You are on page 1of 9

A.

Komunikasi Interpersonal

1. Komunikasi Dokter-Pasien

Pentingnya Menyikat Gigi


Seorang ibu bernama Zura yang berusia 27 tahun membawa anaknya Aris yang berumur 6 tahun ke klinik dokter gigi. Kemudian sang perawat memanggil Aris dan mempersilahkan Aris dan ibunya masuk ke ruangan dokter gigi. Perawat Anggi : Aris Munandar Ibu Zura : Iya. Ayo kita masuk, Nak. (Kemudian masuk ke ruangan bersama anaknya)

Sesampainya di dalam ruangan Ibu Zura drg. Tika : Assalammualaikum : Waalaikumsalam. Silakan duduk Bu. Ayo Dik duduk sini.

Ibu zura dan Aris pun duduk dan mulailah perbincangan antara sang dokter dengan pasien. drg. Tika : Perkenalkan nama saya drg. Tika, Sp KGA. Saya adalah salah seorang dokter gigi di klinik ini. Bu, Boleh saya lihat kartunya?

(Ibu Zura memberikan kartu kepada drg. Tika kemudian memberikan mainan kepada Aris) drg. Tika : Jadi adek namanya Aris Munandar dan tinggal di JL. T. Nyak Arief No. 232F, Simpang Mesra ya. Nama adik keren kayak orangnya ya. Adik sukanya dokter panggil apa? : Aris. Ma, dokternya jelek. Adek gak suka. Kita pulang aja yok ma. Kan tadi mama udh janji mau ajak Aris beli mainan. : Huss.. Jangan ngomong gitu ma bu dokter. Nanti gak mama beliin makanan ya. : Tidak apa-apa Bu. Namanya juga anak-anak. Aris, boleh kan dokter tau umur Aris berapa? : (Diam) : Kok pertanyaan dokter gak dijawab Aris? Ayo Aris Berapa umurnya? : 6 tahun. Aduh, dokter ini gak pande hitung ya.
2

Aris

Ibu Zura drg. Tika

Aris drg. Tika Aris

Ibu Zura Aris drg. Tika

: Aaaariiiiiis Jangan nakal ya. Cepat minta maaf sama bu dokter. : maafin Aris ya bu dokter. : Tidak apa-apa kok. Aris kan anak pinter. O iya ibu siapa ya namanya? Ada keluhan apa ya Bu? : Panggil saja saya Ibu Zura. Gini dok, anak saya sakit gigi. Kalau misalnya makan sesuatu giginya langsung terasa ngilu dan dia langsung nangis dok. : Sejak kapan Aris sakit giginya Bu? : Udah 2 hari yang lalu dokter. Saya ini wanita karir dokter. Saya kerja di Bank jadi pulangnya malam gitu dokter. Aris biasanya saya titipkan sama baby sitter saya dokter. Dan tiap pagi sebelum Aris pergi sekolah saya selalu kasih dia uang jajan yang banyak supaya Aris kenyang dokter. Dokter bisa lihat sendiri kan Aris bisa setinggi ini itu karena saya dokter. Saya ibu yang hebat kan dokter? (ujar Ibu Zura tersenyum bangga) : Iya bu. Cuman Ibu harus mengontrol apakah selesai makan anak ibu ada sikat gigi atau tidak. Apalagi kalau anak ibu makan makanan yang manis-manis. : (tersenyum) Aris kalau udah makan yang manis-manis ada sikat gigi gak? : Malas dokter. Sikat gigi itu kan gak penting. Daripada sikat gigi mendingan bobok dokter. : Tapi kalau Aris enggak sikat gigi nanti tumbuh monster di gigi Aris dan buat gigi Aris sakit. Gigi Aris sakit di bagian mana? : Di sebelah sini dokter. Rasanya seperti ditusuk-tusuk pensil(menunjuk gigi bawah bagian sebelah kanan) : Oke bu saya ulangi ya. Anak ibu Aris sakit gigi di gigi bawah bagian kanan sejak 2 hari yang lalu. Anak ibu merasa ngilu di giginya dan anak ibu malas menyikat gigi. Sekarang mari kita melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Aris, Boleh dokter lihat gigi Aris? Sekarang Aris duduk di kursi itu ya. (menunjuk dental chair kemudian beranjak dari kursi untuk mengambil alat-alat kedokteran gigi). Coba sekarang Aris buka mulut. : (Melihat alat dokter gigi Aris langsung ketakutan) gak mau..gak mau. Mama, Adek mau pulang. Puuuulaaaang.. : Iya bentar lagi kita pulang. Tapi sekarang Aris buka mulutnya dulu ya.

Ibu Zura

drg. Tika Ibu Zura

drg. Tika

drg. Tika Aris

drg. Tika

Aris

drg. Tika

Aris

Ibu Zura

drg. Tika

: Enggak ngeri kok Aris. Kalau Aris enggak buka mulut gimana cara dokter periksa gigi Aris. Aris mau giginya gak sakit lagi kan? Aris kan anak pintar(bujuk drg. Tika) : (sangat ketakutan namun ia memberanikan diri membuka perlahan-lahan mulutnya) : Gitu dong anak manis. Sekarang dokter periksa giginya ya.(Dengan hati-hati mulai memeriksa gigi Aris). Setelah selesai memeriksa gigi Aris, drg. Tika menulis sebuah resep obat. Ibu, ini saya berikan obat untuk menghilangkan rasa sakit gigi anak ibu. Obat ini diminum selama 3 hari. Kemudian setelah 3 hari ibu datang lagi kemari ya. Jika gigi anak ibu sudah tidak sakit, kita akan tambal gigi anak ibu.

Aris

drg. Tika

Ibu Zura

: Ooo jadi anak saya minum obat ini dan kalo udah sembuh gigi anak saya akan ditambal ya dokter. Tapi, apa itu ditambal dokter? Sejujurnya ini pengalaman saya pertama kali ke dokter gigi. Biasanya kalau sakit gigi saya biarin gitu aja, pasti nanti sembuh sendiri. : Begini bu, penambalan gigi itu salah satu cara untuk memperbaiki kerusakan gigi agar gigi kita bisa kembali ke bentuknya semula dan bisa kembali berfungsi dengan baik. Dengan menutup lubang gigi kita menggunakan tambalan, maka jalan masuk bakteri pun akan tertutup sehingga bisa menghentikan kerusakan gigi lebih lanjut dan mengurangi rasa ngilu pada gigi. : Ooo jadi gitu ya dokter. Kalau gitu saya akan kasih obat ini ke anak saya dan nanti saya akan bawa anak saya ke sini lagi untuk ditambal ya dokter. : Bukan cuman itu aja yang harus ibu lakukan, tapi ibu juga harus perhatikan kesehatan gigi dan mulut anak ibu ya. Ajarkan sikat gigi minimal 2x sehari yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur, terutama sebelum tidur karena biasanya anakanak paling malas menggosok gigi sebelum tidur. Tolong ibu arahkan dan bujuk anak ibu supaya mau menyikat gigi. Menyikat gigi sebelum tidur itu sangat penting karena di dalam mulut kita ini ada air liur yang diproduksi secara otomatis bila kita mengunyah maupun berbicara. Pada malam hari karena tidak ada aktivitas dalam mulut, maka produksi air liur kita menurun drastis. Padahal air liur mengandung antiseptik yang dapat membunuh bakteri. Jika tidak menyikat gigi pada malam hari, maka kuman yang berada dalam mulut karena makanan yang tersisa di antara gigi dan gusi jadi bebas berkembang biak sehingga bisa membuat gigi kita jadi cepat rusak dan membuat bau mulut kita tidak segar saat

drg. Tika

Ibu Zura

drg. Tika

bangun pagi. Apa ibu mau anak ibu yang keren ini giginya rusak dan nafas anak ibu bau? Ibu Zura : saya gak mau dokter. Aris ini anak saya satu-satunya jadi saya ingin yang terbaik untuk anak saya. : Jika ibu ingin yang terbaik untuk anak ibu, tolong ibu kasih perhatian lebih ke anak ibu. Cara ibu untuk menunjukkan kalau ibu sayang sama anak ibu itu bukan cuman kasih uang jajan yang banyak, tetapi coba ibu kasih perhatian ke anak ibu. Misalnya, ibu kontrol pola makan Aris, apakah dia makan yang manis-manis atau tidak. Ibu temani Aris untuk sikat gigi sebelum tidur. Ibu lebih perhatikan kesehatan gigi dan mulut anak ibu ya. : Iya dokter saya akan lebih perhatian sama anak saya. Saya baru sadar ternyata menjaga kesehatan gigi itu sangat penting. Jujur sebenarnya saya juga baru tau kalau menyikat gigi itu sangat penting dokter. Saya kira sikat gigi itu sepele. Selama ini saya sikat gigi cuman waktu saya mau pergi ke kantor aja itu pun kalo sempat dokter. : Ya ampun ibu ini. Jadi mulai sekarang ibu yang rajin ya sikat giginya karena sikat gigi itu sangat penting. Dan untuk Aris, yang rajin ya sikat giginya. Jangan malas-malas lagi sikat giginya ya Aris. : siiip beres bu dokter. : Makasih ya dokter. Kalo gitu kami pulang dulu ya dokter. Aris, pamit dulu sama bu dokter. : Aris pulang dulu ya bu dokter. Makasih banyak ya bu dokter yang cantik. : Iya hati-hati di jalan ya. : Assalammualaikum : Waalaikumsalam

drg. Tika

Ibu Zura

drg. Tika

Aris Ibu Zura

Aris drg. Tika Ibu Zura drg. Tika

Ibu Zura pulang dengan perasaan bahagia karena dia mendapat pengetahuan akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan dia berjanji di dalam hati bahwa dia akan lebih memperhatikan kesehatan gigi anaknya sehingga anaknya tidak sakit gigi lagi.

2. Komunikasi Teman Sejawat Pada suatu ketika, ada 2 orang dokter gigi alumnus universitas yang sama. Mereka ditugaskan di tempat yang berbeda-beda, yakni drg. Feni yang ditempatkan diperkotaan, dan drg. Rahmad ditempatkan didaerah pedesaan.Setelah beberapa lama tidak bertemu, kemudian mereka bertemu kembali pada suatu acara seminar. Drg. Rahmad memanggilnya. Drg. Feni Drg. Rahmad Drg. Feni Drg. Rahmad Drg. Feni Drg Rahmad Drg. Feni Drg. Rahmad Drg . Feni Drg. Rahmad Drg. Feni Drg. Rahmad Drg. Feni yang hendak keluar dikejutkan dengan adanya suara seseoran yang

Drg. Rahmad Drg. Feni Drg. Rahmad

Drg. Feni Drg. Rahmad Drg. Feni

: Permisi, ini Rahmad kan? : Tentu saja. Wah wah masa feni lupa dengan rahmad. : Oh bukan begitu. Feni cuma mau memastikan aja. Sepertinya sudah banyak berubah ya rahmad. : Berubah gimana. Masih punya dua tangan dan dua telinga kok. Haha : Haha iya iya maaf. Cuma bercanda. Gimana kabar rahmad sekarang? : Alhamdulillah, saya sehat. Feni sendiri gimana kabarnya? : Alhamdulillah feni juga sehat. Sudah lama ya kita tidak berjumpa. Lebih kurang sudah 6 bulan. Ya kan? : Iya, semenjak kelulusan kita jadi hilang komunikasi. Oya, Rahmad dengar Feni sudah bekerja dilingkungan perkotaan ya? : Iya benar, Feni bekerja di puskesmas perkotaan. : Gimana keadaan pasien disana? Bagus gak responnya terhadap dokter gigi? : Pasien disana cukup baik responnya. Mereka sudah tau pentingnya kesehatan Gigi dan mulut jadi sudah berani dan mau memeriksakan gigi secara rutin. : Benarkah? Apa mereka tidak takut kedokter gigi? : Sebenarnya sih pada awalnya masyarakat disana takut juga ke dokter gigi, namun saya dan tim lainnya berupaya melakukan pendekatan kemasyarakat melalui penyuluhan gigi dan mulut. : Oh begitu. Rahmad kebetulan bekerja didaerah puskesmas pedesaan, masyarakat di sana sangat sulit diajak untuk melakukan pemeriksaan gigi dan mulut. : Kenapa bisa begitu ya? : Pada awalnya Rahmad juga bingung kenapa bisa begitu, akhirnya Rahmad coba telusuri penyebabnya dan setelah Rahmad tanya kepada kepala desa dan beberapa masyarakat setempat, hasilnya ternyata masyarakat disana cemas dan takut ke dokter gigi. : Wah seperti yang kita pelajari ditutor 2 dulu saja ya. Tentang dental fear dan dental anciety. : Iya benar. Rahmad teringat tutor 2 jadi teringat logbook. Haha : Haha. Iya benar-benar. Yah seperti yang uda kita pelajari dulu, penyebab takut dan cemasnya mereka ke dokter gigi itu kan penyebabnya ada beberapa faktor. Nah yang pertama faktor personal atau dari diri sendiri. Biasa mencakup usia,
6

jenis kelamin dan tingkat kecemasan individu itu sendiri. Yang kedua faktor eksternal seperti lingkungan keluarga dan teman-teman. Nah yang ketiga.. Drg. Rahmad : Yang ketiga faktor dental kan? Akibat dari tindakan dokter gigi yang menyebabkan sakit saat perawatan? Drg. Feni : Tepat sekali. Itu masih ingat. Drg. Rahmad : Iya dong. Itu dulu kan bahan rahmad waktu giliran menjelaskan di DK 2. hehe Drg. Feni : Oh iya juga ya. Drg. Rahmad : Emm lalu langkah apa yang sebaiknya harus kita ambil untuk masalah ini? Drg. Feni : Nah untuk kasus yang seperti itu, mungkin kita bisa anut sistem health belief model untuk membangun kepercayaan pasien. Masih ingat? Drg. Rahmad : Umm, 4 variabel kunci agar individu mau ke pelayanan kesehatan? Drg. Feni : Yup. Betul. Apa aja? Drg . Rahmad : Pertama, kerentanan yang dirasakan jadi seberapa rentan individu merasa keluarganya akan tertular maka ia akan melakukan pencegahan. Kedua keseriusan yang dirasakan, dengan merasa penyakitnya serius maka juga akan baik respon kesehatannya. Ketiga manfaat dan rintangan. Bila individu merasa pengobatan itu bermanfaat dan tidak adanya rintangan maka juga akan ikut ke pelayanan kesehatan. Dan terakhir isyarat yaitu melakukan penyuluhan baik secara langsung maupun melalui media massa seperti televisi, poster, dsb. Drg. Feni : Bagus. Coba deh yang keempat itu kamu praktikkan ke masyarakat desa. mudah-mudahan mereka bisa merubah pola pikirnya tentang dokter gigi. Drg. Rahmad : Wah. Benar juga ya. Feni memang super sekali. Drg. Feni : Ah bisa saja. Feni Cuma mau berbagi pengalaman aja kok. Drg. Rahmad : Kita sepertinya harus sering-sering berkomunikasi seperti ini biar bisa terus saling memberikan pengalaman. Drg. Feni : Tentu. Selama ada waktu, kenapa tidak. Drg Rahmad : Mantap. Kalau begitu saya pamit dulu ya, saya harus kembali lagi ke desa. Senang bisa bertemu Feni di acara seminar ini. Drg. Feni : Sama-sama. Drg Rahmad : Baiklah kalo begitu. assalamualaikum. Drg. Feni : Waalaikumsalam Dan akhirnya mereka pun berpisah satu sama lainnya..

B. Komunikasi Massa

You might also like