Professional Documents
Culture Documents
Metoda analisis ragam berguna dan merupakan alat yang handal untuk membandingkan beberapa
rata-rata perlakuan. Dalam membandingkan t perlakuan, hipotesis null menyatakan bahwa semua
rata-rata perlakuan tidak berbeda (H0: µ1 = µ2 = ... = µt). Apabila uji F nyata, maka HA diterima, yang
menyatakan bahwa tidak semua rata-rata perlakuan sama atau adalah salah satu rata-rata perlakuan
yang berbeda dengan yang lainnya. Selanjutnya dilakukan perbandingan untuk menentukan
perlakuan mana yang berbeda dengan mengurai Jumlah Kuadrat Perlakuan untuk pengujian F
tambahan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang sudah direncanakan. Metoda kontras atau
orthogonal untuk memisahkan rata-rata memerlukan tingkat pengetahuan tertentu yang bersifat a
priori, baik berdasarkan pertimbangan keilmuan tertentu atau berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya. Hal inilah yang menyebabkan metode ini disebut juga dengan Uji F yang terencana.
Jika peneliti punya pertanyaan spesifik yang perlu dijawab, perlakuan dirancang untuk menyediakan
informasi dan uji statistik yang akan menjawab pertanyaan tersebut. Peneliti yang berpengalaman
akan memilih perlakuan sehingga Jumlah Kuadrat Perlakuan bisa diurai untuk menjawab beberapa
pertanyaan bebas sesuai dengan nilai derajat bebas perlakuan yang terdapat pada analisis ragam.
Konsekuensinya, nama lain dari uji ini adalah uji derajat bebas tunggal. Apabila perbandingan saling
bebas, maka dikatakan orthogonal.
Jumlah koefisien dalam setiap perbandingan harus bernilai nol, Yi . adalah rata-rata perlakuan(bisa
juga dalam bentuk jumlah perlakuan), dan m ≤ t, adalah banyaknya perlakuan yang akan
dibandingkan. Untuk kemudahan dalam perhitungan, nilai koefisien ci biasanya bilangan bulat.
Kontras selalu mempunyai derajat bebas tunggal (derajat bebas = 1).
m m
Misalkan Qc = ∑c Y ;
i =1
i i. dan Qd ∑ d i Yi . adalah dua kontras. Keduanya bersifat orthogonal apabila
i =1
jumlah hasil kali koefisien-koefisien yang sesuai pada dua atau lebih perbandingan bernilai nol.
m m
Contoh
Misalkan kita ingin menguji tiga perlakuan, T1, T2 dan T3 (kontrol), sehingga terdapat 2 derajat
bebas dari perlakuan. Perlakuan tersebut kita nyatakan dengan μ1, μ2,, dan μ3. Hipotesis nullnya:
H0: μ1 = μ2 = μ3. Karena derajat bebasnya = 2, maka terdapat dua jenis perbandingan yang mungkin
dibuat. Misalnya untuk menguji hipotesis apakah T1 dan T2 tidak berbeda nyata dengan kontrol
(T3): μ1 = μ3. dan μ2 = μ3.
Untuk μ1 = μ3 (1μ1 + 0μ2 -1μ3= 0) koefisiennya adalah : c1 = 1, c2 = 0, c3 = -1
Kombinasi linier rata-ratanya merupakan kontras jika jumlah dari semua ci sama dengan nol:
m
∑c
i =1
i = 0 : (1 + 0 + (-1) = 0).
∑c d
i =1
i i ≠ 0 (c1d1 + c2d2+ c3d3 = 0 + 0 + 1 = 1).
Hal ini menunjukkan bahwa tidak setiap pasangan hipotesis bisa diuji dengan menggunakan
pendekatan ini. Sebagai tambahan, agar penjumlahan bernilai 0, koefisien ci hampir selalu bernilai
integer (bilangan bulat). Untuk t = 3, misalnya pasangan koefisiennya adalah c1 = 1, c2 = 1, c3 = -2;
and d1 = 1, d2 = -1, d3 = 0. Hipotesis didefinisikan berdasarkan koefisien orthogonal adalah 1) rata-
rata dua perlakuan tidak berbeda dengan kontrol, 2) μ1 tidak berbeda nyata dengan μ2. Kedua
pembanding tersebut adalah kontras karena (1 + 1 + (-2) = 0 dan 1+ (-1) + 0= 0) dan bersifat
orthogonal karena (c1d1 + c2d2+ c3d3 = 1 + (-1) + 0 = 0).
Penerapan pertama dari kontras orthogonal adalah untuk pembandingan dalam grup. Ini adalah
Analisis Ragam pada grup rata-rata. Untuk memudahkan pemahaman penggunaan kontras
orthogonal dalam perbandingan grup, kita akan menggunakan contoh data pada Tabel berikut.
Analisis ragamnya diberikan pada Tabel berikutnya.
Tabel 1. Hasil (mg berat tanaman bagian atas, shoot) percobaan RAL untuk menentukan pengaruh
perlakuan benih oleh berbagai jenis asam pada tahap pembenihan.
Perlakuan Ulangan Jumlah Rataan
1 2 3 4 5 (Yi.) Yi .
Control 4.23 4.38 4.1 3.99 4.25 20.95 4.19
HCl*) 3.85 3.78 3.91 3.94 3.86 19.34 3.87
Propionic **) 3.75 3.65 3.82 3.69 3.73 18.64 3.73
Butyric **) 3.66 3.67 3.62 3.54 3.71 18.2 3.64
Y.. = 77.13 Y .. = 3.86
* = anorganik, ** = organik
Untuk percobaan tersebut, peneliti mungkin mempunyai beberapa pertanyaan yang sudah
dirancang untuk menjawab:
1. Apakah perlakuan asam menurunkan pertumbuhan benih?
2. Apakah asam organik berbeda dibandingkan dengan asam anorganik?
3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh diantara kedua asam organik?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tabel koefisien pembandingan linier diantara perlakuan
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3. Koefisien orthogonal untuk memisahkan jumlah kuadrat perlakuan pada Tabel Analisis Ragam ke
dalam tiga uji yang saling bebas.
Control HC1 Propionic Butyric
Jumlah 20.95 19.34 18.64 18.2
Perbandingan Rata-rata 4.19 3.87 3.73 3.64
Control vs. acid +3 -1 -1 -1
Inorganic vs. organic 0 -2 +1 +1
Between organics 0 0 +1 -1
Koefisien bisa digunakan untuk membagi Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) ke dalam tiga komponen,
masing-masing dengan satu derajat bebas yang akan digunakan pada Uji F untuk setiap
perbandingan. Nilai kritis F berdasarkan pada 1 derajat bebas untuk pembilang dan db galat untuk
pembagi (Uji F dengan derajat bebas tunggal).
Aturan untuk menentukan nilai koefisien pada perbandingan grup (Little &Hills p 66).
1. Pada perbandingan rata-rata dari dua grup, masing-masing grup yang mempunyai perlakuan
yang sama diberi koefisien yang sama, +1 untuk salah satu grup dan -1 untuk grup lainnya. Kasus
serupa bisa diterapkan untuk perbandingan yang lebih kompleks, lebih dari dua grup.
© 2011 http://www.smartstat.info | Perbandingan Rata-rata 48
2. Dalam membandingkan grup yang jumlah perlakuannya berbeda, pada grup pertama berikan
nilai koefisien yang sama dengan banyaknya grup kedua, dan pada grup kedua berikan koefisien
yang bernilai seragam sampai jumlahnya sama dengan jumlah grup yang pertama. Contohnya,
apabila ada 5 perlakuan yang akan dibandingkan, grup pertama ada 2 buah perlakuan dan grup
kedua ada 3 perlakuan. Nilai koefisien untuk grup yang pertama harus bernilai 3 (sama dengan
banyaknya grup kedua, 3 buah perlakuan) dan nilai koefisien untuk masing-masing perlakuan
pada grup kedua harus bernilai -2 (kenapa -2? jumlah koefisien ketiga perlakuan harus sama
dengan jumlah grup yang pertama, 3+3=6, hanya saja tandanya harus “-“) , sehingga koefisien
untuk masing-masing perlakuan seharusnya: +3, +3, -2, -2, -2.
3. Koefisien untuk setiap perbandingan sebisa mungkin bilangan bulat terkecil untuk setiap
perhitungan. Misalnya koefisien: +4, +4, -2, -2, -2, -2. seharusnya disederhanakan (semuanya
dibagi 2) menjadi bilangan bulat terkecil : +2, +2, -1, -1, -1, -1.
4. Unsur-unsur perbandingan mungkin terdapat interaksi dari dua atau lebih perbandingan. Nilai
koefisien untuk perbandingan interaksi tersebut ditentukan dengan cara multiplikasi (perkalian)
dari koefisien-koefisien yang bersesuaian dari kedua perbandingan (Tabel 4).
Tabel 4. Percobaan pemupukan dengan 4 perlakuan, 2 taraf untuk N dan 2 taraf untuk P.
N0 P 0 N0 P 1 N1 P 0 N1 P 1
di antara N -1 -1 1 1
di antara P -1 1 -1 1
Interaksi NP 1 -1 -1 1
Koefisien untuk 2 perbandingan pertama diperoleh dari aturan pertama. Koefisien interaksi
merupakan jumlah perkalian antara nilai koefisien dari kedua baris tersebut.
Catatan, jumlah koefisien pada masing-masing perbandingan harus bernilai nol dan jumlah hasil
kalinya (cross products)juga harus bernilai nol. Apabila kedua persyaratan tersebut dipenuhi, maka
perbandingan tersebut dikatakan orthogonal, sehingga kesimpulan yang diambil pada salah satu
perbandingan tidak tergantung pada perbandingan grup lainnya.
Perhitungan jumlah kuadrat untuk Uji F dengan derajat bebas tunggal untuk kombinasi linier rata-
rata perlakuan adalah sebagai berikut:
(∑ c i Yi . ) 2 (∑ c i Yi . ) 2
JK (Q) = KT (Q) = atau untuk rancangan yang tidak seimbang
1 / r ∑ c i2 ∑c 2
i / ri
JK1 (control vs. acid) = [3(4.19) – 3.64 – 3.73 – 3.87]2 / [(12)/5] = 0.74
1. Pilih perbandingan berpasangan apabila tidak ada perlakuan yang akan dibandingkan dengan
kontrol.
2. Gunakan perbandingan dengan kontrol apabila kita akan membandingkan perlakuan dengan
kontrol (Dunnet).
Selain cara yang sudah disebutkan di atas, terdapat beberapa cara dalam penyajian perbedaan
diantara rata-rata perlakuan, yaitu dalam bentuk crosstabulasi selisih rata-rata atau peluang,
pemberian garis yang sama untuk rata-rata perlakuan yang tidak berbeda, dan dalam bentuk grafik.
Keterangan: apabila perbedaan rata-ratanya >4.482 mg, maka kedua perlakuan tersebut berbeda nyata
Keterangan: apabila nilai peluangnya < α=0.05, maka kedua perlakuan tersebut berbeda nyata
Keterangan: angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5%
menurut uji LSD