Professional Documents
Culture Documents
Uji BNT merupakan prosedur pengujian perbedaan diantara rata-rata perlakuan yang paling
sederhana dan paling umum digunakan. Metode ini diperkenalkan oleh Fisher (1935), sehingga
dikenal pula dengan Metoda Fisher’s LSD [Least Significant Difference]. Untuk menggunakan uji
BNT, atribut yang kita perlukan adalah nilai kuadrat tengah galat (KTG), taraf nyata, derajat bebas
(db) galat, dan tabel t-student untuk menentukan nilai kritis uji perbandingan.
Dalam penggunaan uji ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Gunakan uji LSD apabila uji F dalam Analisis Ragam signifikan
2. Prosedur LSD akan mempertahankan taraf nyata≤ 0.05 hanya jika pembandingan semua
kombinasi pasangan nilaitengah perlakuan ≤ 3 perlakuan
3. Gunakan uji LSD untuk pembandingan terencana tanpa memperhatikan banyaknya perlakuan.
Misalnya apabila kita ingin membandingkan semua rata-rata perlakuan dengan kontrol, uji LSD
dapat digunakan meskipun lebih dari 3 perlakuan.
Formula untuk menghitung nilai LSD adalah sebagai berikut:
2KTG
LSD = t α / 2 ,dfe .sY ; dimana sY =
r
Apabila jumlah ulangan tidak sama :
1 1
LSD = t α / 2 ,dfe KTG( + )
ri r j
dimana r adalah jumlah banyaknya ulangan, KTG = Kuadrat Tengah Galat yang diperoleh dari analisis
ragam, α = taraf nyata, dfe = derajat bebas galat. Nilai t adalah nilai yang diperoleh dari tabel t-
student pada taraf nyata α dengan derajat bebas = dfe (Pada tabel t-student biasanya telah
ditentukan untuk pengujian dua arah, jadi α dalam tabel sebenarnya nilai α/2).
Dalam uji LSD, untuk menilai apakah dua nilai rata-rata perlakuan berbeda secara statistik, maka kita
bandingkan nilai LSD yang telah dihitung dengan selisih mutlak kedua rata-rata tersebut. Apabila
selisihnya lebih besar dibandingkan dengan nilai LSD, maka dikatakan kedua rata-rata tersebut
berbeda nyata pada taraf α. Secara matematis, pernyataan tersebut bisa diringkas:
Uji LSD menyatakan µi dan µj berbeda pada taraf nyata α jika: | µi - µj | > LSD
1. Kondisi terproteksi:
Ho seluruhnya benar : µ1 = µ2 = … = µk
Atau hanya satu dari H0 yang benar : µ1 = µ2 ≠ µ3
2. Kondisi tidak terproteksi:
Sebagian H0 benar:
µ1 = µ2 = µ 3 ≠ µ 4
µ1 = µ2 ≠ µ 3 = µ 4
µ1 ≠ µ2 = µ 3 = µ 4
Prosedur Perhitungan:
Sebagai gambaran penggunaan uji LSD, misalkan terdapat Hasil Perhitungan Analisis Ragam beserta
Tabel Rata-rata perlakuannya seperti yang disajikan pada Tabel berikut:
Tabel Analisis Varians Kandungan Nitrogen
Sumber Ragam DB JK RJK F-hit F .01
Perlakuan (P) 5 847.046667 169.409333 14.37 ** 3.895
Galat 24 282.928 11.7886667 -
Total 29 1129.97467
kk = 17.27 %;
Pembandingan Terencana
Disini terdapat 6 perlakuan yang akan kita bandingkan, sehingga tidak tepat apabila uji LSD
digunakan untuk membandingkan semua pasangan kombinasi perlakuan (pair wise comparisons).
Namun apabila kita ingin membandingkan semua rata-rata perlakuan dengan kontrol
(pembandingan terencana), uji LSD dapat digunakan meskipun lebih dari 3 perlakuan. Pada kasus
ini, Gabungan dijadikan sebagai kontrol (pembanding) sehingga semua rata-rata perlakuan hanya
dibandingkan dengan kontrol.
1. Hitung nilai LSD:
Tentukan nilai KTG dan derajat bebasnya yang diperoleh dari Tabel Analisis Ragam.
• KTG = 11.7887
• db = 24
Tentukan nilai t-student.
• Ada dua parameter yang dibutuhkan untuk menentukan nilai t-student, yaitu taraf nyata
(α) dan derajat bebas galat (db). Pada contoh ini, nilai db = 24 (lihat db galat pada tabel
Analisis Ragamnya) dan α = 0.05. Selanjutnya, tentukan nilai t(0.05/2, 24).
• Untuk mencari nilai t(0.05/2, 24) kita dapat melihatnya pada tabel Sebaran t-student pada
taraf nyata 0.05 dengan derajat bebas 24. Perhatikan gambar berikut untuk
menentukan t-tabel.
•
• Dari tabel tersebut kita dapatkan nilai nilai t(0.05/2, 24) = 2.064
• Hitung nilai LSD dengan menggunakan formula berikut:
2KTG
LSD = t 0.05 / 2;24
r
2(11.79)
• = 2.064 ×
5
= 4.482 mg
2. Kriteria pengujian:
Bandingkan nilai mutlak selisih kedua rata-rata yang akan kita lihat perbedaannya dengan
nilai LSD dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
> 4.48 Tolak H0 (Berbeda nyata)
• Jika µ i − µ j
≤ 4.48 Terima H0 (tidak berbeda nyata)
Pada kasus ini, kita hanya membandingkan selisih antara kontrol (Gabungan) dengan rata-
rata perlakuan lainnya.
Perlakuan Perlakuan |µkontrol - µj| LSD Notasi
(kontrol) (j)
Gabungan [“a”] 3Dok13 5.44 * > 4.482 b
3Dok4 4.06 tn ≤ 4.482 a
3Dok7 1.22 tn ≤ 4.482 a
3Dok5 5.28 * > 4.482 b
3Dok1 10.12 * > 4.482 b
Meskipun kita tidak tepat menggunakan uji LSD untuk membandingkan semua kombinasi pasangan
perlakuan apabila banyaknya perlakuan > 3, namun sebagai gambaran dalam penggunaan uji LSD,
disini akan diuraikan prosedur untuk membandingkan semua pasangan kombinasi rataan perlakuan.
Sebagai pembanding, disini akan digunakan kembali tabel Analisis Ragam dan Tabel rata-rata
perlakuan yang sama seperti pada kasus penggunaan uji LSD terencana di atas.
1. Hitung nilai LSD:
Dari pembahasan sebelumnya, kita sudah mendapatkan nilai LSD yaitu 4.482 mg.
2. Kriteria pengujian:
Bandingkan nilai mutlak selisih kedua rata-rata yang akan kita lihat perbedaannya dengan
nilai LSD dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
> 4.48 Tolak H0 (Berbeda nyata)
Jika µ i − µ j
≤ 4.48 Terima H0 (tidak berbeda nyata)
Cara lain dalam penyajian pembandingan semua pasangan kombinasi rata-rata perlakuan yang lebih
sederhana dan lebih informatif adalah dengan menggunakan notasi huruf sebagai pembeda.
Terdapat beberapa cara dalam pemberian notasi huruf sebagai pembeda rata-rata perlakuan.
Semuanya mempunyai logika/prinsip dasar yang sama, yaitu membandingkan antara selisih rata-rata
perlakuan dengan nilai pembandingnya. Di sini hanya dijelaskan 2 cara dalam pemberian notasi
huruf tersebut.
Buat Matrik (Crosstabulasi) selisih rata-rata diantara semua kombinasi pasangan perlakuan. Karena
bersifat setangkup, cukup buat tabel matrik segitiga bawah saja.
Langkah 1: Urutkan nilai rata-rata perlakuan dari kecil ke besar atau sebaliknya. Pada contoh ini,
rata-rata perlakuan diurutkan dari kecil ke besar
No Perlakuan Rataan Notasi
5 3Dok13 13.26
3 3Dok4 14.64
6 Gabungan 18.70
4 3Dok7 19.92
2 3Dok5 23.98
1 3Dok1 28.82
Langkah 2: Buat Form Matriks tabel dwi arah (crosstabulasi) seperti pada contoh berikut:
No Perlakuan 3Dok13 3Dok4 Gabungan 3Dok7 3Dok5 3Dok1
Rataan 13.26 14.64 18.7 19.92 23.98 28.82 Notasi
5 3Dok13 13.26
3 3Dok4 14.64
6 Gabungan 18.70
4 3Dok7 19.92
2 3Dok5 23.98
1 3Dok1 28.82
Langkah 3: Isi badan tabel yang terdapat pada kotak berwarna merah dengan selisih rata-rata
perlakuan.
Langkah 5. Bandingkan selisih rata-rata perlakuan yang terdapat pada badan tabel (diberi border
warna merah) dengan nilai pembandingnya, dalam hal ini nilai LSD. Beri kode “tn” apabila nilai
selisih rata-ratanya lebih kecil atau sama dengan nilai LSD, dan beri kode “*” apabila lebih besar
dibandingkan dengan nilai LSD. Selanjutnya berikan garis yang sama untuk perlakuan yang tidak
berbeda nyata dan terakhir beri notasi huruf. Tahapan Lengkapnya bisa dilihat pada keterangan
tabel.
No Perlakuan 3Dok13 3Dok4 Gabungan 3Dok7 3Dok5 3Dok1
Rataan 13.26 14.64 18.7 19.92 23.98 28.82 Notasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
5 3Dok13 13.26 0.00 b a
3 3Dok4 14.64 1.38 tn 0.00 c ab
6 Gabungan 18.70 5.44 * 4.06 tn 0.00 d bc
4 3Dok7 19.92 6.66 * 5.28 * 1.22 tn 0.00 cd
2 3Dok5 23.98 10.72 * 9.34 * 5.28 * 4.06 tn 0.00 e d
1 3Dok1 28.82 15.56 * 14.18 * 10.12 * 8.90 * 4.84 * 0.00 e
Keterangan:
1. Angka pada badan Tabel adalah nilai selisih di antara rataan perlakuan
2. Bandingkan selisih rata-rata dengan nilai LSD (4.48). Berikan kode “tn” apabila nilai selisih rata-
ratanya lebih kecil atau sama dengan nilai LSD, dan berikan symbol “*”apabila nilai selisih rata-
ratanya lebih besar dari nilai LSD
3. Pada setiap kolom (mulai dari kolom ke-4) tarik/berikan garis yang sama dimulai dari angka 0.
Lanjutkan penarikan garis pada kolom yang sama pada nilai selisih rata-rata yang diberi simbol
“tn” dan berakhir apabila di bawahnya sudah ada symbol “*”. Lanjutkan pembandingan
perlakuan pada kolom berikutnya. Tahapan detailnya sebagai berikut:
Pada setiap kolom (dalam contoh ini, kolom 4 sd 9) bandingkan selisih rata-ratanya dengan
nilai LSD, apabila lebih kecil dari nilai LSD (tn), berikan/tarik garis yang sama di sebelah
kanannya. Pemberian garis yang sama dihentikan apabila nilai selisih rata-rata > nilai LSD
(menemukan tanda “*”).
3Dok13 vs perlakuan lainnya (perbandingan pada kolom ke-4)
• Misalnya apabila kita membandingkan 3Dok13 dengan 3Dok4, bandingkan selisihnya
(1.38) dengan nilai LSD = 4.50. Karena 1.38 ≤ 4.48 yang menunjukkan tidak ada
perbedaan, maka kita berikan garis yang sama pada kedua rataan tersebut.
• 3Dok13 vs Gabungan: Bandingkan selisihnya (5.44) dengan LSD = 4.48. Karena 5.44 >
4.48 (*), stop! Garis yang sama tidak diberikan lagi. Lanjutkan pembandingan perlakuan
pada kolom berikutnya, dalam hal ini kolom ke-5 yaitu pembandingan 3Dok4 vs lainnya.
3Dok4 vs perlakuan lainnya (perbandingan pada kolom ke-5).
• 3Dok4 vs Gabungan. Bandingkan selisihnya (4.06) dengan LSD = 4.48. Karena 4.06 ≤ 4.48
(tn) sehingga berikan garis yang sama pada kolom 3Dok4;
Cara ke-2
Cara lainnya dalam memberikan notasi huruf sebagai pembeda pada penyajian pembandingan
semua pasangan kombinasi rata-rata perlakuan adalah seperti pada langkah berikut ini.
1. Hitung nilai LSD (pada perhitungan sebelumnya, LSD = 4.482 mg)
2. Urutkan nilai rata-rata perlakuan dari kecil ke besar atau sebaliknya. Pada contoh ini, rata-rata
perlakuan diurutkan dari kecil ke besar
3. Langkah selanjutnya adalah menghitung perbedaan diantara rata-rata perlakuan untuk
menentukan rata-rata perlakuan mana yang sama dan mana yang berbeda. Langkah selanjutnya
adalah menentukan huruf pada nilai rata-rata tersebut. Cara menentukan huruf ini agak sedikit
rumit, namun apabila kita sudah terbiasa, hal tersebut bukan masalah lagi. Pada prinsipnya,
pengerjaan dilakukan secara berulang-ulang (iterasi) antara langkah maju (pemberian notasi
huruf baru) dan langkah mundur (untuk memeriksa kembali apakah ada rata-rata perlakuan
pada urutan sebelumnya yang mempunyai notasi sama dengan notasi baru tersebut).
Tahapan Lengkapnya adalah sebagai berikut:
6. Langkah Mundur:
Kurangkan nilai rata-rata 3Dok5 (23.98) dengan nilai LSD: 23.98-4.482 = 19.498
Berikan huruf ‘d” pada nilai rata-rata perlakuan yang nilainya ≥ 19.498.
Dalam hal ini, ternyata perlakuan 3Dok7 (19.92) nilainya ≥ 19.498, sehingga selain tadi sudah
diberi kode huruf “c”, juga mendapatkan huruf “d” karena tidak berbeda dengan 3Dok5.
No Perlakuan Rataan Notasi
5 3Dok13 13.26 a
3 3Dok4 14.64 a b
6 Gabungan 18.70 b c
4 3Dok7 19.92 c d
2 3Dok5 23.98 d
1 3Dok1 28.82
8. Langkah Mundur:
Kurangkan nilai rata-rata 3Dok1 (28.82) dengan nilai LSD: 28.82-4.482 = 24.338
Berikan huruf “e” pada nilai rata-rata perlakuan yang nilainya ≥ 24.338.
≥ 24.338, sehingga hanya
Dalam hal ini, ternyata tidak ada perlakuan lain lagi yang nilainya
3Dok1 yang mendapatkan huruf “e”.
No Perlakuan Rataan Notasi Notasi Akhir
5 3Dok13 13.26 a a
3 3Dok4 14.64 a b ab
6 Gabungan 18.70 b c bc
4 3Dok7 19.92 c d cd
2 3Dok5 23.98 d d
1 3Dok1 28.82 e e
Penetapan notasi secara manual memang sedikit rumit bukan? Kita harus mengerjakan beberapa
tahap yang dilakukan secara berulang-ulang antara langkah maju dan mundur. Banyak tahapan
berbeda-beda tergantung banyaknya rata-rata perlakuan yang akan kita bandingkan serta
penyebaran keragaman perbedaan diantara rata-rata perlakuan. Pada kasus ini ada 4 langkah maju
sehingga pemberian notasi pun sampai huruf ke-5 yaitu “e”. Apabila hanya 1 tahap, maka
pemberian notasi hanya sampai huruf “b”. Secara umum:
Banyaknya langkah maju = tahapan pemberian notasi – 1.
Dengan pesatnya kemajuan teknologi komputasi, masalah diatas tidak lagi menjadi masalah. Banyak
software statistik yang sudah memberikan notasi atau menggrupkan nilai rata-rata yang tidak
berbeda pada grup yang sama. Misalnya, SPSS dan SAS sudah otomatis memberikan notasi huruf
apabila kita melakukan uji lanjut (post hoc) dan Statistica menggrupkan nilai rata-rata yang tidak
berbeda pada grup (kolom) yang sama yang analoginya sama dengan pemberian notasi huruf atau
dengan cara pemberian garis. Perhatikan kembali Tabel di atas, terdapat 5 kelompok/grup/kolom.
Kolom pertama analog dengan huruf “a”, ke-2 analog dengan huruf “b” dst. Apabila nilai rata-rata
No Perlakuan Subset
Rataan a b c d e Notasi
5 3Dok13 13.26 13.260 ↓ a
3 3Dok4 14.64 14.640 14.640 ↓ ab
6 Gabungan 18.70 → ↑ 18.700 18.700 ↓ bc
4 3Dok7 19.92 → ↑ 19.920 19.920 ↓ cd
2 3Dok5 23.98 → ↑ 23.980 d
1 3Dok1 28.82 → ↑ 28.820 e
Keterangan:
↓ Pembandingan dengan nilai rata-rata berikutnya (langkah maju)
→ pemberian notasi baru (pindah pada kolom berikutnya)
↑ Pembandingan dengan nilai rata-rata sebelumnya (langkah mundur)