You are on page 1of 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PLASENTA PREVIA Perdarahan obstetri yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga dapat disebabkan

oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi pada trimester ketiga umumnya adalah perdarahan yang berat, oleh karena itu jika tidak diantisipasi dengan baik dapat menimbulkan komplikasi yang membahayakan seperti syok hipovolemik. Antisipasi untuk keadaan seperti ini sanngat mungkin dilakukan karena umumnya penyakit ini berlangsung perlahan yang diawali dengan gejala dini yang dapat dideteksi dengan mudah. Gejala dini plasenta previa berupa perdarahan berulang yang mulanya tidak banyak dan tidak disertai dengan rasa nyeri tanpa diinduksi dengan trauma. Wanita hamil dengan plasenta previa harus dirujuk sesegera mungkin tanpa dilakukan pemeriksaan dalam karena pemeriksaan dalam dapat mempengaruhi keadaan plasenta dalam rahim. EPIDEMIOLOGI Keadaan ini lebih banyak terjadi pada kehamilan paritas tinggi dan ibu dengan usia di atas 30 tahun. Keadaan ini juga lebih sering terjadi pada kehamilan kembar. ibu hamil. i !" pemerintah di #ndonesia, angka insidensi plasenta previa ter$atat sebanyak %,& ' hingga (,) ' dari semua i negara maju anngkanya ditemukan lebih rendah. "e$ara har*iah plasenta previa berarti plasenta yang terletak di depan jalan lahir +prae , di depan, vias , jalan-. Plasenta previa terjadi pada 0,3 . 0,/ ' kehamilan di negara maju. DEFINISI Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Plasenta yang berimplantasi di bawah rahim tersebut, seiring dengan berjalannya waktu akan berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi. 0leh karena itu pemeriksaan 1"G berulang perlu dilakukan se$ara berkala dalam asuhan intranatal atau antenatal. KLASIFIKASI Plasenta previa totalis pada pembukaan 2 $m mungkin akan berubah menjadi plasenta previa marginalis pada pembukaan 3 $m. 0leh karena itu sebaiknya klasi*ikasi dari plasenta previa adalah berdasarkan *isiologik, bukan anatomik.

Klasi*ikasi plasenta previa menurut de snoo4 %. Plasenta previa sentralis 5ila pada pembukaan 2 . / $m dilakukan periksa dalam dan didapati plasenta menutupi seluruh ostium. (. Plasenta previa lateralis 5ila pada pembukaan 2 . / $m dilakukan periksa dalam dan didapati sebagian plasenta menutupi ostium. 5erdasarkan letak ostium yang tertutupi, dibagi lagi menjadi4 a. Plasenta previa lateralis posterior b. Plasenta previa lateralis anterior $. Plasenta previa lateralis marginalis Klasi*ikasi yang paling umum dari plasenta previa adalah4 %. Plasenta Previa 6otalis Plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum. (. Plasenta Previa Parsial Plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum. 3. Plasenta Previa 7arginalis Plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum. 2. Plasenta letak rendah Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya pada jarak ( $m dari ostium uteri internum. ETIOLOGI Penyebab mengapa blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim masih belum diketahui sampai sekarang. Ada yang menganggap implantasi tersebut pada lokasi itu hanyalah sebuah kebetulan saja. 6eori lain menyebutkan bahwa keadaan ini adalah e*ek dari vaskularisasi desidua yang tidak memadai akibat radang atau atro*i. 8aktor risiko terjadinya plasenta previa antara lain paritas tinggi, usia lanjut, $a$at rahim dan bekas bedah sesar.

8aktor predisposisi dari plasenta previa antara lain4 %. 7ultiparitas dan usia lanjut +3/ tahun2.

e*ek vaskularisasi desidua

3. 9a$at atau jaringan parut pada uterus 4. Chorion Leave Persisten 5.

Korpus luteum yang bereaksi lambat dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi

6. Konsepsi dan nidasi terlambat 7. Plasenta besar seperti pada hamil kembar atau hidrops *etalis

PATOFISIOLOGI Pada usia kehamilan yang lanjut tapak plasenta akan mengalami pelepasan akibat terbentuknya segmen bawah rahim. 6apak plasenta terbentuk dari jaringan maternal. engan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim maka plasenta yang berimplantasi pada lokasi tersebut akan mengalami laserasi akibat pelepasan desidua dari tapak plasenta. :al yang sama terjadi ketika serviks mendatar dan membuka, akan banyak bagian desidua yang mengalami laserasi. Pada lokasi laserasi tersebut akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intervillus plasenta. Perdarahan pada plasenta previa berasal dari #bu sehingga keadaan janin tidak membahayakan. Pada plasenta previa, perdarahan pasti akan terjadi oleh karena mekanisme pelepasan plasenta yang pasti terjadi. Pembentukan segmen bawah rahim berlangsung se$ara progresi* dan bertahap sehingga menyebabkan laserasi baru yang akan mengulang perdarahan. arah yang keluar dari vagina berwarna merah segar tanpa disertai nyeri. Perdarahan pertama sudah dapat terjadi pada usia kehamilan kurang dari 30 minggu dan akan terus berulang. 5erhubung letak perdarahan dekat dengan ostium uteri internum, perdarahan lebih mudah mengalir ke luar rahim dan tidak akan terbentuk hematoma retroplasenta yang mampu merusak jaringan lebih luas. demikian, sangat jarang ditemui gangguan koagulopati pada plasenta previa. inding segmen bawah rahim yang tipis mengakibatkan bagian ini sangat mudah diinvasi oleh pertumbuhan vili dari tro*oblas sehingga plasenta akan melekat lebih kuat. 6idak jarang ditemukan plasenta akreta dan plasenta inkreta. i sisi lain, segmen bawah rahim merupakan lokasi yang mudah $edera oleh karena kurangnya elemen otot yang terdapat di sana. engan

MANIFESTASI KLINIS 9iri khas plasenta previa adalah perdarahan uterus melalui vagina yang tidak disertai rasa nyeri. Perdarahan ini terjadi pada akhir trimester kedua hingga menjelang persalinan. Perdarahan pertama tidak banyak dan akan berhenti sendiri. Perdarahan mun$ul berulang tanpa sebab yang jelas. 5erhubung plasenta terletak pada bagian bawah, maka pada palpasi abdomen sering ditemui bagian terbawah janin masih tinggi di atas sim*isis. Palpasi abdomen tidak membuat nyeri dan perut tegang. DIAGNOSIS Gambaran klinik yang khas sangat berperan dalam membedakan plasenta previa dan solusio plasenta. Pemeriksaan in spekulo dilakukan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks lainnya. ahulu, untuk kepentingan diagnosis, pasien dipersiapkan dalam ruang bedah dengan sta* lengkap untuk persiapan bedah sesar. Pada keadaan demikian dilakukan ;6 untuk meraba *orniks posterior. Akan teridenti*ikasi adanya bantalan antara jari dengan bagian terbawah janin. Kemudian jari dimasukkan ke dalam ostium untuk mengidenti*ikasi klasi*ikasi plasenta previa. <ika ditemukan plasenta previa marginalis, maka dilakukan persalinan per vaginam dengan induksi. <ika sewaktu=waktu didapati perdarahan banyak dan plasenta previa totalis, maka bedah sesar yang dipersiapkan langsung dilakukan. Keadaan persiapan ini disebut double set-up examination. Periksa dalam +;6- merupakan kontraindikasi diluar keadaan di atas. Pemeriksaan ini tidak lagi dilakukan karena metode yang lebih $anggih telah tersedia. 6ransabdominal 1"G pada keadaan kandung kemih kosong akan memberikan kepastian diagnosis plasenta previa dengan ketepatan hingga )> . )3 '. 6ransvaginal 1"G jarang dibutuhkan karena di tangan yang tidak ahli akan menimbulkan lebih banyak perdarahan. 7!# juga dapat dipakai sebagai modalitas untuk diagnosis plasenta previa, hanya saja kalah praktis jika dibandingkan dengan akreta ataupun inkreta. 1"G. Walaupun demikian, 7!# tetap memiliki keunggulan karena dapat mengidenti*ikasi adanya kelainan plasenta seperti plasenta perkreta,

TATA LAKSANA "emua #bu hamil yang mengalami perdarahan pada trimester kedua dan ketiga harus dirawat inap di !". Pemeriksaan harus dilakukan lengkap untuk menyingkirkan kemungkinan lain dari perdarahan vagina. Pada kehamilan (2 . 32 minggu ibu hamil diberikan steroid untuk pematangan paru janin. <ika ada gejala hipovolemi seperti hipotensi dan takikardi, maka perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama sehingga mungkin resusitasi $airan atau bahkan trans*usi darah diperlukan. Kesehatan janin dan kesehatan maternal harus selalu dipantau. alam keadaan janin masih prematur dipertimbangkan untuk diberikan tokolitik +sul*as magnesikus- untuk menekan his untuk sementara waktu demi pematangan paru. 6erminasi persalinan dilakukan dengan seksio $esarea. Penanganan akti* dari plasenta previa dilakukan saat umur kehamilan lebih dari 3& minggu, berat badan janin minimal (/00 gram, perdarahan lebih dari /00 $$, ada tanda=tanda kehamilan, dan :b ibu yang lebih rendah dari 3 gr'. ?amun kriteria ini tidak bisa diterapkan sepenuhnya karena terminasi persalinan sangat bergantung dari banyaknya perdarahan dan keadaan umum ibu. 1ntuk menentukan apakah #bu memerlukan terminasi kehamilan per abdominam atau per vaginam memerlukan pemeriksaan di dalam kamar operasi. #ndikasi operasi sesarea pada plasenta previa4 %. Plasenta previa totalis (. Plasenta previa pada primigravida 3. Plasenta previa dengan malpresentasi 2. Gawat janin dan fetal distress /. Pembukaan masih ke$il dan perdarahan masih banyak >. Plasenta previa lateralis posterior PROGNOSIS "eiring berkembangnya ilmu kedokteran, prognosis ibu hamil dengan plasenta previa semakin bagus. :al ini berkat diagnosis yang lebih dini dan penanganan yang lebih baik. <anin masih berisiko untuk kelahiran prematur.

KOMPLIKASI %. Anemia (. Perdarahan 3. #n*eksi 2. "yok hipovolemik /. Plasenta inkreta @ akreta @ perkreta >. !uptur serviks atau segmen bawah rahim &. 7alpresentasi dan malposisi 3. Kelahiran prematur ). Gawat janin %0. Prolaps plasenta %%. Prolaps tali pusar

You might also like