You are on page 1of 2

INTISARI Judul : Faktor faktor yang mempengaruhi keengganan akseptor KB dalam menggunakan KB IUD di kecamatan Leksono kabupaten Wonosobo.

. Latar Belakang : Di Indonesia sendiri tujuan program nasional kependudukan dan keluarga berencana adalah untuk dapat mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk.Sebagai patokan dalam mencapai tujuan tersebut telah di tetapkan suatu target demografis berupa penurunan angka fertilitas pada tahun 1971 sampai tahun 1990 yaitu menurun sekitar 22 angka fertilitas per mil nya.Strategi peningkatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, terlihat kurang berhasil, yang terbukti dengan jumlah peserta KB IUD yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BKKBN Provinsi Jawa Tengah, jumlah peserta KB IUD terus menurun dari tahun 2006 yakni 552.233 menjadi 529.805 pada tahun 2007, dan 498.366 pada tahun 2008. Dalam perkembangannya pemakaian IUD memang cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun.Berdasarkan data BKKBN, cakupan pemakaian KB IUD di Kota wonosobo juga mengalami penurunan termasuk didesa leksono. Tujuan : Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi keenganan akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD di desa Leksono kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo. Metode : Penelitian ini deskriptif Analisis dengan rancangan cross-sectional. menggunakan uji statistik yang digunakan adalah chi-Square untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu,sikap ibu,efek samping KB dan pelayanan KB berpengaruh terhadap pemilihan KB tetapi tidak signifikan secara statistik.sedangkan untuk faktor partisipasi suami berpengaruh terhadap penggunaan IUD dan memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan nilai p = 0,007.

I. Pendahuluan Angka kematian merupakan barometer status kesehatan, terutama kematian ibu dan kematian bayi. Tingginya angka kematian tersebut menunjukkan rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan data dari SDKI 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yakni 228 per 100.000 kelahiran hidup. Akan tetapi bila dilihatdari target Millenium DevelopmentGoals (MDGs) yakni 110 per 100.000 kelahiran hidup, maka AKI saat ini masih perlu diturunkan lagi. Penyebab kematian ibu selain karena perdarahan, preeklamsia/eklamsia adalah tingginya paritas pada seorang ibu, yang diikuti rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Salah satu program untuk menurunkan angka kematian ibu dan menekan angka pertumbuhan penduduk yakni melalui program Keluarga Berencana (KB). Program KB memilikiperanan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, penundaan usia kehamilan serta menjarangkan kehamilan dengan sasaran utama adalah Pasangan Usia Subur (PUS). Tujuan Gerakan Keluarga Berencana Nasional yaitu mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia (Wiknjosastro, 2005:902).

You might also like