You are on page 1of 8

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH BENIGNA HIPERTROPI PROSTAT (BPH)

1.

A.

DEFINISI

BPH adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urine, dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter. Istilah Benigna Prostat Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau hipertropi prostat, tetapi kelenjar-kelenjar periuretralah yang mengalami hiperplasian (sel-selnya bertambah banyak. Kelenjar-kelenjar prostat sendiri akan terdesak menjadi gepeng dan disebut kapsul surgical. aka dalam literatur di benigna hiperplasia of prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah umum dipakai. B. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Prostat merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat pula dianggap undangan(counter part!. "leh karena itu yang dianggap etiologi adalah karena tidak adanya keseimbangan endokrin. #amun menurut $yamsu Hidayat dan %im &e 'ong tahun ())* etiologi dari BPH adalah+ ,danya hiperplasia periuretral yang disebabkan karena perubahan keseimbangan testosteron dan estrogen.o Ketidakseimbangan endokrin. -aktor umur . usia lanjut. /nkno0n . tidak diketahui secara pasti. C. ANATOMI FISIOLOGI

Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang melingkar Bledder neck dan bagian proksimal uretra. Berat kelenjar prostat pada orang de0asa kira-kira 12 gram dengan ukuran rata-rata+- Panjang 3.4 cm- 5ebar 4.4 cm- 6ebal 1.7 cm. $ecara embriologis terdiro dari 8 lobur+- 5obus medius ( buah- 5obus anterior ( buah- 5obus posterior ( buah5obus lateral 1 buah$elama perkembangannya lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi saru disebut lobus medius. Pada penampang lobus medius kadangkadang tidak tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen ber0arna abu-abu, dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut kelenjar prostat. Pada potongan melintang uretra pada posterior kelenjar prostat terdiri dari+ Kapsul anatomis

'aringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan jaringan muskuler-

'aringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian+ - Bagian luar disebut kelenjar sebenarnya - Bagian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebut juga sebagai adenomatus 9one - &i sekitar uretra disebut periuretral gland $aluran keluar dari ketiga kelenjar tersebut bersama dengan saluran dari :esika seminalis bersatu membentuk duktus ejakulatoris komunis yang bermuara ke dalam uretra. Pada lakilaki remaja prostat belum teraba pada colok dubur, sedangkan pada oran de0asa sedikit teraba dan pada orang tua biasanya mudah teraba.$edangkan pada penampang tonjolan pada proses hiperplasi prostat, jaringan prostat masih baik. Pertambahan unsur kelenjar menghasilkan 0arna kuning kemerahan, konsisitensi lunak dan berbatas jelas dengan jaringan prostat yang terdesak ber0arna putih ke abu-abuan dan padat. ,pabila tonjolan itu ditekan keluar cairan seperti susu.,pabila jaringan fibromuskuler yang bertambah tonjolan ber0arna abu-abu, padat dan tidak mengeluarkan cairan sehingga batas tidak jelas. 6onjolan ini dapat menekan uretra dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai celah. 6erkadang juga penonjolan ini dapat menutupi lumen uretra, tetapi fibrosis jaringan kelenjar yang berangsur-angsur mendesak prostat dan kontraksi dari :esika yang dapat mengakibatkan peradangan.

D. PATOFISIOLOGI enurut syamsu Hidayat dan %im &e 'ong tahun ())* adalah /mumnya gangguan ini terjadi setelah usia pertengahan akibat perubahan hormonal. Bagian paling dalam prostat membesar dengan terbentuknya adenoma yang tersebar. Pembesaran adenoma progresif menekan atau mendesak jaringan prostat yang normal ke kapsula sejati yang menghasilkan kapsula bedah. Kapsula bedah ini menahan perluasannya dan adenoma cenderung tumbuh ke dalam menuju lumennya, yang membatasi pengeluaran urin. ,khirnya diperlukan peningkatan penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. $erat-serat muskulus destrusor berespon hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam kandung kemih.Pada beberapa kasus jika obsruksi keluar terlalu hebat, terjadi dekompensasi kandung kemih menjadi struktur yang flasid, berdilatasi dan sanggup berkontraksi secara efektif. Karena terdapat sisi urin, maka terdapat peningkatan infeksi dan batu kandung

kemih. Peningkatan tekanan balik dapat menyebabkan hidronefrosis.;etensi progresif bagi air, natrium, dan urea dapat menimbulkan edema hebat. <dema ini berespon cepat dengan drainage kateter. &iuresis paska operasi dapat terjadi pada pasien dengan edema hebat dan hidronefrosis setelah dihilangkan obstruksinya. Pada a0alnya air, elekrolit, urin dan beban solutlainya meningkatkan diuresis ini, akhirnya kehilangan cairan yang progresif bisa merusakkan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan serta menahan air dan natrium akibat kehilangan cairan dan elekrolit yang berlebihan bisa menyebabkan hipo:elemia. enurut ansjoer ,rif tahun 1222 pembesaran prostat terjadi secara perlahanlahan pada traktus urinarius, terjadi perlahan-lahan. Pada tahap a0al terjadi pembesaran prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher :esika kemudian detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat.$ebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi!. 'ika dilihat dari dalam :esika dengan sitoskopi, mukosa :esika dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut di:erkel. -ase penebalan detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas

E. PATHWAY "bstruksi uretra Penumpukan urin dlm =/ Pembedahan.prostatektomiKompensasi otot destrusor$pasme otot spincter erangsang nociseptorHipotalamus&ekompensasi otot destrusorPotensi urin6ek intra:esikal;efluk urin ke ginjal6ek ureter > ginjal meningkat?agal ginjal;etensi urinPort de entr@e mikroorganismekateterisasi5uka insisi;esiko disfungsi seksual#yeri;esti infeksi;esiko kekurangan :ol cairan;esiko perdarahan+ resiko syok hipo:olemikHilangnya fungsi tbhPerub pola eliminasiKurang informasi ttg penyakitnyaKurang pengetahuanHyperplasia periuretral/sia lanjutKetidakseimbangan endokrinBPH

F. MANIFESTASI KLINIS %alaupun Benigna Prostat Hipertropi selalu terjadi pada orang tua, tetapi tak selalu disertai gejala-gejala klinik, hal ini terjadi karena dua hal yaitu+ (. Penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih 1. ;etensi urin dalam kandung kemih menyebabkan dilatasi kandung kemih, hipertrofi kandung kemih dan cystitis.,dapun gejala dan tanda yang tampak pada pasien dengan Benigna Prostat Hipertrofi+

a. b. c. d. e. f. g. h.

;etensi urin Kurangnya atau lemahnya pancaran kencing iksi yang tidak puas -rekuensi kencing bertambah terutama malam hari (nocturia! Pada malam hari miksi harus mengejan 6erasa panas, nyeri atau sekitar 0aktu miksi (disuria! assa pada abdomen bagian ba0ah Hematuriai. /rgency (dorongan yang mendesak dan mendadak untuk mengeluarkan

urin! j. Kesulitan menga0ali dan mengakhiri miksik. Kolik renall. Berat badan turunm.

,nemiaKadang-kadang tanpa sebab yang diketahui, pasien sama sekali tidak dapat berkemih sehingga harus dikeluarkan dengan kateter. Karena urin selalu terisi dalam kandung kemih, maka mudah sekali terjadi cystitis dan selaputnya merusak ginjal.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pada pasien Benigna Prostat Hipertropi umumnya dilakukan pemeriksaan+ (. 1. 5aboratorium eliputi ureum (B/#!, kreatinin, elekrolit, tes sensiti:itas dan biakan urin ;adiologis Intra:ena pylografi, B#", sistogram, retrograd, /$?, At $canning,

cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans abdominal atau trans rectal (6;/$ B 6rans ;ectal /ltra $onografi!, selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula menentukan :olume buli-buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi lain seperti difertikel, tumor dan batu ($yamsuhidayat dan %im &e 'ong, ())C!. 3. Prostatektomi ;etro PubisPembuatan insisi pada abdomen ba0ah, tetapi kandung kemih

tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat.

4.

Prostatektomi ParinealDaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui

perineum.

H. KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalaha. ;etensi kronik dapat menyebabkan refluks :esiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal.b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada 0aktu miksic. Hernia . hemoroidd. Karena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batue. Hematuriaf. $istitis dan Pielonefritis

I.

FOKUS PENGKAJIAN

&ari data yang telah dikumpulkan pada pasien dengan BPH + Post Prostatektomi dapat penulis kelompokkan menjadi+ a) Data subyektif : - Pasien mengeluh sakit pada luka insisi. - Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual. - Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan - Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa. b) Data Obyektif: - 6erdapat luka insisi - 6akikardi - ?elisah - 6ekanan darah meningkat - <kspresi 0 ajah ketakutan - 6erpasang kateter

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN (. ?angguan rasa nyamam+ nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter

2. Perubahan pola eliminasi + retensi urin berhubungan dengan obstruksi sekunder 3. 4. &isfungsi seksual berhubungan dengan hilangnya fungsi tubuh Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan port de entr@e mikroorganisme melalui

kateterisasi 8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit,

pera0atannya.

K. RENCANA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa n a!an" n #r$ %#r&u%ungan '#ngan s(as!# )*)* s($n+*#r Tujuan : $etelah dilakukan pera0atan selama 3-8 hari pasien mampu mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat.

Kriteria hasil: a. $ecara :erbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang b. Pasien dapat beristirahat dengan tenang. Intervensi: a. onitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan faktor pencetus serta penghilang nyeri. b. "bser:asi tanda-tanda non :erbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi! c. Beri ompres hangat pada abdomen terutama perut bagian ba0ah d ,njurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok, abdomen tegang!

e. ,tur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasif. 5akukan pera0atan aseptik terapeutikg. 5aporkan pada dokter jika nyeri meningkat

2. Tujuan :

P#ru%a&an (),a #,$!$nas$ ur$n#" r#*#ns$ ur$n %#r&u%ungan '#ngan )%s*ru-s$ s#-un'#r. Setelah dilakukan perawatan selama 5-7 hari pasien tidak mengalami retensi urin Kriteria : Pasien dapat buang air kecil teratur bebas dari distensi kandung kemih. Intervensi :

1. 2. 3. &. 5. ).

Lakukan irigasi kateter secara berkala atau terus- menerus dengan teknik steril Atur posisi selang kateter dan urin bag sesuai gravitasi dalam keadaan tertutup bservasi adan!a tanda-tanda shock"hemoragi #hematuria$ dingin$ kulit lembab$ takikardi$ dispnea% 'empertahankan kesterilan sistem drainage cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan alat dan observasi aliran urin serta adan!a bekuan darah atau (aringan 'onitor urine setiap (am #hari pertama operasi% dan setiap 2 (am #mulai hari kedua post operasi% *kur intake output cairang. +eri tindakan asupan"pemasukan oral 2,,,-3,,, ml"hari$ (ika tidak ada kontra indikasih. +erikan latihan perineal #kegel training% 15-2,-"(am selama 2-3 minggu$ an(urkan dan motivasi pasien untuk melakukann!a.

.. *u%u& Tujuan :

R#s$-) *$ngg$ '$s/ungs$ s#-sua, %#r&u%ungan '#ngan su!%a*an sa,uran #0a-u,as$1 &$,angn a /ungs$

$etelah dilakukan pera0atn selama (-3 hari pasien mampu mempertahankan fungsi seksualnya Kriteria hasil : Pasien menyadari keadaannya dan akan mulai lagi intaraksi seksual dan akti:itas secara optimal. Inter:ensi + 1. 2. 3. seksual &. 5. ). 7. 2. Libatkan kelurga"istri dalam perawatan pmecahan masalah /ungsi seksual +eri pen(elasan penting tentang0 1mpoten ter(adi pada prosedur radikal Adan!a kemungkinan /ungsi seksual kembali normal Adan!a kemunduran e(akulasi/. An(urkan pasien untuk menghindari hubungan seksual selama 1 bulan #3-& minggu% setelah operasi. 'otivasi pasien untuk mengungkapkan perasaann!a !ang berhubungan dengan perubahann!a .awablah setiap pertan!aan pasien dengan tepat +eri kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan perasaann!a tentang e/ek prostatektomi dalam /ungsi

&.

R#s$-) *#r0a'$n a $n/#-s$ %#r&u%ungan '#ngan ()r* '# #n*r2# $-r))rgan$s!# !#,a,u$ -a*#*#r$sas$

Tujuan : $etelah dilakukan pera0atan selama (-3 hari pasien terbebas dari infeksi Kriteria hasil: a. 6anda-tanda :ital dalam batas normal b. 6idak ada bengkak, aritema, nyeri c. 5uka insisi semakin sembuh dengan baik Intervensi: 1. 2. 3. &. 5. a. b. c. d. e. Lakukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril. bservasi insisi #adan!a indurasi drainage dan kateter%$ #adan!a sumbatan$ kebocoran% Lakukan perawatan luka insisi secara aseptik$ (aga kulit sekitar kateter dan drainage 'onitor balutan luka$ gunakan pengikat bentuk 3 perineal untuk men(amin dressing 'onitor tanda-tanda sepsis #nadi lemah$ hipotensi$ na/as meningkat$ dingin%

5. Tujuan :

Kurang (#ng#*a&uan %#r&u%ungan '#ngan -urang $n/)r!as$ *#n*ang (#n a-$*1 (#ra3a*ann a Setelah dilakukan perawatan selama 1-2 hari Kriteria : $ecara :erbal pasien mengerti dan mampu mengungkapkan dan mendemonstrasikan pera0atan Intervensi :

1. 2.

a. b.

'otivasi pasien" keluarga untuk mengungkapkan pern!ataann!a tentang pen!akit$ perawat +erikan pendidikan pada pasien"keluarga tentang0

o 4erawatan luka$ pemberian nutrisi$ cairan irigasi$ kateter o 4erawatan di rumahc. Adan!a tanda-tanda hemoragi

You might also like