Professional Documents
Culture Documents
6. Autoimun Penderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar terhadap otitis media kronis 7. Alergi Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteria atau toksin-toksinnya,namun hal ini belum terbukti kemungkinannya 8. Gangguan fungsi tuba eustachius Pada otitis kronis aktif,diman tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi apakah hal ini merupakan fenomena primer atau sekunder masih belum diketahui. Pada telinga yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi tuba eustachius dan umumnya menyatakan bahwa tuba tidak mungkin mengembalikkan tekanan negatif menjadi normal (Kumar S,1996)
b. Epidemiologi
*Epidemiologi Otitis Media Supuratif Kronis Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi sosial, ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek. Kebanyakkan studi mengukur nilai prevalensi bukannya menilai angka insidensi seperti table 1. Prevalensi OMSK setiap negara dikategorikan oleh WHO regional classification ketika workshop WHO/CIBA pada tahun 1996. Nilai prevalensi 1-2% dianggap rendah dan nilai 3-6% dianggap tinggi.
Tabel 2.1 Prevalensi OMSK Setiap Negara oleh WHO Regional Classification
Kategori
Populasi Tanzania, India, Solomon Islands, Guam, Australian Aborigines, Greenland Nigeria, Angola, Mozambique, Republic of Korea, Thailand, Philippines, Malaysia, Vietnam, Micronesia, China, Eskimos Brazil, Kenya Gambia, Saudi Arabia, Israel, Australia, United Kingdom, Denmark, Finland, American Indians
Tinggi ( 2-4% )
Dari survei pada 7 propinsi di Indonesia pada tahun 1996 ditemukan insiden Otitis Media Supuratif Kronis sebesar 3% dari penduduk Indonesia. Dengan kata lain dari 220 juta penduduk Indonesia diperkirakan terdapat 6,6 juta penderita OMSK. Jumlah penderita ini kecil kemungkinan untuk berkurang bahkan mungkin bertambah setiap tahunnya mengingat kondisi ekonomi masih buruk, kesadaran masyarakat akan kesehatan yang masih rendah dan sering tidak tuntasnya pengobatan yang dilakukan (Cermin dunia kedokteran no.134, 2002).