You are on page 1of 33

CLINICAL SCIENCE SESSION STOMATITIS APTOSA DAN STOMATITIS HERPETIKA

Oleh Khairul Hafidz Alkhair Khairul Amin 13 1!1"1 ! "1# Tha$$a Pri%inna Kandaiah 13 1!1" &!" Pre'e()*r Dian Ariani+ dr,1

.A/IAN 0 SM1 ILM2 KESEHATAN /I/I DAN M2L2T 1AK2LTAS KEDOKTERAN 2NI3ERSITAS PAD4AD4ARAN RS2P HASAN SADIKIN .AND2N/

" 1
PENDAH2L2AN Stomatitis secara singkat didefinisikan sebagai radang pada jaringan lunak mulut atau secara awam disebut juga sariawan. Stomatitis adalah peradangan pada lapisan mukosa mulut, beberapa bagian diantaranya termasuk gusi, lidah, bibir, dan atap ataupun dinding mulut. Kata stomatitis secara bahasa artinya peradangan pada mulut, peradangan ini dapat disebabkan oleh kondisi yang terjadi pada mulut itu sendiri, seperti oral higiene yang buruk, pemasangan geligi palsu yang tidak baik, luka bakar karena makanan dan minuman yang panas, atau karena kondisi yang mempengaruhi seluruh tubuh, seperti pengobatan, reaksi alergi, atau infeksi. Stomatitis biasanya terasa nyeri, dengan disertai kemerahan, bengkak, berdarah, atau nafas menjadi bau. Stomatitis dapat terjadi pada setiap jenjang usia, mulai dari bayi hingga dewasa.1 Stomatitis dapat ringan dan terlokalisasi atau parah dan menyebar. Nyeri yang terjadi pun ber ariasi. Stomatitis dapat berupa pembengkakan dan kemerahan dari mukosa mulut atau ulkus yang menyebar !satu atau multipel". #entuk lain dari stomatitis adalah lesi yang berwarna putih, dan mulut yang tampak normal, namun bentuk ini jarang ditemukan. Karena nyeri, terkadang orang yang sariawan menghindari makan, terkadang hal ini dapat menyebabkan dehidrasi dan malnutrisi. $nfeksi sekunder terkadang terjadi. %ada beberapa orang dan kondisi, stomatitis dapat berulang&. #erbagai faktor dapat mengakibatkan stomatitis. %enggunaan sikat gigi yang tidak baik, dinding mulut yang tergigit, atau gigi yang bergerigi dapat menyebabkan iritasi pada mulut. %ernapasan kronis melalui mulut dikarenakan saluran pada nasal tersumbat dapat mengakibatkan mukosa mulut menjadi kering, sehingga dapat menimbulkan iritasi. %enyakit seperti gonorrhea, campak, herpes, '$(S, dan kekurangan itamin ) dapat menyebabkan stomatitis. 1 Secara umum stomatitis dapat disebabkan oleh konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan, makanan pedas, makanan yang panas, atau merokok. Sensiti itas pada obat kumur, pasta gigi, dan lipstik dapat mengiritasi lapisan pada mulut. *erpapar dengan benda+benda padat seperti merkuri, timah, atau bismut dapat mengakibatkan stomatitis. 1

&

KLASI1IKASI #erdasarkan jenis lesi dan gambaran klinisnya stomatitis dapat dibagi menjadi, 1. -esi esikulobulus -esi esikulobulus mempunyai penampilan warna putih atau putih agak keabu+abuan ketika mereka muncul sehingga dapat dikategorikan sebagai lesi putih ketika pemeriksaan. Namun, pada diagnosis banding, lesi ini dikategorikan sebagai lesi tersendiri karena lesi ini mempunyai komponen putih dan erithematosus ketika dalam keadaan esikulobulus dan dalam satu atau dua hari akan pecah. Ketika pecah, lesi ini akan tampak bewarna putih untuk sementara. Ketika lesi ini benar+benar pecah dan kosong, penampilan putihnya akan hilang walau fragmen+fragmen dari atap jaringan mereka ada dan memberi kesan berbercak putih untuk beberapa waktu. )ontoh , a" .irus /erpes Simple0 !/S." &. -esi ulseratif 4lser oral dapat dikategorikan, a. %rimer dengan manifestasi primernya erosi atau ulser traumatik b. Sekunder karena ulser ini terbentuk dari bentuk klinis lain yang terulserasi misalnya dari lesi esikulobulus. -esi eksofitik juga dikategorikan sebagai lesi ulser sekunder karena mereka 1ingi ostomatitis /erpes -abialis

b" .irus .aricella 2 3oster .aricella /erpes 3oster !shingles"

terulserasi akibat jejas mekanik kronik atau sebagai akibat dari biopsi insisional. -esi ulser dapat didiagnosis dengan pemeriksan rutin dengan mikroskop cahaya bila mereka diberi pewarnaan hematoksilin dan eosin atau pewarnan lain. 4lser oral dibedakan menjadi & golongan, a. Short-term ulcers, yang lamanya 6 5 minggu dan ruptur secara spontan atau akibat dari perawatan non-surgical. b. Persistent ulcers, yang lamanya berminggu+minggu, berbulan+bulan, bahkan sampai bertahun+tahun. 4lser traumatik !pada umumnya", ulser aphthous rekuren !kecuali aphthous mayor", ulser herpetik intraoral rekuren, dan chancres termasuk short-term ulcers. Sedangkan aphtae mayor, ulser dari infeksi odontogenik, ulser malignant, gummas, beberapa ulser traumatik, dan ulser sekunder !yang berhubungan dengan penyakit sistemik" digolongkan persistent ulcers. Persistent ulcers harus dikategorikan sebagai malignant sampai terbukti lain. )ontoh dari lesi ulseratif adalah, a" -esi reaktif 5. -esi putih : 4lserasi *raumatik

b" $nfeksi bakteri Sifilis Noma7 )hancrum 8ris7 Stomatitis gangrenosa *uberkulosis -eprosia 'ktinomikosis 1onore

c" %enyakit imunologis Stomatitis 'phtosa 9ekuren Erythema Multiforme

-esi putih terjadi akibat penebalan lapisan oleh keratin, hiperplasia epitel, edema epitel interseluler, dan7 atau askularisasi yang berkurang pada jaringan ikat. -esi putih atau putih kekuning+kuningan dapat juga terjadi karena koloni jamur, eksudat fibrin yang menutupi ulser, deposit sub mukosa, atau debris permukaan. -esi putih ini dapat dibedakan menjadi 5 golongan, a. -esi yang not-removeable dengan tongue blade !kebanyakan keratotik". ;umlah keratin yang diproduksi berbeda pada tiap indi idu, tergantung dari kontrol genetik dan dipengaruhi keadaan sistemik. b. -esi yang removeable dengan tongue blade !nekrotik pseudomembranus, sloughing". 'kibat pemindahan ini, mungkin menggores mukosa sehingga meninggalkan permukaan yang berdarah. <aterial yang bewarna putih mungkin epitel permukaan yang terkoagulasi atau nekrotik atau merupakan campuran antara epitel yang nekrotik, protein plasma, sel darah dan mikroorganisme. c. -esi non keratotik 2 non nekrotik yaitu edema jaringan superfisial atau epitel. =ang biasanya diakibatkan oleh trauma ringan kronik pada mukosa. Secara histologi, warna putih itu disebabkan oleh hiperplasia epitelium, edema interseluler, dan formasi mikro esikular di lapisan prickle-cell !sel yang mirip duri". *erdiri dari, a" -esi 9eaktif Hairy Leukoplakia Hairy Tongue

b" -esi %utih -ain Geographic Tongue Lupus Erythematosus Lichen Planus

c" -esi %utih Kekuning+kuningan Non+>pitel

$nfeksi ;amur + + + + + Kandidosis Kriptokokosis /istoplasmosis @ikomikosis 9inofikomikosis >

:. -esi merah+biru

ordyce!s Granules

-esi merah+biru disebabkan oleh, a. (ilatasi askular $nflamasi + + + + + + *rauma mekanik !contoh, menggigit pipi, ill-fitting denture". *rauma termal !contoh, makanan panas". *rauma kimiawi !contoh, cairan pencuci mulut yang kuat". $nfeksi !contoh, sellulitis, -udwigAs angina". 'lergi atau penyakit auto imun !contoh, sjBgrenAs syndrome". 4lser dengan reaksi radang !contoh, lesi herpetik rekuren". (efek Kongenital !contoh, hemangioma".

b. >kstra asasi darah !contoh, trauma dan7atau penyakit hemostatik". c. 'trofi atau erosi mukosa !contoh, kandidiasis atrofik". d. Kenaikan konsentrasi hemoglobin pada darah !contoh, polisitemia". )ontoh , "urning Mouth Syndrome 'nemia (efisiensi #esi (efisiensi .itamin #

?. -esi berpigmen

-esi berpigmen, yang bewarna coklat, biru dan hitam, berasal dari, akumulasi dari material bewarna dalam jumlah yang abnormal atau terletak pada jaringan superfisial atau cairan yang terdapat tepat di bawah epitelium. *imbunan material yang menyebabkan perubahan warna dapat eksogen atau endogen. <aterial eksogen yang memproduksi warna coklat, biru, atau hitam biasanya mengandung logam berat yang tidak terdapat dalam tubuh pada keadaan normal. <aterial ini biasanya masuk ke dalam jaringan secara langsung atau diinjeksi dan dapat berasal dari bahan pewarna, pigmen sayuran, dan pewarna lain. <aterial endogen biasanya berasal dari kenaikan jumlah melanin atau berasal dari pigmen darah atau berasal dari penumpukan logam yang tidak normal dalam tubuh. Darna yang berasal dari material eksogen dan endogen ini memberitahu tidak hanya tentang jumlah pigmen tetapi juga letak7 kedalaman deposit pigmen tersebut. )ontohnya deposit melanin superfisial biasanya bewarna coklat sedangkan deposit melanin yang lebih dalam tampak kebiruan. @enomena refraksi menyebabkan penampakan warna yang abnormal pada ka itas superfisial yang terisi dengan cairan, contohnya pada kista. *erdiri dari , -esi <elanositik + + <elanoma Ne omelanositik Ne us

-esi Non+<elanositik + #malgam Tattoo !'rgirosis @okal"

C. -esi erikulus papilare <ukosa oral dapat menjadi salah satu tempat bagi lesi yang secara klinis disebut sebagai lesi erikulus papilare. <ayoritas dari lesi erikulus papilare ini adalah adalah eksofitik bening, yang dapat tumbuh dari bagian mana saja dari mukosa oral, baik terkeratinisasi maupun tidak. >tilogi dari lesi ini dapat berupa irus, bakteri, jamur, trauma, dan neoplasma. -esi ini dapat

berkembang dari yang relatif tidak berbahaya sampai dapat mengancam hidup. (iagnosis klinis dapat ber ariasi dikarenakan penyebabnya sering tidak terelasi dengan kondisi yang ada. )ontoh ,$errucous %arcinoma& (alam pembahasan kali ini akan diutamakan pada stomatitis aptosa dan stomatitis herpetika. & (alam mendiagnosis stomatitis bukan hal yang mudah, selain dari keterangan pasien diperlukan juga tindakan pemeriksaan fisik untuk menge aluasi lesi oral dan masalah kulit lainnya. *es darah dan kultur pada lapisan mulut yang terkena dapat dilakukan untuk kemudian diperiksa dibawah mikroskop, untuk mengidentifikasikan jenis infeksi penyebabnya. 1 (alam melakukan anamnesis keluhan utama, kita harus menggali durasi terjadinya keluhan dan apakah pasien pernah mengeluhkan hal yang sama sebelumnya. 9asa nyeri dan keparahannya harus ditanyakan. /ubungan antara gejala dengan makanan, obat, dan substansi lain !seperti terkena Fat kimia, debu, logam, asap" juga harus ditanyakan&. 'namnesis gejala sistemik dilakukan untuk mencari gejala+gejala yang mungkin dapat menjadi penyebab stomatitis seperti diare kronis !inflammatory bo'el disease( celiac sprue)( lesi genital !"echet!s syndrome( sifilis", iritasi mata !"echet!s syndrome)( dan kehilangan berat badan, lemas, serta demam !untuk penyakit kronis yang tidak spesifik". (alam anamnesis pun mencakup kondisi+ kondisi yang dapat menyebabkan lesi mulut, seperti "echet!s syndrome( sifilis, serta faktor resiko lain seperti keadaan immunocompromised !contoh kanker, diabetes, transplantasi organ, obat immunosuppresant, H*$". 9iwayat obat+obatan, merokok, kontak seksual !terutama seks oral, dan seks tidak aman" harus ditanyakan&. %emeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh mulai dari tanda+tanda ital !ada demam atau tidak", kondisi umum pasien !gejala lemah, tidak nyaman, atau penyakit sistemik lain". (ilakukan inspeksi kulit dan mukosa yang lain !termasuk genital" untuk melihat adanya lesi, kemerahan petechiae, atau pengelupasan. %emeriksaan mulut untuk mencari dan mendeskripsikan setiap lesi yang ada&.

%emeriksaan penunjang umumnya tidak dilakukan pada pasien dengan stomatitis akut dan tanpa gejala atau faktor resiko untuk penyakit sistemik. ;ika stomatitis berulang, maka dilakukan pemeriksaan darah lengkap, iron, ferritin, itamin #1&, folat, Finc, kultur bakteri dan iral, serta antibodi endomysial. #iopsi pada jaringan normal dan abnormal dapat dilakukan untuk lesi persisten yang tidak mempunyai etiologi yang jelas.& *erapi untuk stomatitis berdasarkan pada penyakit penyebabnya, tetapi menjaga kebersihan mulut adalah hal yang utama. <akanan yang berujung tajam seperti kacang, keripik kentang, dan lain+lain sebaiknya dihindari. Sikat gigi dengan ujung bulu yang halus sebaiknya dipilih untuk membersihkan gigi dan gusi dengan hati+hati tanpa menekan sikat gigi ke dalam gusi. %emasangan kawat gigi yang tidak nyaman atau ujung gigi yang tajam dapat dirapihkan oleh dokter gigi. 8bat topikal yang biasanya diberikan umumnya untuk meringankan gejala, diantaranya adalah obat anestesi, kortikosteroid, dan antibiotik. %enyakit seperti '$(S, leukemia, dan anemia diobati dengan dokter spesialis dibidangnya. -uka bakar pada mulut diakibatkan minuman atau makanan yang panas biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam hitungan kurang lebih satu minggu. 1,& S)*ma)i)i% A()*%a Stomatitis aptosa merupakan salah satu dari lesi oral yang sering ditemukan. >tiologi dari stomatitis aptosa masih belum diketahui dan dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan. <eskipun stomatitis ini merupakan penyakit yang self-limiting( pada beberapa orang, hal ini dapat terus menerus terjadi&,5,:. E)i*l*,i&,5,: >tiologi dari stomatitis aptosa masih belum jelas, namun ada kecenderungan bahwa penyakit ini berhubungan dengan genetik. Kerusakan yang terjadi umumnya cell-mediated( dan tampaknya berhubungan dengan destruksi epitel yang dimediasi oleh sistem imun. Sitokin yang berperan di antaranya sitokin ! $-+&, $-+1H, dan *N@+I".

/ene)ik @aktor genetik dianggap memainkan peranan yang sangat besar pada pasien yang menderita 9'S. $nsiden 9'S dipercaya meningkat pada pasien yang memiliki riwayat keluarga positif terkena 9'S. Kurang lebih ?HK keturunan derajat pertama dari penderita 9'S juga akan mengidap 9'S. @aktor genetik ini juga dapat terlihat dari pre alensi 9'S pada kembar identik. @aktor genetic 9'S diduga berhubungan dengan peningkatan jumlah human leucocyte antigen !/-'". #agaimanapun, kerentanan seseorang untuk terkena 9'S sangat ber ariasi dan tergantung pada banyak faktor. Defi%ien%i hema)inik %ada beberapa penelitian ditemukan bahwa seseorang dengan kekurangan Fat besi, asam folat, itamin #+C dan #+1& memiliki kecenderungan untuk mengalami stomatitis aptosa &0 lipat dibandingkan dengan orang biasa. Sebanyak &HK pasien dengan 9'S memiliki defisiensi dari itamin dan mineral tersebut. 1ak)*r (en5aki) %i%)emik 9'S ditemukan pada penderita penyakit sistemik seperti *nflammatory "o'l +isease( crohns disease, /$. dan '$(S, dan %eliac Sprue& %eliac Sprue atau sprue topical yang merupakan sindroma malabsorpsi yang tidak diketahui penyebabnya, yang sering terjadi di 'sia dan Karibia. %enyakit ini berhubungan dengan kekurangan folat dan malabsorbsi itamin #1&, lemak, dan nutrient lainnya. (engan adanya kelainan malaabsorbsi tersebut maka akan semakin memicu terjadinya defisiensi nutrisi yang merupakan factor predisposisi timbulnya 9'S.!ui,cawson" 1ak)*r S)re%% Stress sangat berpengaruh pada sejumlah perubahan hidup yang terjadi termasuk kemampuan dalam menimbulkan suatu penyakit. Stress dapat disertai rasa cemas dan kadang terlihat adanya depresi. Kejadian stress dapat memberikan respon terhadap tubuh baik itu respon fisiologis, respon psikologis, respon hormonal, maupun respon hemostatik. 'ktifnya hormon glukokortikoid pada orang yang mengalami stress menyebabkan meningkatnya katabolisme protein sehingga sintesis protein menurun. 'kibatnya metabolisme sel terganggu

1H

sehingga rentan terhadap rangsangan !mudah terjadi ulkus". Stress fisik juga dianggap sebagai patogenesis timbulnya 9'S. Di%re,ula%i %i%)em Imun <eskipun belum ada teori immunopatogenesis yang pasti, namun teori disregulasi imun memegang peranan yang signifikan. Kemampuan sitotoksik dari limfosit dan monosit pada epitel mulut terlihat sebagai penyebab dari ulkus, namun pencetus dari hal tersebut masih belum jelas. (ari hasil penelitian histologis tampak adanya infiltrasi dari sel inflamasi yang bermacam+macam. %ada fase preulcerative dan fase penyembuhan tampak dominasi dari sel * helper, sementara pada fase ulcerative yang dominan adalah sel * suppressor. Infek%i %enelitian mengenai peran mikroba sebagai penyebab stomatitis aptosa masih terus dilakukan. /asil penelitian menunjukkan bahwa aptosa& Stomatitis aptosa rekuren kemungkinan terbentuk sebagai respon dari sistem imun yang dimediasi oleh sel * dengan antigen dari Streptococcus sanguis yang bereaksi dengan protein mitokondrial. /al ini menginduksi terjadinya kerusakan mukosa mulut. Helicobacter pylori telah dapat terdeteksi dari lesi stomatitis aptosa namun dari hasil penelitian belum dapat dibuktikan sebagai bakteri penyebab. 1ak)*r L*kal @aktor lokal yang dimaksud dalam hal ini adalah trauma, rokok, dan alergi obat atau makanan serta beberapa bahan kimia. *rauma yang menstimulasi timbulnya lesi 9'S seperti gigitan ringan pada mukosa, sikat gigi, dan suntikan pada mulut atau makanan yang runcing. Khusus untuk rokok terdapat hubungan yang terbalik antara perkembangan 9'S dengan penggunaan berbagai bentuk tembakau. /ubungan terbalik tersebut didasarkan dari beberapa penelitian epidemiologi dimana ditemukan insiden 9'S yang rendah pada semua partisipan yang merokok. <enurunnya insiden 9'S pada perokok diduga berhubungan dengan meningkatnya mekanisme keratinisasi mukosa mulut akibat rokok. Selain itu irus herpes simpleks, irus aricella atau sitomegalo irus bukan sebagai penyebab stomatitis

11

nikotin mungkin berperan sebagai protektif faktor. Selain itu orang yang merokok mungkin mengalami stress pisikologis yang lebih rendah dibandingkan yang tidak merokok. %ada beberapa daerah tertentu, ditemukan adanya hubungan antara 9'S dengan alergi makanan. (ari hasil pemeriksaan ditemukan &?+&E K patien mengalami 9'S akibat alergi. -esi 9'S muncul pada beberapa pasien setelah mengkomsumsi makanan yang mengandung coklat, sereal, keju, susu sapi, atau jus. <engenai penggunaan obat+obatan ditemukan obat antineoplasma menyebabkan 5E K stomatitis ulseratif yang diberikan pada pasien yang menderita leukemia. )aptopril juga diduga bisa menyebabkan stomatitis. 8bat+ obatan lain yang dianggap dapat menyebabkan stomatitis adalah obat antimikroba, barbiturate, obat nonsteroid anti inflamasi, dan sulfonamide. %eningkatan insiden 9'S juga ditemukan akibat penggunaan sodium lauryl sulphate !S-S" yang dikandung dalam pasta gigi sedangkan insiden 9'S didapatkan menurun pada penderita yang menggunakan pasta gigi yang bebas dari sodium lauryl sulphate. 1ak)*r H*rm*n %ada wanita, sekelompok aphthous stomatitis sering terlihat di masa pra+ menstruasi bahkan banyak yang menggalaminya berulang kali. Keadaan ini diduga berhubungan dengan faktor hormonal. /ormon yang dianggap berperan penting adalah estrogen dan progesterone. (ua hari sebelum menstruasi akan terjadi penurunan estrogen dan progesterone secara mendadak.%enurunan estrogen mengakibatkan terjadi penurunan aliran darah sehingga suplai darah utamanya daerah perifer menurun sehingga terjadinya gangguan keseimbangan sel+sel termasuk rongga mulut, memperlambat proses keratinisasi sehingga menimbulkan reaksi yang berlebihan terhadap jaringan lunak mulut sehingga rentan terhadap iritasi lokal sehingga mudah terjadi 9'S. #eberapa ahli berpendapat bahwa progesterone juga memegang peranan dalam terjadinya 9'S. %rogesteron dianggap berperan dalam mengatur pergantian epitel mukosa rongga mulut.

1&

1ak)*r Predi%(*%i%i3 @aktor predisposisi stomatitis aptosa di antaranya, + *rauma + Stress + <akanan, terutama coklat, kopi, kacang, telur, sereal, almond, stroberi, keju, dan tomat. Pa)*fi%i*l*,i3 Stomatitis aptosa rekuren mengenai permukaan yang tidak berkeratin atau miskin keratin dari mukosa oral, yaitu, + + + + + + + 1disease) <erupakan stomatitis aptosa rekuren yang paling sering !GHK kasus". 4lkus yang terjadi menyebar, dan berdiameter 6 1cm. -esi dapat sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut dalam E+1H hari. ;umlah ulkus satu atau lebih. <ukosa bukal dan labial Sulkus maksilari dan mandibular ,nattached gingiva Soft palate Tonsillar fauces -antai atau dasar mulut %ermukaan entral dari lidah

Klasifikasi dari stomatitis aptosa rekuren adalah, "+3 Ti(e min*r (Recurrent aphthous ulcer minor, Mikulicz's

15

"-

Ti(e ma5*r 6Recurrent aphthous ulcer major, Sutton's disease )

(ahulu dikenal dengan nama periadenitis mucosa necrotica recurrens& *ipe ini lebih jarang dibandingkan dengan yang lain !1H+1?K" dan dikarakteristikan dengan ulkus berbentuk o al dengan diameter lebih dari satu sentimeter. %ada beberapa kasus yang parah, ulkus ini dapat muncul lebih dari satu. 4lkus biasanya besar dan dalam, memiliki batas ireguler dan dapat menyatu. %enyembuhan memerlukan waktu yang lebih lama !hingga C minggu", serta dapat meninggalkan luka parut. 1angguan pada mukosa mulut dan faring dapat terjadi.

3- Ti(e Her(e)if*rmi% 6Herpetiform recurrent aphthous ulcer) <erupakan bentuk yang paling jarang !?+1HK" dan merupakan yang paling kecil dengan diameter 61mm&#iasanya muncul berkelompok yang terdiri dari ulkus kecil yang berjumlah puluhan atau ratusan. 4lkus dapat kecil dan terlokalisasi atau terdistribusi di seluruh mukosa dari mulut.

1rekuen%i"+3 'merika Serikat

1:

Stomatitis aptosa rekuren adalah penyakit mukosa oral yang paling sering terjadi di !emed" 'merika 4tara. %enyakit ini mengenai &HK populasi dengan insidensi yang meningkat hingga lebih dari ?HK pada sekelompok murid.

$nternasional

Stomatitis aptosa rekuran terjadi di seluruh dunia dan mengenai &+CCK populasi dunia.

<ortalitas 7 <orbiditas

%ada stomatitis yang tidak berhubungan dengan penyakit sistemik, penyakit ini jarang mengakibatkan morbiditas atau mortalitas yang signifikan.

;enis Kelamin

$nsidensi stomatitis aptosa rekuren lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

4mur

Stomatitis aptosa rekuren mempunyai onset yang khas, yaitu setelah pubertas dan dapat bertahan sampai sepanjang hidup, meskipun pada masa dewasa tua hal ini lebih jarang terjadi.

/e7ala&,5,: 1ejala stomatitis aptosa umumnya muncul saat anak+anak !GHK saat usia kurang dari 5H tahun" dan frekuensi serta keparahannya berkurang seiring dengan bertambahnya usia. 1ejala dapat muncul &+: kali per tahun. 4ntuk stomatitis yang parah, nyeri dapat bertahan :+E hari. Dia,n*%i%2,3,4 a. 'namnesis

$nformasi yang kita butuhkan di antaranya, ;enis lesi !jumlah, ukuran, durasi, rekurensi", *ingkat prodromal mulai dengan sensasi terbakar atau tertusuk pada mukosa. 4lkus muncul &:+:G jam. 9asa nyeri abertahan 5+: hari atau sampai adanya lapisan fibrosa atau sampai epiteliasisasi muncul. %enyembuhan yang sempurna terjadi dalam E+1H hari.

1?

4sia pasien saat onset terjadinya stomatitis %erubahan kulit atau mukosa 1ejala keterlibatan organ lain %engobatan saat ini @aktor host yang berhubungan dengan 9'S !genetik, defisiensi nutrisi, disregulasi imun, stress"& @aktor lingkungan , trauma fisik, Fat kimia, lokal, alergi atau sensiti itas terhadap Fat kimia tertentu. $nfeksi /$. "eh-et syndrome, karakteristiknya adalah stomatitis aptosa rekuren dan setidaknya dua dari gejala berikut. genital aphthae( sino itis( cutaneous pustular vasculitis( posterior uveitis( or meningoencephalitis&

Gluten-sensitive enteropathy

b.

%emeriksaan @isik 4lkus yang muncul berbatas jelas, dangkal, o al atau bulat, dan mempunyai

bagian tengah yang nekrotik dengan pseudomembran kuning keabuan, halo kemerahan, dan batas merah yang menonjol. c. +

%emeriksaan %enunjang %emeriksaan -aboratorium %emeriksaan darah lengkap -aju endap darah Kadar Fat besi, ferritin, folat, dan itamin #+C and #+1& *Fanck smears, kultur menyingkirkan diagnosis immunocompromised& irus, atau bahkan biopsi kulit, 4ntuk infeksi /S. jika pasien severely

%emeriksaan lain !jika kita mencurigai adanya penyakit tersebut",


Kolonoskopi #iopsi dengan pewarnaan hematoksilin dan eosin serta kultur Skin pathergy test %emeriksaan untuk uveitis 'ntibodi antinuklear Patch or sensitivity testing 1C

/istopatologi 4lkus tidak spesifik dengan sel inflamasi kronis. *erdapat pseudomembran yang menutupi aphthae yang merupakan kombinasi dari bakteri dan fungi serta sel keratin yang nekrosis dan mukosa oral yang terlepas.

Dia,n*%i% .andin,3 #ehcet (isease )ancers of the 8ral <ucosa )icatricial %emphigoid )ontact (ermatitis, 'llergic )ontact (ermatitis, $rritant )ontact Stomatitis (ermatologic <anifestations of 1astrointestinal (isease (ermatologic <anifestations of /ematologic (isease (rug+$nduced #ullous (isorders >rythema <ultiforme /and+@oot+and+<outh (isease /erpes Simple0 -angerhans )ell /istiocytosis Pen,*8a)an2,3,4, 1. Medical %are Stomatitis aptosa rekuren diobati dengan berbagai cara untuk mengurangi gejala, mempersingkat waktu pemulihan, serta mencegah berulangnya kejadian stomatitis. *erapi disesuaikan dengan kondisi yang terjadi dan ditentukan oleh dokter dan pasien. 8bat+obatan yang dipakai dapat berupa,

-ichen %lanus -inear $g' (ermatosis -upus >rythematosus, 'cute -upus >rythematosus, (rug+ $nduced %emphigus .ulgaris %emphigus, (rug+$nduced %emphigus, $g' %emphigus, %araneoplastic 9eacti e 'rthritis Syphilis

8bat topikal, 8bat anti inflamasi !contoh , kortikosteroid" dan modulator imun !contoh , retinoid, siklosporin". (apat diberikan berupa gel, krim, pasta, larutan, spray, atau obat kumur.

1E

8bat kumur tambahan dapat mengurangi jumlah bakteri sehingga dapat mengurangi inflamasi dan mempersingkat proses penyembuhan. 8bat yang dipakai antara lain chlorhe/idine gluconate( dilute hydrogen pero/ide( dan lidocaine or ben0ocaine topikal& 8bat sistemik,

)olchicine !H.C mg 5 tid" %rednisone !&H+GH mg7d" 'Fathioprine use !?H mg7d" <ontelukast sodium !1H mg7d", cukup efektif dengan efek samping lebih sedikit dibandingkan dengan steroid. )lofaFimine *halidomide. untuk stomatitis tipe mayor pada pasien dengan infeksi /$..

Miscellaneous treatments. "ismuth subsalicylate 12aopectate) , melindungi mukosa dan

mempercepat proses reepitelisasi. <ulti itamin dengan Fat besi /indari penggunaan sodium laurel sulfate karena dapat mengganggu permukaan dari epitel. -aser, untuk mengurangi nyeri dan resolusi dari lesi, namun tidak mempengaruhi rekurensi dari stomatitis. 3icotine replacement therapy Sesuai frekuensi S'9 yaitu ,ui *ipe ' (urasi hanya beberapa hari, kekambuhan setahun hanya beberapa kali, cari faktor predisposisi kumur antiseptic

*ipe # (urasi 5+1H hari, kambuh tiap bulan *erapi sama dengan tipe ' L kortikosteriod topikal

*ipe ) 1G

Seakan tidak pernah sembuh, karena satu ulser sembuh, timbul yang baru %eriksa lab komprehensif *erapi atasi kondisi medis sesuai penemuan lab L kortikosteroid 7 imunosupresan sistemik &. 5.

8perasi *idak efektif karena secara natural penyakit ini dapat berulang (iet <akanan bebas gluten dapat membantu pasien dengan celiac disease& %asien dengan lesi harus menghindari makanan yang keras dan tajam yang dapat mengganggu ulkus yang telah ada atau bahkan mencetuskan timbulnya ulkus baru 1koebneri0ation)&

/indari garam dan pedas untuk mencegah rasa nyeri dari iritasi. %ada beberapa pasien, stomatitis dapat timbul setelah makan kacang, nanas, atau yang lainnya sehingga pada kasus seperti ini diharapkan pasien menghindari makanan pencetus tersebut.

:. Sediaan anestetik dan anakgesik Semburan analgesic topikal seperti benFydamine hydrochloride boleh digunakan untuk mengurasi rasa tidak nyaman. Namun harus berhati+hati jika digunakan pada bagian posterior mulut kerana ianya akan mempengaruhi refleks laryngeal. %enggunaan lignocaine untuk jangka waktu lama tidak digalakkan keranMa akan mempengaruhi sistem sistemik. Sebilangan pasien juga akan membutuhkan analgesik sistemik seperti ibuprofen dan paracetamol, dan harus diingatkan, walaupun jarang terjadi, NS'$( akan mempengaruhi 9'S. *& %overing agent #eberapa jenis pasta dan gel boleh digunakan untuk menutup permukaan ulkus dan membentuk protective layer terhadap infeksi sekunder dan iritasi mekanikal.

1J

$$.

Sedikit halangan utnuk menggunakan sediaan ini jika ulkus itu besar atau ulkus itu berada di belakang mulut. 'gen 'ntiseptik <embantu dalam mengurangkan infeksi sekunder dan ada di dalam sediaan ubat kumur, gel dan pasta. 4bat kumur chlorhe0idine digunakan secara meluas untuk rawatan simtomatik 9'S dan sangat membantu buat pasien, terutamanya pada mereka yang susah untuk menjaga kebersihan oral akibat ulkus.

$$$. $..

'ntibiotik topikal 'plikasi topikal antibiotic dapat mengurangkan gejala yang disebabkan oleh infeksi sekunder. 4bat kumur yang mengandungi &K tetracycline atau chlortetracycline membantu dalam mengurangi nyeri akibat ulkus berat. 'da juga keburukan dalam penggunaan antibiotik lebar iaitu risiko reaksi hypersensiti ity dan menggalakkan resistansi terhadap ubat. Steroid topikal (ua mode of action, i. ii. 9eaksi anti+inflammatory akan dapat mengurangkan ketidaknyamanan. <empunyai afek specific dalam memblokir sel epitel *+limfosit.

4bat yang sering digunakan adalah hydrocortisone hemisussinate. (an triamcinolone acetronide.

S)*ma)i)i% Her(e)ika Stomatitis herpetika merupakan infeksi irus di dalam rongga mulut yang menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan ulcer. C Stomatitis herpetika lebih sering terjadi pada bayi dan anak dengan usia kurang dari enam tahun. %re alensi terjadinya penyakit ini sama antara pria dan wanita. %ada sebagian besar orang, infeksi ini umumnya asimtomatik. E E)i*l*,i /erpes stomatitis disebabkan oleh /erpes Simple0 irus !/S." iaitu /S.+1 dan /S.+& 1, E .irus /erpes Simple0 terdiri dari & jenis, yaitu /S. 1 dan /S. &. /S. 1 bertanggung jawab terhadap mayoritas dari kasus+kasus infeksi &H

mulut dan faringeal, meningoencephalitis, dan dermatitis di atas pinggang. /S. & disebut dalam mayoritas infeksi genital, infeksi dari bayi baru lahir, dan dermatitis di bawah pinggang. /S. 1 merupakan organisme penyebab dalam sebagian besar kasus ini, namun /S. & yang memiliki kecenderungan menginfeksi kulit di bawah pinggang dapat menyebabkan stomatitis herpetika secara kontak oral+ genital atau oral+oral. .irus herpes simple0 terdiri dari empat lapisan, yakni, inti bagian dalam dari linear double+stranded (N', protein kapsid, tegument, dan selubung lipid mengandung glikoprotein yang berasal dari selaput inti dari sel host. (ua jenis utama, /S. 1 dan &, dapat dibedakan secara serologis atau melalui analisis restriksi endonukleas e dari (N' inti.

<anusia adalah satu+satunya reser oir alami infeksi /S., dan penyebaran terjadi melalui kontak intim langsung dengan lesi+lesi atau sekresi+sekresi dari pembawa gejala asimptomatik. )ara penyebaran /S. yang terakhir ini biasanya antara &K hingga JK dari indi idu+indi idu asimptomatik yang mengidap /S. pada sali a atau sekresi+sekresi genital. Secara laten, suatu karakteristik dari semua herpes irus, terjadi bila irus dipindahkan dari ujung+ujung saraf mukosal atau kutaneous oleh neuron+neuron menuju ganglia dimana /S. iral genome masih tetap ada dalam keadaan nonreplikasi. Selama fase laten, (N' herpes dapat dideteksi, tetapi protein+protein irus tidak dihasilkan. 9eakti asi irus laten terjadi bila /S. bergeser ke keadaan replikatifN ini dapat terjadi

&1

sebagai akibat dari sejumlah faktor yang mencakup luka jaringan periferal dari trauma atau luka bakar, demam, atau imunosupresi. %redisposisi , demam, menstruasi, 4ltra iolet, stress1 Pa)*,ene%i% E /S. relatif tidak tahan dan dapat mati dengan cepat oleh pengeringan, larutan dengan %/ yang asam !%/6C,G", pelarut lemak, detergen, enFim proteolitik, dan terkena paparan sinar ultra iolet. Konsekuensinya, penularan /S. terjadi paling sering melalui kontak dengan penderita. $nfeksi terjadi pada inokulasi irus pada permukaan mukosa yang rentan dan melalui luka kecil di kulit. Sekali irus masuk epidermis dan dermis, replikasi dimulai dan irus baru diproduksi. .irus tersebut kemudian dipindahkan ke permukaan sel dan menginfeksi sel+sel yang berdekatan. %roses replikasi irus ini mengawali apoptosis sel sehingga menyebabkan kematian sel. Setelah infeksi primer, irus naik melalui sistem saraf sensori dan autonom. 'walnya, infeksi /S. tidak menimbulkan gejala dan lesi. 'khirnya, ujung saraf otonom dan sensori terinfeksi. .irus kemudian berpindah melalui a0on menuju badan sel di ganglion perifer. 4ntuk /S.+1, ganglion trigeminal yang umumnya terinfeksi setelah inokulasi oral sedangkan pada infeksi genital, ganglion ner us sacralis yang umumnya terinfeksi. 9eplikasi irus terjadi di neuron dan melalui neuron yang berdekatan. .irus+ irus baru dapat berpindah melalui a0on sehingga mereka dapat menginfeksi mukosa sel yang berjauhan dari tempat awal inokulasi.

&&

.irus kemudian akan diam di ganglia yang menginer asi sebagai /S. laten. Semua irus herpes dapat berada pada suatu fase laten. Keadaan ini dapat terjadi apabila irus dalam keadaan tertekan di dalam sel, tidak dapat mensintesis (N' irus. /S. dapat mencapai fase laten di ganglion tetapi tidak di sel epitel. 9eakti asi replikasi irus dapat terjadi kapan saja tergantung penderitanya. #iasanya muncul sebagai hasil dari berbagai stimuli seperti sinar matahari, trauma, demam, atau stres. 9eakti asi ini telah dikaitkan dengan pelepasan prostaglandin. 8leh karena itu, apabila terjadi luka pada jaringan dapat mengakibatkan reakti asi /S..$ni akan membentuk pinhead vesicle lesi yang kecil dan kemerahan membesar secara perlahan ulkus yang diselimuti fibrin kekuningan bergabung membentuk yang lebih besar, dangkal ,irreguler. $munitas seluter dan humoral berperan penting dalam pencegahan reakti asi irus. %asien dengan imunitasnya yang terganggu memiliki resiko terjadinya reakti asi irus. <anifestasinya dapat berupa herpes labialis, herpes genitalis, ocular herpes, and herpetic encephalitis.

&5

E(idemi*l*,i $nfeksi+infeksi .irus /erpes Simpleks %rimer *erdapat sekitar CHH.HHH kasus baru menyangkut infeksi /S. primer setiap tahunnya di 'merika Serikat. $nfeksi /S. primer terjadi pada pasien yang tidak mempunyai kekebalan diakibatkan oleh kontak sebelumnya dengan /S. aktif. $nsidensi infeksi herpes simpleks primer sangat ber ariasi sesuai dengan kelompok sosioekonomi. %ada kelompok sosioekonomi yang lebih rendah, EHK sampai GHK populasi memiliki antibodi terhadap /S. pada dekade kedua hidupnya, yang menunjukkan infeksi /S. sebelumnya . Sedangkan pada sekelompok indi idu kelas menengah, hanya &HK sampai :HK dari pasien dalam kelompok umur yang sama tersebut mempunyai bukti tentang kontak dengan /S.. $nfeksi .irus /erpes Simpleks 9ekuren %asien yang terinfeksi /S. primer tidak selalu mengalami infeksi /S. rekuren. *erdapat sekitar 1?K dari pasien dengan riwayat infeksi genital primer dengan /S.1 yang selanjutnya mengalami infeksi /S. rekuren. -aju rekurensi untuk infeksi /S. pada mulut diperkirakan berkisar antara &HK hingga :HK. #eberapa penelitian mengemukakan beberapa mekanisme terjadinya reakti asi /S. laten, diantaranya penurunan serum $g', cell mediated immune , akti itas antiherpes pada sali a, '()) ! antibody-dependentcellmediated cytoto/icity ", dan interleukin+& yang disebabkan oleh pelepasan prostaglandin pada kulit. $nfeksi .irus /erpes Simpleks pada pasien imunosupres i %ada pasien imunosupresi mungkin dapat mengalami infeksi herpes yang agresif maupun kronis, oleh sebab itu infeksi /S. hendaknya dimasukkan dalam diagnosis banding jika pasien imunosupresi tersebut memilki ulser kronis pada mulut. #entuk infeksi kronis dari /S. merupakan ariasi dari infeksi /S. rekuren. irus tersebut. /S. mengalami kontraksi setelah kontak intim dengan indi idu yang mengalami lesi primer atau rekuren

&:

/am8aran Klini% 1ambaran Klinis $nfeksi /S. %rimer /e7ala J #lister di dalam mulut, sering di lidah atau pipi Kurang makan, walaupun pasien lapar Sulit mengunyah !dysfagia" (rooling (emam, 1+& hari sebelum timbul ulcer Nyeri 1usi bengkak 4lcer di daerah mulut dan pipi yang timbul setelah blister pecah

8ral signE -esi tampak diffuse, eritema, dengan keterlibatan dari gusi dan mukosa mulut di sekitarnya dengan derajat edema dan perdarahan gusi yang ber ariasi. %ada lesi awal, terlihat sebagai esikel yang menyebar, spherical, abu+abu yang dapat terjadi di gusi, mukosa bukal dan labial, palatum, faring, dan mukosa sublingual, serta lidah. Setelah kira+kira &: jam, nyeri, kecil dengan esikel akan ruptur dan membentuk ulkus yang batas yang kemerahan dan menonjol, dengan bagian

tengah yang cekung dan berwarna putih kekuningan atau putih keabuan. -esi ini dapat muncul di area terpisah maupun dalam kluster dimana esikel tersebut dapat menyatu. %erjalanan penyakit terbatas selama E+1H hari. Kemerahan dan bengkak pada gusi yang terjadi pada awal penyakit dapat bertahan selama beberapa hari setelah ulkus sembuh.

&?

8ral symptomsE %enyakit ini diikuti dengan generali0ed 4soreness5 pada mulut yang berhubungan dengan makan dan minum. .esikel yang ruptur merupakan fokus nyeri dan sensitif terhadap sentuhan, perubahan suhu, makanan seperti jus buah, dan makanan yang kasar. >0traoral and systemic sign and symptomsE. )er ical adenitis, demam !1H1O @ sampai 1H?O @ !5G.5O) sampai :H.CO) ", dan malaise. /istoryE #iasanya pasien dengan herpetic gingi ostomatitis mengalami infeksi akut yang berulang. Kondisi ini sering terjadi selama dan segera setelah mengalami febrile diseases& /erpetic stomatitis juga cenderung terjadi pada kondisi kecemasan, dalam tekanan, kelelahan, atau selama menstruasi. %rimary gingi ostomatitis sering terjadi pada tingkat awal dari infeksi mononukleosis. /istopathologyE The virus targets the epithelial cells( 'hich sho' 4balllooning degeneration5 consisting of acantholysis( nuclear clearing and nuclear enlargement&these cells called as t0ank cells

&C

*nfected cells fuse( forming multinucleated cells( and intercellular edema leads to formation of an intraepithelial vesicles that rupture and develop a secondary inflammatory response 'ith a fibropurulent e/udate

+isrete ulcercation resulting from rupture of the vesicles have a central portion of acute inflammation( 'ith varying degrees of purplent e/udate( surrounded by 0one rich in engorged blood vessels&

1ambaran Klinis $nfeksi /S. 9ekuren 6ecurrent Herpes Labialis !9/-", common cold sore atau fe er blister, dapat dicetuskan oleh demam, menstruasi, sinar ultra iolet, dan mungkin tekanan emosional. >nam sampai &: jam sebelum terbentuknya lesi dari epitel yang terkena didahului oleh periode prodormal dengan rasa nyeri, geli atau terbakar. #ersamaan dengan edema di tempat lesi tersebut, yang diikuti oleh pembentukan sekumpulan Setiap esikel kecil yang berisi cairan. esikel berdiameter 1 sampai 5 mm, berkumpul dalam skala yang

berkisar dari 1cm sampai & cm. -esi+lesi yang yang lebih besar ini lebih sering terdapat pada pasien imunosupresi. .esikel tersebut rupture dan membentuk krusta dalam bentuk & hari. %enyembuhan biasanya berlangsung selama E sampai 1H hari. *erjadinya ruptur dari esikel dapat disebabkan karena terkena paparan sinar matahari. /al ini dapat menyebabkan penyebaran irus yang terdapat pada cairan esikel ruptur tersebut sehingga terjadi penyebaran lesi di bibir.

9/- sebelum rupture

9/- sesudah ruptur

1ambaran Klinis $nfeksi /S. pada %asien $munosupresi -esi+lesi /S. rekuren yang kronis atau agresif bisa saja terjadi pada bibir atau mukosa intraoral. /S. adalah penyebab paling umum lesi+

&E

lesi di mulut pada kedua kelompok. -esi+lesi oral dapat kecil, bundar, simetris, dan berkaitan dengan infeksi herpes rekuren, atau besar dan dalam serta sering dibingungkan dengan lesi+lesi dari penyakit+penyakit lain. -esi+lesi tersebut terdapat selama berminggu+minggu sampai berbulan+bulan dan dapat mencapai beberapa sentimeter diameternya. -esi+lesi yang lebih besar seringkali meningkatkan perbatasan berwarna putih yang terdiri dari esikel+ esikel kecil.

4lkus yang besar pada mukosa bukal yang dikarenakan infeksi /S. kronis padapasien dengan transplantasi ginjal dan menerima obat immunosupresan. Dia,n*%i%E (iagnosis untuk penyakit herpetic gingi ostomatitis biasanya dapat dilihat dari riwayat pasien dan temuan klinis pasien. -esi pada pasien diambil kemudian dirujuk ke laboratorium untuk dilakukan tes konfirmasi yaitu kultur irus dan tes imunologic dengan menggunakan monoclonal antibodies atau teknik +3# hybridi0ation. Dia,n*%i% .andin,E 'N41 adalah infeksi pada gingi al yang disertai rasa nyeri, perdarahan, nafas bau tak sedap. #iasanya terjadi pada perokok dan pasien yang mengalami stress Erythema multiforme dapat dibedakan dengan cara melihat bentuk esikelnya. .esikel pada erythema multiforme lebih luas dan ketika esikel itu pecah maka akan terbentuk pseudomembrane

&G

Steven-7ohnson syndrome perbedaan dengan herpetic gingi ostomatitis yaitu pada S;S dikarakteristikan dengan adanya lesi hemorrhagic esicular di oral ca ity, hemorrhagic ocular, dan lesi bullous pada kulit

"ullous lichen planus yaitu kondisi nyeri yang dikarakteristikan dengan adanya blister yang besar di lidah dan pipi, jika blister pecah maka akan terbentul ulcer. %atches yang memanjang, berwarna abu+abu, ketika bullous erupsi maka akan terlihat lace+like lesion. %erbedaan mendasar dari bullous lichen planus dan akut herpetic gingi ostomatitis adalah terlibat atau tidaknya kulit

+es8uamation gingivitis dikarakteristikan dengan adanya diffuse yang melibatkan gingi a, adanya pengelupasan pada permukaan epitel 6eccurent apthous stomatitis memiliki ukuran diameter H.?+1 cm, bulat dan berbatas tegas atau ulcer yang berbentuk seperti telur dengan area central yang abu+abu kekuningan serta dikelilingi oleh erythematous halo. #iasanya pada 9'S akan sembuh dalam jangka waktu E+1H hari. %ada 9'S tidak terjadi gekala acute to0ic systemic

C*mmuni'a8ili)5E /erpetic gingi ostomatitis adalah penyakit yang menyebar. #iasanya terjadi pada Kebanyakan orang dewasa memiliki kekebalan terhadap /S. karena sebelumnya mereka telah terinfeksi irus tersebut pada masa kecilnya, dimana pada umumnya hanya menimbulkan gejala+gejala sub klinis. Mana7emen# Saat ini, pengobatan terbaik herpetic gingi istomatitis ialah dengan mengobati gejalanya dan memelihara kebersihan mulutnya. %asien sebaiknya diinstruksikan untuk membatasi kontak dengan lesi yang aktif untuk mencegah penyebaran ke tempat lain dan orang lain. %asien yang datang dengan kondisi yang parah dapat diberikan pengobatan anti iral sistemik. Kemajuan dalam penanganan infeksi /S. adalah ditemukannya asiklo ir yang tidak berpengaruh terhadap sel+sel normal tetapi dapat menghambat replikasi (N' pada sel+sel yang terinfeksi /S..

&J

'cyclo ir diberikan dengan dosis ? 0 &HHmg selama ?hari. 'cyclo ir juga tersedia dalam bentuk suspensi dan dapat diminum dengan menggunakan teknik rinse and s'allo' ! bilas dan teguk ". @ormula ini sangat baik karena dapat mengantarkan obat langsung pada area yang terinfeksin sekaligus absorbsi secara sistemik juga terjadi. *erapi asiklo ir akan sangat efektif jika diberikan pada anak+anak yang terinfeksi /S. primer pada E& jam pertama. 'siklo ir secara signifikan dapat mengurangi demam, rasa nyeri, dan lesi+lesi. 8bat antiherpes yang lebih baru antara lain Keunggulan dari kedua obat tersebut alasiklo ir dan famsiklo ir. adalah dapat meningkatkan

bioa ailabilitas dengan dosis yang lebih sedikit. %enggunaan acyclo ir juga sanagat baik untuk herpes labialis. Selain itu acyclo ir juga dapat menjadi profilaksis rekurensi. ;ika diberikan dalam fase prodormal dapat mengurangi jumlah lesi yang timbul dan mengurang waktu munculnya krusta. 9asa sakit dan waktu penyembuhan tidak signifikan berubah apabila pengobatan tidak diberikan pada waktu fase prodormal. %enderita immunocompromise sering memerlukan acyclo ir intra ena. %enderita immunocompromise seperti pasien dengan transplantasi sumsum tulang belakang dan '$(S sering membutuhkan acyclo ir untuk profilaksis juga yang diberikan secara oral. *erkadang terjadi resistensi irus. Stran yang resisten ini dapat diberikan trisodium phosphonoformate he0ahydrate !foscarnet", tetapi pengobatan ini adalah terapi pilihan kedua karena efek sampingnya. %ada kasus yang lebih ringan dapat diberikan perawatan suportif saja, seperti dengan pemberian aspirin atau asetaminofen untuk demam dan mengurangi ketidaknyamanan serta cairan untuk menjaga kadar cairan dan keseimbangan elektrolit. ;ika pasien mengalami kesulitan makan dan minum, maka sebelum makan dapat diberikan anestesi topikal, seperti (yclonine hydrochloride H,?K yang baik untuk mukosa oral. -arutan diphenhydramine hydrochloride ? mg7m- yang dicampur dengan susu magnesium juga dapat berfungsi sebagai anestesi topikal. -idokain dengan dosis yang tingi sebaiknya

5H

jangan digunakan pada anak+anak karena bisa menyebabkan kejang pada anak+ anak. #ayi yang tidak dapat minum karena nyeri pada mulut harus dirujuk pada pediatrik untuk mendapatkan perawatan cairan dan keseimbangan elektrolit. 'ntibiotik tidak menolong dalam pengobatan infeksi herpes primer dan penggunaan kortikosteroid dikontraindikasikan. *erapi selanjutnya mencakup pencegahan infeksi dengan aksin /S.. %enatalaksanaan $nfeksi /S. 9ekuren $nfeksi /S. kambuhan pada bibir dan mulut jarang menimbulkan gangguan, pengobatan sebaliknya pada indi idu normal hendaknya mendapat simptomatis. (okter berusaha meminimalisir pemicu yang

jelas, seperti seperti sinar ultra iolet dengan menggunakan tabir surya selama terpapar sinar ultra iolet. 8bat yang digunakan adalah obat yang dapat menekan pembentukan dan memperpendek waktu penyembuhan lesi rekuren baru. 'siklo ir merupakan obat antiherpes yang bersifat aman dan efektif. 'siklo ir :HH mg dua kali sehari, alasiklo ir &?H mg dua kali sehari, dan famsiklo ir &?H mg sangatlah efektif dalam mencegah rekurensi /S. genital. %enatalaksanaan $nfeksi /S. pada %asien $munosupresi %asien imunosupresi dengan infeksi /S. memberikan reaksi dengan baik terhadap asiklo ir yang diberikan melalui oral atau intra ena. %ada kasus infeksi yang resisten terhadap asiklo ir, @oscarnet merupakan terapi efektif bagi pasien ini. Pr*,n*%i%9 %enyakit ini dapat sembuh dalam sepuluh hari tanpa pengobatan. 4ntuk mempercepat proses penyembuhan dapat diberikan acyclo ir per oral.

51

K*m(lika%i9 /erpetic keratoconjuncti itis yang merupakan infeksi herpes sekunder di mata dapat terjadi. /al ini merupakan sebuah keadaan emergensi dan dapat menyebabkan kebutaan. (ehidrasi dapat terjadi jika anak menolak untuk makan dan minum karena rasa nyeri di mulut. Pen'e,ahan9 Kira+kira JHK dari populasi merupakan karier dari herpes simple0 irus sehingga sulit untuk mencegah anak+anak untuk terinfeksi irus ini. 8leh karena itu, untuk orang tua diharapkan untuk mencegah anak+anaknya berdekatan dengan orang yang memiliki cold sores& 'nak+anak juga harus dijauhkan dari penderita herpetic stomatitis, mereka tidak boleh memakai peralatan bersama+sama, gelas, atau makanan.

5&

('@*'9 %4S*'K' 1. 'd ameg inc. Stomatitis. &H1H. Pcited &H1HN ' ailable from,

http,77www.faMs.org7health7topics75&7Stomatitis.html &. )ohen, 9. #. #pproach to +ental and 9ral Symptoms. Stomatitis. &HHJ Pcited &H1HN ' ailable from, www.merck.com7mmpe7secHG7chHJ:7chHJ:e.html 5. )asiglia, ;. <. !phthous Stomatitis- " 1 www.emedicine.medscape.com :. #urketAs 8ral <edicine (iagnosis and *reatment ?. =.< /S. Stomatitis =ang Sering (ijumpai di Klinik. &HHJ Pcited &H1HN ' ailable from, 7staff.ui.ac.id7internal715HC11&5C7material7S*8<'*$*$S.pdf C. -ingen <D. Head and neck. $n, Kumar ., 'bbas 'K, @austo N, 'ster ;), eds. 6obbins and %otran Pathologic "asis of +isease . Gth ed. %hiladelphia, %a, Saunders >lse ierN&HHJ,chap 1C. E. )arranFa @', /ogan >-. 1ingi al enlargement. $n , Newman <1, *akei //, )arranFa @'. )linical periodontology. Jth edition. %hiladelphia , D. #. Saunders )o.N &HH&. G. )awson, 9', ed& 9ral Pathology and +iagnosis. %hiladelphia, %', D.#. Saunders 1JJ&. J. Kaneshiro, N. K. Herpetic Stomatitis. &HHJ Pcited &H1HN ' ailable from, www.nlm.nih.go 7medlineplus7ency7article7HH15G5.htm Pcited &H1HN ' ailable from,

55

You might also like