You are on page 1of 8

PANDANGAN ISLAM TERHADAP SEKULARISME I.

PENGANTAR Sekularisme, saat ini di dunia Islam bukanlah menjadi sesuatu yang asing lagi. Dapat dikatakan bahwa sekularisme kini telah menjadi bagian dari tubuhnya, atau bahkan menjadi tubuhnya itu sendiri. Ibarat sebuah virus yang menyerang tubuh manusia, dia sudah menyerang apa saja dari bagian tubuhnya itu. Bahkan yang lebih hebat, virus itu telah menghabisi seluruh tubuh inangnya dan menjelma menjadi wujud sosok baru, bak menjelma menjadi sebuah monster yang besar dan mengerikan, sehingga sudah sulit sekali dikenali wujud aslinya. Begitulah kondisi ummat Islam saat ini dengan sekularismenya. Perkembangan sekularisme sudah seperti gurita yang telah menyebar dan membelit kemana-mana. Hampir tidak ada sisi kehidupan ummat ini yang terlepas dari cengkeramannya. ehingga ummat sudah tidak menyadarinya lagi, atau bahkan mungkin sudah jenak dengan keberadaannya tersebut. !kibat panjangnya rantai sekularisme dalam tubuh ummat ini, ummat Islam sudah sangat mengalami kesulitan untuk mendeteksi keberadaannya. ehingga tidak aneh jika ada banyak dari kalangan ummat Islam yang merasa tersinggung dan marah jika dituduh sebagai sekuler atau menjalankan sekularisme dalam kehidupan pribadi atau dalam bernegara. "ereka akan menolak mentah-mentah tuduhan itu. "ereka merasa jijik dan najis dengan sekularisme itu, dan merekapun akan menolak dengan tegas jika diseru untuk menjalankan sekularisme dalam kehidupannya. #amun kenyataan yang sesungguhnya, mereka sudah berkubang dalam limbah sekularisme itu sendiri. "enyedihkan. Hal inilah yang memprihatinkan kita semua. $leh karena itu, dalam tulisan ini, penulis ingin membantu mengungkapkan kembali sekularisme dengan segala tubuh, tangan, kaki dan jari-jemarinya yang telah menggurita dan membelit kemana-mana. Berikutnya, penulis akan membahas sekularisme dan segenap rantai panjangnya menurut pandangan Islam. II. RANTAI SEKULARISME Inti dari %aham sekularisme menurut !n-#abhani &'()*+ adalah pemisahan agama dari kehidupan &falud-din anil-hayah+. "enurut #asiwan &,--*+, sekularisme di bidang politik ditandai dengan * hal, yaitu. &'+. Pemisahan pemerintahan dari ideologi keagamaan dan struktur eklesiatik, &,+. /kspansi pemerintah untuk mengambil %ungsi pengaturan dalam bidang sosial dan ekonomi, yang semula ditangani oleh struktur keagamaan, &*+. Penilaian atas kultur politik ditekankan pada alasan dan tujuan keduniaan yang tidak transenden. 0ahun yang dianggap sebagai cikal bakal munculnya sekularisme adalah '123. Pada tahun itu telah tercapai perjanjian Westphalia. Perjanjian itu telah mengakhiri Perang 0iga Puluh 0ahun antara 4atholik dan Protestan di /ropa. Perjanjian tersebut juga telah menetapkan sistem negara merdeka yang didasarkan pada konsep kedaulatan dan menolak ketundukan pada otoritas politik Paus dan 5ereja 4atholik 6oma &Papp, '(33+. Inilah awal munculnya sekularisme. ejak

'

itulah aturan main kehidupan dilepaskan dari gereja yang dianggap sebagai wakil 0uhan. !sumsinya adalah bahwa negara itu sendirilah yang paling tahu kebutuhan dan kepentingan warganya, sehingga negaralah yang layak membuat aturan untuk kehidupannya. ementara itu, 0uhan atau agama hanya diakui keberadaannya di gereja-gereja saja. !walnya sekularisme memang hanya berbicara hubungan antara agama dan negara. #amun dalam perkembangannya, semangat sekularisme tumbuh dan berbiak ke segala lini pemikiran kaum intelektual pada saat itu. ekularisme menjadi bahan bakar sekaligus sumber inspirasi ke segenap kawasan pemikiran. Paling tidak ada tiga kawasan penting yang menjadi sasaran perbiakan sekularisme, sebagaimana yang akan diungkap dalam tulisan ini. 1. Pengaruh sekularisme i !i ang a"i ah emangat sekularisme ternyata telah mendorong munculnya libelarisme dalam ber%ikir di segala bidang. 4aum intelektual Barat ternyata ingin sepenuhnya membuang segala sesuatu yang berbau doktrin agama &!ltwajri,'((7+. "ereka sepenuhnya ingin mengembalikan segala sesuatunya kepada kekuatan akal manusia. 0ermasuk melakukan reorientasi terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan hakikat manusia, hidup dan keberadaan alam semesta ini &persoalan a8idah+. !ltwajri memberi contoh penentangan para pemikir Barat terhadap %aham keagamaan yang paling %undamental di bidang a8idah adalah ditandai dengan munculnya berbagai aliran pemikiran seperti. pemikiran "ar9isme, /ksistensialisme, Darwinisme, :reudianisme dsb., yang memisahkan diri dari ide-ide meta%isik dan spiritual tertentu, termasuk gejala keagamaan. Pandangan pemikiran seperti ini akhirnya membentuk pemahaman baru berkaitan dengan hakikat manusia, alam semesta dan kehidupan ini, yang berbeda secara diametral dengan %aham keagamaan yang ada. "ereka mengingkari adanya Pencipta, sekaligus tentu saja mengingkari misi utama Pencipta menciptakan manusia, alam semesta dan kehidupan ini. "ereka lebih suka menyusun sendiri, melogikakannya sediri, dengan kaidah-kaidah %ilsa%at yang telah disusun dengan rapi. #. Pengaruh sekularisme i !i ang $enga%uran kehi u$an Pengaruh dari sekularisme tidak hanya berhenti pada aspek yang paling mendasar &a8idah+ tersebut, tetapi terus merambah pada aspek pengaturan kehidupan lainnya dalam rangka untuk menyelesaikan segenap persoalan kehidupan yang akan mereka hadapi. Hal itu merupakan konsekuensi logis dari ikrar mereka untuk membebaskan diri dari 0uhan dan aturan-aturan#ya. ebagai contoh sederhana yang dapat dikemukakan penulis adalah. a. Di !i ang $emerin%ahan Dalam bidang pemerintahan, yang dianggap sebagai pelopor pemikiran modern dalam bidang politik adalah #iccola "achiavelli, yang menganggap bahwa nilai-nilai tertinggi adalah yang berhubungan dengan kehidupan dunia dan dipersempit menjadi nilai kemasyhuran, kemegahan dan kekuasaan belaka. !gama hanya diperlukan sebagai alat kepatuhan, bukan karena nilai-nilai yang dikandung agama itu sendiri &#asiwan, ,--*+. Disamping itu muncul pula

para pemikir demokrasi seperti ;ohn <ocke, "ontes8uieu dll. yang mempunyai pandangan bahwa pemerintahan yang baik adalah pemerintahan konstitusional yang mampu membatasi dan membagi kekuasaan sementara dari mayoritas, yang dapat melindungi kebebasan segenap individu-individu rakyatnya. Pandangan ini kemudian melahirkan tradisi pemikiran politik liberal, yaitu sistem politik yang melindungi kebebasan individu dan kelompok, yang didalamnya terdapat ruang bagi masyarakat sipil dan ruang privat yang independen dan terlepas dari kontrol negara &=idodo, ,--2+. 4onsep demokrasi itu kemudian dirumuskan dengan sangat sederhana dan mudah oleh Presiden ! !braham <incoln dalam pidatonya tahun '31* sebagai. >pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat? &6oberts @ <ovecy, '(32+. !. Di !i ang ek&n&mi Dalam bidang ekonomi, mucul tokoh besarnya seperti !dam mith, yang menyusun teori ekonominya berangkat dari pandangannya terhadap hakikat manusia. mith memandang bahwa manusia memiliki si%at serakah, egoistis dan mementingkan diri sendiri. mith menganggap bahwa si%at-si%at manusia seperti ini tidak negati%, tetapi justru sangat positi%, karena akan dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan. mith berpendapat bahwa si%at egoistis manusia ini tidak akan mendatangkan kerugian dan merusak masyarakat sepanjang ada $ersaingan !e!as. etiap orang yang menginginkan laba dalam jangka panjang &artinya serakah+, tidak akan menaikkan harga di atas tingkat harga pasar &Deliarnov, '((7+. '. Di !i ang s&si&l&gi Dalam bidang sosiologi, muncul pemikir besarnya seperti !uguste Aomte, Herbert pencer, /mile Durkheim dsb. osiologi ingin berangangkat untuk memahami bagaimana masyarakat bisa ber%ungsi dan mengapa orang-orang mau menerima kontrol masyarakat. osiologi juga harus bisa menjelaskan perubahan sosial, %ungsi-%ungsi sosial dan tempat individu di dalamnya &$sborne @ <oon, '(((+. Dari sosiologi inilah diharapkan peran manusia dalam melakukan rekayasa sosial dapat lebih mudah dan leluasa untuk dilakukan, ketimbang harus BpasrahC dengan apa yang dianggap oleh kaum agamawan sebagai Bketentuan-ketentuanC 0uhan. . Di !i ang $engamalan agama Dalam pengamalan agama-pun ada prinsip sekularisme yang amat terkenal yaitu %aham pluralisme agama yang memiliki tiga pilar utama &!udi, ,--,+, yaitu. prinsip kebebasan, yaitu negara harus memperbolehkan pengamalan agama apapun &dalam batasan-batasan tertentu+D prinsip kesetaraan, yaitu negara tidak boleh memberikan pilihan suatu agama tertentu atas pihak lainD prinsip netralitas, yaitu negara harus menghindarkan diri pada suka atau tidak suka pada agama. Dari prinsip pluralisme agama inilah muncul pandangan bahwa semua agama harus dipandang sama, memiliki kedudukan yang sama, namun hanya boleh mewujud dalam area yang paling pribagi, yaitu dalam kehidupan privat dari pemeluk-pemeluknya. (. Pengaruh sekularisme i !i ang aka emik

Di bidang akademik, kerangka keilmuan yang berkembang di Barat mengacu sepenuhnya pada prinsip-prinsip sekularisme. Hal itu paling tidak dapat dilihat dari kategorisasi %ilsa%at yang mereka kembangkan yang mencakup tiga pilar utama pembahasan, yaitu & uriasumantri, '(37+. filsafat ilmu, yaitu pembahasan %ilsa%at yang mengkaji persoalan benar atau salahD filsafat etika, pembahasan %ilsa%at yang mengkaji persoalan baik atau burukD filsafat estetika, pembahasan %ilsa%at yang mengkaji persoalan indah atau jelek. ;ika kita mengacu pada tiga pilar utama yang dicakup dalam pembahasan %ilsa%at tersebut, maka kita dapat memahami bahwa sumber-sumber ilmu pengetahuan hanya didapatkan dari akal manusia, bukan dari agama, karena agama hanya didudukkan sebagai bahan pembahasan dalam lingkup moral dan hanya layak untuk berbicara baik atau buruk &etika+, dan bukan pembahasan ilmiah &benar atau salah+. Dari prinsip dasar inilah ilmu pengetahuan terus berkembang dengan berbagai kaidah metodologi ilmiahnya yang semakin mapan dan tersusun rapi, untuk menghasilkan produkproduk ilmu pengetahuan yang lebih maju. Dengan prinsip ilmiah ini pula, pandanganpandangan dasar berkaitan dengan a8idah maupun pengaturan kehidupan manusia sebagaimana telah diuraikan di atas, semakin berkembang, kokoh dan tak terbantahkan karena telah terbungkus dengan kedok ilmiah tersebut. Dari seluruh uraian singkat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sekularisme telah hadir di dunia ini sebagai sebuah sosok alternati% yang menggantikan sepenuhnya peran 0uhan dan aturan 0uhan di dunia ini. Hampir tidak ada sudut kehidupan yang masih menyisakan peran 0uhan di dalamnya, selain tersungkur di sudut hati yang paling pribadi dari para pemelukpeluknya yang masih setia mempertahankannya. /ntah mampu bertahan sampai berapa lamaE III. UMMAT ISLAM DAN SEKULARISME Perkembangan sekularisme di Barat ternyata tidak hanya berhenti di tanah kelahirannya saja, tetapi terus berkembang dan disebarluaskan ke seantero dunia, termasuk di dunia Islam. eiring dengan proses penjajahan yang mereka lakukan ide-ide sekularisme terus ditancapkan dan diajarkan kepada generasi muda Islam. Hasilnya sungguh luar biasa, begitu negeri-negeri Islam mempunyai kesempatan untuk memerdekakan diri, bentuk negara dan pemerintahan yang di bangun ummat Islam sepenuhnya mengacu pada prinsip sekularisme dengan segala turunannya. "ulai dari pengaturan pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya, termasuk tentunya adalah dalam pengembangan model pendidikannya. Boleh dikatakan hampir tidak ada satupun bagian dari penataan negeri ini yang terbebas dari prinsip sekularisme tersebut. Bahkan di garda terakhir, yaitu di lembaga pendidikan %ormal Islam di dunia Islam-pun tidak luput dari serangan sekularisme tersebut. Pada awalnya &di Indonesia tahun '(7--an+, pembicaraan mengenai penelitian agama, yaitu menjadikan agama &lebih khusus adalah agama Islam+ sebagai obyek penelitian adalah suatu hal yang masih dianggap tabu &"udFhar, '((3+. #amun jika kita menengok perkembangannya, khususnya yang meyangkut metodologi

penelitiannya, maka akan kita saksikan bahwa agama Islam benar-benar telah menjadi sasaran obyek studi dan penelitian. !gama telah didudukkan sebagai gejala budaya dan gejala sosial. Penelitian agama akan melihat agama sebagai gejala budaya dan penelitian keagamaan akan melihat agama sebagai gejala sosial &"udFhar, '((3+. ;ika obyek penelitian agama dan keagamaan hanya memberikan porsi agama sebatas pada aspek budaya dan aspek sosialnya saja, maka perangkat metodologi penelitiannya tidak berbeda dari perangkat metodologi penelitian sosial sebagaimana yang ada dalam episthemologi ilmu sosial dalam sistem pendidikan sekuler. Dengan demikian ilmu yang dihasilkannya-pun tidak jauh berbeda dengan ilmu sosial lainnya, kecuali sebatas obyek penelitiannya saja yang berbeda yaitu. agamaG Dengan demikian, semakin lengkaplah peran sekularisme untuk memasukkan peran agama dalam peti matinya. $leh karena itu tidak perlu heran, jika kita menyaksikan di sebuah negara yang mayoritas penduduknya muslim, peran agama &Islam+ sama sekali tidak boleh nampak dalam pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara riil, kecuali hanya sebatas spirit moral bagi pelaku penyelenggara negara, sebagaimana yang diajarkan oleh sekularisme. Hmmat Islam akhirnya memiliki standar junjungan baru yang lebih dianggap mulia ketimbang standar-standar yang telah ditetapkan oleh !l IrCan dan !s unnah. Hmmat lebih suka mengukur segala kebaikan dan keburukan berdasarkan pada nilai-nilai demokrasi, H!", pasar bebas, pluralisme, kebebasan, kesetaraan dll. yang kandungan nilainya banyak bertabrakan dengan Islam. I). PANDANGAN ISLAM TERHADAP SEKULARISME ;ika sebuah ide telah menjadi sebuah raksasa yang menggurita, maka tentunya akan sangat sulit untuk melepaskan belenggu tersebut darinya. 0erlebih lagi ummat Islam sudah sangat suka dan jenak dengan tata kehidupan yang sangat sekularistik tersebut. Dan sebaliknya, mereka justru sangat khawatir dan takut jika penataan negara ini harus diatur dengan syariCat Islam. "ereka khawatir, syariCat Islam adalah pilihan yang tidak tepat untuk kondisi masyarakat nasional dan internasional saat ini, yang sudah semakin maju, modern, majemuk dan pluralis. "ereka khawatir, munculnya syariCat Islam justru akan menimbulkan kon%lik baru, terjadinya disintegrasi, pelanggaran H!", dan mengganggu keharmonisan kehidupan antar ummat beragama yang selama ini telah tertata dan terbina dengan baik &menurut mereka+. Hntuk dapat menjawab persoalan ini, marilah kita kembalikan satu-per satu masalah ini pada bagaimana pandangan !l IurCan terhadap prinsip-prinsip sekularisme di atas, mulai dari yang paling mendasar, kemudian turunan-turunannya. 4ita mulai dari %irman !llah dalam I. . !l Insan. ,-2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang Kami hendak mengujinya dengan perintah dan larangan!, karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat" )

Sesungguhnya Kami telah menunjukinya dengan jalan yang lurus, ada yang bersyukur ada pula yang kafir" Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala" !yat-ayat di atas memberitahu dengan jelas kepada manusia, mulai dari siapa sesungguhnya Pencipta manusia, kemudian untuk apa Pencipta menciptakan manusia hidup di dunia ini. Hakikat hidup manusia di dunia ini tidak lain adalah untuk menerima ujian dari !llah =0, berupa perintah dan larangan. !llah juga memberi tahu bahwa datangnya petunjuk dari !llah untuk hidup manusia bukanlah pilihan bebas manusia &sebagaimana prinsip H!"+, yang boleh diambil, boleh juga tidak. !kan tetapi, merupakan kewajiban asasi manusia &4!"+, sebab jika manusia menolaknya &ka%ir+ maka !llah =0 telah menyiapkan siksaan yang sangat berat di akherat kelak untuk kaum ka%ir tersebut. elanjutnya, bagi mereka yang berpendapat bahwa jalan menuju kepada petunjuk 0uhan itu boleh berbeda dan boleh dari agama mana saja &yang penting tujuan sama+, sebagaimana yang diajarkan dalam prinsip pluralisme agama di atas, maka hal itu telah disinggung oleh !llah dalam %irman#ya I. . !li BImran. '( @ 3). Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi #llah hanyalah $slam" %arangsiapa mencari agama selain $slam, sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu! dan di akhirat kelak dia termasuk orang-orang yang merugi masuk neraka!". =alaupun Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan yang diridhai, namun ada penegasan dari !llah =0, bahwa tidak ada paksaan untuk masuk Islam. :irman !llah =0 dalam I. . !l Ba8arah. ,)1. &idak ada paksaan untuk memasuki! agama $slam!, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah". ;ika Islam harus menjadi satu-satunya agama pilihan, yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah, sejauh mana manusia harus melaksanakan agama Islam tersebutE !llah =0 memberitahu kepada manusia, khususnya yang telah beriman untuk mengambil Islam secara menyeluruh. :irman !llah =0, dalam I. . !l Ba8oroh. ,-3. 'ai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam $slam keseluruhannya dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnaya setan itu musuh yang nyata bagimu". Perintah untuk masuk Islam secara keseluruhan juga bukan merupakan pilihan bebas, sebab ada ancaman dari !llah =0, jika kita mengambil !l IurCan secara setengah-setengah. :irman !llah =0 dalam I. . !l Ba8oroh. 3). #pakah kamu beriman kepada sebahagian #l Kitab dan ingkar kepada sebahagian yang lain( &iadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. #llah tidak akan lengah dari apa yang kamu perbuat". =alaupun penjelasan !llah dari ayat-ayat di atas telah gamblang, namun masih ada kalangan ummat Islam yang berpendapat bahwa kewajiban untuk terikat kepada Islam tetap 1

hanya sebatas persoalan individu dan pribadi, bukan persoalan hubungan antar manusia dalam bermasyarakat dan bernegara. Hntuk menjawab persoalan itu ada banyak ayat yang telah menjelaskan hal itu, di antaranya I. . !l "aidah. 23. )aka hukumkanlah di antara mereka dengan apa yang #llah turunkan, dan janganlah engkau mengikuti ha*a nafsu mereka dengan meninggalkan! kebenaran yang telah datang kepada engkau". Perintah tersebut menunjukkan bahwa !l-IurCan diturunkan juga ber%ungsi untuk mengatur dan menyelesaikan perkara yang terjadi di antara manusia. Dan dari ayat ini juga dapat diambil kesimpulan tentang keharusan adanya pihak yang mengatur, yaitu penguasa negara yang bertugas menerapkan !l-IurCan dan !s- unnah. Hal itu diperkuat dalam I. . !n #issaC. )(. 'ai orang-orang beriman, ta+atilah #llah dan ta+atilah ,asul -ya!, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada #llah #l .ur+an! dan ,asul sunnahnya!, jika kamu benar-benar beriman kepada #llah dan hari kemudian. /ang demikian itu lebih utama bagimu! dan lebih baik akibatnya". elain itu juga ada pembatasan dari !llah =0, bahwa yang berhak untuk membuat hukum hanyalah !llah =0. "anusia sama sekali tidak diberi hak oleh !llah untuk membuat hukum, tidak sebagaimana yang diajarkan dalam prinsip demokrasi. !llah =0 ber%irman dalam I. . !l !nCam. )7. )enetapkan hukum itu hanyalah hak #llah. 0ia menerangkan yang sebenarnya dan 0ia pemberi keputusan yang paling baik". $leh karena itu tugas manusia di dunia hanyalah untuk mengamalkan apa-apa yang telah !llah turunkan kepadanya, baik itu menyangkut urusan ibadah, akhla8, pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan dsb. ;ika manusia termasuk penguasa enggan untuk menerapkan hukumhukum !llah, maka ada ancaman yang keras dari !llah =0, diantaranya, %irman !llah dalam I. . !l "aidah. 22, 2) dan 27. %arangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan #llah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir 11!. 2 orang yang 3alim 14!. 2 orang yang fasik 15!". 0erhadap mereka yang terlalu khawatir terhadap dengan diterapkannya syariCat Islam, dan menganggap akan membahayakan kehidupan ini, maka cukuplah adanya jaminan dari %irman !llah =0 dalam I. . !l !nbiyaC. '-7. 0an tiadalah Kami mengutusmu kamu )uhammad!, melainkan untuk menjadi! rahmat bagi semesta alam". !yat tersebut menerangkan bahwa munculnya rahmat itu karena diutusnya #abi &yang membawa Islam+, bukan yang sebalikya, yaitu setiap yang nampaknya mengandung maslahat itu pasti sesuai dengan Islam. Dengan demikian jika ummat manusia ingin mendapatkan rahmat dari 0uhannya, tidak bisa tidak melainkan hanya dengan menerapkan dan mengamalkan syariCat Islam. elain itu, ayat tersebut juga menegaskan bahwa rahmat tersebut juga berlaku untuk muslim, non muslim maupun seluruh semesta alam ini. $nsya #llah. Wallu a+lam bishsha*ab. 7

DA*TAR RU+UKAN !l-IurCanul 4arim. !ltwajri, !hmed $., '((7. Islam, ,ara% an Ke!e!asan Aka emis. 0itian Ilahi Press. ;ogjakarta. !udi, 6obert, ,--,. Agama an Nalar Sekuler alam Mas-araka% Li!eral . 0erj. Jusdani @ !den =ijdan. P I HII @ HII Press. Jogyakarta. Deliarnov, '((7, Perkem!angan Pemikiran Ek&n&mi, 6ajawali Press, ;akarta. "udFhar, ". !tho, '((3, Pen eka%an S%u i Islam alam Te&ri an Prak%ek , Pustaka Pelajar, Jogyakarta, Aet. II. !n-#abhani, 0a8yuddin, '()*, Nizamul-Islam, Daarul Hmmah, Beirut, <ibanon, Aet. K. #asiwan, ,--*. Diskursus an%ara Islam an Negara . Sua%u Ka/ian Ten%ang Islam P&li%ik i In &nesia. Jayasan Insan Aita 4alimantan Barat. Pontianak. $sborne, 6ichard @ Borin Kan <oon, '(((. Mengenal S&si&l&gi . For Beginners. 0erj. iti 4usumawati !. "iFan. Bandung. Papp, . Daniel, '(33. Contemporary International Relations - Frameworks fo Understanding. "acmillan Publishing Aompany, #ew Jork. Aoller "acmillan Publishing, <ondon. 6obert, 5eo%%rey @ ;ill <ovecy, '(32. West European Press, #ew Hampshire, H !. oliti!s "oday. "anchester Hnivesity inar

uriasumantri, ;ujun . '(37. *ilsa0a% Ilmu . Se!uah Pengan%ar P&$uler . Pustaka Harapan. ;akarta. =idodo, Bambang /. A., ,--2. Dem&krasi an%ara K&nse$ Publik H0I. ,( Pebruari ,--2. ;ogjakarta. !lamat email. al-waieLal-islam.or.id.

an Reali%a. "akalah Diskusi

You might also like