You are on page 1of 21

Seorang anak perempuan berusia 2 tahun di bawa ke puskesmasdengn keluhan sesak nafas sejak 2hari lalu.

Demam naik turun dan batuk pilek sejak 1minggu. Batuk disertai ndahak berwarna kuning.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan : T : 38.5oC RR : 55x / menit HR : 110x/ menit Pada pemeriksaan ditemukan ronkhi basah pada kedua lapang paru, disertai retraksi pada sela iga dan faring hiperemis.

ALLONAMNESIS

Identitas pasien Riwayat penyakitkeluhan utama Riwayat perjalanan penyakit

DEMAM : GEJALA SESAK NAFAS : GEJALA BATUK:

ANOREXIA DAN PENURUNAN BERAT BADAN

Perihal yang perlu ditanyakan :

Status anorexia, kelainan pada saluran cerna, Apakah cepat merasa

kenyang, Apakah penurunan BB akibat anorexia terjadi setelah


mengkonsumsi/menghentikan obat tertentu

INSPEKSI

morfologi tubuh toraks Laju nafas anak saat anak tenang. asimetri disebabkan oleh pneumotoraks, pneumonia, effuse pleura &

atelektasis.

PALPASI

Keasimetrisan gerakan dinding dada. Sela iga cembung atau cekung.


iktus jantung : pergeseran apex jantung pada pneumotoraks, pneumediastinum dan effusi pleura.

PERKUSI

Hipersonor :pneumotoraks, emfisema, asma dan kaverna. Redup :hati, jantung, konsolidasi, atelektasis, effuse pleura, infiltrat, pleuritis dan tumor paru.

redup timpani: infiltrat massif spt pneumonia lobaris,tumor, lumen bronkus.

AUSKULTASI

Suara paru digolongkan kepada empat jenis suara : suara trakeal, bronchial, bronkovesikuler dan vesikuler.

Manakala suara tambahan paru : bising tidak kontinyu/ronkhi (ronkhi basah halus pd pneumonia), bising kontinyu: mengi (-), stridor(-) dan bunyi gesekan pleura/vibrasi(-).

Pemeriksaan laboratorium Tes Hitung Leukosit : membedakan pneumonia viral (normal/ max 20.000/mm3 ) dan pneumonia bacterial (15.000-40.000/mm3 Tes Kultur Darah non-invasif & gold-standard menemukan etiologi. Tes Sputum susah diperoleh dan sering terkontaminasi bakteri saluran napas atas. Pemeriksaan radiologi Perselubungan dengan batasnya tegas. Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura. Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler. Air Bronchogram Sign.

WD adalah pneumonia .

Bronchitis proses peradangan atau inflamasi mukosa bronkus bergejala seperti febris, faringitis, rhinitis, batuk dengan sputum sereus, hidung beringus dan merupakan self limiting disease pada akut. Pada pemeriksaan fisik ditemukan mengi, suara napas kasar dan ronkhi basah. batuk kering pada awal penyakitnya berubah menjadi batuk yang produktif seperti lendir. Pada infeksi bakteri ditemukan:

Patologi anatomi: infiltrasi mukosa oleh limfosit dan leukosit

Bronkiolitis5 banyak pada kanak-kanak lelaki, tidak mendapat air susu ibu (ASI)

demam ringan, pilek dan batuk, nafsu makan menurun (kadang-kadang ada
dehidrasi), muntah setelah batuk, mengi, bunyi napas, ronkhi, rewel dan sesak napas. Takipneu,takikardi, napas cuping hidung dan retraksi.

TBC Gejala sistemik/umum


Demam tidak tinggi ,lama, malam hari disertai keringat malam.


Penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus (tergantung organ)


suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), keluhan sakit dada.


meningitis: demam tinggi, penurunan kesadaran dan kejang-kejang. pemeriksaan langsung : identifikasi Mycobacterium tuberculosis

Streptococcus pneumoniae Haemophilus influenzae type b (Hib)

Penyebab terbanyak pneumonia didapat komunitas - Mycoplasma pneumoniae.


Pneumonia virus adalah self-limited. Pneumonia aspirasi lebih umum pada anak dengan masalah neurologis dan masalah menelan.

Pada individu dengan imunosupresan, infeksi opportonistik oleh Aspergillus species, Candida species, Pneumocystis species, dan cytomegalovirus dapat terjadi.

Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan TBC.

Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Negara berkembang sering ,lebih berat dan kematian anak tinggi. Insiden puncak pada usia 1-5 tahun dan menurun dengan bertambahnya usia

anak.

Mortalitas tinggi: Streptococcus pneumonia dan Staphylococcus aureus, malnutrisi dan kurang akses perawatan.

Di negara dengan 4 musim, banyak pada musim dingin sampai awal musim semi, di negara tropis pada musim hujan.

Pneumonia viral obstruksi saluran napas akibat pembengkakan, sekresi yang

abnormal, dan debris selular menggangu mekanisme pertahanan host yang


normal, mengubah sekresi, dan mengubah bacteria flora normal.

Pneumonia Streptococcus edema lokal yang membantu proliferasi organisme dan penyebarannya pada bagian berdekatan paru, karakteristik lobar fokal.

Pneumonia Staphylococcus aureus bermanifestasi di bronchopneumonia yang


sering unilateral dan karakteristiknya oleh kehadiran peluasan bagian nekrosis hemoragik dan area cavitasi ireguler pada parenkim paru, yang menyebabkan pneumatosel, empyema, atau fistula bronchopulmonari.

Tanda-tanda Pneumonia sangat bervariasi, tergantung golongan umur,

mikroorganisme penyebab, kekebalan tubuh (imunologis) dan berat ringannya


penyakit.

Pada umumnya, diawali dengan panas, batuk, pilek, suara serak, nyeri tenggorokan.

Selanjutnya panas makin tinggi, batuk makin hebat, pernapasan cepat (takipnea), tarikan otot rusuk (retraksi), sesak napas . Ronkhi basah halus.

Adakalanya disertai tanda lain seperti nyeri kepala, nyeri perut dan muntah (pada

anak di atas 5 tahun).

Pada bayi (usia di bawah 1 tahun) tanda-tanda pnemonia tidak spesifik, tidak selalu ditemukan demam dan batuk.

WHO menyarankan untuk pengobatan: Pneumonia - nafas cepat, tanpa retraksi : dirawat secara poliklinis dengan antibiotik oral. Antibiotik pilihan - amoksisilin, ampisilin, trimetoprim/sulfametoksazol atau penisilin prokain selama lima hari

Pneumonia berat - nafas cepat, retraksi: dirawat inap antibiotika parenteral seperti benzylpenisilin atau ampisilin. Kloramfenikol (IM). Bayi kurang 2 bulan, WHO merekomendasi penisilin dan gentamisin. Pasien dengan imunokompromais - pemberian antibiotik sefalosporin generasi 3 harus segera dimulai saat tanda awal pneumonia didapatkan.

Non medika mentosa Pemberian oksigen melalui kateter hidung atau masker. Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat. Pasien yang mengalami sesak yang berat dapat dipuasakan, bila sesak berkurang berikan segera asupan oral secara bertahap melalui NGT (nasogastric tube) drip susu atau makanan cair. Mengatasi kelainan penyerta seperti kejang demam, diare dan lainnya serta komplikasi. Preventif Pemberian imunisasi campak, pertusis dan varisela, imunisasi Hib (H. influenza tipe b). Vaksin pneumokokal hepatvalen memberikan perlindungan terhadap penyakit umum yang disebabkan oleh 7 serotipe Streptococcus pneumonia. Hindari faktor paparan asap rokok dan polusi udara Membatasi penularan terutama dirumah sakit Membiasakan cuci tangan Penggunaan sarung tangan dan masker Pemberian ASI Menghindarkan bayi/anak kecil dari kontak dengan penderita ISPA.

Gagal bernapas Abses : jaringan paru-paru yang sebenarnya hancur, tubuh merespon dengan membuat rongga berisi nanah di dalam paru yang disebut abses Efusi pleura dan Empyema: efusi pleura = cairan menjadi terinfeksi, empyema pleura =bekas luka permanen terbentuk. Paru kolaps : udara dari dalam paru-paru bocor ke ruang di antara dinding dada dan paru-paru. Bakteri dalam darah Lain-lain : Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi bakteri menyebar ke otak atau jantung, Kematian

Prognosis pneumonia secara umum baik, tergantung dari kuman penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat. Perawatan yang baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang dirawat

pneumonia sering terjadi pada anak karena daya tahan anak terhadap agen penyebab pneumonia belum sempurna.

Hipotesis diterima.

You might also like