You are on page 1of 11

TEMPAT KERJA DAN BAHAYA REPRODUKSI

(Workplace And Reproductive Hazard)


Anita Dewi Prahastuti Sujoso1
1

Department of Occupational Safety and Health, Public Health Faculty Jember University.
Correspondence: Jl Kalimantan 36 Jember. Telp (0331-337878). Fax (0331-322995). Mobile
081803463175 , Email: anitadewi_ps@yahoo.com

ABSTRACT
Many factors can affect a womans reproductive health and her ability to produce healthy
children. It is known that the health of unborn child can suffer if a woman consume alcohol,
drugs, and smokes during pregnancy. Some workplace hazard can also affect a womans
reproductive health, her ability to become pregnant, or the health of her unborn children.
Substances or agents that effect the reproductive health to women or men are called
reproductive hazard. The source of reproductive hazard comes from workplace can be a
form of physical
agents, chemical agents, biological agents, physiological and
psycological agents. The example of physical agents are exposure of noise, mechanical
vibration, radioactive, air pressure and extreme temperature. Chemical agents that
frequently found in the workplace are solvent, mercury, cadmium, lead, carbonmonoxide.
The risk of biological hazard to unborn child themselves of occupational exposures to
certain microorganism should be considered such as toxoplasma gondii; literia
monocytogenes; cytomegalovirus; parvovirus B 19; rubella virus; human
immunodeficiency virus; hepatitis B, C and E viruses. Physiological activity such as
lifting,slips tips and fall exist in the workplace should be considered in relation to
pregnancy. Manual handling techniques, prolonged sitting and standing, travelling in cars,
off road vehicles and aircraft should be assessed to avoid physiological risk to pregnant
woman and unborn child. The last agents is psychological. Stress at workplace,
occupational fatigue, boredom and burnout are some example of psychological agent that
should be avoid by pregnancy worker. Protective measures such as proper house
keeping, education and the use of personal protectives at the workplace are advocated.
Keywords: workplace hazard, reproductive hazard, pregnancy
Pendahuluan
Kehamilan merupakan salah satu siklus reproduksi yang dialami oleh seorang
wanita. Kehamilan yang sehat merupakan harapan setiap wanita termasuk juga wanita
yang bekerja. Seorang wanita hamil yang bekerja sebaiknya lebih berhati-hati dan
waspada terhadap lingkungan tempat bekerja. Lingkungan kerja dapat menjadi potensi
108

SEMINAR NASIONAL JAMPERSAL


JEMBER, 26 NOPEMBER 2011

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
bahaya yang dapat mengancam kehamilan, mulai pra kehamilan, saat kehamilan dan
pasca kehamilan/ melahirkan 1. Banerjee (2009) mengemukakan bahwa wanita bekerja
yang sedang hamil membutuhkan perlindungan khusus. Perlindungan khusus ini
diperlukan karena beberapa alasan2 . Pertama, pada fase perkembangan, embrio lebih
rentan terhadap agen toksik dibandingkan dengan ibu yang terpapar. Kedua, pada
beberapa jenis, pekerjaan dirasa kurang sesuai dikerjakan oleh seorang wanita. Ketiga,
kehamilan mungkin menurunkan kapasitas kemampuan menangani permasalah kerja.
Keempat, wanita cenderung kurang memperhatikan dirinya dibandingkan dengan pria.
Penelitian yang dilakukan oleh George Washington Universitys School of Public Health
and Health Service, District Columbia pada 285 orang wanita hamil yang darahnya
mengandung timbal pada berbagai level, ditemukan bahwa sejumlah wanita tersebut
memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan dengan wanita yang darahnya tidak
mengandung timbal. Tekanan darah tinggi pada wanita hamil akan menimbulkan masalah
yang berbahaya baik pada kehamilan wanita maupun keturunannya 3. Tidak hanya bahan
kimia, paparan bahaya fisik di tempat kerja,misalnya kebisingan juga mempengaruhi
kehamilan. Penelitian yang dilakukan oleh Committee on Environmental Health pada
tahun 1997 tentang bahaya kebisingan pada janin dan bayi baru lahir ditemukan bahwa
anak-anak yang berusia 4 sampai 10 tahun yang mengalami kehilangan pendegaran
dilahirkan dari ibu-ibu yang terpapar bising secara konsisten pada intensitas 85 95 dB
selama masa kehamilan mereka 14. Di China sendiri dilaporkan bahwa paparan kebisingan
pada trimester pertama berhubungan dengan kelainan congenital sebagaimana daftar
pada International Classification of Diseases, Ninth Revision (ICD-9), klasifikasi kelainan
kromosom dan kategori lain (ICD- 9 758 dan 759) dalam Pediatrics 4.
Di Indonesia jaminan terhadap hak kesehatan wanita pekerja termasuk di dalamnya
kesehatan reproduksi dan kehamilan telah dituangkan dalam peraturan perundangan.
Beberapa peraturan itu antara lain tidak diperbolehkannya wanita hamil bekerja di tempat
yang berbahaya, diberikannya cuti melahirkan selama 3 bulan dan pemeriksaan
kesehatan khusus. Namun adanya jaminan peraturan ini bukan berarti menghilangkan
begitu saja paparan hazard / bahaya di tempat kerja selalu bisa menjadi ancaman yang
serius bagi kehamilan. Paparan bahaya di tempat kerja memiliki yang dapat merusak
beberapa sistem organ, termasuk di dalamnya sistem reproduksi.
109

Sumber Bahaya Lingkungan Kerja (Hazard)


Bahaya Fisik
Bahaya fisik lingkungan kerja berasal dari paparan radiasi, kebisingan, getaran
mekanis, temperatur ekstrim, tekanan udara dan iklim kerja. Pada beberapa penelitian
paparan bahaya fisik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan reproduksi
dan kehamilan karyawan.
1. Radiasi
Radiasi adalah peristiwa berpindahnya energi tanpa melalui perantara. Radiasi bisa
digolongkan menjadi radiasi ionisasi dan radiasi non ionisasi. Paparan radiasi di
tempat kerja dapat mengakibatkan mutasi genetic dan kelainan kongenital bila
terjadi pada karyawan. Beberapa kasus radiasi yang mengakibatkan gangguan
kehamilan diungkapkan oleh Berlin.6 Kasus pertama, seorang wanita dengan gejala
hypertiroidisme dirujuk ke suatu rumah sakit untuk menjalani rontgen kelenjar
thyroid, dan diberikan terapi 696 Ci (25.75 MBq) iodine-131.

Ahli radiologi

menginterpretasikan bahwa hasil tes tyroid normal. Selang beberapa waktu


kemudian, diketahui bahwa wanita tersebut hamil, yang pada saat dilakukan terapi
Iodine telah berusia 5 minggu. Setelah 28 minggu usia kehamilan, pasien tersebut
melahirkan bayi premature dengan berbagai kelainan congenital, dan 2 bulan
kemudian meninggal. Kasus kedua, seorang wanita dengan keluhan pada perut
dan riwayat kejang pada usus. Wanita tersbut merasa hamil, namun setelah dites
hasilnya negative. Oleh dokter yang memeriksa disarankan untuk menjalani
serangkaian pemeriksaan radiologi pada gastrointestinal dan rontgen dada, namun
hasilnya normal. Dua minggu kemudian wanita tersebut melakukan tes kehamilan
dan hasilnya positif dengan usia 4 minggu. Dengan pertimbangan yang ada, wanita
tersebut meminta untuk dilakukan aborsi. Namun, dokter menolak karena dosis
paparan radiasi masih pada batas aman 1 rad (0,01 Gy), sehingga tidak
membahayakan bagi janin. Pada cukup bulan, wanita tersebut melahirkan bayi lakilaki dengan membawa beberapa kelainan, termasuk microcephaly dan kelainan
jantung. Radiasi ionisasi, misalnya sinar X dan sinar gamma yang berpotensi
terpapar pada pekerja rumah sakit, dokter gigi, dan berkaitan dengan atom akan
110

SEMINAR NASIONAL JAMPERSAL


JEMBER, 26 NOPEMBER 2011

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
menyebabkan gangguan kesuburan, kelahiran cacat, bayi berat badan rendah, dan
gangguan perkembangan mental 6.
2. Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki. Pada kesehatan, kebisingan
mempunyai pengaruh Auditory effect (pengaruh pada pendengaran) dan Non
Auditory effect (pengaruh bukan pada pendegaran). Indera pendengaran dan
cochlea manusia berkembang pada usia kehamilan 24 minggu. Menjelang usia 28
minggu masa kehamilan, telinga dan organ pendengaran telah terbentuk
sempurna. Batas awal janin mampu mendengarkan suara lebih besar dari batas
orang dewasa, yaitu 40 dB. Nilai ini akan menurun hingga 13,5 dB menjelang
minggu ke 42 masa kehamilan. Sebuah studi dilakukan oleh Hartikainen AL)
terhadap 2 kelompok wanita pekerja yang hamil, terpapar dan tidak terpapar
kebisingan

. Batas paparan yang diterima 78 dB. Tidak ada perbedaan dalam

kelompok. Namun hasil penelitian menyimpulkan bahwa bila wanita yang sedang
hamil menerima paparan kebisingan 90 dB atau lebih, akan mengakibatkan bayi
yang dilahirkan mempunyai berat badan lahir rendah.
Bahaya Kimia
Bukti ilmiah mengindikasikan bahwa kepekaan embrio, janin, dan bayi yang baru
lahir terhadap paparan yang ekstrim dari lingkungan kerja sama besarnya dengan orang
dewasa. Paparan bahan kimia yang diterima oleh ibu/ ayah dapat mempengaruhi struktur
dan fungsi gamet, yang berdampak signifikan yang merugikan terhadap kehamilan 9.
1. Timah hitam
Sumber timah hitam atau timbal banyak ditemukan di berbagai industri termasuk
juga pada pengecatan selama proses renovasi suatu bangunan. Lebih dari 90%
timah hitam terakumulasi dalam tubuh selama usia pra dewasa disimpan dalam
sekeleton9.Selama masa kehamilan dan menyusui kebutuhan kalsium meningkat
tajam, dan apabila tidak terpenuhi dalam makanan, maka tulang akan meluruh
untuk memenuhi kekurangan kalsium. Timah hitam masuk dalam aliran darah dan
melewati plasenta bayi pada masa kritis perkembangan syaraf janin 10.
2. Mercury
Paparan merkuri di tempat kerja berasal dari pekerjaan misalnya industri lampu
111

fluorescent. Selain dari pekerjaan, sumber paparan merkuri dapat pula berasal dari
thermometer yang pecah dan menguap ke udara, lampu fluorosecent yang rusak,
penggunaan peralatan rumah tangga yang dicat dengan menggunakan bahan yang
mengandung merkuri yang rutin digunakan sebagai anti jamur.
3. Cadmium
Penelitian di China oleh Li Zhang tentang pengaruh paparan cadmium terhadap
kehamilan pada wanita di China menemukan beberapa hasil yang signifikan 5. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa

pajanan cadmium di lingkungan kerja secara

signifikan berpengaruh dalam mengurangi ukuran panjang bayi yang baru lahir.
4. Solvent/Pelarut
Paparan bahan pelarut yang sering dialami tanpa disadari dalam kehidupan seharihari. Jalan masuk toksin bisa melalui pencernaan dengan menelan debu pelarut,
pernafasan dengan menghirup debu dan uap dan absorbsi melalui kulit dengan
menyentuh cat atau bahan pelarut lainnya. Beberapa penelitian memperlihatkan
bahwa pelarut dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita dengan
meningkatkam risiko terjadinya pre ekslampsia (kehamilan dengan disertai tekanan
darah tinggi), dan gangguan menstruasi (Berg.tanpa tahun). Paparan bahan pelarut
juga bisa menyebabkan menurunnya kesuburan pada wanita dan pria. Pada
lingkungan kerja yang terpapar pelarut, juga akan berisiko menyebabkan terjadinya
kelainan bawaan, berat badan lahir rendah, cacat janin, gangguan perkembangan,
risiko lebih tinggi untuk terjadinya kanker pada anak-anak yang dilahirkan oleh ibu
yang pernah terpapar pelarut dalam jangka waktu yang lama misalnya di tempat
kerja11. Hasil penelitian prospekif Khattak selama 10 tahun pada 25 orang wanita
tentang efek paparan pelarut selama masa kehamilan

12

. Pada penelitian ini

paparan pelarut di tempat kerja selama masa kehamilan berhubungan dengan


naiknya risiko utama kelainanpada janin. Sumber pelarut organik pada pekerjaan
banyak ditemukan di industri kosmetik, automotif, pabrik cat, laboratorium, desainer
grafis, pengecatan, pembuatan gigi, industri kayu, industri alat rumah tangga.
5. Karbonmonoksida
Karbonmonoksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas ini masuk
ke dalam tubuh melalui pernafasan. Sumber karbonmoksida yang berasal dari
112

SEMINAR NASIONAL JAMPERSAL


JEMBER, 26 NOPEMBER 2011

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
pekerjaan yaitu pekerjaan sebagai pengatur lalu lintas, pengatur parkir, pemadam
kebakaran, bekerja di dekat tungku yang panas, kilang minyak, pabrik baja,
penggunaan

dichloromethane

dengan

ventilasi

yang

pengecatan,dan pekerja yang terpapar fume tembakau

13

buruk,

misalnya

. Pada orang dewasa

kemampuan Hb dalam mengikat CO adalah 250 kali lebih kuat dibanding dengan
mengikat O2, sedangkan pada janin kemampuannya 172 kali. Efek toksik CO
bervariasi tergantung masa kehamilan.
Tabel 1. Efek Karbonmoksida (CO) Terhadap Janin Berdasarkan Fase
Kehamilan
Fase embrionik
Efek neurologis
Efek pada skeletal

Fase fetal
Sumber :Aubard, 2000.

Telenchepalic
dysgenesis
heterotopias,
pachygyria, schisencephalia)
Gangguan perilaku selama kehamilan
Kelainan bentuk tangan dan kaki
Dysplasia dan subluksasi pinggul
Agnesis tungkai
Inferior maksilari atresia dengan glossoptosis
Anoxic encephalopathy

Keracunan serius karbonmonoksida pada kehamilan akan merapuhkan janin


yang sulit diketahui derajat keracunannya. Ini mengimplisikan bahwa
seorang ibu yang diketahui keracuan karbonmonoksida > 20%, harus
sesegera mungkin mendapatkan terapi hiperbarik oksigen. Keracunan
karbonmonoksida kronis pda janin lebih sulit diketahui dan menyebabkan
gangguan syaraf yang parah 13.
Bahaya Biologi
Sumber bahaya biologis di lingkungan kerja berasal dari paparan virus, bakteri,
parasit, jamur dan cacing. Penelitian di Beberapa sumber bahaya biologis pada berbagai
pekerjaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

113

Tabel 2. Penyakit yang Disebabkan oleh Agen yang Berbahaya bagi Reproduksi di
Tempat Kerja
Agen/ Penyebab

Efek yang Diamati

Pekerja
yang Pencegahan
Potensial Terpapar
Cytomegalovirus
Cacat
lahir,
berat Pekerja
rumah Praktik
hygiene
badan lahir rendah, sakit, pekerja yang yang baik, seperti
gangguan
kontak
dengan sering cuci tangan
perkembangan
bayi baru lahir atau
anak-anak
Virus Hepatitis B
Berat
Badan
Lahir Pekerja
sektor Vaksinasi
Rendah
kesehatan/ rumah
sakit
Human
Berat
Badan
Lahir Pekerja
sektor Universal
immunodeficiency
Rendah
kesehatan/ rumah precaution
virus (HIV)
sakit
Human parvovirus Kelainan bawaan
Pekerja
rumah Praktik
hygiene
sakit, pekerja yang yang baik, seperti
kontak
dengan sering cuci tangan
bayi baru lahir atau
anak-anak
Rubella (campak Berat
Badan
Lahir Pekerja
rumah Vaksinasi sebelum
Jerman)
Rendah
sakit, pekerja yang kehamilan,
atau
kontak
dengan prioritas vaksinasi
bayi baru lahir atau sebelum hamil
anak-anak
Toxoplasma
Kelainan bawaan,lahir Pekerja
yang Praktik
hygiene
cacat,gangguan
dekat
dengan yang baik, seperti
perkembangan
binatang,
dokter sering cuci tangan
hewan
Varicella
zoster Lahir
cacat,
berat Pekerja
rumah Vaksinasi sebelum
virus (chicken pox) badan lahir rendah
sakit, pekerja yang kehamilan,
atau
kontak
dengan prioritas vaksinasi
bayi baru lahir atau sebelum hamil
anak-anak
Sumber: NIOSH.1999.The Effect of Workplace Hazard on Female Reproductive Health. DHHS
(NIOSH) Publication. Columbia

Bahaya Fisiologi dan Psikologi


Beban fisiologi pada pekerja juga dapat mengakibakan gangguan kehamilan.
Menurut Barejee pakerjaan yang paling berisiko terpajan faktor fisiologi untuk wanita hamil
adalah industri tekstil2. Sumber bahaya fisiologi yang sering ditemukan adalah jam kerja
panjang dan shift kerja yang pengaturannya tidak ergonomis, jam kerja seminggu yang
melebihi 35 jam, waktu memutuskan cuti kerja samapi dengan menjelang minggu ke 32,
posisi kerja berdiri terlalu lama, membawa beban yang berat, bekerja pada perakitan.
Sedangkan yang berkaitan dengan sumber masalah psikis yang dialami pekerja wanita
dalam kondisi hamil adalah tuntutan pekerjaan, pengawasan pekerjaan, pengerahan
114

SEMINAR NASIONAL JAMPERSAL


JEMBER, 26 NOPEMBER 2011

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
tenaga fisik. Hakl senada disampaikan oleh Burdorf pada kajian yang dilakukan
14

.Hasilnya menyebutkan bahwa wanita yang melakukan angkat berat dengan beban 5

kg memiliki dampak yang lebih besar terhadap kesuburan dan kehamilan.


Pola Paparan Bahaya Lingkungan Kerja Terhadap Kesehatan Reproduksi
Substansi bahaya/ hazard di tempat kerja dapat masuk pada pekerja melalui 3 cara, yaitu:
pernafasan, kontak melalui kulit dan melalui pencernaan. Wanita pekerja yang sedang
hamil harus lebih berhati-hati mengenai bahaya pada kesehatan reproduksi. Beberapa
bahan kimia dapat beredar di dalam darah ibu, melalui plasenta, dan menjangkau
perkembangan janin. Agen berbahaya lainnya dapat mempengaruhi secara keseluruhan
pada kesehatan wanita dan mengurangi transpor makanan bergizi ke janin. Radiasi dapat
masuk secara langsung melalui tubuh ibudan dapat membahayakan sel telur atau janin.
Beberapa bahan kimia juga dapat masuk melalui air susu ibu (ASI). Meskipun ASI adalah
baik bagi bayi, namun wanita pekerja yang terpajan substansi bahaya, sebaikanya
berkonsultasi ke dokter ketika memutuskan untuk menyusui. Bahaya lingkungan kerja
terhadap kesehatan reproduksi tidak memepnegaruhi ntipa wanita saat hamil. Hal ini
tergantung besarnya bahaya, waktu terpajan, lama pajanan dan cara pajanan 7.
Gambar 1. Pola Paparan Bahan Kimia Terhadap Organ Reproduksi

Sumber : NIOSH, 1999

Efek Lingkungan Kerja Terhadap Kesehatan Reproduksi


Beberapa efek pajanan di lingkungan kerja terhadap kesehatan reproduksi pekerja

115

dapat berupa7 :
1. Efek siklus menstruasi
Level tinggi paparan fisik, stress emosional atau bahan kimia dapat mengganggu
keseimbangan otak, pituitary dan ovarium. Gangguan ini akan menyebabkan
ketidaseimbangan estrogen dan progesterone, dan menjadi penyebab utama siklus
menstruasi yang panjang, keteraturan dan kematangan sel telur. Hal ini Karena
hormone seks berpengaruh terhadap tubuh wanita, ketidakseimbangan hormone
yang terjadi dalam waktu lama menyebabkan ganguan kesehatan menyeluruh.
2. Infertility dan subfertility
Sekitar 10 % hingga 15 % pasangan tidak memiliki anak setelah 1 tahun
pernikahan. Banyak faktor yang mempengaruhi kesuburan, dan faktor-faktor ii
dapat berasal dari keduanya. Kerusakan telur atau sperma, atau perubahan
hormon yang membutuhkan sikus menstruasi yang normal adalah sedikit problem
ketidaksuburan.
3. Kelainan bawaan dan kelahiran mati
Sekitar 1 tiap 6 kehamilan berkahir dengan kelainan bawaaan. Kelainan bawaan
dapat terjadi pada usia kehamilan yang sangat awal, meskipun sebelumnya wanita
tidak mengetahui bahwa dirinya hamil. Ada beberapa sebab kelainan bawaan dan
lahir mati dapat terjadi :
a) Kerusakan sel telur dan sperma, sehingga sel telur tidak subur atau tidak bisa
bertahaan setelah pembuahan
b) Masalah sistem hormon
c) Janin tidak bisa berkembang normal
d) Masalah fisik yang terjadi pada rahim atau leher rahim
3. Cacat pada janin
Cacat pada janin adalah ketidaknormalan yang terjadi pada kelahiran, yang
sebelumnya tidak daoat diduga. Sekitar 2% - 3% bayi lahir dengan cacat mayor.
Tiga bulan pertama kehamilan merupakan masa yang sangat rawan dalam masa
perkembangan karena organ internal dan bagian organ terbentuk.
4. Berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur
Sekitar 7 % bayi di Amerika lahir dengan berat badan rendah. Asupan nutrisi
116

SEMINAR NASIONAL JAMPERSAL


JEMBER, 26 NOPEMBER 2011

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
selama kehamilan yang kurang, merokok dan alkohol selama kehamilan dipercayai
sebagai

penyebabnya.

Meskipun

bisa

ditangani

secara

medis,

namun

kecenderungan bayi sakit atau meninggal.


5. Gangguan perkembangan
6. Terkadang otak janin tidak berkembang normal, ini akan menyebabkan kesulitan di
kemudian hari. Sekitar 10 % anak-anak di Amerika mengalami gangguan
perkembangan. Ini terlihat seperti hiperaktif, gangguan konsentrasi, kemampuan
dalam belajar atau lebih parahnya lagi retardasi mental.
7. Kanker pada anak
Radiasi ionisasi yang terpajan pada wanita pekerja selama masa kehamilan
menyebabkan cacat pada anak-anak. Untuk menguranginya terjadinya kanker
pada anak-anak, maka penggunaan sinar X pada wanita hamil, penggunaan
peralatan yang menimbukan radiasi dan penggunaan pelindung radiasi dapat
mengurangi risiko kanker pada anak.
Simpulan
1. Lingkungan kerja dapat menjadi sumber bahaya bagi kesehatan reproduksi.
2. Bagi wanita yang sedang hamil dan sedang merencankan diharuskan untuk
menghidari paparan bahaya bagi kesehatan reproduksi.
Saran
1. Pekerja harus dilatih dan dilindungi supaya tidak terpajan oleh bahaya kesehatan
reproduksi.
2. Pekerja harus mempelajari tentang hazard di tempat kerja terutama yang berkitan
dengan kesehatan reproduks, dan sebisa mungkin dihindari dengan menggunakan
pengendalian secara teknik,administrasi dan penggunaan alat pelindung diri.
Daftar Pustaka
1. Ashiru.Oladopa A. Fertility and Occupational Hazard. African Journal of
Reproductive Health Vol 13 No 1. March; 2009.
2. Banarjee.Physical Hazard In Employment and Pregnancy Outcome. Indian Journal
of Community Medicine. Vol 34 Issue 2; New Delhi. 2009
3. Despress. Lead Exposure During Pregnancy. 2011
4. Committee on Enviromental Health. Noise:A Hazard for Fetus and Newborn.
Pediatrics Official Journal of The American Academy of Pediatrics. American
117

Academy of Pediatrics.1997.
5. Li Zhang,Ya, et al. Effect of Environment Exposures to Cadmium on Pregnancy
Outcome and Fetal Growth : A Study on Healthy Pregnant Women in China.
Journal of Environmental Science and Health Volume 39,Issue 9; 2005
6. Berlin, Leonard,MD, FACR. Radiation Exposure and Pregnancy-Consideration for
Women Who Are or May Be Pregnant. Radiology Today.Vol.10 No 1; 2009 P.24
7. NIOSH.The Effect of Workplace Hazard on Female Reproductive Health. DHHS
(NIOSH) Publication; 1999. Columbia.
8. Hartikainen AL, Sorri M, Anttonen H, Tuimala R, Laara E. Effect of Occupational
Noise on The Course and Outcome of Pregnancy. Scandinavian Journal of Work
Environmental Health. Vol 20 No 6:444-450. Scandinavia 1994.
9. Kumar.Occupational, Environmental and Lifestyle Factors Associated With
Spontaneous Abortion. ICMR. Gujarat, India
10. Gulson. Lead and Pregnancy. Lead Action News. Vol 5 No 3. Australia. 2011
11. Berg, Kristen. Paint and Pregnancy. Illinois Teratogen Information Service.
12. Khattak.Pregnancy Outcome Following Gestational Exposure to Organic Solvents A
Prospective Controlled Study. Journal of American Medical Association, Maret
24/31 Vol 28 No 12. USA;1999.
13. Aubard.Carbon Monoxide Poisoning in Pregnancy. British Journal of Obstetrics and
Gynaecology. Vol 107, France. 2000. pp 833-838;
14. Burdorf,A.The Effects of Work-Related Maternal Risk Factors on Time to
Pregnancy, Preterm Birth and Birth Weight : the Generation R Study. Journal of
Occupational and Environment Medicine. Volume 68, Issue 3. Erasmus MC. BMJ
Publishing Group Ltd. 2011.
15. Committee on Enviromental Health. Noise:A Hazard for Fetus and Newborn.
Pediatrics Official Journal of The American Academy of Pediatrics. American
Academy of Pediatrics.1997.

118

SEMINAR NASIONAL JAMPERSAL


JEMBER, 26 NOPEMBER 2011

You might also like