You are on page 1of 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KILEN DENGAN INFEKSI DAN INFLAMASI SISTEM MUSKULOSKLETAL ( SPONDILITIS TUBERCULOSA, OSTHEOMYELITIS, TETANUS)

Kelompok 1 1. Nunung Widiyanti 2. Priskylia Mahayu Oktaviani 3. Nuricha ita ho!iana ". #ka $itriana %. Winda &astiana '. (gustian a)urin *. +yah (nggraeni ,. Ni-ar ()uita

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012

KATA PENGANTAR Pu.i syukur penulis pan.atkan kehadirat (llah W/ yang telah mem0erikan rahmat dan hidayah1Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang 0er.udul (suhan Kepera2atan pada Kilen dengan #n!eksi dan #n!lamasi istem Muskuloskletal 3 pondilitis /u0erculosa4 Ostheomyelitis4 /etanus) 5. Penyusunan makalah ini tidak dapat terlaksana dengan 0aik tanpa 0antuan dari 0er0agai pihak. Oleh karena itu4penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pem0im0ing yang telah mem0eri pengarahan dalam penyusunan makalah ini dan teman1teman sekalian yang telah 0erperan akti! dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari 0ah2a makalah ini masih 0anyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu4 kritik dan saran yang mem0angun sangat penulis harapkan demi hasil yang le0ih 0aik lagi untuk makalah1makalah 0erikutnya. penulis mohon maa! atas segala kekurangan dari makalah ini . /erima kasih atas perhatian dan ker.a samanya. emoga makalah ini dapat mem0eri man!aat 0agi kita semua.

ura0aya 4 2"

eptem0er 2612

Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 7atar &elakang +i #ndonesia kasus in!eksi maupun in!lamasi pada system muskuloskeletal masih sering di.umpai. &e0erapa kasus yang sering di.umpai antara lain spondilitis4 osteomyelitis4 dan .uga tetanus. Masih sedikit dari masayarakat di #ndonesia yang mengenal tentang 0apa dan 0agaimana penyakit terse0ut dapat men.angkit manusia. +isamping itu4 0elum diterapkannya pengo0atan serta konsep asuhan kepera2atan dan yang secara cepat tepat pada klien dengan masalah in!eksi dan in!lamasi sistem muskoloskeletal menye0a0kan .umlah penderita penyakit ini masih cukup 0esar di #ndonesia. istem muskuloskeletal manusia merupakan .alinan 0er0agai .aringan4 0aik itu .aringan pengikat4 tulang maupun otot yang saling 0erhu0ungan4 sangat khusus4 dan kompleks. $ungsi utama sistem ini adalah se0agai penyusun 0entuk tu0uh dan alat untuk 0ergerak. Oleh karena itu4 .ika terdapat kelainan pada sistem ini maka kedua !ungsi terse0ut .uga akan terganggu. #n!eksi muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum ter.adi8 dapat meli0atkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat 0erkem0ang men.adi penyakit yang 0er0ahaya 0ahkan mem0ahayakan .i2a. alah satu penye0a0 gangguan terse0ut antara lain adalah kuman /& mycobacterium4 0akteri staphilococus4dan Clostridium tetani. +i #ndonesia4 /& masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. ampai saat ini4 #ndonesia merupakan negara dengan pasien /& ter0anyak ke13 di dunia setelah #ndia dan 9ina. +iperkirakan terdapat %,3.666 kasus 0aru tu0erkulosis per tahun4 se0agian 0esar 0erada dalarn usia produkti! 31%1%" tahun)4 dengan tingkat sosioekonomi dan pendidikan yang rendah. +iperkirakan .umlah pasien /& di #ndonesia sekitar 16: dari total .umlah pasien /& didunia. +iduga #n!eksi 0akteri serta gaya hidup yang 0uruk merupakan resiko a2al yang memicu 0erkem0angnya penyakit muskulosketal. e0agian 0esar masyarakat .uga masih a2am tentang penye0a0 dan ge.ala 4 0ahkan hingga sekarang masih 0anyak mitos ; mitos penye0a0 penyakit4 !aktanya secara patologis tidak ada kaitannya antara mitos terse0ut dengan

tim0ulnya penyakit dan .uga pengetahuan tentang penyakit muskuloskeletal 0elum terse0ar secara luas. ehingga 0anyak mitos yang keliru 0eredar di tengah masyarakat yang .ustru mengham0at penanganan penyakit itu 3(dellia4 2611) kelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi 0e0erapa organ lunak4 terutama dalam tengkorak4tulang 0elakang dan panggul. Kerangka .uga 0er!ungsi se0agai alat ungkit pada gerakan dan menye diakan permukaan untuk kaitan otot1otot kerangka. Oleh karena !ungsi tulang yang sangat penting 0agi tu0uh kita4 maka telah semestinya tulang harus di .aga agar terhindar dari in!eksi atau in!lamasi yang akan merusak tulang itu sendiri. 1.2 <umusan Masalah 1.2.1 &agaimana konsep asuhan kepera2atan pada klien dengan in!eksi dan in!lamasi sistem muskuloskletal 3 Ostheomyelitis4 /etanus )= 1.3 /u.uan Penulisan 1.3.1 /u.uan >mum Mampu men.elaskan konsep asuhan kepera2atan pada klien dengan in!eksi dan in!lamasi sistem muskuloskletal 3 pondilitis /u0erculosa4 Ostheomyelitis4 /etanus ) 1.3.2 /u.uan Khusus 1 Men.elaskan de!inisi dari /etanus. 1 Men.elaskan mani!estasi yang ter.adi pada klien dengan pondilitis /u0erculosa4 Ostheomyelitis4 /etanus. 1 Men.elaskan pato!isiologi pada klien dengan pondilitis /u0erculosa4 Ostheomyelitis4 /etanus 1 Men.elaskan pemeriksaan penun.ang yang dilakukan pada kilen dnegan pondilitis /u0erculosa4 Ostheomyelitis4 /etanus. 1 Men.elaskan penatalaksanaan pada klien dengan pondilitis /u0erculosa4 Ostheomyelitis4 /etanus pondilitis /u0erculosa4 Ostheomyelitis4 pondilitis /u0erculosa4

1 Men.elaskan komplikasi yang ter.adi pada klien dengan pondilitis /u0erculosa4 Ostheomyelitis4 /etanus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA SPONDILITIS TUBERCULOSA 1. De !"!#! S$%"&!'!(!# T)*e+,)'%#/u0erkulosa adalah penyakit yang dise0a0kan oleh in!eksi kuman Myco0acterium tu0erculosis yang 0ersi!at sistemik4 yang dapat 0ermani!estasi pada hampir semua organ tu0uh dengan lokasi ter0anyak di paru yang 0iasanya merupakan lokasi in!eksi primer. pondilitis tu0erculosa adalah in!eksi sekunder dari suatu in!eksi yang 0erasal dari ekstraspinal 3al!arisi4 2611). /u0erculosis pada spinal 3 Potts Disease) adalah tempat tersering in!eksi /& pada tulang./empat yan paling sering ditemukan adalah verte0ra thoracalis 0a2ah dan verte0ra lum0alis 0agian atas. 2. E(!%'%.! S$%"&!'!(!# T)*e+,)'%#pondilitis tu0erculosis atau tu0erculosis tulang 0elakang merupakan in!eksi sekunder dari tu0erkulosis di tempat lain4 ?6 ; ?%: dise0a0kan oleh miko0akterium tu0erkulosis tipik 3 dari tipe human dan dari tipe 0ovin) dan % ; 16: oleh miko0akterium tu0erkulosa atipik. Myco0acterium tu0erculosa memiliki si!at hidro!o0ik pada permukaan selnya dan pertum0uhannya 0ergerom0ol4 tidak tahan panas dan 0akteri ini akan mati .ika terkena sinar matahari langsung. /. P-(% !#!%'%.! S$%"&!'!(!# T)*e+,)'%##n!eksi 0era2al dari 0agian epi!isial korpus verte0ra. Kemudian4 ter.adi hiperemia dan eksudasi yang menye0a0kan osteoporosis dan pelunakan korpus. elan.utnya ter.adi kerusakan pada korteks epi!isis4 diskus internerte0ra4 dan verte0ra sekitarnya. Kemudain eksudat menye0ar ke depan4 di 0a2ah longitudinal anterior. @ksudap ini dapat menem0us ligamen dan 0erekspansi ke 0er0agai arah di sepan.ang garis ligamen yang lemah. Pada daerah verte0ra servikalis4 eksudat terkumpul di 0elakang paraverte0ral dan menye0ar ke lateral di 0elakang

muskulus sternokleidomastoideus. @ksudat dapat mengalami protusi ke depan dan ke dalam !aring yang dikenal se0agai a0ses !aringeal. Peru0ahan struktur verte0ra servikalis menye0a0kan spasme otot dan kekakuan leher yang merupakan stimulus keluhan nyeri pada leher. Pem0entukan a0ses !aringeal menye0a0kan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan sehingga ter.adi penurunan asupan nutrisi dan masalah ketidakseim0angan nutrisi kurang dari ke0utuhan. Kekakuan leher menye0a0kan keluhan mo0ilitas leher dan risiko tinggi trauma sekunder aki0at tidak optimalnya cara mo0ilisasi. /indakan dekompresi dan sta0ilisasi servikal pada pasca 0edah menim0ulkan port de entree luka pasca 0edah risiko tinggi in!eksi. 0. M-"! e#(-#! 1'!"!# S$%"&!'!(!# T)*e+,)'%#ecara klinis ge.ala spondilitis /& hampir sama dengan penyakit /& yang lain4 yaitu 0adan lemah dan lesu4 na!su makan dan 0erat 0adan yang menurun4 suhu tu0uh meningkat terutama pada malam hari4 dan sakit pada daerah punggung. Pada anak kecil 0iasanya diikuti dengan sering menangis dan re2el. Pada a2al ge.ala dapat di.umpai adanya nyeri radikuler di sekitar dada atau perut4 kemudian diikuti dengan paraparesis yang lam0at laun kian mem0erat. Kemudian muncul adanya spastisitas4 klonus4 hiper1re!leksia dan re!leks 0a0inski 0ilateral. Pada stadium a2al ini 0elum ditemukan de!ormitas tulang verte0ra4 demikian pula 0elum terdapat nyeri ketok pada verte0ra yang 0ersangkutan. Nyeri spinal yang menetap4 ter0atasnya pergerakan spinal4 dan komplikasi neurologis merupakan tanda ter.adinya destruksi yang le0ih lan.ut. Kelainan neurologis ter.adi pada sekitar %6: kasus4 termasuk aki0at penekanan medulla spinalis yang menye0a0kan paraplegia4 paraparesis4 ataupun nyeri radiA sara!. /anda yang 0iasa ditemukan di antaranya adalah adanya ki!osis 3gi00us)4 0engkak pada daerah paraverte0ra4 dan tanda1tanda de!isit neurologis seperti yang sudah dise0utkan di atas. 3Barsono42663) 2. K%3$'!1-#! S$%"&!'!(!# T)*e+,)'%#Komplikasi yang paling serius dari spondilitis /& adalah PottCs paraplegia. Pada stadium a2al spondilitis /&4 munculnya PottCs paraplegia dise0a0kan oleh

tekanan ekstradural pus maupun se)uester atau invasi .aringan granulasi pada medula spinalis dan .ika PottCs paraplegia muncul pada stadium lan.ut spondilitis /& maka itu dise0a0kan oleh ter0entuknya !i0rosis dari .aringan granulasi atau perlekatan tulang 3 ankilosing ) di atas kanalis spinalis. Komplikasi lain yang mungkin ter.adi adalah ruptur dari a0ses paraverte0ra torakal ke dalam pleura sehingga menye0a0kan empiema tu0erkulosis4 sedangkan pada verte0ra lum0al maka nanah akan turun ke otot iliopsoas mem0entuk psoas a0ses yang merupakan cold a0cess. 4. Pe3e+!1#--" $e")"5-". S$%"&!'!(!# T)*e+,)'%#a. Pemeriksaan 7a0oratorium 1. 2. 3. ". %. Peningkatan la.u endapan darah 37@+) dan mungkin disertai >.i mantouA positi! Pada pemeriksaan 0iakan kuman mungkin ditemukan mikro0akterium

mikro0akterium &iopsi .aringan granulasi atau kelen.ar limpe regional Pemeriksaan histopatologis dapat ditemukan tu0erkelPemeriksaan

<adiologis 0. Pemeriksaan <adiologis 1. 2. 3. ". $oto thoraks untuk melihat adanya tu0erculosis paru $oto polos verte0ra ditemukan osteoporosis disertai penyempitan diskus interverte0ralis yang 0erada di korpus terse0ut Pemeriksaan mieleogra!i dilakukan 0ila terdapat ge.ala1ge.ala penekanan sumsum tulang $oto 9/ detail %. dari can dapat mem0erikan gam0aran tulangsecara le0ih lesi4 skelerosisi4 kolap diskus dan gangguan

sirkum!erensi tulang Pemeriksaan M<# mengevaluasi in!eksi diskus intervete0ra dan osteomielitis tulang 0elakang dan adanya menun.ukan penekanan sara!.

4.

Pe"-(-'-1#-"--" S$%"&!'!(!# T)*e+,)'%#Pada prinsipnya pengo0atan tu0erkulosis tulang 0elakang harus dilakukan

sesegera mungkin untuk menghentikan progresivitas penyakit serta mencegah paraplegia. Prinsip pengo0atan paraplegia Pott adalahD 1. 2. 3. ". Pem0erian o0at antitu0erkulosis +ekompresi medulla spinalis MenghilangkanE menyingkirkan produk in!eksi ta0ilisasi verte0ra dengan gra!t tulang 30one gra!t)

Penatalaksanaan pada pasien spondilitis /& terdiri atasD 1. /erapi konservati! 0erupaD /irah 0aring 30ed rest) Mem0eri korset yang mencegah gerakan verte0ra Emem0atasi gerak verte0ra Memper0aiki keadaan umum penderita Pengo0atan antitu0erkulosa tandar pengo0atan di indonesia 0erdasarkan program P2/& paru adalah D a. Kategori 1 >ntuk penderita 0aru &/( 3F) dan &/( 31) E rontgen 3F)4 di0erikan dalam 2 tahapD /ahap 1D <i!ampisin "%6 mg F @tam0utol *%6 mg F #NB 366 mg F Pira-inamid 1%66 mg O0at ini di0erikan setiap hari selama 2 0ulan pertama 3'6 kali). /ahap 2D <i!ampisin "%6 mg F #NB '66 mg +i0erikan 3 kali seminggu 3intermitten) selama " 0ulan 3%" kali). 0. Kategori 2

>ntuk penderita &/(3F) yang sudah pernah minum o0at selama se0ulan4 termasuk penderita dengan &/( 3F) yang kam0uhEgagal yang di0erikan dalam 2 tahap yaitu D /ahap # treptomisin *%6 mg F #NB 366 mg F <i!ampisin "%6 mg F Pira-inamid 1%66mg F @tam0utol *%6 mg O0at ini di0erikan setiap hari. >ntuk /ahap 2 #NB '66 mg F <i!ampisin "%6 mg F @tam0utol 12%6 mg O0at ini di0erikan 3 kali seminggu 3intermitten) selama % 0ulan 3'' kali). Kriteria penghentian pengo0atan yaitu apa0ila keadaan umum penderita 0ertam0ah 0aik4 la.u endap darah menurun dan menetap4 ge.ala1ge.ala klinis 0erupa nyeri dan spasme 0erkurang serta gam0aran radiologik ditemukan adanya union pada verte0ra. 2. /erapi operati! #ndikasi dilakukannya tindakan operasi adalahD &ila dengan terapi konservati! tidak ter.adi per0aikan paraplegia atau malah semakin 0erat. &iasanya tiga minggu se0elum tindakan operasi dilakukan4 setiap spondilitis tu0erkulosa di0erikan o0at tu0erkulostatik. (danya a0ses yang 0esar sehingga diperlukan drainase a0ses secara ter0uka dan sekaligus de0rideman serta 0one gra!t. Pada pemeriksaan radiologis 0aik dengan !oto polos4 mielogra!i ataupun pemeriksaan 9/ dan M<# ditemukan adanya penekanan langsung pada medulla spinalis. Walaupun pengo0atan kemoterapi merupakan pengo0atan utama 0agi penderita tu0erkulosis tulang 0elakang4 namun tindakan operati! masih memegang treptomisin in.eksi hanya 2 0ulan pertama 3'6 kali) dan o0at lainnya selama 3 0ulan 3?6 kali).

peranan penting dalam 0e0erapa hal4 yaitu 0ila terdapat cold a0ses 3a0ses dingin)4 lesi tu0erkulosa4 paraplegia dan ki!osis. a. (0ses +ingin 39old (0ses) 9old a0ses yang kecil tidak memerlukan tindakan operati! oleh karena dapat ter.adi resor0si spontan dengan pem0erian tu0erkulostatik. Pada a0ses yang 0esar dilakukan drainase 0edah. (da tiga cara menghilangkan lesi tu0erkulosa4 yaituD a. +e0rideman !okal 0. Kosto1transveresektomi c. +e0rideman !okal radikal yang disertai 0one gra!t di 0agian depan. Paraplegia 0. Paraplegia Penanganan yang dapat dilakukan pada paraplegia4 yaituD a. Pengo0atan dengan kemoterapi semata1mata 0. 7aminektomi c. Kosto1transveresektomi d. Operasi radikal e. Osteotomi pada tulang 0a.i secara tertutup dari 0elakang c. Ki!osis Operasi pada pasien ki!osis dilakukan dengan 2 caraD 1. Operasi ki!osis Operasi ki!osis dilakukan 0ila ter.adi de!ormitas yang he0at4. Ki!osis mempunyai tendensi untuk 0ertam0ah 0erat terutama pada anak1anak. /indakan operati! dapat 0erupa !usi posterior atau melalui operasi radikal. 2. Operasi P W W adalah operasi !raktur tulang 0elakang dan

Operasi P

pengo0atan t0c tulang 0elakang yang dise0ut total treatment.

Metode ini mengo0ati t0c tulang 0elakang 0erdasarkan masalah dan 0ukan hanya se0agai in!eksi t0c yang dapat dilakukan oleh semua dokter. /u.uannya4 penyem0uhan /&9 tulang 0elakang dengan tulang 0elakang yang sta0il4 tidak ada rasa nyeri4 tanpa de!ormitas yang menyolok dan dengan kem0alinya !ungsi tulang 0elakang4 penderita dapat kem0ali ke dalam masyarakat4 kem0ali pada peker.aan dan keluarganya. OSTEOMYELITIS 1. De !"!#! O#(e%3!e'!(!# Ostheomyelitis merupakan penanda in!lamasi yang ter.adi pada tulang dan rongga sumsum tulang yang dises0a0kan oleh suatu in!eksi 4 0ersi!at akut maupun kronis sehingga dapat menye0a0kan de0ilitas.3 <o00ins4 266* ) Osteomyelitis adalah in!eksi pada .aringan tulang yang meliputi 0agian sumsum4 kortek tulang. #n!eksi dapat 0erupa eksogen 3 in!eksi 0erasal dari luar tu0uh ) atau hematogen 3 in!eksi 0erasal dari dalam tu0uh ) 3 <eeves4 2661 D 2%*) Osteomielitis merupakan in!eksi yang ter.adi pada tulang. #n!eksi tulang memiliki tingkat penyem0uhan yang le0ih sulit di0andingkan in!eksi yang ter.adi pada .aringan lunak karena ter0atasnya asupan darah4 respons .aringan terhadap in!lamasi4 tingginya tekanan .aringan dan pem0entukan involukrum 3pem0entukan tulang 0aru di sekeliling .aringan tulang mati) 3&runner4 suddarth. 2661) 2. K'-#! !1-#! O#(e%3!e'!(!# +ari pen.elasan de!inisi diatas 4 maka osteomyelitis dapat diklasi!ikasikan men.adi 2 macam 4 yaitu D 1. Osteomielitis Primer Penye0arannya secara hematogen 3 dimana mikroorganisme 0erasal dari !okus di tempat lain dan 0eredar melalui sirkulasi darah ) 2. Osteomyelitis ekunder

/er.adi aki0at penye0aran kuman dari sekitarnya4misal aki0at dari 0isul4 luka !raktur dan se0againya. &erdasarkan lama ter.adinya in!eksi 4 osteomyelitis ter0agi men.adi 3 4 yaitu D 1. Osteomielitis akut Gaitu osteomielitis yang ter.adi dalam 2 minggu se.ak in!eksi pertama atau se.ak penyakit pendahulu tim0ul. Osteomielitis akut ini sering ter.adi pada anak1anak dari pada orang de2asa dan 0iasanya ter.adi se0agai komplikasi dari in!eksi di dalam darah. 3osteomielitis hematogen) Osteomielitis akut diklasi!ikasikan men.adi 24 yaituD 2. Osteomielitis hematogen Merupakan in!eksi yang penye0arannya 0erasal dari darah. Osteomielitis hematogen akut 40iasanya dise0a0kan oleh penye0aran 0akteri darah dari 0agian yang .auh. Kondisi ini 0iasannya ter.adi pada anak1anak. 7okasi yang sering terin!eksi 0iasa merupakan daerah yang tum0uh dengan cepat dan meta!isis menye0a0kan throm0osis dan nekrosis local serta pertum0uhan 0akteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis hematogen akut mempunyai perkem0angan klinis dan onset yang lam0at. 3. Osteomielitis direk Osteomyelitis yang dise0a0kan oleh kontak langsung dengan .aringan atau 0akteri aki0at trauma atau pem0edahan. Osteomielitis direk adalah in!eksi tulang sekunder aki0at inokulasi 0akteri yang menye0a0kan oleh trauma4 yang menye0ar dari !ocus in!eksi atau sepsis setelah prosedur pem0edahan. Mani!estasi klinis dari osteomielitis direk le0ih terlokasasi dan meli0atkan 0anyak .enis organisme. ". Osteomielitis su01akut Merupakan osteomielitis yang ter.adi dalam 112 0ulan se.ak in!eksi pertama . %. Osteomielitis kronis Gaitu osteomielitis yang ter.adi dalam 2 0ulan atau le0ih se.ak in!eksi pertama atau se.ak penyakit pendahulu tim0ul. Osteomielitis su01akut dan kronis 0iasanya ter.adi pada orang de2asa dan 0iasanya ter.adi karena ada luka atau trauma 3osteomielitis kontangiosa)4 misalnya osteomielitis yang ter.adi pada tulang yang !raktur.

/. E(!%'%.! O#(e%3!e'!(!# 1. Penye0a0 yang paling sering adalah staphylococcus aerus 3 *61,6: ). Organisme penye0a0 lain adalah /hiposa 4 Bemophillus #n!luens-a4@scherichia coli 3 Overdo!!4 2662D%*1). 2. 7uka tekanan4 trauma .aringan lunak4 nekrosis yang 0erhu0ungan dengan keganasan dan terapi radiasi serta luka 0akar dapat menye0a0kan atau memperparah proses in!eksi tulang. #n!eksi telinga dan sinus serta gigi yang 0erdarah merupakan aki0at dari osteomyelitis pada rahang 0a2ah dan tulang tengkorak. $aktur compound4 prosedur operasi dan luka tusuk yang dapat melukai tulang pokok sering menye0a0kan traumatik osteomyelitis. Osteomyelitis sering ditemukan pada orang yang le0ih tua karena !aktor penye0a0nya 0erhu0ungan dengan penuaan 3<eeves4 2661D2*3). 0. C-+- Pe"6e*-+-" O#(e%3!e'!(!# /ulang4 yang 0iasanya terlindung dengan 0aik dari in!eksi4 0isa mengalami in!eksi melalui 3 caraD (liran darah

(liran darah 0isa mem0a2a suatu in!eksi dari 0agian tu0uh yang lain ke tulang. #n!eksi 0iasanya ter.adi di u.ung tulang tungkai dan lengan 3pada anak1 anak) dan di tulang 0elakang 3pada de2asa). Orang yang men.alani dialisa gin.al dan penyalahguna o0at suntik ilegal4 rentan terhadap in!eksi tulang 0elakang 3osteomielitis verte0ral). #n!eksi .uga 0isa ter.adi .ika sepotong logam telah ditempelkan pada tulang4 seperti yang ter.adi pada per0aikan panggul atau patah tulang lainnya. Penye0aran langsung

Organisme 0isa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang ter0uka4 selama pem0edahan tulang atau dari 0enda yang tercemar yang menem0us tulang. #n!eksi ada sendi 0uatan4 0iasanya didapat selama pem0edahan dan 0isa menye0ar ke tulang di dekatnya. #n!eksi dari .aringan lunak di dekatnya.

#n!eksi pada .aringan lunak di sekitar tulang 0isa menye0ar ke tulang setelah 0e0erapa hari atau minggu. #n!eksi .aringan lunak 0isa tim0ul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedera4 terapi penyinaran atau kanker4 atau ulkus di kulit yang dise0a0kan oleh .eleknya pasokan darah atau dia0etes 3kencing manis). uatu in!eksi pada sinus4 rahang atau gigi4 0isa menye0ar ke tulang tengkorak. 2. M-"! e#(-#! K'!"!# O#(e%3!e'!(!# Ham0aran klinis osteomielitis tergantung dari stadium patogenesis dari penyakit4 dapat 0erkem0ang secara progresi! atau cepat. $ase akut

$ase se.ak in!eksi sampai 1611% hari. Makin panas tinggi4 nyeri tulang dekat sendi4 tidak dapat menggerakan anggota tu0uh. $ase kronik

<asa sakit tidak 0egitu 0erat4 anggota yang terkena merah dan 0engkak dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode 0erulang nyeri4 in!lamasi4 dan pengeluaran pus. #n!eksi dera.at rendah dapat ter.adi pada .aringan parut aki0at kurangnya asupan darah. 4. P-(% !#!%'%.! O#(e%3!e'!(!# Osteomyelitis dapat 0erkem0ang dengan dua cara . Penye0a0 ter0anyak dari osteomyelitis adalah staphylococcus aerus. Pada osteomyelitis4 0era2al dari 0akteri dapat mencapai daerah meta!isis tulang melalui aliran darah dan daerah in!eksi pada 0agian tu0uh yang lain seperti pioderma atau # P(. Kedua4 trauma ringan yang menye0a0kan ter0entuknya hematoma diduga memiliki peran dalam menentukan tim0ulnya in!eksi di daerah meta!isis yang kaya akan pem0uluh darah 4 hematoma terse0ut merupakan media yang0aik 0agi pertum0uhan 0akteri yang mencapai tulang melalui aliran darah. +i daerah hematoma terse0ut ter0entuk suatu in!eksi dari 0akteri sehingga ter.adi hiperemi dan edema. /ulang merupakan .aringan yang kaku dan tertutup sehingga tidak dapat menyesuaikan diri dengan pem0engkakan yang ter.adi aki0at edema 4 sehingga edema aki0at peradangan terse0ut menye0a0kan kenaikan tekanan intraseus secara nyata dan

menim0ulkan rasa nyeri yang sangat he0at dan menetap kemudian ter0entuklah pus yang semakin meningkatkan tekanan intraseus di daerah in!eksi dengan aki0at tim0ulny agangguan lairan darah. Hangguan aliran darah ini dapat mengaki0atkan ter.adinya trom0osis vaskuler dan kematian .aringan tulang. /anpa pengo0atan 4 in!eksi selan.utnya dapat menye0a0kan ke tempat lain. Penye0aran lokal ter.adi melalui struktur tra0ekula yang porus ke kortek meta!isis yang tipis . in!eksi meluas melalui periosteum melalui kanal atau saluran haver dan menye0a0kan periosteum yang tidak melekat erat pada anak1anak khususnya 4 mudah terangkat sehingga ter0entuk a0ses su0periosteum 4 terangkatnya periosteum akan menye0a0kan terputusnya aliran darah ke kortek di 0a2ah periosteum terse0ut dan hal ini semakin memperluas daerah tulang yang mengalami nekrosis Pe3e+!1#--" Pe")"5-". O#(e%3!e'!(!# 7a0oratorium

1 Peningkatan la.u endap eritrosit 3<os4 1??*D?6) 1 7ukosit dan 7@+ meningkat 3Overdo!!4 2662D%*2) <ontgen

Menun.ukkan pem0engkakan .aringan lunak sampai dua minggu kemudian tampak 0intik10intik dekalsi!ikasi pada 0atang tulang4 yang kemudian dapat meluas dan diikuti oleh tanda1tanda pem0entukan involukrom 3Overdo!!4 2662D%*2). can tulang4 0iasanya se0elum rontgen 3Overdo!!4 2662D%*2). &iopsi tulang mengidenti!ikasi organisme penye0a0.

7. Pe"-(-'-1#-"--" O#(e%3!e'!(!# Penatalaksanaan Oateomyelitis hematogen akut sangat e!ekti! dengan evaluasi tepat terhadap mikroorganisme penye0a0 dengan pem0erian anti0iotik selama "1' minggu.namun se0elumnya harus dilakukan kultur mikroorganisme . kemudian dilakukan pemm0erian anti0iotik dapat dilakukan melalui oral dan melalui parenteral . Iika pem0erian anti0iotik secara parenteral 3na!cillinJunipenK F ce!otaAime lain Jcla!oranK atau ce!triaAone JrocephinK)4 maka lama

pem0eriannya selama 2 minggu kemudian diganti dengan pem0erian anti0iotik per oral. Iika dalam 2" .am pertama ge.ala yang ditim0ulkan tidak mem0aik maka perlu dipertim0angkan untuk dilakukan tindakan operasi dengan tu.uan mengurangi tekanan yang ter.adi dan untuk mengeluarkan pus yang ada. etelah dilakukan irigasi secara kontinyu dan dipasang drainase. pem0erian antiniotik dilan.utkan selama 31" minggu hingga nilai la.u endap darah 37@+) normal. 8. K%3$'!1-#! O#(e%3!e'!(!# Komplikasi dini yang dapat ter.adi pada klien dengan osteomyelitis 4 yaitu D 1. Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat 3.arang ter.adi). 2. (0ses yang masuk ke kulit. 3. (tritis septik Komplikasi lan.ut yang dapat ter.adi pada klien dengan osteomyelitis 4 yaitu D 1. Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri he0at rekalsitran4 dan penurunan !ungsi tu0uh yang terkena in!eksi terse0ut. 2. $raktur patologis 3. Kontraktur sendi ". Hangguan pertum0uhan Osteomyelitis dapat 0erkem0ang dengan dua cara . Penye0a0 ter0anyak dari osteomyelitis adalah staphylococcus aerus. Pada osteomyelitis4 0era2al dari 0akteri dapat mencapai daerah meta!isis tulang melalui aliran darah dan daerah in!eksi pada 0agian tu0uh yang lain seperti pioderma atau # P(. Kedua4 trauma ringan yang menye0a0kan ter0entuknya hematoma diduga memiliki peran dalam menentukan tim0ulnya in!eksi di daerah meta!isis yang kaya akan pem0uluh darah 4 hematoma terse0ut merupakan media yang 0aik 0agi pertum0uhan 0akteri yang mencapai tulang melalui aliran darah. +i daerah hematoma terse0ut ter0entuk suatu in!eksi dari 0akteri sehingga ter.adi hiperemi dan edema. /ulang merupakan .aringan yang kaku dan tertutup sehingga tidak dapat menyesuaikan diri dengan pem0engkakan yang ter.adi aki0at edema 4 sehingga edema aki0at

peradangan terse0ut menye0a0kan kenaikan tekanan intraseus secara nyata dan menim0ulkan rasa nyeri yang sangat he0at dan menetap kemudian ter0entuklah pus yang semakin meningkatkan tekanan intraseus di daerah in!eksi dengan aki0at tim0ulnya gangguan lairan darah. Hangguan aliran darah ini dapat mengaki0atkan ter.adinya trom0osis vaskuler dan kematian .aringan tulang. /anpa pengo0atan 4 in!eksi selan.utnya dapat menye0a0kan ke tempat lain. Penye0aran lokal ter.adi melalui struktur tra0ekula yang porus ke kortek meta!isis yang tipis . in!eksi meluas melalui periosteum melalui kanal atau saluran haver dan menye0a0kan periosteum yang tidak melekat erat pada anak1anak khususnya 4 mudah terangkat sehingga ter0entuk a0ses su0periosteum 4 terangkatnya periosteum akan menye0a0kan terputusnya aliran darah ke kortek di 0a2ah periosteum terse0ut dan hal ini semakin memperluas daerah tulang yang mengalami nekrosis TETANUS 1. De !"!#! Te(-")# /etanus adalah penyakit yang ditandai oleh spasme otot yang tidak terkendali aki0at neurotoksin kuat4 yaitu tetanospasmin4 yang dihasilkan 0akteri ini. Penyakit ini sering !atal4 terutama pada umur sangat muda atau sangat lan.ut4 dan dapat dicegah dengan imunisasi. 3 ylvia4 266?) 2. E(!%'%.! Te(-")# /etanus merupakan penyakit in!eksi aki0at toksin kuman clostridium tetani. Clostridium tetani merupakan 0asil 0er0entuk 0atang yang 0ersi!at anaero04 mem0entuk spora 3tahan panas)4 garam1psiti!4 mengeluarkan eksotoksin yang 0ersi!at neurotoksin 3yang e!eknya menguragi aktivitas kendali patogenesis 0ersim0iosis dengan mikroorganisme piogenik. &asil ini 0anyak ditemukan pada area kotor yang minim kandungan oksigen. Penyakit tertentu 0anyak terdapat pada luka dalam4 luka tusuk4 luka dengan .aringan mati 3corpus alienum) karena merupakan kondisi yang 0aik untuk poli!erasi kuman anaero0. 7uka dengan in!eksi piogenik dimana 0akteri piogenik P)4 dan

mengonsumsi eksogen pada luka sehingga suasana men.adi anaero0 yang penting 0agi tum0uhnya 0asil tetanus. 3$ransisca4 266,) /. M-"! e#(-#! K'!"!# <asa nyeri punggung dan perasaan tidak nyaman di seluruh tu0uh merupakan ge.ala a2al penyakit ini. atu hari kemudian 0aru ter.adi kekakuan otot. &e0erapa penderita .uga mengalami kesulitan menelan. Hangguan terus dialami penderita selama in!eksi tetanus masih 0erlangsung. He.ala a2al 0erlan.ut dengan ke.ang yang disertai nyeri otot pengunyah 3/rismus). He.ala tahap kedua ini disertai sedikit rasa kaku di rahang4 yang meningkat sampai gigi mengatup dengan ketat4 dan mulut tidak 0isa di0uka sama sekali. Kekakuan ini 0isa men.alar ke otot1otot 2a.ah4 sehingga 2a.ah penderita akan terlihat menyeringai 3<isus ardonisus)4 karena tarikan dari otot1otot di sudut mulut. elain itu4 otot1otot perut pun men.adi kaku tanpa disertai rasa nyeri. Kekakuan terse0ut akan semakin meningkat hingga kepala penderita akan tertarik ke 0elakang 3Ophistotonus). Keadaan ini dapat ter.adi ", .am setelah mengalami luka. Pada tahap ini4 ge.ala lain yang sering tim0ul yaitu penderita men.adi lam0at dan sulit 0ergerak4 termasuk 0erna!as dan menelan makanan. Penderita mengalami tekanan di daerah dada4 suara 0eru0ah karena 0er0icara melalui mulut atau gigi yang terkatu0 erat4 dan gerakan dari langit1langit mulut men.adi ter0atas. +aya rangsang dari sel1sel sara! otot semakin meningkat4 maka ter.adilah ke.ang re!leks. &iasanya hal ini ter.asi 0e0erapa .am setelah adanya kekakuan otot. Ke.ang otot ini 0isa ter.adi spontan tanpa rangsangan dari luar4 0isa pula karena adanya rangsangan dari luar. Misalnya cahaya4 sentuhan4 0unyi10unyian dan se0againya. Pada a2alnya4 ke.ang ini hanya 0erlangsung singkat4 tapi semakin lama akan 0erlangsung le0ih lama dan dengan !rekuensi yang le0ih sering. elain dapat menye0a0kan radang otot .antung 3mycarditis)4 tetanus dapat menye0a0kan sulit 0uang air kecil dan sem0elit. Pelukaan lidah4 0ahkan patah tulang 0elakang dapat ter.adi aki0at adanya ke.ang otot he0at. Perna!asan pun .uga dapat terhenti karena ke.ang otot ini4 sehingga 0eresiko kematian. Bal ini

dise0a0kan karena sum0atan saluran na!as4 aki0at kolapsnya saluran na!as4 sehingga re!leks 0atuk tidak memadai4 dan penderita tidak dapat menelan. 0. S(-&!)3 Menurut Barry 32611)4 0erdasarkan ge.ala klinisnya tetanus di0agi men.adi stadium klinis pada anak dan de2asa. a. 1 1 1 tadium pada anak tadium 1D ge.ala klinis trismus 33cm)4 0elum ada ke.ang rangsang4 dan 0elum ada ke.ang spontan tadium 2D ge.ala klinis trismus 33cm)4 ada ke.ang rangsang4 dan 0elum ada ke.ang spontan tadium 3D ge.ala klinis trismus 33cm)4 ada ke.ang rangsang4 dan ada ke.ang spontan 0. tadium pada orang de2asa 1 1 tadium 1D trismus tadium 2D opisthonomus 3otot1otot perut men.adi kaku tanpa disertai rasa nyeri. Kekakuan terse0ut akan semakin meningkat hingga kepala penderita akan tertarik ke 0elakang) 1 1 2. tadium 3D ke.ang rangsang tadium "D ke.ang spontan

P-(% !#!%'%.! Clostridium tetani masuk kedalam tu0uh manusia melalui luka. emua .enis

luka dapat terin!eksi olah kuman tetanus. e0agian 0esar dari pasien tetanus4 port dentree terdapat pada daerah kaki terutama luka tusuk. #n!eksi tetanus .uga dapat ter.adi malalui uterus sesudah persalinan atau a0ortus provokatus. Pada 0ayi lahir4 Clostridium tetani dapat melalui um0ilikus setelah tali pusat dipotong tanpa memperhatikan kaidah asepsis antisepsis. elain itu4 otitis media atau gigi 0erlu0ang .uga 0isa men.adi .alan masuk. &entuk spora akan 0eru0ah men.adi vegetati! 0ila lingkungannya memungkinkan dan kemudian mengeluarkan eksotoksin. Kuman tetanus sendiri tetap tinggal didaerah luka4 tidak ada penye0aran kuman. Kuman ini mem0entuk dua macam eksotoksin yaitu

tetanolisin dan tetanospasmin. /etanolisin dalam perco0aan dapat menghancurkan sel darah merah tetapi tidak menim0ulkan tetanus secara langsung melainkan menam0ah optimal kondisi lokal untuk 0erkem0angya 0akteri. /etanospasmin terdiri dari protein yang 0ersi!at toksik terhadap sel sara!. /oksin ini dia0sor0si oleh end organ sara! di u.ung sara! motorik dan diteruskan melalui sara! sampai ganglion dan susunan sara! pusat. &ila mencapai susunan sara! pusat dan terikat dengan sel sara!4 toksin terse0ut tidak dapat dinetralkan lagi. ara! yang terpotong atau 0erdegenerasi4 lam0at menyerap toksin4 sedangkan sara! sensorik sama sekali tidak menyerap. Pada keadaan anaero0ik4 spora 0akteri ini akan 0ergerminasi men.adi sel vegetati! 0ila dalam lingkungan yang anaero0. /oksin akan diproduksi dan menye0ar ke seluruh 0agian tu0uh melalui peredaran darah dan limpa. /oksin terse0ut akan 0eraktivitas pada tempat1tempat tertentu seperti pusat sistem sara! termasuk otak. He.ala klinis tim0ul se0agai dampak eksotoksin pada sinaps ganglion spinal dan neuromuscular junction serta sara! otonom. /oksin dari tempat luka menye0ar ke motor endplate dan setelah masuk le2at ganglioside di.alarkan secara intraaAonal ke dalam sel sara! tepi4 kemudian ke kornu anterior sumsum tulang 0elakang. Bingga akhirnya menye0ar ke P. Ha.ala klinis yang ditim0ulkan dari eksotoksin terhadap susunan sara! tepi dan pusat terse0ut adalah dengan mem0lok pelepasan dari neurotransmitter sehingga ter.adi kontraksi otot yang tak terkontrol. Neuron ini men.adi tidak mampu untuk melepaskan neurotransmitter. Neuron yang melepaskan gamma amino0utyric acid 3H(&() dan glisin4 neurotransmitter inhi0itor utama4 sangat sensiti! terhadap tetanospasmin yang dapat menye0a0kan kegagalan pengham0atan re!leks renspon motorik terhadap sensoris. Kakakuan mulai pada tempat masuknya kuman atau pada otot massester 3trismus)4 pada saat toksin masuk ke sumsum tulang 0elakang ter.adi kekakuan yang 0erat4 pada ektremitas4 otot1otot 0ergari pada dada4 perut dan mulai tim0ul ke.ang. &ila toksin sudah mulai memasuki korteks sere0ri4 maka akan mengalami ke.ang umum yang spontan. /etanospasmin .uga 0erpengaruh pada sara! otonom4 sehingga ter.adi gangguan pernapasan4 meta0olisme4 hemodinamika4 hormonal4 sluran cerna4 saluran kemih4 dan neuromuskular.

pasme laring4 hipertensi4 aritmia4 hiper!leksi4 dan hiperhidrosis merupakan penyulit aki0at gangguan sistem sara! otonom. 9ara ker.a tetanospasmin yaituD a. /oksin menghalangi neuromuscular transmission dengan cara mengham0at pelepasan asetilkolin dari terminal nerve otot. 0. Karakteristik spasme dari tetanus ter.adi karena toksin mengganggu !ungsi dari re!leks synaptik si spinal cord c. Ke.ang pada tetanus4 mungkin dise0a0kan peningkatan toksin oleh cere0ral ganglioside. Penderita akan mengalami gangguan dari (utonomic Nervous ystem 3(N ) dengan ge.ala 0erkeringat4 hipertensi yang !luktuasi4 periodisiti takikardi4 aritmia4 peningkatan katekolamin dalam urin. /im0ulnya kegagalan mekanisme inhi0isi yang normal4 menye0a0kan meningkatnya aktivitas dari neuron yang menyara!i otot masester sehingga ter.adi trismus. Otot masester adalah otot yang paling sensiti! terhadap toksin terse0ut. (ki0atnya dari tetanus adalah rigid paralysis 3kehilangan kemampuan untuk 0ergerak) pada voluntary muscle, sering dise0ut lock.a2 karena 0iasanya pertama kali muncul pada otot rahang. 4. Pe3e+!1#--" &!-."%#(!1 1. Pemeriksaan 0akteoroligik dan serologik 2. Pemeriksaan la0oratorium 7. Pe"-(-'-1#-"--" Pencegahan a. &ersihkan port dentree4 dengan larutan B2O2 3: 0. (ntitetanus erum 3(/ ) 1%66 >E#M c. /oksoid /etanus 3//)4 dengan memerhatikan status imunisasi d. (ntimikro0a pada keadaan yang 0erisiko pelo!erasi kuman Clostridium tetani seperti pada patah tulang ter0uka dan lainnya. Pengo0atan Pada dasarnya4 penatalaksanaan tetanus 0ertu.uanD a. @liminasi kuman 1. de0ridement

>ntuk menghilangkan suasana anaero04 dengan cara mem0uang .aringan yang rusak4 mem0uang 0enda asing4 mera2at lukaEin!eksi4 mem0ersihkan liang telingaEotitis media4 caires gigi. 2. anti0iotika Penisilna prokain %6.6661166.666 .uEkgEhari #M4 112 hari4 minimal 16 hari. (nti0iotika lain ditam0ahkan sesuai dengan penyulit yang tim0ul. 0. Netralisasi toksin /oksin yang dapat dinetralisir adalah toksin yang 0elum melekat di .aringan. +apat di0erikan (/ %6661166.666 K# c. Pera2atan suporati! Pera2atan penderita tetanus harus intensi! dan rasionalD 1. Nutrisi dan cairan 1 Pem0erian cairan #L sesuaikan .umlah dan .enisnya dengan keadaan penderita4 seperti sering ke.ang4 hiperpireksia dan se0againya. 1 &eri nutrisi tinggi kalori4 0il a perlu dengan nutrisi parenteral 1 &ila sounde naso gastrik telah dapat dipasang 3tanpa memper0erat ke.ang) pem0erian makanan peroral hendaknya segera dilaksanakan. 2. Men.aga agar na!as tetap e!isien 1 Peme0rsihan .alan na!as dari lendir 1 Pem0erian Aat asam tam0ahan 1 &ila perlu4 lakukan trakeostomi 3tetanus 0erat) 3. Mengurangi kekakuan dan mengatasi ke.ang (ntikonvulsan di0erikan secara tetrasi4 disesuaikan dengan ke0utuhan dan respon klinis. Pada penderita yang cepat mem0uruk 3serangan makin sering dan makin lama)4 pem0erian antikonvulsan diru0ah seperti pada a2al terapi yaitu mulai lagi dengan pem0erian 0olus4 dilan.utkan dengan dosis rumatan. Pengo0atan rumat dengan !eno0ar0ital dosis maintenance D ,116 mgEkg && di0agi 2 dosis pada hari pertama4 kedua diteruskan "1% mgEkg && di0agi 2 dosis

pada hari 0erikutnya. 0ila dosis maksimal telah tercapai namun ke.ang 0elum teratasi 4 harus dilakukan pelumpuhan o0at secara totoal dan di0antu denga perna!asan maknaik 3ventilator) ". Pengo0atan penun.ang saat serangan ke.ang adalahD 1 emua pakaian ketat di0uka 1 Posisi kepala se0aiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lam0ung 1 >sahakan agar .alan napas 0e0asu ntuk men.amin ke0utuhan oksigen 1 Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur dan di0erikan oksigen 8. K%3$'!1-#! Komplikasi yang mungkin muncul adalah pneumonia4 anoksia4 aspirasi4 dan !raktur verte0ra. 9. P+%."%#!# Masa inku0asi penyakit ini adalah 1 ; %" hari4 rata1rata ,hari. emakin lama penangan antitoksin4 maka semakin pendek masa inku0asinya dan semakin 0uruk pula prognosisnya. 3harry4 2611). Iika letak luka semakin dekat dengan ssp maka semakin pendek masa inku0asinya sehingga prognosisnya mem0uruk. (ngka kematian 0ervariasi 0ergantung pada 0erat penyakit4 umur penderita4 dan ketesediaan penun.ang medis yang memadai. 3 ylvia4 266?)

WOC SPONDILITIS TUBERCULOSA Kuman /u0erkulosa

#n!eksi 0agian epi!isial korpus verte0ra

Biperemi

Osteoporosis dan perlunakan korpus

@ksudat

peru0ahan struktur verte0ra servikalis

kerusakan pada korteks epi!isis diskus interverte0ralis dan verte0ra

menye0ar di legamintum longitudinal anterior

kompresi diskus <esiko #n!eksi 7uka 0ekas operasi

@ksudat operasi

Nyeri

menem0us ligamentum dan 0erekpansi ke ligament yang lemah

imo0ilisasi (0ses 7um0al

+e0ridement

Muskulus psoas dan muncul di0a2ah ligamentum inguinal

pem0uluh darah !emoralis pada trigonum

Krista #liaka

WOC OSTEOMYELITIS
$aktur compound4 $aktur compound4 #n!eksi yang sudah ada #n!eksi yang sudah ada se0elumnya 3 #3 # P(4 se0elumnya P(4 Otitis media4 sinusitis ) ) Otitis media4 sinusitis prosedur operasi4 7uka prosedur operasi4 7uka tekanan4 luka tekanan4 luka tusuk yang melukai tusuk yang melukai tulang tulang

/rauma /rauma

&akteri masuk melalui aliran darah

Bematoma
Media 0aik untuk Media 0aik untuk perkem0angan 0akteri perkem0angan 0akteri

Pertahanan tubuh menurun

taphylococcus aureus taphylococcus aureus masuk masuk

Metafisis Tulang Metafisis Tulang Pertahanan tubuh Pertahanan tubuh menurun menurun

OSTEOMYELITIS OSTEOMYELITIS
Kerusakan .aringan tulang Kerusakan .aringan tulang Bospitalisasi Bospitalisasi

Reaksi infeksi Reaksi infeksi


@dema @dema

Bipertermi Bipertermi

/erputusnya /erputusnya kontinuitas kontinuitas .aringan .aringan

Mis interpretasi Mis interpretasi Kurang pengetahuan Kurang pengetahuan

/ulang tidak mampu /ulang tidak mampu 0eradaptasi terhadap 0eradaptasi terhadap edema edema

(0ses tulang (0ses tulang (nsietas (nsietas

/ulang tidak mampu 0eradaptasi terhadap edema

Abses tulang

Kenaikan tekanan Kenaikan tekanan intraseus intraseus

<esti <esti perluasan perluasan in!eksi in!eksi

Nekrosis tulang Nekrosis tulang pem0entukan pem0entukan 3s)uestrum) 3s)uestrum)


#ntoleransi #ntoleransi akti!itas akti!itas

nyeri nyeri
Hangguan rasa Hangguan rasa nyaman D D nyaman nyeri nyeri

Peru0ahan 0entuk Peru0ahan 0entuk 3ankylosing) 3ankylosing) $ungsi tulang $ungsi tulang menurun menurun
Kemampuan Kemampuan melakukan melakukan pergerakan pergerakan menurun menurun

Herak Herak ter0atas ter0atas

WOC TETANUS Port dentree antara lain luka tusuk4 luka 0akar4 otitis media4 pera2atan tali pusar yang aseptik uasana yang memungkinkan organisme anaero0 Colostridium tetani. Colostridium tetani mengeluarkan toksin 3tetanospasmin) yang di a0sor0si u.ung sara! motorik dan melalui sum0u silindrik ke P Penye0aran toksin melalui aliran lim!a dan darah hingga masuk ke /etanospasmin 3neurotoksin) mem0lok pelepasan neurotransmitter Kontraksi otot tak terkontrol &1 M &reathing Menyerang otot perna!asan pada leher dan dada pasme otot Pola na!as tak e!ekti! Penurunan re!lek 0atuk &ersihan .alan na!as tak e!ekti! Peru0ahan nutrisi kurang dari ke0utuhan &2 M &lood Peredaran tetanolisin dalam darah Bancurkan eritrosit (nemia Biperterm i Penurunan kesadaran Koma (da rangsang suara4 gerak4 cahaya &3 M &rain Proses in!lamasi di .aringan otak uhu tu0uh meningkat &" M &ladder <isiko ke.ang 0erulang &% M &o2el &' M &one Penye0aran ke sumsum tulang 0elakang Ke.ang 0erulang <isiko cedera pada tulang 0elakang Hangguan pemenuhan (+7 Hangguan mo0ilitas !isik Proses per.alanan penyakit P

pasme pada otot a0domen Penurunan aliran darah ke Hin.al /er.adi retensi urin Penurunan aliran darah ke H#/ Penurunan peristaltik usus

Peru0ahan eliminasi urin dan alvi Peningkatan aktivitas otot masester usah menelan (nAietas /rismus

(supan nutrisi tak adekuat

Koping tak e!ekti!

Kurang pengetahuan

BAB / ASUHAN KEPERAWATAN SPONDILITIS TUBERCULOSA D!-."%#!# 1e$e+-:-(-" 6-". #e+!". 3)",)' 1. Nyeri 0erhu0ungan dengan kompresi diskus 2. Hangguan mo0ilitas !isikD #mo0ilisasi 0erhu0ungan dengan tindakan pasca operasi 3. Hangguang citra tu0uh 0erhu0ungan dengan peru0ahan struktur verte0ra servikalis ". <isiko #n!eksi 0erhu0ungan dengan luka pasca operasi %. Kurang pengetahuan 0erhu0ungan dengan kurangnya in!ormasi mengenai penyakit4 pengo0atan dan pera2atan I"(e+;e"#! Hangguan Mo0ilitas $isik D #mo0ilisasi 0erhu0ungan dengan tindakan pasca operasi /u.uan D klien dapat melakukan mo0ilisasi secara optimal dan mampu teradaptasi dalam 2aktu * A 2" .am Kriteria Basil D 1 1 1 #ntervensi 1) ka.i kemampuan mo0ilitas dan o0servasi terhadap peningkatan kerusakan <asional D mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas 2) 0antu klien melakukan <OM4 dan pera2atan diri sesuai toleransi <asional D latihan <OM yang optimal mampu menurunkan atro!i otot4 memper0aiki sirkulasi peri!er dan mencegah kontraktur klien dapat ikut serta dalam program latihan klien terlihat mampu melakukan mo0ilisasi secara 0ertahap mempertahankan koordinasi dan mo0ilitas sesuai tingkat optimal

3) pantau keluhan nyeri dan adanya tanda1tanda de!icit neurologis rasional D peran pera2at dalam pemantauan dapat mencegah ter.adinya hal yang le0ih parah seperti henti .antung ; paru aki0at kompresi 0atang otak dan korda ") kola0orasi dengan dokter untuk pem0erian O(/ <asional D O(/ akan mengo0ati penye0a0 dasar spondilitis /& OSTEOMYELITIS +iagnosa Kepera2atan yang ering Muncul 1. Nyeri 0erhu0ungan dengan in!lamasi dan pem0engkakan 2. Hangguan mo0ilisasi !isik 0erhu0ungan dengan nyeri4 keter0atasan gerak dan keter0atasan menahan 0e0an 0erat 0adan. 3. (nsietas 0erhu0ungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit dan pengo0atan. ". Hangguan pola tidur 0erhu0ungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman %. #ntoleransi aktivitas 0erhu0ungan dengan nyeri dan ketakuatan dalam 0ergerak '. <esiko terhadap perluasan in!eksi 0erhu0ungan dengan pem0entukan a0ses tulang I"(e+;e"#! Hangguan mo0ilisasi !isik 0erhu0ungan dengan nyeri4 alat imo0ilisasi dan keter0atasan menahan 0e0an 0erat 0adan. /u.uan D Hangguan mo0ilitas !isik dapat 0erkurang setelah dilakukan tindakan kepera2atan Kriteria Basil D 1. Meningkatkan mo0ilitas pada tingkat paling tinggi yang 0isa dilakukan pasien. 2. Mempertahankan posisi !ungsional 3. Meningkatkan E !ungsi yang sakit

". Menun.ukkna teknik mampu melakukan aktivitas #ntervensi D Mandiri D 1. Pertahankan tirah 0aring dalam posisi yang di programkan <asional D (gar gangguan mo0ilitas !isik dapat 0erkurang 2. /inggikan ekstremitas yang sakit4 instruksikan klien E 0antu dalam latihan rentang gerak pada ekstremitas yang sakit dan tak sakit <asional D +apat meringankan masalah gangguan mo0ilitas !isik yang dialami klien 3. &eri penyanggah pada ekstremitas yang sakit pada saat 0ergerak <asional D +apat meringankan masalah gangguan mo0ilitas yang dialami klien ". Ielaskan pandangan dan keter0atasan dalam aktivitas <asional D (gar klien tidak 0anyak melakukan gerakan yang dapat mem0ahayakan %. &erikan dorongan pada klien untuk melakukan (K dalam lingkup keter0atasan dan 0eri 0antuan sesuai ke0utuhan <asional D Mengurangi ter.adinya penyimpangan ; penyimpangan yang dapat ter.adi '. >0ah posisi secara periodic <asional D Mengurangi gangguan mo0ilitas !isik Kola0orasi D *. $isioterapi E aoakulasi terapi <asional D Mengurangi gangguan mo0ilitas !isik TETANUS D!-."%#- 1e$e+-:-(-" 6-". #e+!". 3)",)'< 1. Hangguan pola na!as 0erhu0ungan dengan .alan na!as terganggu aki0at spasme otot1otot perna!asan. 2. &ersihan .alan tidak e!ekti! 0erhungan dengan penurunan re!lek 0atuk. 3. Bipertermi 0erhu0ungan dengan proses in!lamasi.

". <esiko tinggi ke.ang 0erulang 0erhu0ungan dengan ke.ang rangsang 3visual4 suara4 atau taktil). %. Peru0ahan nutrisi kurang dari ke0utuhan 0erhu0ungan dengan intake nutrisi adekuat. '. <isiko tinggi cedera yang 0erhu0ungan dengan adanya ke.ang4 peru0ahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran. *. Hangguan mo0ilitas !isik yang 0erhu0ungan dengan adanya ke.ang 0erulang ,. Hangguan (+7 ysng 0erhu0ungan dengan adanya ke.ang umum 0erulang. ?. Hangguan pemenuhan eliminasi urine dan alvi yang 0erhu0ungan dengan adanya spasme pada a0domen. 16. Koping tidak e!ekti! yang 0erhu0ungan dengan kurang pengetahuan mengenai prognosis penyakit yang tidak .elas. 11. (nAietas yang 0erhu0ungan dengan kurang pengetahuan mengenai prognosis penyakit4 kemungkinan ke.ang 0erulang. 12. PK anemia. D!-."%#- 1e$e+-:-(-" 6-". #e+!". 3)",)' Hangguan pola na!as 0erhu0ungan dengan .alan na!as terganggu aki0at spasme otot1otot perna!asan4 yang ditandai dengan ke.ang rangsanng4 kontraksi otot1otot perna!asan. /u.uan D Pola na!as teratur dan normal Kriteria D 1 Bipoksemia teratasi4 mengalami per0aikan pemenuhan ke0utuahn oksigen 1 /idak sesak4 perna!asan normal 1'126 kaliEmenit 1 /idak sianosis. I"(e+;e"#! 1. Monitor irama perna!asan dan respiration rate <asional D #ndikasi adanya penyimpangan atau kelaianan dari perna!asan dapat dilihat dari !rekuensi4 .enis perna!asan4kemampuan dan irama na!as 2. (tur posisi luruskan .alan na!as 3posisi supine)

<asional D Ialan na!as yang longgar dan tidak ada sum0atan proses respirasi dapat 0er.alan dengan lancar 3. O0servasi tanda dan ge.ala sianosis <asional ". Oksigenasi <asional D Pem0erian oksigen secara ade)uat dapat mensuplai dan mem0erikan cadangan oksigen4 sehingga mencegah ter.adinya hipoksia %. Kola0orasi pem0erian terapi D dia-epam4 pheno0ar0ital <asional D >ntuk mencegah atau mengurangi ke.ang '. Bindarkan stimulus ke.ang rangsang 3cahaya4 suara4 gerak)4 kalau perlu tempatkan pada ruangan isolasi <asional D Penurunan rangsang 3cahaya4suara4gerak) dapat menurunkan stimulus ke.ang rangsang *. O0servasi tanda1tanda vital tiap 2 .am <asional D +yspneu4 sianosis merupakan tanda ter.adinya gangguan na!as disertai dengan ker.a .antung yang menurun tim0ul takikardia dan capilary re!ill time yang meman.angElama ,. O0servasi tim0ulnya gagal na!as <asional D Ketidakmampuan tu0uh dalam proses respirasi diperlukan intervensi yang kritis dengan menggunakan alat 0antu perna!asan 3mekanical ventilation). ?. Kola0orasi dalam pemeriksaan analisa gas darah <asional D Kompensasi tu0uh terhadap gangguan proses di!usi dan per!usi .aringan dapat D ianosis merupakan salah satu tanda mani!estasi ketidakadekuatan suply O2 pada .aringan tu0uh peri!er

BAB 0 PENUTUP ".1 Kesimpulan alah satu masalah kesehatan di #ndonesia adalah in!eksi dan in!lamasi pada tulang. (da 0e0erapa contoh in!eksi dan in!lamasi pada tulang. Misalnya spondilitis tu0erculosa4 ostheomyelitis4 tetanus. pondilitis tu0erculosa adalah in!eksi yang si!atnya kronis 0erupa in!eksi granulomatosis di se0a0kan oleh kuman spesi!ik yaitu mycobacterium tuberculosa yang mengenai tulang verte0ra. edangkan ostheomyelitis merupakan penanda in!lamasi yang ter.adi pada tulang dan rongga sumsum tulang yang dises0a0kan oleh suatu in!eksi4 0ersi!at akut maupun kronis sehingga dapat menye0a0kan de0ilitas. >ntuk /etanus adalah penyakit yang ditandai oleh spasme otot yng tidak terkendali aki0at neurotoksin kuat4 yaitu tetanospasmin4 yang dihasilkan 0akteri ini Clostridium tetani. eluruh gangguan terse0ut mempunyai e!ek dan mani!estasi yang 0er0eda. (suhan kepera2atan yang di0erikan pada pasienpun 0er0eda10eda. Bal ini dikarenakan kondisi pasien dan staging yang di derita. a. aran Kesehatan klien dapat didapatkan dengan .alan ada kesinkronan antara pasien4 keluarga dan tenaga medis dalam upaya proses penyem0uhan. Iika salah satu dari komponen terse0ut4 maka akan mengham0at proses penyem0uhan.

DAFTAR PUSTAKA 9arpenito4 7inda Iual. 31??%). <encana (suhan N +okumentasi Kepera2atan 3ter.emahan). P/ @H9. Iakarta. +oenges4 et al. 32666). <encana (suhan Kepera2atan 3ter.emahan). P/ @H9. Iakarta. @ngram4 &ar0ara. 31??,). <encana (suhan Kepera2atan Medikal &edah. Lolume ## 3ter.emahan). P/ @H9. Iakarta. 7ong4 &ar0ara &andung. oeparman. 31??6). #lmu Penyakit +alam. Iilid ##. $K>#. Iakarta. /anu.aya4 @. 266,. Buku Ajar Asuhan Kepera atan Klien dengan !angguan "istem Persyara#an. IakartaD alem0a Medika &atticaca4 $ransisca &. 266,. Asuhan Kepera atan pada Klien dengan !angguan "istem Persyara#an. IakartaD alem0a Medika Mulia2an4 ylvia G. 266?. Bakteri Anaerob yang $rat Kaitannya dengan Problem di Klinik% Diagnosis dan Penatalaksanaanya. IakartaD @H9 Mutta)in4 (. 3266,). Buku "aku !angguan &uskuloskeletal% Aplikasi pada Praktik Klinik Kepera atan. IakartaD @H9. 9. 31??'). Pera2atan Medikal &edah. Lolume #. 3ter.emahan).Gayasan #katan (lumni Pendidikan Kepera2atan Pa.a.aran.

You might also like