 juta karena transaksi hak kepemilikan ini hanya terjadi antara Marina dan Suci, bukan antara Suci dengan persekutuan. Persekutuan lama telah bubar, sehingga Ades dan Suci membuat perjanjian persekutuan yang baru dengan cara pembagian laba rugi yang baru pula dan melanjutkan kegiatan usahanya. c. Likuidasi Persekutuan

Bila persekutuan mau menghentikan kegiatannya, maka biasanya akan menjual seluruh aktivanya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembagian kekayaan kepada anggotanya. Proses pembubaran perusahaan ini dikenal dengan proses likuidasi. Adapun langkah-langkah dalam proses likuidasi adalah: 1) 2) 3) 4) Menyesuaikan dan menutup buku-buku yang ada. Menjual seluruh aktiva nonkas (realisasi). Melunasi seluruh utang perusahaan. Mengembalikan modal kepada para sekutu.

Oleh karena tanggung jawab anggota persekutuan tidak terbatas maka bila ada salah seorang anggota sekutu yang modalnya negatif mereka tetap harus menutup jumlah modal yang negatif tersebut. Seandainya sekutu tersebut dalam keadaan bangkrut, maka sekutu yang masih mampu harus menanggung defisit sekutu tersebut.

TUGAS I No. 1

Berikut ini adalah transaksi dari usaha konfeksi milik Pak Hendry :

a.

Pak Hendry mendirikan perusahaan konfeksi dengan menyetor uang pribadinya sebesar

Rp. 30 juta
b. c. d. e. Dibeli secara tunai peralatan jahit yaitu berupa mesin jahit seharga Rp. 10 juta Dibeli perlengkapan jahit berupa benang, jarum, kancing dsb sebesar Rp. 1.500.000 Dibeli mesin obras sebagai peralatan jahit seharga Rp. 5 juta secara kredit. Diterima pendapatan dari menjahit sebesar Rp. 2.000.000

f. Memberikan hasil jahitan kepada pelanggan seharga Rp. 750.000 dan akan dibayar bulan depan g. Dibayarkan gaji para penjahit yaitu untuk 3 (tiga) orang @ Rp. 200.000

h. Pada akhir bulan diterima sebagian piutang dari pelanggan sebesar Rp. 250.000 dibayar tunai. Diminta : Buatlah persamaan akuntansinya dengan susunan : Aktiva Pasiva

Kas + Piutang + Perlengkapan + Peralatan = Utang usaha + Modal Hendry

No. 2
Usaha foto copy Pak Wahyu selama bulan Juni 2002 adalah sebagai berikut :
1 Juni Pak Wahyu menyetor uang tunai sebagai modal awal sebesar Rp. 2.000.000, dan perlengkapan foto copy sebesar Rp. 300.000 dan sebuah mesin foto copy yang bernilai Rp. 3.000.000 Dibayar uang sewa tempat usaha di ruko untuk 3 (tiga) bulan sebesar Rp. 1.500.000 Dibeli Mesin foto copy lagi merk XEROX seharga Rp. 3.500.000 secara kredit kepada PT. PANDU Teknik.

2 Juni 3 Juni

4 Juni

Pak Wahyu memasang iklan di Harian KOMPAS sebagai promosi usahanya sebesar Rp. 500.000 Dibayar sebagian utang pada PT PANDU Teknik sebesar Rp. 750.000 Diterima hasil foto copy dari para pelanggan sebesar Rp. 700.000 Dibayar gaji pertengahan bulan kepada 2 orang pegawai Pak Wahyu @ Rp. 150.000 Pak Wahyu membeli kertas dan tinta sebagai perlengkapan foto copy tambahan seharga Rp. 250.000 dibayar tunai Diterima hasil foto copy modul dari UT sebesar Rp. 600.000 dan baru dibayarkan Rp. 275.000 sisanya akan dibayar bulan depan. Dibayar rekening listrik sebesar Rp. 125.000 Dibayar beban rupa-rupa sebesar Rp. 50.000 Diambil uang kas untuk keperluan pribadi Pak Wahyu sebesar Rp. 250.000 Diterima uang hasil foto copy dari pelanggan sebesar Rp. 750.000 Dibayar gaji untuk 2 minggu terakhir kepada pegawai sebesar Rp. 300.000

10 Juni 15 Juni 16 Juni 18 Juni

22 Juni

23 Juni 24 Juni 27 Juni 30 Juni 31 Juni

Diminta : Buatlah pencatatan transaksi ke dalam jurnal dari usaha foto copy Pak Wahyu selama bulan Juni 2002

Jawaban Tugas I No. 1

AKTIVA Kas Piutang Perlengkapan Peralatan

PASSIVA Utang Modal Hendry

30.000.000 (10.000.000) 20.000.000 10.000.000 10.000.000 1.500.000 1.500.000 10.000.000 5.000.000 5.000.000 18.500.000 1.500.000 15.000.000 5.000.000

30.000.000

B
C

30.000.000

(1.500.000) 18.500.000

30.000.000

30.000.000 2.000.000

2.000.000 20.500.000 1.500.000 750.000 20.500.000 750.000 1.500.000 15.000.000 5.000.000 15.000.000 5.000.000

32.000.000 750.000 32.750.000 (600.000)

(600.000) 19.900.000 750.000 (250.000) 500.000 1.500.000 15.000.000 5.000.000 1.500.000 15.000.000 5.000.000

32.150.000

250.000 20.150.000

32.150.000

No. 2 Tanggal
1 Juni Kas

Akun dan Keterangan

Debet

Kredit

2.000.000 300.000 3.000.000

5.300.000

Perlengkapan foto copy Peralatan mesin foto copy Modal Wahyu

Sewa dibayar dimuka

1.500.000

1.500.000

2 Juni
3 Juni

Kas
Peralatan Mesin foto copy

3.500.000

3.500.000

Utang usaha
4 Juni Beban Iklan

500.000

500.000

Kas
10 Juni Utang usaha

750.000

750.000

Kas
15 Juni Kas

700.000

700.000

Pendapatan foto copy


16 Juni Beban Gaji

300.000

300.000

Kas
18 Juni Perlengkapan foto copy

250.000

250.000

Kas
22 Juni Kas

275.000 425.000

600.000

Piutang usaha Pendapatan foto copy


23 Juni Beban listrik

125.000

125.000

Kas
24 Juni Beban rupa-rupa

50.000

50.000

Kas
27 Juni Pengambilan Prive

250.000

250.000

Kas
30 Juni Kas

750.000

750.000

Pendapatan foto copy


31 Juni Beban Gaji

300.000

300.000

Kas

Metode Pencatatan Persediaan Metode Pencatatan Persediaan Dalam sebuah perusahaan, persediaan akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi. Dalam neraca perusahaan dagang, persediaan pada umumnya merupakan nilai yang paling signifikan dalam aset lancar. Dalam laporan laba rugi, persediaan bersifat penting dalam menentukan hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu. Metode pencatatan persediaan pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu metode periodik (sistem fisik) dan metode perpetual. A. Metode Fisik (sistem periodik) Selama ini, metode pencatatan yang dipelajari untuk persediaan barang dagang, dapat di ikhtisarkan sebagai berikut : Disediakan satu akun yang disebut Persediaan Barang Dagang dalam buku besar perusahaan. Akun ini digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang yang ada di awal dan akhir periode. Persediaan barang dagang yang ada di awal dan akhir periode itu sendiri ditentukan dengan jalan melakukan perhitungan fisik terhadapnya. Pencatatan untuk persediaan awal dan akhir dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian. Akun lawan untuk jurnal penyesuaian persediaan adalah Ikhtisar Laba Rugi. Disediakan satu set akun yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi pembelian barang dagang serta transaksi-transaksi lain yang berhubungan dengannya. Misalnya, transpor pembelian, potongan pembelian serta pembelian retur dan pengurangan harga. Saldo dari set akun ini bila digabungkan akan merupakan pembelian bersih. Harga pokok penjualan selama periode tertentu dihitung dengan menggunakan secara berikut : Persediaan barang dagang pada awal periode + Pembelian bersih selama periode = Persediaan tersedia dijual Persediaan pada akhir periode = Harga pokok penjualan

Sistem pencatatam ini disebut sistem periodik (periodic method). Metode pencatatan lain untuk persediaan adalah yang disebut metode perpetual atau metode saldo permanen (perpetual method) yang diterangkan sebagai berikut. B. Metode saldo permanen (perpetual method) Dalam sistem saldo permanen tidak disediakan akun pembelian dan akun-akun lain yang berhubungan dengannya. Pembelian barang dagang langsung dicatat ke akun persediaan. Harga pokok penjualan tidak dihitung secara periodik, tetapi dihitung dan dicatat setiap kali terjadi transaksi. Untuk ini, dibuat satu akun tersendiri yaitu: Harga pokok penjualan. Akun persediaan barang dagang dalam metode saldo permanen digunakan untuk mencatat persediaan yang ada di awal periode, pembelian yang dilakukan selama periode,penjualan yang dilakukan semala periode dan persediaan yang ada di akhir periode. Misalnya, apabila pada tanggal 14 Januari 200A terdapat pembelian tunai barang A sebanyak 1.000 unit dengan harga Rp 50 per unit maka ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut : (D) (K) Persediaan barang dagang Bank/Kas 50.000 50.000

Apabila digunakan metode periodik, sisi debit dari ayat jurnal tersebut di atas adalah akun: Pembelian. Apabila terjadi penjualan, maka pengurangan persediaan yang diakibatkan langsung dicatat. Pengurangan persediaan ini, pada hakikatnya merupakan penambahan harga pokok penjualan, yang nilainya ditentukan oleh metode penetapan harga pokok yang dipakai. Anggaplah bahwa pada tanggal 15 Januari 200A terjadi penjualan tunai barang A sebanyak 800 unit dengan harga jual Rp 75 per unit. Untuk sementara anggaplah barang-barang yang dijual adalah barang-barang yang dibeli pada tanggal 14 Januari 200A tersebut di atas. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan jadi tampak seperti terlihat sebagai berikut : (1) (D) Bank/Kas 60.000 (K) Penjualan 60.000 (2) (D) (K)

Harga pokok penjualan 50.000 Persediaan barang dagang 50.000

Dapat dilihat bahwa dalam sistem periodik ayat jurnal (2) tersebut di atas tidak dibuat. Harga pokok penjualan dalam sistem periodik dihitung secara berkala pada akhir periode akuntansi, bukan pada setiap terjadi penjualan. Ayat jurnal (1) merupakan ayat jurnal yang biasa dibuat untuk penjualan. Ayat jurnal ini dibuat baik pada sistem periodik maupun saldo permanen. Kartu stok

Dalam metode saldo permanen setiap jenis barang dibuatkan satu catatan tersendiri yang disebut kartu stok atau kartu persediaan (stock card). Kumpulan dari kartu stok, untuk semua jenis barang yang ada, disebut buku stok atau buku persediaan. Ada tiga hal yang dicatat dalam kartu stok, yaitu penambahan, pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya suatu transaksi. Kartu stok menyediakan tiga kolom untuk hal tersebut. Masing-masing kolom dibagi dalam tiga sub kolom yang berisi: banyaknya unit (kuantitas), harga pokok/unit dan jumlah (kuantitas dikalikan harga pokok/unit). Tiap transaksi dicatat kuantitas barangnya, harga pokok/unit jumlah nilainya. Penambahan dalam kartu stok, biasanya berasal dari pembelian barang dagang. Di samping pembelian, penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal dari penjualan retur. Pengurangan dalam kartu stok, pada umumnya berasal dari penjualan barang dagang. Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian retur.

Jurnal Penyesuaian merupakan jurnal yang harus disusun karena terdapat kondisi keuangan yang perlu disesuaiakan. Kondisi keuangan yang perlu disesuaikan tersebut terkait dengan berkurangnya atau bertambahnya nilai suatu akun. Misalnya saja terdapat penyusutan nilai mesin atau gedung, ataupun adaya penambahan utang gaji dan sebagainya, untuk lebih jelas silahkan baca postingan sebelumnya tentang Hakikat jurnal penyesuaian. Dalam Postingan ini akan di jelaskan tentang:

Tips menganalisis ayat jurnal penyesuaian dengan benar


Agar lebih memahami teknik penyusunan jurnal penyesuaian maka dalam pembahasan ini akan dilakukan dengan menyediakan soal dan pembahasan penyusunan jurnal penyesuaian, Silahkan anda baca dan pahami dahulu soal (transaksi dan ayat jurnal penyesuaian dibawah ini) Transaksi yang terjadi: Tanggal 2 mei tahun 2012 : Saya mendirikan salon yang diberi nama "Salon efi" dengan menyetorkan uang sebesar Rp 7.500.000 Tanggal 3 Mei tahun 2012 : Dibayar sewa ruangan Rp 600.000 untuk satu tahun secara tunai Tanggal 4 Mei tahun 2012 : Dibayar tunai peralatan Rp 2.000.000 Tanggal 5 Mei tahun 2012 : Dibayar perlengkapan secara kredit Rp 500.000 Tanggal 6 Mei tahun 2012 : Dibayar Iklan Rp 250.000 secara tunai Tanggal 15 Mei tahun 2012 : a) Dibayar Gaji Karyawan untuk 15 hari (tanggal 1 mei sampai 15 mei) Rp 360.000, b) Diterima hasil jasa Rp 1.000.000 Tanggal 19 Mei Tahun 2012 : Dibayar beban Listrik dan telepon Rp 300.000 Tanggal 20 Mei tahun 2012 : Diterima pinjaman dari bank Rp 15.000.000 Tanggal 23 Mei tahun 2012 :

a) Dibeli Peralatan RP 1.900.0000 secara tunai b) Dibayar hutang Rp 250.000 Tanggal 31 Mei tahun 2012 : a) Diterima hasil jasa Rp 2.250.000 b) Dibayar Gaji karyawan Rp 360.000 c) Saya Mengambil uang dari kas untuk kepentingan keluarga sebesar Rp 500.000 Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) per 31 Mei 2012: 1. Peralatan diperhitungkan dapat dipakai lima (5) tahun. 2. Perlengkapan yang belum dipakai sampai dengan tanggal 31 Mei 2012 senilai Rp 125.000 3. Utang Bank diatas dengan Bungan 12% pertahun, bunga dibayar setiap bulan pada tanggal 23. 4. Sewa Ruangan diatas dicatat sebagai Beban. Setelah anda membaca dan memahami transaksi yang terjadi selanjutnya akan dilakukan pembahasan tentang analisis AJP dan Penyusunan Jurnal Penyesuaian, Silahkan simak pembahasan berikut ini: Berdasarkan AJP yang telah anda baca di atas maka diketahui terdapat empat (4) Kondisi yang memerlukan penyesuaian yaitu Penyusutan Peraltan, adanya Beban Perlengkapan, Utang Bunga bank dan Beban sewa.

Analisis Jurnal Penyesuaian Penyusutan peralatan


Penyusutan peralatan harus dibuatkan jurnal penyesuaian karena peralatan yang telah terpakai selama waktu pemakaian dicatat sebagai beban. Telah diketahuai bahwa pada Tanggal 4 Mei Salon Efi membeli peralatan senilai Rp 2.000.000 dan pada tanggal 23 Mei senilai Rp 1.900.000 secara tunai Jadi jumlah total peralatan yang dimiliki Salon efi senilai Rp 3.900.000. Diketahui dari AJP bahwa peralatan tersebut dapat dipakai selama 5 tahun (Umur ekonomis 5 th), sedangkan peralatan tersebut baru dipakai selama 1 bulan (tanggal 4 sampai 31 mei 2012) jadi terdapat pengurangan atau penyusutan nilai peralatan dalam 1 bulan. penyusutan peralatan selama 1 bulan dapat dihitung sebagai berikut: (2000.000+1900.000)/ (5X12) = 65.000 Keterangan: 2000.000 : Nilai peralatan yang dibeli tanggal 4 mei 1900.000 : Nilai Peralatan yang dibeli tanggal 23 Mei 5 : 5 Tahun (Umur Ekonomis) 12 : Jumlah bulan dalam 1 tahun. Jadi Jurnal Penyesuaian yang disusun adalah: Beban Penyusutan Peralatan .............. Rp 65.000 Akumulasi Penyusutan Peralatan .............Rp 65.000

Analisis Jurnal Penyesuaian Perlengkapan

Perlengkapan perlu dibuat jurnal penyesuaian karena perlengkapan yang telah terpakai dicatat sebagai beban bukan lagi Perlengkapan. Diketahuai bahwa pada tanggal 5 mei Salon efi membeli perlengkapan senilai Rp 500.000, Sedangkan sampai dengan 31 mei perlengkapan yang belum terpakai (tersisa) senilai Rp 125.000. Jadi perlengkapan yang telah terpakai tidak lagi dicatat sebagai perlengkapan tetapi dicatat sebagai beban perlengkapan, sehingga perlu dibuat penyesuaian. Perlengkapan yang terpakai dapat dihitung sebagai berikut: Perlengkapan terpakai = Total Perlengkapan - Perlengkapan yang tersisa = 500.000 - 125.000 = 375.000 Jadi Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah: Beban Perlengkapan ............... Rp 375.0000 Perlengkapan ......................Rp 375.000

Analisis Jurnal Penyesuaian Utang Bunga Bank


Utang bunga perlu dibuat penyesuaian karena bunga bank tersebut telah menjadi beban Salon efi namun belum dicatat sehingga perlu dicatat. Diketahui bahwa pada tanggal 20 Mei Salon efi meminjam uang di bank sebesar Rp 15.000.000, dan diketahui dalam AJP bahwa dari pinjaman tersebut Salon efi dikenakan bunga sebesar 12% per tahun dan harus dibayar setiap tanggal 23 tiap bulan. Jadi dalam hal ini kita mencari nilai utang bunga yang telah menjadi beban bunga yang harus dicatat dalam jurnal penyesuaian. Perhitungan beban bunga dapat dihitung sebagai berikut: Pembayaran bunga setiap tanggal 23 mei sehingga yang menjadi beban bunga mulai tanggal 23 sampai 31 mei yaitu 8 hari. Perhitungan: Bunga 1 tahun ; 12% x 15.000.000 = Rp 1.800.000 Bunga 1 bulan ; 1.800.000 : 12 = Rp 150.000 Bunga 1 Hari ; 150.000 : 30 = Rp 5000 Jadi Bunga 8 hari ; 5000 x 8 = Rp 40.000 Dengan Demikian Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah: Beban Bunga Bank ........ RP 40.000 Utang Bunga Bank ......Rp 40.000

Analisis Jurnal Penyesuaian Beban Sewa dibayar di muka


Diketahui bahwa pada tanggal 3 Mei dibayar sewa ruangan untuk satu tahun sebesar Rp 600.000, dan di AJP diketahui bahwa sewa ruangan tersebut dicatat sebagai beban.

Berdasarkan kondisi tersebut maka pada ahir bulan mei perlu dibuat penyesuaian terhadap sewa ruangan sehingga laporan keuangan yang dibuat Salon efi menunjukan nilai beban sewa yang sebenarnya. Perhitungan: Sewa 1 tahun = Rp 600.000 Sewa 1 bulan ; Rp 600.000 : 12 = 50.000 Jadi beban sewa bulan mei adalah Rp 50.000, Sehingga dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut: Sewa dibayar dimuka ...............Rp 550.000 Beban sewa Ruangan..............Rp 550.000 Jika anda bertanya mengapa dalam jurnal penyesuaian nilai sewa dibayar dimuka dan beban sewa sebesar RP 550.000 Bukan Rp 50.000???? Maka jawabnya adalah: Karena pada saat transaksi pembayaran sewa ruangan pada tanggal 3 mei sebesar 600.000 dijurnal umum dicatat sebagai beban, untuk jelasnya sbb: Beban sewa ruangan ....... Rp 600.000 Kas .......................Rp 600.000 Sedangkan beban sewa ruangan yang dicatat tersebut diatas untuk satu tahun padahal sekarang baru berjalan satu bulan, sehingga agar dalam laporan keuangan khususnya laporan laba-rugi akun beban sewa menunjukan nilai yang sebenarnya yaitu Rp 50.000 maka disusun Jurnal Penesuaian sebagai berikut: Sewa dibayar dimuka ...............Rp 550.000 Beban sewa Ruangan...............Rp 550.000 Nah jika kita perhatikan akun beban sewa dalam jurnal umum posisinya adalah Debit sebaliknya akun beban sewa dalam jurnal penyesuaian posisinya Kredit, sehingga saldo beban sewa diperoleh dari nilai beban sewa debit dikurangi nilai beban sewa kredit. Jadi dalam laporan laba rugi nilai akun beban sewa adalah: Rp 600.000 - Rp 550.000 = Rp 50.000. Dengan demikian akun beban sewa dalam laporan labarugi menunjukan nilai yang sebenarnya yaitu Rp 50.000.

Demikianlah pembahasan cara Praktis menyusun jurnal penysuaian dengan benar, semoga postingan ini dapat bermanfaat bagi anda,, jika berkenan silahkan baca postingan lainnya di blog akuntansi pendidik.., salam sukses..Wassalamualaikum wr.wb Description: Membahas cara praktis menyususn jurnal penyesuaian dengan benar menggunakan metode penalaran dengan dilengkapi soal dan pembahasanya. Rating: 4.5

AUDIT ATAS SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS

HAKIKAT SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS Tujuan audit ini adalah: 'untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo yang dipengaruhi oleh siklus ini telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum." Perkiraan-perkiraan utama yang terdapat pada siklus penjualan dan penerimaan kas : penjualan, cadangan dan retur penjualan, beban piutang tak tertagih, potongan tunai yang diambil, piutang dagang, penyisihan piutang tak tertagih, kas di bank.

Terdapat lima kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus penjualan dan penerimaan kas sbb : Kelompok Transaksi Penjualan Akun Penjualan, piutang dagang Fungsi Bisnis - Pemrosesan pesanan pelanggan - Persetujuan penjualan kredit - Pengiriman barang - Penagihan ke pelanggan & pencatatan penjualan Kas bank (debit dari penerimaan kas), piutang dagang Cadangan & retur penjualan, piutang dagang Piutang dagang, Cadangan utk Penghapusan Piutang Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas Pemrosesan dan pencatatan cadangan & retur penjualan Penghapusan piutang dagang tak tertagih Dokumen & Catatan - Pesanan pelanggan, pesanan penjualan - Pesanan pelanggan atau pesanan penjualan - Dokumen pengiriman - Faktur penjualan, jurnal penjualan, laporan ikhtisar penjualan, master file A/R, neraca saldo A/R, laporan bulanan. Nota pembayaran (R/A), daftar awal penerimaan kas, jurnal penerimaan kas. Memo kredit, Jurnal cadangan dan retur penjualan Formulir otorisasi saldo yang tak tertagih

Penerimaan kas

Cadangan & retur penjualan Penghapusan akun tak tertagih

Beban piutang ragu-ragu

Beban piutang raguragu, Cadangan utk Akun Tak tertagih

Penyisihan untuk piutang ragu-ragu

FUNGSI BISNIS PADA SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN YANG BERHUBUNGAN Fungsi bisnis pada siklus penjualan dan penerimaan kas terdiri dari : 1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan Merupakan awal dari siklus dan berupa penawaran untuk membeli barang dengan ketentuan tertentu. Dokumen yang berhubungan : Pesanan pelanggan (customer order), Pesanan penjualan (sales order) 2. Persetujuan Penjualan Kredit Praktek yang lemah menyebabkan piutang tak tertagih besar. Persetujuan penjualan kredit ditandai oleh persetujuan untuk mengirim barang. 3. Pengiriman Barang Nota pengiriman disiapkan saat penjualan dan dokumen pengiriman (bill of lading) dibuat untuk keperluan penagihan atas pengiriman ke pelanggan. Dokumen yang berhubungan : * Dokumen pengiriman (shipping document) * Faktur penjualan (sales invoice) * Jurnal penjualan (sales journal) * Neraca saldo A/R

* Laporan ikhtisar penjualan (summary sale report) * Laporan Bulanan ( Monthly Statement ) * Berkas induk piutang dagang (A/R Master file) 4. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas

Meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pencatatan kas baik kas maupun berupa cek. Pertimbangan utama adalah seluruh kas harus disetor ke bank dalam jumlah yanng benar dengan tepat waktu dan dicatat ke berkas transaksi penerimaan kas yang digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas dan memutakhirkan berkas induk piutang usaha. Dokumen yang berhubungan :

Nota pembayaran (Remittance Advice) Daftar awal penerimaan kas Jurnal penerimaan kas.

1. Pemrosesan dan Pencatatan Cadangan dan Retur Penjualan. Dokumen yang berhubungan :

Kredit memo Jurnal cadangan dan retur penjualan.

1. Penghapusan Piutang Tak Tertagih. Jika perusahaan berkesimpulan bahwa suatu jumlah akan tidak tertagih lagi, jumlah tersebut harus dihapuskan dan sering terjadi setelah pelanggan pailit atau piutang dialihkan ke agen penagihan. Formulir yang digunakan adalah uncollectible account authorization form yaitu dokumen yang digunakan secara intern yang mengindikasikan adanya otorisasi untuk menghapuskan piutang usaha. 2. Penyisihan Piutang Ragu-ragu. Harus cukup untuk mencerminkan bagian dari penjualan periode sekarang yang diperkirakan tidak dapat ditagih di masa depan. METODOLOGI PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENJUALAN 1. Memahami SPI-Penjualan. Dengan mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuisioner pengendalian intern dan melaksanakan uji 'walkthrough' untuk penjualan. 2. Memperkirakan Risiko Pengendalian Yang Direncanakan- Penjualan. Dengan 4 langkah dasar : 1. Auditor membutuhkan kerangka dasar untuk memperkirakan risiko pengendalian 2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian intern kunci dan kelemahan atas transaksi pengendalian. 3. Auditor menghubungkan pengendalian dan kelemahan dengan tujuan. 4. Auditor memperkirakan risiko pengendalian pada setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahan untuk setiap tujuan

Pengendalian kunci terdiri dari : A. Pemisahan tugas yang memadai. B. Otorisasi yang semestinya. C. Dokumen/catatan yang memadai. D. Dokumen yang prenumbered. E. Pengiriman monthly statement. F. Prosedur verifikasi intern. 3. Mengevaluasi Untung Rugi Pengujian atas Pengendalian. 4. Merancang Pengujian atas Pengendalian untuk Transaksi Penjualan. 5. Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan. Bertujuan untuk :

Penjualan yang dicatat benar-benar ada.

Terdapat dua kemungkinan salah saji : penjualan dicatat untuk pengiriman yang tidak pernah dilakukan dan pengiriman dilakukan ke pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan. Sifat pengujian tergantung sifat kelemahan Internal Control ; dengan menelusuri dari jurnal ke dokumen dasar ( test of ommission )

Transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat.

Dengan menelusuri dari dokumen dasar ke jurnal dimana dokumen sebagai direction of test.

Penjualan dicatat secara akurat.

Kebenaran penilaian transaksi penjualan berkenaan dengan pengiriman jumlah barang yang dipesan, kebenaran penagihan atas jumlah yang dikirim dan kebenaran pencatatan jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi

Penjualan yang dicatat telah diklasifikasikan sebagaimana mestinya.

Pengujian atas klasifikasi penjualan merupakan bagian pengujian penilaian.

Penjualan dicatat pada tanggal yang tepat.

Penjualan ditagih dan dicatat sesegera mungkin setelah terjadinya pengiriman untuk mencegah hilangnya transaksi dari catatan tanpa sengaja dan untuk menjamin bahwa penjualan dicatat pada periode yang sesuai.

Transaksi penjualan dicatat dengan semestinya di berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar.

RETUR PENJUALAN dan PENGURANGAN PENJUALAN

Perbedaan pengendalian salah saji dalam nota kredit dan penjualan berkaitan dengan : 1. Materialitas ; retur dan pengurangan harga penjualan sangat tidak material sehingga dapat diabaikan dalam pelaksanaan audit. 2. Tujuan ; penekanan pada pengujian keabsahan transaksi yang dicatat sebagai cara untuk menemukan pengalihan kas dari penerimaan penagihan piutang yang telah diterima dengan retur dan pengurangan harga fiktif. PENGENDALIAN INTERN, PENGUJIAN PENGENDALIAN, & PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN KAS Prosedur audit yang paling mungkin menyebabkan salah pengertian : 1. Menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat. Defalkasi kas yang paling sulit dideteksi : yang terjadi sebelum kas dicatat pada jurnal penerimaan kas atau catatan kas yg lain. Pencegahan : pengendalian yang tergantung pada bisnis masing-masing. 2. Menyiapkan Pembuktian atas Penerimaan Kas. Digunakan jika IC lemah. Pengujian dilakukan dengan menjumlah penerimaan kas yang dicatat dijurnal penerimaan kas pada periode tertentu dan direkonsiliasi dengan setoran aktual yang dilakukan ke bank untuk periode yang sama. Prosedur ini digunakan untuk membongkar : - penerimaan kas yang belum disetor - pinjaman tidak dicatat - setoran yang tidak dicatat - pinjaman bank yg langsung disetor ke R/K 3. Pengujian untuk menemukan lapping piutang.

Lapping , merupakan fraud yang umum yaitu menangguhkan pencatatan penerimaan piutang untuk menyembunyikan adanya kekurangan kas dan dicegah melalui pemisahan fungsi. Dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, tanggal dalam nota pembayaran dengan jurnal penerimaan kas dan deposit slip.

PENGUJIAN AUDIT UNTUK PIUTANG TAK TERTAGIH

Pertimbangan utama auditor untuk memverifikasi penghapusan piutang tak tertagih adalah keabsahan dan kepantasan otorisasi dengan perhatian utama : kemungkinan klien untuk menutupi defalkasi dengan menghapus piutang yang telah ditagih. Prosedur yg lazim adalah memeriksa persetujuan dari orang yang berwenang dan memeriksa korespondensi dalam arsip klien yang mendukung ketidak kolektibilitasannya.

PENGENDALIAN INTERN TAMBAHAN ATAS TRANSAKSI NERACA

Jika IC untuk golongan transaksi efektif dan pengujian substantif mendukung maka kemungkinan salah saji L/K berkurang. Mungkin ada IC yang berkaitan secara langsung dengan akun yang belum diidentifikasi sebagai bagian pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi. Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas paling tidak berdampak pada 3 tujuan audit :

1. Realizable value. Penting karena kolektibilitas piutang sering merupakan pos utama L/K dan merupakan masalah sejumlah kasus tentang tanggungjawab akuntan. Pengendalian yang lazim : persetujuan kredit, penyiapan neraca saldo A/R secara periodik untuk ditelaah dan ditindaklanjuti dan kebijaksanaan penghapusan piutang tak tertagih. 2. Hak & Kewajiban. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang kompeten 3. Penyajian dan pengungkapan. Pengendalian dengan penggunaan akuntan yang kompeten

DAMPAK HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN TRANSAKSI


Bagian audit yang sangat dipengaruhi : saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan piutang tak tertagih. Saat penyelesaian pengujian atas transaksi, perlu untuk untuk menganalisa setiap pengecualian dari pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, untuk menentukan sebab dan dampak pengecualian tersebut terhadap tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan, yang dapat mempengaruhi risiko penemuan yang didukung sehingga mempengaruhi sisa pengujian substantif. Dampak terbesar pengujian ini adalah terhadap konfirmasi A/R meliputi jenis, ukuran sampel dan saat peangujian

You might also like