You are on page 1of 27

LABORATORIUM FARMASEUTIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN PRAKTIKUM EMULSIFIKASI

OLEH : NAMA NIM : M. ALFIAN PARTANG : N11107010

KELOMPOK : I ASISTEN :

MAKASSAR 2008

BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Be a!a"# Emulsi, Emulsiones, adalah sistem dispersi kasar dari dua atau

lebih cairan yang tidak larut satu sama lain. Penandaan emulsi diantaranya dari bahasa latin (Emulgere = memerah) dan berpedoman pada susu sebagai jenis suatu emulsi alam. Sistem emulsi dijumpai banyak penggunaannnya dalam farmasi. Dibedakan antara emulsi cairan , yang ditentukan untuk kebutuhan dalam (emulsi minyak ikn, emulsi parafin)dan emulsi untuk penggunaan luar. ang terakhir dinyatakan sebagai linimenta (latin linire = menggosok). Dia adalah emulsi kental (dalam peraturannya dari jenis !"#), juga sediaan obat seperti salap dan suppositoria dapat menggambarkan emulsi dalam pengertian fisika. #hli fisika kimia menentukan emulsi sebagai suatu campuran yang tidak stabil secara termodinamis, dari dua cairan yang pada dasarnya tidak saling bercampur Pada percobaan ini kita akan mempelajari cara pembuatan emulsi dengan menggunakan emulgator dari golongan surfaktan yaitu $%een &' dan Span &'. Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk diperlihatkan karena mutu dan

kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air. (erdasarkan fasa terdispersinya dikenal dua jenis emulsi, yaitu ) a. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fasa minyak, terdispersi di dalam fasa air b. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam fasa minyak. Emulsi sangat bermanfaat dalam bidang farmasi karena memiliki beberapa keuntungan, satu diantaranya yaitu dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari minyak. Selain itu, dapat digunakan sebagai obat luar misalnya untuk kulit atau bahan kosmetik maupun untuk penggunaan oral. I.2 I.2.1 Ma!$%& &a" T%'%a" Ma!$%& (er)*+aa" !engetahui dan memahami hal*hal yang berperan dalam

pembuatan dan kestabilan dari suatu emulsi. I.2.2 +. T%'%a" Per)*+aa"

!enghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi

,. -.

!embuat emulsi menggunakan emulgator golongan surfaktan. !enge.aluasi ketidakstabilan suatu emulsi.

/.

!enentukan 01( butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan emulsi.

I., Pr-"$-( Per)*+aa" Penentuan emulsi dengan menggunakan emulgator dengan .ariasi 01( butuh dan penentuan kestabilan suatu emulsi dengan nilai 01( butuh yang ber.ariasi yang didasarkan pada penampakan fisik dari emulsi tersebut, misalnya perubahan .olume, perubahan %arna dan pemisahan fase terdispersi dan pendispersi dalam jangka %aktu tertentu pada kondisi yang dipaksakan.

BAB II TIN.AUAN PUSTAKA

II.1

Te*r- U/%/ Emulsi adalah suatu sistem yang secara termodinamika tidak stabil,

terdiri dari paling sedikit dua fasa sebagai globul*globul dalam fasa cair lainnya. Sistem ini biasanya distabilkan dengan emuulgator. (+) Emulsi yang digunakan dalam bidang farmasi adalah sediaan yang mengandung dua cairan immiscible yang satu terdispersi secara seragam sebagai tetesan dalam cairan lainnya. Sediaan emulsi merupakan golongan penting dalam sediaan farmasetik karena memberikan

pengaturan yang dapat diterima dan bentuk yang cocok untuk beberapa bahan berminyak yang tidak diinginkan oleh pasien (,). Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air. (erdasarkan fasa terdispersinya dikenal dua jenis emulsi, yaitu ) (2) +. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fasa minyak terdispersi di dalam fasa air. ,. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fasa air terdispersi di dalam fasa minyak (2). Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Salah satu emulgator yang aktif permukaan atau lebih dikenal dengan surfaktan.

!ekanisme kerjanya adalah menurunkan tegangan antarmuka permukaan air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan globul* globul fasa terdispersinya (2). !ekanisme kerja emulgator surfaktan, yaitu ) +. membentuk lapisan monomolekuler 3 surfaktan yang dapat menstabilkan emulsi bekerja dengan membentuk sebuah lapisan tunggal yang diabsorbsi molekul atau ion pada permukaan antara minyak"air. !enurut hukum 4ibbs kehadiran kelebihan pertemuan penting

mengurangi tegangan permukaan. 5ni menghasilkan emulsi yang lebih stabil karena pengurangan sejumlah energi bebas permukaan secara nyata adalah fakta bah%a tetesan dikelilingi oleh sebuah lapisan tunggal koheren yang mencegah penggabungan tetesan yang mendekat. ,. !embentuk lapisan multimolekuler 3 koloid liofolik membentuk lapisan multimolekuler disekitar tetesan dari dispersi minyak. Sementara koloid hidrofilik diabsorbsi pada pertemuan, mereka tidak menyebabkan penurunan tegangan permukaan. 6eefekti.itasnya tergantung pada

kemampuan membentuk lapisan kuat, lapisan multimolekuler yang koheren. -. Pembentukan kristal partikel*partikel padat 3 mereka menunjukkan pembiasan ganda yang kuat dan dapat dilihat secara mikroskopik polarisasi. Sifat*sifat optis yang sesuai dengan kristal mengarahkan kepada penandaan 76ristal 8air9. :ika lebih banyak dikenal melalui struktur spesialnya mesifase yang khas, yang banyak dibentuk dalam

ketergantungannya dari struktur kimia tensid"air, suhu dan seni dan cara penyiapan emulsi. Daerah strukturisasi kristal cair yang berbeda dapat karena pengaruh terhadap distribusi fase emulsi. /. Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah satu sediaan yang terdiri dari dua cairan tidak bercampur, dimana yang satu terdispersi seluruhnya sebagai globula*globula terhadap yang lain. ;alaupun umumnya kita berpikir bah%a emulsi merupakan bahan cair, emulsi dapat dapat diguanakan untuk pemakaian dalam dan luar serta dapat digunakan untuk sejumlah kepentingan yang berbeda (-). Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan emulgator yang mencegah koslesensi, yaitu penyatuan tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah. (ahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara menempati daerah antar muka antar tetesan dan fase eksternal dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel yang akan brekoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan dari fase dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan dari fase, hingga meninggalkan proses emulsifikasi selama pencampuran (,). !enurut teori umum emulsi klasik bah%a <at aktif permukaan mampu menampilakn kedua tujuan yaitu <at*<at tersebut mengurangi tegangan permukaan (antar permukaan) dan bertindak sebagai

penghalang bergabungnya tetesan karena <at*<at tersebut diabsorbsi

pada antarmuka atau lebih tepat pada permukaan tetesan*tetesan yang tersuspensi. =at pengemulsi memudahkan pembentukan emulsi dengan mekanisme ) (+) +. !engurangi tegangan antarmuka*stabilitas termodinamis ,. Pembentukan suatu lapisan antarmuka yang halus*pembatas mekanik untuk penggabungan. -. Pembentukan lapisan listrik rangkap*penghalang elektrik untuk mendekati partikel(+). 01( adalah nomor yang diberikan bagi tiap*tiap surfaktan. Daftar di ba%ah ini menunjukkan hubungan nilai 01( dengan bermacam*macam tipe system) >ilai 01( -?@ A?B & ? +& +- ? +2 +2 ? +& $ipe system #"! emulgator =at pembasah (%etting agent) !"# emulgator =at pembersih (detergent) =at penambah pelarutan (solubili<er)

!akin rendah nilai 01( suatu surfaktan maka akan makin lipofil surfaktan tersebut, sedang makin tinggi nilai 01( surfaktan akan makin hidrofil. (@) 8ara menentukan 01( ideal dan tipe kimi surfaktan dilakukan dengan eksperimen yang prosedurnya sederhana, ini dilakukan jika kebutuhan 01( bagi <at yang diemulsi tidak diketahui. #da - fase)

a. Case 5 Dibuat 2 macam atau lebih emulsi suatu <at cair dengan sembarang campuran surfaktam, dengan klas kimi yang sama, misalnya campuran Span ,' dan $%een ,'. Dari hasil emulsi dibedakan salah satu yang terbaik diperoleh 01( kira*kira. (ila semua emulsi baik atau jelek maka percobaan diulang dengan mengurangi atau menambah emulgator. b. Case 55 !embuat 2 macam emulsi lagi dengan nilai 01( di sekitar 01( yang diperoleh dari fase 5. dari kelima emulsi tersebut dipilih emulsi yang terbaik maka diperoleh nilai 01( yang ideal. c. Case 555 !embuat 2 macam emulsi lagi dengan nilai 01( yang ideal dengan menggunakan bermacam*macam surfaktan atau campuran surfaktan.dari emulsi yang paling baik, dapat diperoleh campuran surfaktan mana yang paling baik (ideal) (@).

II.2 Ura-a" Ba0a" +. Span &' (/)2@A) >ama resmi >ama lain D! Pemerian ) Sorbitan monooleat ) Sorbitan atau span &' ) 8-E@0,A8l+A ) 1arutan berminyak, tidak ber%arna, bau karakteristik dari asam lemak. 6elarutan ) Praktis tidak larut tetapi terdispersi dengan

dalam air dan dapat

bercampur

alkohol sedikit larut dalam minyak biji kapas. 6egunaan Penyimpanan 01( (utuh ,. $%een &' (/) 2'B) >ama resmi >ama lain Pemerian ) Polysorbatum &' ) Polisorbat &', t%een ) 8airan kental, transparan, tidak ber%arna, hampir tidak mempunyai rasa. 6elarutan ) !udah larut dalam air, dalam etanol (B2F)P dalam etil asetat P dan dalam methanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam biji kapas P 6egunaan ) Sebagai emulgator fase air ) Sebagai emulgator dalam fase minyak ) Dalam %adah tertutup rapat ) /,-

10

Penyimpanan 01( (utuh -. #ir suling (/)B@) >ama resmi >ama lain D!"(! Pemerian

) Dalam %adah tertutup rapat ) +2

) #Gua destilata ) #ir suling ) 0,E " +&,', ) 8airan jernih, tidak ber%arna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan 6egunaan /

) Dalam %adah tertutup baik ) Sebagai fase air ) Eleum 8ocos ) !inyak kelapa ) ',&/2 ? ',B'2 g"ml ) 8airan jernih3 tidak ber%arna atau kuning pucat3 bau khas, tidak tengik ) 1arut dalam , bagian etanol (B2F) P pada suhu @''83 sangat mudah larut dalam kloroform P dan juga mudah larut

!inyak kelapa (/ 3 /2@) >ama resmi >ama lain (obot jenis Pemerian 6elarutan

Penyimpanan 6egunaan II., Pr*$e&%r Ker'a

dalam eter P. ) Dalam %adah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk. ) sebagai fase minyak

+. 0itung jumlah t%een dan span yang dibutuhkan untuk masing* masing 01( butuh.

11

,. $imbang masing*masing minyak, air, t%een dan span sejumlah yang dibutuhkan . -. 8ampukan minyak dengan span dan air dengan t%een lalu panaskan di atas penangas air sampai suhu A' o8. /. $ambahkan campuran minyak di dalam campuran air dan segera diaduk dengan pengaduk listrik pada kecepatan dan %aktu yang sama. 2. !asukkan ke dalam tabung sendimentasi dan beri tanda untuk masing*masing 01(. @. #mati kestabilan selama 2 hari. A. 8atat pada harga 01( berapa emulsi relati.e paling stabil.

BAB III METODE KER.A III.1 A at &a" +a0a"

12

III.1.1

A at 1a"# &-#%"a!a" #lat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang

pengaduk, botol semprot, ca%an porselen, gelas kimia ,2'ml, gelas ukur +''ml, miHer, penangas air, pencatat %aktu, pipet tetes, termometer, tissue roll, timbangan analitik. III.1.2 Ba0a" 1a"# &-#%"a!a" (ahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aluminium foil, aGuadest, span &', t%een &' dan minyak kelapa. III.2 2ara Ker'a +. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan ,. $%een &' dan span &' ditimbang dalam ca%an porselen sesuai perhitungan untuk membuat emulsi dengan 01( butuh +,, 01( butuh +-, 01( butuh +/. -. Dimasukkan &@ ml air suling ke dalam gelas piala +'' ml kemudian ditambahkan t%een &' yang telah ditimbang dengan 01( butuh +,, lalu diaduk dan dipanaskan air hingga suhunya A'o8(dinyatakan sebagai fase air). /. ke dalam ca%an porselen yang berisi span dituangkan minyak kelapa sebanyak +' ml kemudian diaduk dan dipanaskan di atas penangas air sampai suhu A'o8 (dinyatakan sebagai fase minyak). 2. Setelah mencapai suhu A'o8 pemanasan dihentikan, dan fase minyak diemulsikan ke dalam fase air sedikit demi sedikit lalu

13

diaduk dengan pengaduk elektrik (miHer) secara intermitten shaking. @. Emulsi dimasukkan ke dalam gelas ukur +'' ml A. 8ara yang sama dilakukan untuk 01( +- dan +/ dengan .olume air suling masing*masing &2 ml dan &/ ml. &. Dilakukan pengamatan selama 2 hari. B. Ditentukan kestabilan emulsi berdasarkan perubahan %arna, perubahan .olume dan pemisahan fase.

BAB IV HASIL PENGAMATAN

IV.1

Data Pe"#a/ata"

14

$abel Perubahan Iolume


Har!e3 +. 01( butuh +, Iolume = &- ml Var-a$- K*"$e"tra$- T4ee" &a" S(a" 01( butuh +Iolume = A- ml 01( butuh +/ Iolume = A/ ml

,. -. /. 2.

Iolume = &- ml Iolume = &- ml Iolume = &' ml Iolume = &' ml

Iolume = A- ml Iolume = A+ ml Iolume = A+ ml Iolume = A+ ml

Iolume = A/ ml Iolume = A/ ml Iolume = A/ ml Iolume = A/ ml

5I.,Perhitungan a. 01( butuh +, = = $%een &' Span &' = = /"+'' H +''g /g a /g ? a = = = = = = = ,,&Ag / g ? ,,&Ag = +,+-g 01( butuh H berat +, H /g /&g -',&g ,,&Ag

(01( H t%een) J (01( H span) ( +2 H a ) J ( /,- H ( / ? a)) +',Aa J +A,, +',Aa a $%een &' Span &'

!inyak kelapa +' F = +' " +'' H +'' g = +' g #ir = +'' g ? ($%een &' J Span &' J minyak kelapa)

15

= +'' g * ( ,,&Ag J +,+-g J +'g) = &@ g

b. 01( butuh +-

= =

2"+'' H +''g 2g a 2g ? a = = = = = 01( butuh H berat +- H 2g /&g ,@,2g ,,/Ag

$%een &' Span &'

= =

(01( H t%een) J (01( H span) ( +2 H a ) J ( /,- H ( 2 ? a)) +',Aa J ,+,2 +',Aa a $%een &' Span &' = = ,,/Ag

2 g ? ,,/Ag

= ,,2-g

!inyak kelapa +' F = +' " +'' H +'' g = +' g #ir = +'' g ? ($%een &' J Span &' J minyak kelapa) = +'' g * ( ,,/Ag J ,,2-g J +') = &2 g c. 01( butuh +/ = = $%een &' Span &' = = @"+'' H +''g @g a @g ? a = 01( butuh H berat

(01( H t%een) J (01( H span)

16

( +2 H a ) J ( /,- H ( @ ? a)) +',Aa J ,2,& +',Aa a $%een &' Span &' = =

= = = =

+/ H @g &/g 2&,,g 2,/-Bg

2,/-Bg @ g ? 2,/-Bg = ',2@+g

!inyak kelapa +' F = +' " +'' H +'' g = +' g #ir = +'' g ? ($%een &' J Span &' J minyak kelapa) = +'' g * ( 2,/-Bg J ',2@+g J +') = &/g

BAB V PEMBAHASAN

17

Emulsi adalah suatu sistem yang secara termadinamik tidak stabil, terdiri dari paling sedikit dua fasa sebagai globul*globul dalam fasa cair yang lainnya. Sistem ini biasanya distabilkan dengan adanya emulsi. Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air. (erdasarkan fase terdispersinya dikenal dua jenis emulsi, yaitu +. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fase minyak terdispersi di dalam fase air. ,. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fase air terdispersi di dalam fase minyak #pabila menggunkan surfaktan sebagai emulgator dsapat pula terjadi emulsi dengan sistem yang kompleks (multiple emulsion). Sistem ini merupakan jenis emulsi air*minyak*air atau sebaliknya. Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan suatu emulgator merupakan faktor yang penting karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Salah satu emulgator yang yang banyak digunakan adalah <at aktif permukaan atau lebih dikenal dengan surfaktan. !ekanisme kerja emulgator ini adalah menurunkan tegangan antar permukaan air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan globul*globul fase terdisperisnya.$ipe emulsi dapat ditentukan dari jenis surfaktan digunakan. Secara kimia, molekul surfaktan terdiri atas gugus polar dan non polar. #pabila surfaktan dimasukkan ke dalam sistem yang dari air dan minyak, maka guugus polar akan terarah ke fasa air sedangkan gugus non polar terarah ke fasa

18

minyak. Surfaktan yang mempunyai gugus polar lebih kuat akan cenderung membentuk emulsi minyak dalam air, sedangkan bila gugus non polar yang lebih kuat maka akan cenderung membentuk emulsi air dalam minyak. (erbagai tipe bahan telah digunakan dalam farmasi sebagai <at pengemulasi jumlahnya ratusan bahkan, ribuan yang telah dites kemampuan emulsifikasinya. ;alaupun dalam hal ini tidak ada maksud untuk membicarakan masing*masing <at ini dalam emulasi farmasi, tapi baik untuk dicatat tipe bahan*bahan yang umumnya digunakan sebagai <at pengemulsi secara umum. Di antara <at pengemulsi dan <at penstabil untuk sistem farmasi adalah sebagai berikut ) +. (ahan*bahan karbohidrat seperti <at*<at yang terjadi secara alami ) aksia (gom) tragakan, agar, kondrus, dan paktin. (ahan*bahan ini membentuk koloida hidrofilik bila ditambahkan ke dalam air dan mumumnya menghasilkan emulsi m"a. 4om mungkin merupakan <at pengemulsi yang paling sering digunakan dalam preparat emulasi yang dibuat baru (r.p) oleh ahli farmasi di apotek. $ragakan dan agar umumnya digunakan sebagai <at pengental dalam produk*produk yang dihasilkan dengan gom. ,. =at*<at protein seperti ) gelatin, kuning telur,dan kasein. =at*<at ini manghasilkan emulasi m"a. 6erugian gelatin sebagai suatu <at pengemulasi adalah bah%a emulasi yang disiapkan dari gelatin seringkali terlalu cair pada pendiaman.

19

-. #lkohol dengan bobot molekul tingi seperti) stearil alkohol, setil alkohol, dan gliseril monostearat. (ahan*bahan ini digunakan terutama sebagai <at pengantal dan penstabil untuk emulasi m"a dari latio dan salep tertentu dan digunakan sebagai obat luar . kolesterol dan turunan kolesterol bisa juga digunakan sebagai emulasi untuk obat luar dan menghasilkan emulasi a"m. /. =at*<at pembasah,yang bisa bersifat kationik, anionik, dan

nonionik. =at*<at ini mengandung gugus*gugus hidrofilik dan lipofilik, dengan bagian lipopilik dari molekul menyebabkan akti.itas permukaan dari molekul tersebut. Dalam <at anionik, bagian

lipofilik ini bermuatan negatif, tapi dalam <at kationik bagian lipofilk ini bermuatan positif. 1antaran muatan ini ionnya yang berla%anan, <at anionik dan <at kationik cenderung untuk saling menetralkan jika ada dalam sistem yang sama, jadi kedua bahan ini tidak tercampurkan satu dengan yang lainnya. =at pengemulsi nonionik menunjukkan tidak adanya kecenderungan untuk mengion.

$ergantung pada sifatnya masing*masing, beberapa dari grup ini membentuk emulsi a"m. 2. =at padat yang terbagi halus, seperti tanah liat koloid termasuk bentonit, magnesium hidroksida dan alminium hidroksida. 5ni umumnya membentuk emulsi m"a bila bahan yang tidak larut ditambahkan ke fase air jika ada sejumlah .olume pase air lebih besar dari pada fase minyaknya. $etapi, jika serbuk padat yang

20

halus ditambahkan kedalam minyak lebih besar, suatu <at seperti bentonit sanggup membentuk suatu emlsi a"m.

6estabilan suatu emulsi adalah kemampuan suatu emulsi untuk mempertahankan distribusi yang teratur dari fase terdispersi dalam

jangka %aktu yang lama. Penurunan stabilitas dapat dilihat jika terjadi campuran ((j fase terdispersi lebih kecil dari (j fase pendispersi ). 0al ini menyebabkan pemisahan dari kedua fase emulsi. #da beberapa hal yang dapat mempengaruhi kestabilan yaitu ) +. $eknik pembuatan ,. Penambahan garam atau elektrolit lemah dalam konsentrasi besar mempengaruhi kestabilan emulsi. -. Pengocokan yang keras, apabila emulsi dikocok keras*keras maka partikel*partikel kecil akan mengadakan kontak menjadi partikel yang lebih besar sehingga emulsi akan pecah. /. Penyimpanan

Pada percobaan ini mula*mula dilakukan adalah menentukan jumlah span dan t%een yang akan digunakan dan bahan yang lainnya. Pencampuran bahan berdasarkan dari sifat bahan itu tujuannya bahan yang berfase air dicampur dengan fase air itu sendiri dan untuk fase minyak juga pada fase minyak itu sendiri.

21

:adi pada percobaan ini untuk fase air yaitu t%een &' dan air, sedangkan untuk fase minyak yaitu span &' dan minyak kelapa pada ca%an porselen. 6emudian pencampuran dilakukan pada suhu A' o8.

#lasannya, kedua fase tersebut memiliki suhu lebur yang sama yaitu pada suhu A'o8 sehingga dapat diperoleh emulsi yang baik dan tidak pecah. Pada fase air dilakukan pengaturan suhu, yaitu suhu dilebihkan sedikit dari suhu rata*rata kedua fase minyak dan air sebab pada fase ini dapat terjadi penurunan suhu yang cepat. 1alu campuran dikocok,

dengan cara pengocokan intermitten menggunakan mikser selama 2 menit.dan diistirahatkan setiap ,' detik. Pengocokan intermitten dilakukan untuk memberikan kesempatan pada minyak untuk terdispersi ke dalam air dengan baik serta emulgator dapat membentuk lapisan film pada permukaan fase terdispersi. Pengamatan emulsi dilakukan selama 2 hari tujuannya untuk melihat pemisahan antara fase air dan fase minyak, perubahan %arna dari kedua fase tersebut, dan .olume dari emulsi setelah 2 hari kemudian. Penyimpanan emulsi dilakukan pada suhu yang dipaksakan (stress coindition) perlakuan ini dimaksudkan untuk mengetahui kestabilan emulsi dimana terjadi penurunan suhu secara drastis, kondisi ini akan lebih mempercepat pengamatan kita terhadap stabil atau tidaknya suatu emulsi. Penambahan +'F pada saat penimbangan dari bahan*bahan yang ditimbang dalam membuat suatu emulsi dengan beberapa komposisi

22

dengan 01( butuh yang berbeda bertujuan untuk mencegah pengurangan komposisi bahan karena adanya bahan tertinggal pada %adah. Dari hasil pengamatan sampai hari kelima ) Perubahan Warna Kntuk 01( ++, terjadi perubahan %arna dari putih susu menjadi %arna putih keruh pada hari keempat. Kntuk 01( +,, perubahan %arna terjadi pada hari ketiga yaitu dari %arna putih susu menjadi putih keruh sampai pada hari kelima. Kntuk 01( +-, terjadi perubahan %arna menjadi putih keruh pada hari kelima. Pemisahan Fase Pada 01( ++ dan 01( +- tidak terjadi pemisahan fasa pada hari pertama. Pada 01( ++ pemisahan fasa terjadi pada hari ketiga menjadi , fasa. Kntuk 01( +,, terjadi perubahan .olume pada hari pertama. Kntuk 01( +-, terjadi perubahan .olume pada hari ketiga. (erdasarkan pengamatan selama lima hari berturut*turut dapat dilihat bah%a hasil yang diperoleh kurang stabil. #dapun faktor*faktor yang mempengaruhi ketidakstabilan dari emulsi di antaranya ) * Suhu pemanasan tidak konstan * Perbedaan intensitas pengadukan * Pencampuran kurang merata * 6ekompakan dan elastisitas fillm yang melindungi <at terdispersi * 6etidaktelitian dalam pengamatan kestabilan emulsi.

23

* Suhu yang tidak sama dari kedua fase ketika dicampur, dimana kenaikan temperatur dapat .iskositasnya. #dapun parameter ketidakstabilan suatu emulsi dalam percobaan ini adalah terjadinya ) a. Clokulasi dan 8reaming Cenomena ini terjadi karena penggabungan partikel yang disebabkan oleh adanya energi permukaan bebas saja. Clokulasi adalah terjadinya kelompok*kelompok globul yang letaknya tidak beraturan di dalam suatu emulsi. 8reaming adalah terjadinya lapisan*lapisan dengan kosentrasi yang berbeda*beda di dalam suatu emulsi. 1apisan dengan konsentrasi yang paling pekat akan berada di sebelah atas atau di sebelah ba%ah tergantung dari bobot jenis fasa yang terdispersi. b. 6oalesen dan demulsifikasi Cenomena ini tejadi bukan semata*mata karena energi bebas permukaan tetapi juga karena tidak semua globul terlapis oleh film antar permukaan. 6oalesen adalah terjadinya penggabungan globul* globul menjadi lebih besar, sedangkan demulsifikasi adalah proses lebih lanjut pada keadaan koalesen dimana kedua fasa ini terpisah kembali menjadi dau cairan yang tidak bercampur. 6edua fenomena ini tidak dapat diperbaiki kembali dengan pengocokan. mengurangi ketegangan antar muka dan

24

BAB VI PENUTUP

25

VI.1

Ke$-/(% a" Dari hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan

bah%a ) a. :ugah emulgator yang dibutuhkan untuk tiap harga 01( butuh adalah ) :enis 01( +, ++/ $%een &' ,,&Ag ,,/A g 2,/-B g Span &' +,+- g ,,2- g ',2@+ g

b. Dari ketiga emulsi dengan nilai 01( +,, +-, +/ yang menunjukkan sifat yang stabil adalah 01( butuh +,. I5., . Saran Diharapkan agar asisten memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

+. $im #sisten.,(,''&)., LPenuntun Praktikum Carmasi fisika9, :urusan Carmasi, K>0#S, !akassar, -'.

26

,. :enkins, 4.1., (+B2A), LSco.illeMs 3 $he #rt Ef 8ompoundingM, >inth Edition, !c4ra%*0ill (ook 8ompany,5nc., >e% -+2. -. Parrot, 1.E., (+BA'), LPharmaceutical technology9, (urgess Publishing 8ompany. !ineneapolis, --2. /. Ditjen PE!., (+BAB), LCarmakope 5ndonesia9, Edisi 555, Depkes D5, :akarta, /A/, 2'B. 2. #nsel, 0.8., (+B&B), LPengantar (entuk Sediaan Carmasi9, edisi 5I, $erjemahan Carida 5brahim, K5 Press, :akarta. @. #nief, !oh., (,''2)., 95lmu !eracik Ebat9, cetakan N55, 4adjah !ada Kni.ersity Press. ogyakarta.+/-, +/A. ork, $oronto, -+/,

27

You might also like