You are on page 1of 28

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING I BLOK TROPICAL MEDICINE

Tutor: dr. M. Zaenuri Syam u !idayat" S#.K$" M i. Med Di u un o%e&: Ke%om#o' ( Ary Su&endra !ani,an !eru .&idy Surya P. .ienda Dida P. Edi Ru #andi Tini Ro&mantini Ra1&ma De2a A. Ad3&a 4u%ina N. Ni'en $e5ri&ar ari $adi%%a Ayunin6tya Ri,'a $at&nina G(A))*))+ G(A))*))G(A))*))* G(A))*)() G(A))*)(/ G(A))*)/0 G(A))*)+G(A))*)*0 G(A))*()G(A))*(/+ G(A))*(++

7NI8ERSITAS 9ENDERAL SOEDIRMAN $AK7LTAS KEDOKTERAN DAN ILM7:ILM7 KESE!ATAN 97R7SAN KEDOKTERAN P7R.OKERTO /)((

BAB I PENDA!7L7AN Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu metode pengajaran yang melatih keaktifan mahasiswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa. Tujuan dari kegiatan Problem Based Learning ini adalah agar mahasiswa tidak monoton terpaku dalam materi kuliah yang diberikan oleh dosen pada saat kuliah, tetapi lebih aktif dalam mencari sumber sumber lain yang rele!an dengan materi kuliah. "ehingga nantinya mahasiswa akan dapat malatih untuk berpikir kritis, berusaha mencari apa yang masih kurang jelas, dan tentunya dapat melatih keterampilan berkomunikasi di forum dengan peraturan peraturan yang sudah ditentukan. Problem Based Learnig (PBL) ke # blok Tropical $edicine ini merupakan suatu wadah diskusi yang digunakan oleh mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagai bekal menjadi dokter umum. %alam PBL kali ini membahas tentang kasus Strongyloides stercoralis, yaitu suatu kasus parasitologi yang sering dijumpai di masyarakat. %alam diskusi ini kami sedikit mengalami hambatan disebabkan oleh materi kuliah yang belum diberikan dan masih sedikit ilmu yang kami dapatkan. &leh karena itu, inilah peran adanya PBL yang kami lakukan agar kami dapat saling menukar ilmu dan informasi antara satu dengan yang lain. seperti te't book atau jurnal. $ahasiswa diberikan sebuah skenario tentang sebuah masalah yang tejadi di masyarakat. $ahasiswa diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan langkah langkah yang ada. %engan adanya sistem pembelajaran seperti ini mahasiswa diharapkan dapat menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan perkuliahan. "etelah PBL mahasiswa diharapkan dapat menguasai outline yang diberikan dalam bentuk skenario, dan menganalisa permasalahan permasalahan yang timbul dengan pendekatan yang komprehensif, terintegrasi, dan sistematis. Tentunya informasi yang kami diskusikan berdasarkan referensi yang diakui kebenarannya,

BAB II PEMBA!ASAN In,o I Bapak $, (( tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan gatal ditelapak kaki kanan. )atal dirasakan sejak # minggu yang lalu. Bapak $ bekerja sebagai penebang kayu di hutan dan terbiasa tidak memakai alas kaki pada saat bekerja. A. K%ari,i'a i i ti%a& )atal * sensasi kulit yang tidak menyenangkan yang mencetuskan keinginan untuk menggosok dan menggaruk kulit untuk menghilangkannya. (%orland, +,,+) B. Bata an Ma a%a& -dentitas RPS .eluhan utama Lokasi &nset RPSo :E'o Pekerjaan Perilaku #. /natomi kulit +. 0istologi kulit 1. 2isiologi kulit 3. $ekanisme gatal dan penyebab gatal D. Pen;e%a an Ma a%a& #. /natomi kulit .ulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia, bersifat elastis, dan melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Beratnya #(4 dari berat tubuh dengan luas #,(, 5 #,6( mm. Tebal kulit ber!ariasi antara ,,( 5 7 mm. Paling tipis adalah kulit penis dan yang paling tebal di telapak tangan * penebang kayu * Tidak memakai alas kaki saat bekerja. * gatal di telapak kaki * kaki kanan * # minggu yang lalu * Bapak $, (( tahun

C. Identi,i'a i ma a%a&

dan kaki. .ulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutis.

)ambar #. /natomi .ulit a. 8pidermis 8pidermis terbagi atas empat lapisan, yaitu Lapisan Basal atau "tratum Basale, Lapisan $alphigi atau "tratum "pinosum, Lapisan )ranular atau "tratum )ranulosum, Lapisan Tanduk atau "tratum .orneum. Pada telapak tangan dan kaki dijumpai lapisan tambahan diatas lapisan granular yaitu stratum lusidum atau lapisan sel5sel jernih. Lapisan basal terdiri dari # lapis sel5sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis tersusun palisade (seperti pagar). %idalam sel sel ini terdapat sitoplasma yang basofilik dengan inti yang besar, lonjong, bewarna hitam, bermitosis, dan berfungsi reproduktif. Pada lapisan basal ini terdapat melanosit, yaitu sel dendrit yang menghasilkan melanin. $elanin berfungsi untuk melindungi kulit terhadap sinar matahari. "emua ras mempunyai jumlah melanosit yang sama. 9amun, perbedaan warna kulit bergantung pada kegiatan melanosit. Lapisan $alphigi, merupakan lapisan epidermis yang paling tebal dan kuat. Terdiri dari 35: sel poligonal yang dibagian atas menjadi lebih gepeng. "el5sel ini mempunyai protoplasma yang menonjol dan terlihat seperti duri duri. "el selnya mengandung banyak glikogen. %i antara sel selnya terdapat sel Langerhans. %idapati jembatan antarsel yang merupakan desmosom yang penting dalam

penyakit penyakit imunoglobulin.

imunologi

karena

sering

ditimbun

oleh

Lapisan granular terdiri

dari +51 lapisan tanpa inti,

mengandung granula keratohialin, dan berbentuk basofilik. Lapisan ini berfungsi sebagai filter ;<. Lapisan tanduk terdiri dari +, +( lapis sel tanpa inti, gepeng, tipis dan mati. Pada bagian permukaan, sel sel ini terus menerus mengelupas tanpa terlihat. Pada kulit normal pembentukan epidermis dari basal sampai stratum korneum berlangsung dalam +6 hari (turnover time). 0istologi sel lendir adalah sama dengan kulit tetapi tidak mengandung lapisan granular dan lapisan tanduk kecuali di dorsum lidah dan palatum. 8pidermis juga mengandung kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebasea, rambut dan kuku. b. %ermis $erupakan lapisan di bawah epidermis dan di atas jaringan subkutan. Terdiri dari jaringan ikat yang di bagian atas terjalin rapat (pars papilaris) sedang di lapisan bawah terjalin lebih longgar (pars retikularis). Pars retikularis terdiri dari sel sel penunjang, kolagen elastin, dan retikulin. Pada lapisan ini didapati pula pembuluh darah,serabut saraf, rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. c. "ubkutis $erupakan lapisan yang langsung di bawah dermis. Batas antara subkutis dan dermis tidak tegas. Lapisan ini mengandung banyak sel liposit yang menghasilkan banyak lemak yang disebut Panikulus /diposa. =aringan subkutis banyak mengandung pembuluh darah, serabut saraf, limfa, kantung rambut, dan di lapisan atas jaringan ini terdapat kelenjar keringat. 2ungsi jaringan subkutis adalah untuk penyekat panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi. <askularisasi kulit diatur oleh dua pleksus yaitu pleksus superfisialis yang terletak di bagian atas dan pleksus profunda yang terletak pada subkutis.

)ambar +. Penampang kulit secara melintang

d. /dneksa .ulit /dneksa kulit terdiri kelenjar kulit (kelenjar ekrin, apokrin, dan sebaseus), rambut, dan kuku. #) .elenjar .ulit .elenjar ekrin berbentuk spiral dan bermuara langsung ke permukaan kulit. .elenjar ini terdapat di seluruh permukaan tubuh terutama di telapak tangan, kaki, dahi, dan aksila. "ekresinya ber!ariasi pada tiap indi!idu dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, rangsang panas, status emosional, dll. "ekretnya mengandung >>,(4 air ditambah dengan sisa elektrolit, karbohidrat, asam amino, urea, laktat, amonia, hormon, obat, !itamin, dll dengan p0 357,:. .elenjar ini berfungsi sebagai termoregulasi. 2ungsi kelenjar apokrin pada manusia belum jelas benar. .elenjar ini terdapat di aksila, areola mamma, anogenital, kelenjar mata, saluran telinga luar. "ekretnya kental, mengkilat, dipengaruhi saraf adrenergik dan katekolamin, serta pengeluarannya episodik, meskipun diproduksi terus menerus. .elenjar ekrin dan apokrin baru berfungsi 3, minggu setelah kelahiran. .elenjar sebasea merupakan kelenjar holokrin, terdapat diseluruh permukaan kulit kecuali telapak tangan dan kaki. "ekretnya disebut sebum, mengandung asam lemak bebas, skualen, wa' ester, dan kolesterol. .elenjar ini aktif pada bayi, berkurang pada anak, dan bertambah saat pubertas. +) ?ambut ?ambut terdapat di seluruh permukaan kulit kecuali telapak tangan dan kaki, dorsal falang, distal jari tangan dan kaki, labium minor, dan bibir. /da dua jenis rambut yaitu rambut !elus (lanugo) yang halus, sedikit mengandung pigmen, dan terdapat pada bayi. Lalu, rambut terminal yang lebih kasar, terdapat pada dewasa. ?ambut terdiri dari akar rambut tersusun dari sel sel tanpa keratin dan batang rambut yang terdiri dari sel sel keratin. Batang

rambut adalah rambut yang muncul dari permukaan kulit. /kar dan bagian bawah kantung rambut mengandung sel sel matriks rambut. Bagian dermis yang masuk ke dalam kantung rambut disebut papil. $elanosit terdapat pada bagian atas kandung rambut dan menghasilkan pigmen yang memberi warna pada rambut. Pertumbuhan rambut berlangsung secara siklik dimana pada fase anagen (+ 7 bulan) rambut tumbuh dengan kecepatan ,,1( mm@hari, diikuti fase katagen yang merupakan fase transisi istirahat, dan akhirnya fase telogen (istirahat) yang berlangsung 1 3 bulan. "ekitar :(4 rambut berada dalam fase anagen dan #(4 fase telogen. .erontokan rambut 3, #,, lembar@hari dianggap masih normal. .omposisi rambut terdiri dari karbon (, 7,4, hidrogen 7,+74, nitrogen #6,#34, sulphur (,,4, dan oksigen +,,:,4. 1) .uku $erupakan lempeng yang terdiri dari keratin yang tebal dan padat. .uku terdiri dari dua bagian yaitu pinggir bebas, badan kuku dan, akar yang melekat pada kulit serta dikelilingi oleh lipatan kulit lateral dan proksimal. .uku tumbuh dengan kecepatan #mm@minggu, kuku tangan tumbuh + 1 kali lebih cepat dari kuku kaki. 2ungsi kuku menjadi penting ketika mengutip benda benda kecil +. 0istologi kulit .ulit secara garis besar tersusun atas 1 lapisan utama, yaitu lapisan epidermis (kutikel), lapisan dermis dan lapisan subkutis. Tidak ada pembatas secara tegas untuk memisahkan ketiga lapisan kulit tersebut. .ulit dilapisi oleh epitel sAuamous kompleks berkeratin. a. Lapisan 8pidermis Lapisan epidermis terdiri dari stratum korneum, lusidum, granulosum, spinosum, dan basal. Lapisan korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan kulit terluar yang terdiri dari beberapa lapis sel sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan keratin. Lapisan lusidum terletak

di bawah lapisan korneum, dimana terdapat sel sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein (eleidin). Lapisan selanjutnya adalah stratum granulosum (keratohialin). "tratum granulosum terdiri dari + atau 1 lapisan sel sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan berinti. Butir butir ini terdiri dari keraohialin. "tratum spinosum terletak di bawah lapisan granulosum, terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang berbeda beda akibat proses mitosis. Lapisan di bawahnya adalah lapisan basal, yang terdiri dari sel berbentuk kubus (kolumner) yang tersusun !ertikal pada perbatasan dermo epidermal. b. Lapisan %ermis Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis yang jauh lebih tebal. "ecara garis besar terbagi menjadi + bagian yaitu pars papilare dan pars retikulare. c. Lapisan "ubkutis Lapisan subkutis terdiri atas jaringan ikat longgar yang berisi sel sel lemak di dalamnya. "el sel lemak berbentuk bulat besar dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma yang bertambah.

)ambar 1. 0istologi kult

1. 2isiologi kulit .ulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut* a. 2ungsi proteksi .ulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik, mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikanB gangguan kimiawi, misalnya Cat Cat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam, dan alkali kuat lainnyaB gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan sinar ultra !ioletB gangguan infeksi luar terutama kuman@bakteri maupun jamur. 0al ini karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit, dan serabut serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisik . $elanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari dengan mengadakan tanning. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap pelbagai Cat kimia dan air, disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak Cat Cat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mungkin terbentuk dari hasil ekskresi keringan dan sebum yang menyebabkan p0 kulit berkisar ( 7,( sehingga menjadi perlindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur. b. 2ungsi absorpsi .ulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap begitupun yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap & +, D&+, dan uap air, memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. .emampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis !ehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antar sel, menembus sel epidermis atau melalui muara saluran kelenjar. Tetapi lebih banyak yang melalui sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

c. 2ungsi ekskresi .elenjar kelenjar kulit mengeluarkan Cat Cat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa 9aDl, urea, asam urat, dan amonia. "ebum yang diproduksi melindungi kulit karena lapisan sebum ini selain meminyaki kulit juga menahan e!aporasi air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat dikulit menyebabkan keasaman kulit pada p0 ( 7,(. d. 2ungsi persepsi .ulit mngandung ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis. %ingin diperankan oleh badan .rause di dermis. Badan taktil meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula merkel ran!ier yag terletak di epidermis. "edangkan terhadap tekanan diperankan oleh !ater pacini di epidermis. e. 2ungsi pengaturan suhu tubuh .ulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan atau kontraksi pembuluh darah kulit. .ulit memiliki banyak pembuluh darah sehingga memungkinkan mendapatkan nutrisi yang cukup baik. Pada bayi biasanya belum terbentuk pembuluh darah sempurna sehingga terjadi ekstra!asasi cairan, karena itu kulit bayi tampak edematosa karena lebih banyak air dan 9a. f. 2ungsi pembentukan Pigmen $elanosit terletak di lapisan basal. =umlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen menentukan warna kulit, ras maupun indi!idu. Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan tangan dendrite sedangkan kelapisan kulit dibwahnya dibawa oleh sel melanofag. Earna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen

kulit melainkan juga oleh tebal tipirnya kulit, reduksi 0b, oksi 0b, dan karoten. g. 2ungsi keratinisasi 8pidermis dewasa mempunyai tiga jenis sel utama yaitu keratinosit, sel langerhans, melanosit. .eratinosit dimulai dari sel basal, semakin ke atas sel semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum, makin lama inti menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. h. 2ungsi pembentukan !itamin B %imungkinkan dengan mengubah 6 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan !itamin % tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian !itamin % sistemik masih diperlukan. 3. $ekanisme gatal dan penyebab gatal %iketahui bahwa Cat Cat kimia dan rangsangan fisik (mekanik) dapat memicu terjadi pruritus. "timulasi terhadap ujung saraf bebas yang terletak di dekat junction dermoepidermal bertanggung jawab untuk sensasi ini. "inaps terjadi di akar dorsal korda spinalis (substansia grisea), bersinaps dengan neuron kedua yang menyeberang ke tengah, lalu menuju traktus spinotalamikus kontralateral hingga berakhir di thalamus. %ari thalamus, terdapat neuron ketiga yang meneruskan rangsang hingga ke pusat persepsi di korteks serebri.

)ambar 3. =aras sensasi gatal "araf yang menghantarkan sensasi gatal (dan geli, tickling sensation) merupakan saraf yang sama seperti yang digunakan untuk menghantarkan rangsang nyeri. "aat ini telah ditemukan serabut saraf yang khusus menghantarkan rangsang pruritus, baik di sistem saraf perifer, maupun di sistem saraf pusat. -ni merupakan serabut saraf tipe D 5 yang tidak bermielin. "ekitar :,4 serabut saraf tipe D adalah nosiseptor polimodal (merespons stimulus mekanik, panas, dan kimiawi)B sedangkan +,4 sisanya merupakan nosiseptor mekano insensitif, yang tidak

dirangsang oleh stimulus mekanik namun oleh stimulus kimiawi. %ari +,4 serabut saraf ini, #(4 tidak merangsang gatal (disebut dengan

histamin negatif), sedangkan hanya (4 yang histamin positif dan merangsang gatal. %engan demikian, histamin adalah pruritogen yang paling banyak dipelajari saat ini. "elain dirangsang oleh pruritogen seperti histamin, serabut saraf yang terakhir ini juga dirangsang oleh temperatur. $elaui jaras asenden, stimulus gatal akan dipersepsi oleh korteks serebri. "aat ini, melalui P8T (ositron emission tomography) dan f$?(functional $?-), akti!itas kortikal dapat dinilai dan terkuak bahwa girus singuli anterior (anterior singulate) dan korteks insula terlibat dan berperan dalam FkesadaranG sensasi gatal, menyebabkan efek emosional berpengaruh kepada timbulnya gatal, serta korteks premotor yang diduga terlibat dalam inisasi tindakan menggaruk. "ensasi gatal hanya akan dirasakan apabila serabut serabut persarafan nosiseptor polimodal tidak terangsang. ?angsangan nosiseptor polimodal terhadap rangsang mekanik akan diinterpretasikan sebagai nyeri, dan akan menginhibisi (4 serabut saraf yang mempersepsi gatal. 9amun demikian, setelah rangsang mekanik ini dihilangkan dan pruritogen masih ada, maka sensasi gatal akan muncul lagi. Berdasarkan hasil diskusi, pasien ini tidak memakai alas kaki saat bekerja. 0al tersebut yang menjadi faktor risiko terjadinya penyakit. Bila kaki terkena tanah langsung, terutama tanah hutan yang lembab, berisiko tinggi terkena kontak langsung dengan bakteri, !irus, maupun parasit penyebab infeksi. /kibat infeksi tersebut, timbullah reaksi radang berupa rasa gatal di kaki. In,o II Telapak kaki kanan terasa gatal, agak nyeri, tampak kemerahan meninggi, seperti terowongan berkelok kelok. .arena sangat gatal, Bapak $ seringkali menggaruk yang mengakibatkan lecet dan berdarah. Bapak $ belum minum obat apapun. %ua hari sebelumnya datang ke poliklinik, Bapak $ mengeluh batuk batuk dan demam. Berdasarkan hasil informasi kedua, didapatkan suatu tanda khas yaitu terowongan berkelok. Terowongan ini merupakan satu tanda khas yang diakibatkan oleh parasit, yaitu golongan helminthes. .arena itu pula, sesuai hasil

diskusi kelompok, penyebab terjadinya keluhan pada Bapak $ adalah parasit bergolongan helminthes, yaitu soil-transmitted helminthes. E. Sa aran Be%a;ar #. Dutaneus Lar!a $igrans Cutaeneous Migrans kulit kelok, progresif, in!asi lar!a berasal dari anjing dan kucing (/isah, +,,6). Penyebab utamanya adalah lar!a dari cacing tambang binatang anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma canium. Pada beberapa kasus ditemukan pula Echinococcus, Strongyloides sterconalis, lar!a dari beberapa jenis lalat Castrophilus dan cattle fly. 9ematoda hidup pada hospes, o!um terdapat pada kotoran binatang dan berubah menjadi lar!a yang mampu melakukan penetrasi ke kulit. Lar!a ini tinggal di kulit berjalan sepanjang dermoepidermal, setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit. Tempat predileksi adalah di plantar, tungkai, tangan, anus, paha, juga di bagian tubuh di mana saja yang sering berkontak dengan tempat lar!a berada. Pada anamnesis, pasien mengeluh gatal dan panas. ?asa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari. Pada pemeriksaan ;.. (;jud .elainan .ulit) ditemukan papul kemerahan yang menjalar seperti benang berbentuk linear atau berkelok kelok, polisiklik, serpiginosa, menimbul dengan diameter + 1 mm, dan membetuk terowongan mencapai panjang beberapa sentimeter. "ecara umum pada pemeriksaan laboratorium darah pada infeksi cacing diperoleh hasil eosinofilia, leukositosis. "ecara khusus, pada pemeriksaan faeces ditemukan telur, lar!a, maupun cacing dewasa ($odric, +,##). akibat berbentuk peradangan linear atau berkelok menimbul disebabkan dan oleh Larva merupakan kelainan

cacing tambang yang

)ambar (. Creeping eruption +. "trongiloidiasis a. .lasifikasi .ingdom * /nimalia Phylum * 9ematoda Dlass &rdo 2amily )enus * "ecernentea * ?habditida * "trongyloididae * "trongyloides

"pecies * S. stercoralis b. 0ospes dan 9ama Penyakit $anusia merupakan hospes utama cacing ini. Parasit ini dapat menyebabkan penyakit strongilodiasis. Terdapat 1 tipe* Tipe ringan* tidak memberikan gejala. Tipe sedang* menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan. Tipe berat* mengalami gangguan hampir di seluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian.

c. $orfologi

)ambar 7. $orfologi lar!a Strongiloides stercoralis #) Lar!a ?abditiform Panjangnya H ++( mikron, ruang mulut* terbuka, pendek dan lebar. 8sophagus dengan + bulbus, ekor runcing. +) Lar!a 2ilariform Bentuk infektif, panjangnya H 6,, mikron, langsing, tanpa sarung, ruang mulut tertutup, esophagus menempati setengah panjang badan, bagian ekor berujung tumpul berlekuk.

)ambar 6. "tadium stadium Strongiloides stercoralis

Dacing dewasa betina yang hidup bebas panjangnya H # mm, esophagus pendek dengan + bulbus, uterus berisi telur dengan ekor runcing. Dacing dewasa jantan yang hidup bebas panjangnya H # mm, esophagus pendek dengan + bulbus, ekor melingkar dengan spikulum.

)ambar :. $orfologi stadium dewasa Strongiloides stercoralis d. %aur 0idup Dara berkembang biak secara parthenogenesis. $empunyai 1 macam siklus hidup* #) "iklus langsung + 1 hari di tanah I lar!a rabditiform I lar!a filariform I menembus kulit manusia I peredaran darah !ena I jantung kanan I paru paru I parasit mulai menjadi dewasa I menembus al!eolus I masuk trakhea dan laring I terjadi refleks batuk J parasit tertelan I sampai di usus halus I dewasa. +) "iklus tidak langsung Lar!a rabditiform di tanah I cacing jantan J betina bentuk bebas I terjadi pembuahan I telur menetas menjadi lar!a rabditiform I lar!a filariform I masuk dalam hospes baru 1) /utoinfeksi Lar!a rabditiform I lar!a filariform di usus@ daerah perianal I menembus mukosa usus@ perianal I menyebabkan strongiloidiasis menahun.

)ambar >. %aur hidup cacing Strongyloides stercoralis e. Patologi dan )ejala .linis Bila lar!a filariform menembus kulit, timbul creeping eruption disertai rasa gatal yang hebat. Dacing dewasa menyebabkan kelainan pada mukosa usus muda. -nfeksi ringan tidak menimbulkan gejala -nfeksi sedang menyebabkan rasa sakit seperti tertusuk tusuk di daerah epigastrium tengah dan tidak menjalar, disertai mual, muntah, diare dan konstipasi. Pada strongiloidiasis ada kemungkinan terjadi autoinfeksi dan hiperinfeksi. Pada hiperinfeksi cacing ditemukan di seluruh traktus digesti!us, lar!anya ditemukan di berbagai alat dalam (paru, hati, kandung empedu). %apat menimbulkan kematian f. Pencegahan #) "anitasi pembuangan tinja +) $elindungi kulit dari tanah yang terkontaminasi, misal dengan memakai alas kaki 1) Penerangan kepada masyarakat mengenai cara penularan, dan cara pembuatan serta pemakaian jamban. g. Pengobatan

#) TiabendaCol, dosis +( mg per kg berat badan, # atau + kali sehari selama + atau 1 hari. +) /lbendaCol 3,, mg, # atau + kali sehari selama 1 hari. $erupakan obat pilihan. 1) $ebendaCol #,, mg 1 kali sehari selama + atau 3 minggu. 3) Perhatian 1. /nkilostomiasis Penyakit cacing tambang disebabkan oleh cacing americanus, Ancylostoma duodenale. Penyakitnya disebut ankilostomiasis ?asa gatal di kepala, pruritus kulit, dermatitis, dan kadang kadang ruam makulopapula sampai !esikel merupakan gejala yang dihubungkan dengan infeksi lar!a cacing tambang ini. "elama lar!a ada di paru paru maka akan menyebabkan gejala batuk darah. )ejala berat dan ringan bergantung jumlah cacing yang melakukan penetrasi. ?asa tak enak pada perut, kembung, sering mengeluarkan gas, mencret mencret merupakan gejala iritasi cacing halus yang terjadi kurang lebih + minggu setelah lar!a mengadakan penetrasi %iagnosis pasti penyakit ini adalah dengan ditemukan telur lar!a cacing didalam tinja pasien. "elain dalam tinja, lar!a juga ditemukan pada sputum. .adang sedikit darah pada tinja. 3. "kabies a. %efinisi "kabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi Sarcoptes scabiei. b. 8tiologi #) Tungau kecil, o!al, punggung cembung dan perut rata +) ;kuran* K 11, 3(, ' +(, 1(, L M +,, +3, ' #(, +,, L 1) "tadium * telur lar!a nimfa dewasa (: #+ hari) ecator juga kepada pembersihan daerah sekitar anus, dan menghindari konstipasi.

3) Tungau K membuat terowongan pd stratum korneum + 1 mm @ hari sambil bertelur sebanyak 3, (,. c. Patogenesis $asa sensitisasi + 3 minggu, gejala klinis ( ). "ensiti!itas timbul terhadap tungau, secret, dan ekskretanya sehingga terjadi pruritus dan tanda tanda dermatitis d. )ejala klinis #) Tempat predileksi * sela jari tangan, pergelangan tangan bagian !olar, siku, lipat ketiak bagian depan, areola mammae K, umbilikus, bokong, perut bagian bawah, genitalia eksterna M, telapak tangan dan kaki (bayi). +) Lesi * papul, !esikel, urtika, erosi, ekskoriasi, krusta I seperti dermatitis 1) Bila terjadi infeksi sekunder * pustul, pembesaran kelenjar getah bening regional e. 8mpat tanda cardinal #) Pruritus nokturnal +) $enyerang manusia secara kelompok 1) Terowongan pada tempat predileksi (garis lurus@berkelok N # cm, putih keabuan, di ujungnya terdapat papul@!esikel) 3) $enemukan tungau %asar diagnosis * + dari 3 tanda cardinal f. Pemeriksaan Laboratorium #) Sarcoptes scabei didapatkan dengan membuka terowongan@!esikula@pustula sambil mengorek dasarnya 2) 0asil kerokan kaca sediaan beri beberapa tetes gliserin @ minyak emersion tutup dengan gelas penutup Lihat dibawah mikroskop (obyektif #,@3,') positif bila didapatkan Sarcoptes scabei atau telurnya.
3) %iagnosis pasti jika didapatkan Sarcoptes scabei atau telurnya

pada sediaan (. ;saha Pre!entif

Pencegahan dan pemberantasan cacing cacing ini adalah dengan* a. $emutuskan rantai daur hidup dengan cara* #) Berdefekasi di kakus +) $enjaga kebersihan, cukup air bersih di kaku, mandi dan cuci tangan secara teratur. 1) Pengobatan masal dengan antielmintik yang efektif, terutama kepada golongan rawan. b. Pemberian penyuluhan kepada masyarakat mengenai sanitasi lingkungan yang baik dan cara menghindari infeksi cacing cacing ini. "trategi komperhensif untuk mengontrol infeksi cacing harus termasuk* a. $emastikan ketersediaan secara luas obat antielmintik untuk infeksi cacing di setiap pelayanan kesehatan primer, terutama di daerah endemik. b. $emastikan manajemen yang baik terhadap kasus yang ada. c. Terapi reguler terhadap anak anak yang beresiko, seperti anak usia sekolah dan ibu hamil. d. $emastikan ketersediaan air bersih dan aman baik di fasilitas umum atau milik pribadi e. $elakukan promosi kebersihan dan sanitasi kepada anak usia sekolah. 7. 8pidemiologi Soil-!ransmitted "elminths ("T0) %ampak infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah pada masyarakat perlu dipelajari untuk dapat menentukan cara pencegahan. Penyebaran infeksi Ascaris dan !richuris mempunyai pola yang hampir sama, demikian juga epidemiologi cacing tambang dan strongyloides. a. Ascaris Lumbrocoides dan !richuris !richiura Beberapa sur!ei di -ndonesia menunjukan bahwa seringkali pre!alensi Ascaris yang tinggi disertai dengan pre!alensi !richuris yang tinggi pula. Pre!alensi Ascaris yang lebih tinggi dari 6,4 ditemukan antara lain di beberapa desa di sumatera (6:4), .alimantan (6>4), "ulawesi (::4), 9usa Tenggara Barat (>+4), dan =awa Barat (>,4). %i desa

tersebut pre!alensi trichuris juga tinggi yaitu untuk masing masing daerah :14, :14, :14, :34 dan >#4. %i daerah kumuh di =akarta infeksi ascaris dan trichuris sudah ditemukan pada bayi berumur kurang dari satu tahun. Pada umur satu tahun Ascaris lumbrocoides dapat ditemukan :, #,,4 di antara kelompok anak ini. ;ntuk !richuris trichuria angkanya lebih rendah sedikit yaitu 6,4. ;sia anak yang termuda mendapat infeksi ascaris adalah #7 minggu, sedangkan untuk trichuris adalah 3# minggu. -ni terjadi di lingkungan anak yang berdefekasi di saluran air terbuka dan di halaman rumah. .ebiasaan defekasi di sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, bermain main di tanah di sekitar rumah, akan menyebabkan anak mendapat terus menerus mendapat infeksi. %engan demikian golongan rawan infeksi kedua cacing ini adalah anak balita. %i daerah endemi dengan insiden ascaris dan trichuris tinggi, terjadi penularan secara terus menerus. Transmisi dipengaruhi oleh berbagai hal yang menguntungkan parasit, seperti keadaan tanah dan iklim yang sesuai. .edua spesies cacing yang ini memerlukan tanah liat untuk berkembang. Telur Ascaris lumbricoides yang telah dibuahi dan jatuh di tanah yang sesuai, menjadi matang dalam waktu 1 minggu pada suhu optimal +(, 1,,D. Telur !richuris trichuria akan matang dalam 1 7 minggu pada suhu optimal 1,,D. Telur matang kedua spesies ini tidak menetas dalam tanah dan dapat bertahan hidup dalam beberapa tahun, khususnya telur Ascaris lumbrocoides. "elain keadaan tanah dan iklim yang sesuai, keadaan endemi juga dipengaruhi oleh jumlah telur yang dapat hidup sampai menjadi bentuk infektif dan masuk kedalam hospes. =umlah telur yang dihasilkan satu ekor cacing betina Ascaris lumbricoides +,,.,,, sehari, !richuris trichuria (.,,, sehari dan cacing tambang >.,,, #,.,,, sehari. "emakin banyak telur ditemukan di sumber kontaminasi (tanah, debu, sayuran dan lain lain), semakin tinggi derajat endemi di suatu daerah dengan infeksi yang semakin

berat. Pada umumnya tidak ada perbedaan pre!alensi infeksi ascaris dan trichuris antara laki laki dan perempuan b. Dacing tambang dan S. stercoralis Pada umumnya pre!alensi cacing tambang berkisar 1, (,4 di berbagai daerah di -ndonesia. Pre!alensi yang lebih tinggi ditemukan di daerah perkebunan seperti perkebunan karet di "ukabumi =awa Barat (>1,#4) dan di perkebunan kopi di =awa Timur (:,,7>4). Pre!alensi infeksi cacing tambang cenderung meningkat dengan meningkatnya umur. Tingginya pre!alensi juga dipengaruhi oleh sifat pekerjaan karyawan atau penduduk. .edua jenis cacing ini memerlukan tanah pasir yang gembur, tercampur humus dan terlindung dari sinar matahari langsung. Telur cacing tambang menetas menjadi lar!a filariform daalam waktu +3 17 jam untuk kemudian pada hari ke ( : menjadi bentuk filariform yang infektif. "uhu optimum bagi . americanus adalah +: 1+ derajat celcius dan untuk A. duodenale sedikit lebih rendah yaitu +1 +( derajat celcius. -ni salah satu sebab mengapa . americanus lebih banyak ditemukan di -ndonesia daripada. A. duodenale Lar!a filariform cacing tambang dapat bertahan 6 : minggu di tanah dan harus menembus kulit manusia untuk meneruskan lingkaran hidupnya. Lar!a S. stercoralis berkembang lebih cepat daripada lar!a cacing tambang, dalam waktu 13 3: jam terbentuk lar!a filariform yang infektif. Lar!a ini mempunyai kelangsungan hidup yang pendek di tanah yaitu # + minggu, akan tetapi cacing ini mempunyai satu siklus bentuk bebas di tanah yang terus menerus menghasilkan bentuk infektif sehingga perkembangan bentuk di tanah dapat mencapai endemisitas tinggi. Lar!a ketiga spesies ini memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya, oleh karena itu olahan tanah dalam bentuk apapun di lahan pertanian dan perkebunan akan menguntungkan pertumbuhan lar!a.

In,o II Pemeriksaan fisik* suhu O1:,, D, pemeriksaan paru O Pada auskultasi terdengar ronchi basah halus (N) di kedua lapang paru. ;.. tampak sebagai berikut*

Berdasarkan hasil diskusi kelompok, interpretasi untuk informasi kedua ini adalah terjadi peningkatan suhu tubuh pada pasien ini diakibatkan suatu reaksi tubuh terhadap infeksi sekunder, oleh parasit. "tatus generalis normal, kecuali pada kedua lapang paru didapatkan hasil auskultasi berupa ronki basah halus. 0al ini harus dikonfirmasi lagi melalu pemeriksaan laboratorium. %ari kemungkinan helminthes penyebab keluhan pasien ini, skabies bisa dihilangkan dikarenakan* 1. Predileksi pada kasus ini adalah di plantar pada skabies predileksinya sela jari tangan, pergelangan, sikuB jarang pada kaki. +. Tidak sesuai dengan empat tanda cardinal* a. Pruritus nocturnal pada kasus, gatal terjadi setiap saat b. $enyerang manusia secara kelompok pada kasus, tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama c. Terowongan pada tempat predileksi (garis lurus@berkelok N # cm, putih keabuan, di ujungnya terdapat papul@!esikel) pada kasus, terdapat terowongan di predileksi d. $enemukan tungau pada kasus, tidak ditemukan tungau 0anya satu kecocokan dari empat kriteria, hal ini tidak bisa dijadikan dasar diagnosis.

In,o III Pemeriksaan darah P' 2eses +'+3 jam ?o Thora' * 8osinofilia (N) * Larfa 2ilariform (N) * -nfiltrat kedua lapang paru (N)

0asil Biopsy sebagai berikut *

Photo micrograph of skin showing creeping eruption nematode in burrow ' 3:, (kirby smith, et. /l ) Berdasarkan hasil informasi ketiga, interpretasi untuk informasi ini adalah eosinofilia positif yang berarti adanya infeksi parasit. Pemeriksaan feses ditemukan lar!a filariform yang berarti parasit ini berjenis Strongyloides stercoralis.

BAB III KESIMP7LAN #. Bapak $ datang dengan keluhan gatal di telapak kaki kanan sejak # minggu lalu, tidak pernah memakai alas kaki saat bekerja di hutan. 0asil pemeriksaan fisik didapatkan tanda tanda infeksi berupa demamB hasil pemeriksaan lokalis didapatkan ujud kelainan kulit berupa terowongan (creeping eruption). +. %idapatkan keluhan tambahan berupa batuk dan hasil pemeriksaan roentgen thoraks didapatkan infiltrate pada kedua lapang paru. 0asil pemeriksaan darah didapatkan peningkatan eosinofil yang menguatkan kecurigaan terhadap infeksi parasit. 0asil pemeriksaan feses didapatkan lar!a filariform. 1. Bapak $ terkena infeksi parasit oleh golongan helminthes, yaitu golongan soil-transmitted helminthes dengan spesies Strongyloides stercoralis. 3. "pesies spesies lain yang termasuk soil-transmitted helminthes dan menyebabkan keluhan gatal di kaki serta batuk adalah Ancylostoma duodenale# Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma cannium (Dutaneous Lar!a $igrans). "pesies yang hanya menyebabkan gatal saja adalah Sarcoptes scabieii. (. Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah menemukan ujud kelainan kulit yang khas yaitu berupa terowongan (creeping eruption) dan gejala tambahan berupa batuk ronki halus. 7. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah pemeriksaan faeces untuk mencari telur @ lar!a @ stadium dewasa dari cacing. Bisa juga dilakukan pemeriksaan darah rutin untuk mendapatkan hasil eosinofil yang meningkat akibat adanya infeksi oleh parasit. 6. Pengobatan yang diberikan adalah obat obat anthelminthes (anti helminthes) yaitu tiabendaCol, albendaCol, dan mebendaCol. Lalu dilakukan juga cryotherapy untuk menutup creeping eruption serta penatalaksanaan secara pre!entif.

DA$TAR P7STAKA /isah, "iti. +,,6. Dreeping 8ruption. %alam* $lmu %enyakit &ulit dan &elamin. =akarta* 2.;%orland, E./. +,,,. &amus &edokteran 'orland Edisi (). =akarta* 8)D 8fendi, 8!ita 0alim. +,,:. Skabies. %iunduh dari http*@@repository.ui.ac.id pada #( "eptember +,##. 8roschenko, <ictor P. +,,1. Atlas "istologi di *iore dengan &orelasi *ungsional Edisi ). =akarta* 8)D. )andahusada, ".E dan %.-. 0erry. +,,7. %arasitologi &edokteran. =akarta* Balai Penerbit 2.;$argono, "ri ". +,,7. %arasitologi &edokteran Edisi ketiga. =akarta* 2.;-. $odric, =an. +,##. $tchy *eet and !oes. %iundur dari http*@@www.healthhype.com@itchy feet and toes causes and treatment.html pada #( "eptember +,##. ?egar, 8!an. "eptember +,## "utanto, -nge dkk. +,,>. ,uku A-ar %arasitologi &edokteran Edisi &eempat. =akarta* 2.;-. Easitaatmadja, "jarif $. +,,,. 2aal .ulit. %alam* $lmu %enyakit &ulit dan &elamin. =akarta* 2.;E0&. +,,3. %revention and Control of Schistosomiasis and Soil-!ransmitted "elminthiasis. E0& techincal report series. www.scribd.com@doc@3>:(33#:@#@- ANATOMI-KULIT Mekanisme +atal. %iunduh dari* http*@@www.scribd.com@doc@3(6>,#,3@$ekanisme )atal Pruritus pada #+

You might also like