You are on page 1of 57

STRUKTUR BETON BERTULANG

Ganter Bridge, 1980, Swiss


Komponen
Struktur Beton Bertulang
STRUKTUR BETON BERTULANG
TS3124
DAFTAR PUSTAKA
Beton Bertulang suatu Pendekatan (Edward G. Nawi)
Desain Beton Bertulang
(Chu Kia Wang, Charles G. Salmon, Binsar Hariardja)
SNI 03-2847-2002 Standar Perencanaan Beton Bertulang
Mc Cormac, JC, 2003, Desain Beton Bertulang, Penerbit
Erlangga Jakarta
Wahyudi, L. dan Rahim, SA., 1995, Struktur Beton
Bertulang; Standar Baru SNI T-15-1991-03, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 272p

MK. PENDUKUNG
MEKANIKA BAHAN
STATIKA
TEKNOLOGI BAHAN
PRATIKUM TEKNOLOGI BAHAN

MENDUKUNG MK.
PERANCANGAN STRUKTUR BETON BERTULANG
PERANCANGAN SRUKTUR
BETON PRATEGANG

Standar Kompetensi :
Menguasai konsep dan mampu merancang elemen
struktur beton bertulang sesuai dengan peraturan
SNI-03-2847-2002.

Mampu menuangkan hasil rancangan dalam
bentuk gambar struktur.
Beton bertulang :
kombinasi antara beton dan baja, dimana tulangan baja
berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh
beton . Tulangan baja juga dapat menahan gaya tekan
sehingga sering digunakan pada kolom atau bagian lain
dari suatu struktur.
Beton dan Beton Bertulang
Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah, semen, dan
air.
Bahan lain (admixtures) dapat ditambahkan pada campuran beton
untuk meningkatkan workability, durability, dan waktu
pengerasan.
Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, dan kekuatan tarik
yang rendah.
Beton dapat retak karena adanya tegangan tarik akibat beban,
susut yang tertahan, atau perubahan temperatur.
Beton bertulang adalah kombinasi dari beton dan baja, dimana
baja tulangan memberikan kekuatan tarik yang tidak dimiliki
beton. Baja tulangan juga dapat memberikan tambahan kekuatan
tekan pada struktur beton.
KELEBIHAN BETON BERTULANG SEBAGAI BAHAN
STRUKTUR
Memiliki kekuatan tekan yang relative lebih tinggi dari pada
kebanyakan bahan lainnya
Struktur beton bertulang sangat kokoh. Tahan terhadap api dan air
Tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.
Dibanding dengan bahan lain, beton bertulang memiliki masa layan
yang sangat panjang. Sangat ekonomis untuk pondasi tapak, dinding
basement, tiang tumpuan jembatan, dsb.
Salah satu ciri khas beton adalah kemampuannya untuk dicetak
menjadi bentuk yang sangat beragam, mulai dari plat, balok, kolom
yang sederhana sampai atap kubah dan cangkang besar.
Di sebagian besar daerah, beton terbuat dari bahan local yang murah
(pasir, kerikil, air) dan relative membutuhkan sedikit semen dan baja
yang mungkin saja harus didatangkan dari tempat lain.
Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi
beton lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti baja
struktur.
KELEMAHAN BETON BERTULANG
Beton memiliki kekuatan tarik yang sangat rendah sehingga
memerlukan penggunaan tulangan tarik.
Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton tetap
pada tempatnyan sampai beton mengeras.
Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton menyebabkan beton
bertulang menjadi berat. Ini akan berpengaruh terutama pada struktur
dengan bentang-bentang panjang dimana beban mati akibat berat
sendiri yang sangat besar akan mempengaruhi momen lentur.
Rendahnya kekuatan per satuan volume mengakibatkan beton
bertulang akan berukuran relative besar. Hal penting yang harus
dipertimbangkan untuk bangunan tinggi dan struktur dengan bentang
panjang.
Sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinya proporsi campuran
dan pengerjaannya. Penuangan dan perawatan beton umumnya tidak
bisa ditangani seteliti yang dilakukan pada proses produksi material lain
seperti baja struktur.
Sifat susut (shrinkage) dan rangkak (creep) pada beton bila tidak
diperhatikan dapat menimbulkan masalah yang berarti.
Diagram Tegangan Regangan BAJA
Diagram - bilinier
y
s
fs
fy
o
a b
c
oa = elastis
ab = leleh
bc = strain hardening
y
s
fs
fy
Jika : s < y ; fs = s . Es
s y ; fs = fy
Es = 200.000 MPa
Diagram Tegangan-Regangan Beton
Hasil uji tekan silinder beton (28 hari)
Beton material getas
Makin tinggi mutu, beton
semakin getas
fc = Tegangan maksimum
hasil uji tekan silinder
standar yg berumur 28 hari
fc = mutu beton
Nilai yg dipakai dalam
analisis :
fc (mutu beton)
cu = 0.003
c
fc
fc
0,5 fc
0.001 0.002 0.003 0.004 0
KEAMANAN STRUKTUR
Ada 2 metode menghitung keamanan struktur :

1. Metode berdasarkan TEGANGAN KERJA
Material masih dalam keadaan elastis. Tegangan-tegangan
akibat beban kerja/layan dibandingkan dengan tegangan yg
diijinkan.

2. Metode berdasarkan DISAIN KEKUATAN

Beban kerja dikalikan dengan faktor beban tertentu yg lebih
besar dari satu. Selain itu juga memperhitungkan berkurangnya
kekuatan struktur akibat ketidakpastian dalam hal kekuatan
bahan, ukuran dan pengerjaan.



DISAIN STRUKTUR BETON BERTULANG BERDASARKAN
DISAIN KEKUATAN
FAKTOR KEAMANAN
BERDASARKAN DISAIN KEKUATAN
A. KUAT PERLU (U)
Strukur harus dirancang shg. setiap penampang mempunyai kekuatan
sama dengan kuat perlu yg dihitung berdasarkan beban/gaya terfaktor.
Faktor Beban (lihat SNI-03-2002)
U = 1,4 D D = beban mati
U = 1,2 D + 1,6 L L = beban hidup
U = 1,2 D + L E , dll E = beban gempa

B. FAKTOR REDUKSI KEKUATAN ()
Tujuan :
memperhitungkan penurunan kekuatan akibat kesalahan dlm pelaksanaan,
kwalitas material yg tidak sesuai, dll

KUAT RENCANA = KUAT PERLU ( U )

dimana : = 0,80 (lentur) ; Kuat Rencana Momen (Mn)= Mu
= 0.75 (geser)
= 0.65 (aksial)

LENTUR
Lentur disebabkan oleh momen.
Akibat lenturan maka sebagian
penampang menerima tekan,
sebagian lagi menerima tarik.
Peralihan daerah tekan dg daerah
tarik disebut garis netral (Daerah dg
Reg dan teg = 0).

Kekuatan tarik beton sangat kecil
sehingga bagian penampang beton
yang menerima tarik kekuatannya
diabaikan dan tugasnya akan
digantikan oleh baja tulangan.






Diagram regangan
sebuah penampang
(selalu linier)
g.n = garis netral
DASAR-DASAR ANGGAPAN DALAM
PERENCANAAN :
1. Regangan dalam beton dan baja tulangan dianggap berbanding
lurus dg jarak terhadap garis netral. (Bentuk diagram regangan
selalu linier)

2. Regangan maks. Beton pada serat tekan terluar cu = 0.003

3. Untuk s < y, teg. Baja fs = s . Es
Untuk s y, teg. Baja fs = fy

4. Kekuatan tarik beton diabaikan

5. Baja tulangan dianggap terekat sempurna dengan beton
sehingga regangan baja sama dengan regangan beton.

HUBUNGAN DIAGRAM REG. DG TEGANGAN
c0.003
fc

c0.003 0.85 fc
c
a
c0.002 fc c0.003
fc
0.002
Reg & teg kondisi
elastis
Reg Reg Teg
Teg
g.n
g.n
g.n
003 . 0
003 . 0
c
c d
s
c
c d s

=
c
c
Regangan BAJA TARIK :
Ada 3 kondisi :
a. Kondisi seimbang/balance
Pada saat regangan beton = 0.003, baja mencapai leleh (s=y)
b. Kondisi tulangan lemah/underreinforce
Baja terlebih dahulu leleh shg pada saat regangan beton =
0.003, regangan baja > reg. leleh (s > y) (melelehnya baja,
akan memberikan tanda sebelum terjadi kegagalan struktur shg
menghindari keruntuhan secara tiba-tiba).
c. Kondisi tulangan kuat/overreinforce
Beton terlebih dahulu mencapai reg. 0.003, baja belum
mencapai leleh s <y ( keruntuhan struktur scr tiba-tiba)
s=y
a
b
c
cu=0,003
PENAMPANG DG
TULANGAN TUNGGAL
c
d
cu=0.003
s
Distribusi tegangan tekan beton dapat didekati dengan suatu distribusi
tegangan beton persegi ekivalen yang
didefinisikan sbb :

1. Teg. Beton sebesar 0,85fc diasumsikan terdistribusi secara merata pada
daerah tekan ekivalen yg dibatsi oleh tepi penampang dan suatu garis
lurus sejajar sumbu netral sejarak a=1.c dari serat dg regangan tekan
maks.

2. Faktor 1 harus diambil sebesar 0,85 untuk beton dg nilai kuat tekan fc
lebih kecil dari 30 MPa. Untuk fc > 30 MPa 1 harus dikurangi sebasar
0,05 untuk setiap kelebihan 7 MPa di atas 30 MPa, tapi 1 tidak boleh
kurang dari 0,65

1 = 0,85 fc 30 MPa

0,85 0,05 (fc-30)
1 = -------------------------- fc > 30 MPa
7
3. Jarak c diukur dari sumbu netral ke serat tekan maksimum tegak lurus
dengan sumbu tsb.
BLOK TEGANGAN
d
c
b
a Cc
Ts

s

cu=0,003 0,85 fc
As
b
a
Cc = 0.85 fc a b (tekan)
Ts = fs As (tarik)
a=
1
c

c
0.003
f
c

c
0.003 0.85 fc
c
As
Analisis Penampang dg Tulangan Tunggal
Keseimbangan Horisontal = 0

Cc = Ts
0.85 fc a b = As fy
Keseimbangan Momen = 0

Mn = Cc ( d a/2 ) (momen thd Ts)
Atau
Mn = Ts ( d a/2 ) (momen Thd Cc)
d
c
b
a Cc
Ts
cu=0,003 0,85 fc
As
(d-a/2)

s
>
y
Penampang dg tulangan seimbang
f y d
c
f d
c
c d c
b
y y c
c b
y
b
c
b
+
=
=
+
=
+
=

=
600
600
maka MPa 200.000 Es Dengan
003 . 0
003 . 0
) (
c c
c
c c
f y f y
f c
d
c
f y
f c
bd
A
f y
c f c
A
c a f y A ab f c
Ts C
H
b sb
b
sb
b sb
c
+
=
= =
=
= =
=
=
600
600 ' 85 . 0

' 85 . 0

' 85 . 0
dgn . ' 85 . 0
0
1
1
1
1
|
|
|
|
d
c
b
b
a
b
Cc
Ts

s
=fy
cu=0,003 0,85 fc
(d - a
b
/2)
As
Disain penampang dengan tulangan tunggal
H = 0
Cc = Ts
0,85.fc.a.b = As.fy


As =


M = 0
Mn = Ts ( d-a/2)
= As.fy (d-a/2)

=


Dengan menetapkan (Mn) sama dengan
Mn akibat beban luar maka nilai a dan
As dpt dihitung

fy
a.b 0.85fc'
)
2
a
(d fy
fy
ab 0.85fc'

Tulangan minimum dan maksimum:



Rasio tulangan thd luas penampang beton
efektif :










d b As atau
d b
As
s s
. .
.
= =
fy
fc
atau
fy 4
' 4 . 1
min min
= =
b mak
75 . 0 =
(

+
=
fy fy
fc
mak
600
600 ' 85 . 0
75 . 0
1
|

mak s
Syarat s s
min
:
ALTERNATIF PENULANGAN BALOK DG TULANGAN TUNGGAL :
dengan:
Mn = Momen lentur nominal
Mu = Momen Ultimate
= Faktor reduksi kekuatan (0,8)
Rn = Koefisien ketahanan
b = Lebar penampang
d = Tinggi efektif penampang, diukur
dari serat tekan terluar ke pusat
tulangan tarik


|
Mu
Mn =
2
.d b
Mn
Rn =
y y
c
f f
f
+
=
600
600 ' 85 , 0
. 75 , 0
1
max
|

c
y
f
f
m
' . 85 , 0
=
|
|
.
|

\
|
=
y
n
f
mR
m
2
1 1
1

d b As . . =
y
f
4 , 1
min
=
y
c
f
f
4
'
min
=
Syarat :

min

mak

atau
PENAMPANG DG TULANGAN RANGKAP
) d' - (d Cs )
2
a
- (d Cc Mn
0 M
b fc' 0,85
)fy As' - (As
a
fy . As As'.fy b 0.85fc'.a.
Ts C C
0 H
s c
+ =
= E
=
= +
= +
= E
d
d
c

b
a Cc
Ts

s
>fy
cu=0,003 0,85 fc
(d - a/2)

s

A
s

A
s

Cs
Pada penampang dengan
penulangan underreinforce,
tulangan tarik leleh (s > fy),
sedangkan tulangan tekan
sudah /belum leleh
A. TULANGAN TEKAN LELEH
s y fs = fy
B. TULANGAN TEKAN BELUM LELEH

s < y fs = s . Es

) d' - (d Cs )
2
a
- (d Cc Mn
0 M
dihitung. dapat dan nilai atas, di persamaan kan menyelesai Dg
0 .d As'.0,003. c As.fy) . (As'.0,003 - c .b) (0,85fc'.
As.fy . 003 , 0
c
d' - c
As' c.b 0,85fc'.
fy . As As'.fs' b 0.85fc'.a.
Ts C C
0 H
s s
2
1
s 1
s c
+ =
= E
= + +
= +
= +
= +
= E
a c
c c |
c |
003 , 0
c
d' - c

c
d' - c
0,003
'
s
'
s
=
=
c
c

s

0,003
c
d
ANALISIS PENAMPANG DG TULANGAN RANGKAP
Z
1
= (d - a/2) Z
2
= (d d)
1. Bagian (1) adalah penampang bertulangan tunggal dengan
luas tulangan tarik As
1
= As As

2. Bagian (2) adalah penampang dg tulangan tarik dan tulangan
tekan ekivalen yang luasnya sama besar (As
2
=As)

s
>fy
cu=0,003
c

s

a
C
c
T
s1
0,85 fc
z
1

A
s

A
s

d
d
b

+
z
2

T
s2

C
s

As
1

As
2

As
Shg. Momen Nominal = Mn
1
+ Mn
2

Alternatif lain, secara teoritis gaya-gaya dalam pada penampang dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu :
Bagian (1) : Penampang bertulangan Tunggal
Keseimbangan gaya horisontal :
H = 0
Cc = Ts
1

0,85.fc.a.b = As
1
.fy





Dg. As
1
= As As


Keseimbangan momen
M = 0
Mn
1
= Ts
1
( d-a/2)
= As
1
.fy (d-a/2)
= (As-As).fy (d-a/2)
atau
Mn
1
= Cc (d-a/2)
= 0.85 fc a b (d-a/2)




b c f
f A
a
y s
'
=
85 , 0
.
1
Bagian (2) : Penampang dg tulangan tarik dan tulangan tekan yang
luasnya sama besar As
2
= As
A. Tulangan tekan (As) leleh
As
2
= As= As-As
1
Ts
2
= Cs = As
2
.fy
Mn
2
= Ts
2
(d - d)
= As2.fy (d d) = As (d d)

Kuat momen nominal penampang bertulangan rangkap :
Mn = Mn
1
+ Mn
2

B. Tulangan Tekan Belum leleh
Jika tulangan tekan belum leleh, maka dalam analisis harus
menggunakan fs yang sebenarnya. Pendekatan
perhitungan dapat dijelaskan sbb:

s
>fy
cu=0,003
c

s

a
C
c
T
s1
0,85 fc
z
1

A
s

A
s

d
d
b
As
1

PEMERIKSAAN KESERASIAN REGANGAN
c f
d f
b c f
bd f
b c f
f A A
a
c
y y y s s
'
'
=
'
'
=
'

= =
. 85 . 0
. ) (
. . 85 . 0
) (
. . 85 . 0
) ' (
1 1 1 1
|

|

| |
bd
A
bd
A
s s
'
=
'
= dan
003 , 0
. ) ' (
' ' . 85 , 0
1
003 , 0 ' . 85 , 0
. ) ' (
'
1
003 , 0
'
1
003 , 0 ) ' (
1
'
1
'
'
s
s
s
)
`

=
)
`

=
|
.
|

\
|
=

=
d f y
d f c
f c
d f y
d
c
d
c
d c

|
c
|

c
c
1
600 . ) ' (
' ' . 85 , 0
600 . ) ' (
' ' . 85 , 0
1
200000
003 , 0
. ) ' (
' ' . 85 , 0
1
1
1
1
>

>
)
`

>
)
`

f y
d f y
d f c
f y
d f y
d f c
f y
d f y
d f c

|

|

|
Bila tulangan tekan leleh : s y y = fy / Es
f y d
d
f y
f c
f y
d
d
f y
f c

>

600
600 ' ' . 85 , 0
'
600
600 '
) ' (
' . 85 , 0
1
1
|


|
Jika tulangan tekan belum leleh, s < y fs = s . Es

600
. ) ' (
' ' . 85 , 0
1
200000 003 , 0
. ) ' (
' ' . 85 , 0
1
1
'
1
'
' '
)
`

)
`

=
=
d f y
d f c
f
d f y
d f c
f
E f
s
s
s s s

|

|
c
Pers. Ini dpt digunakan
untuk mengetahui apakah
baja tekan sdh leleh / belum

Pers. digunakan untuk
pendekatan awal
Pemeriksaan keserasian
regangan jika tul. Tekan
belum leleh
Tinggi blok tegangan tekan ekivalen untuk keadaan tulangan tekan
belum leleh :
Momen Nominal dalam keadaan tulangan tekan belum leleh :
Mn = Mn1 + Mn2
= (As.fy As.fs) (d a/2) + As.fs (d d)
1
' '
' 85 , 0 |
a
c
b fc
f A f A
a
s s y s
=

=
1
' '
' '
'

' 85 , 0

.
003 . 0
|
c
c
a
c
b f c
f A f A
a
E f
c
d c
s s y s
s s s
s
=

=
=
'

=
KONTROL KESERASIAN REGANGAN
Kontrol kembali keserasian
regangan dg menghitung
kembali s, fs, a , c
sehingga didapat nilai yg
mendekati dengan nilai
sebelumnya.
DALAM KEADAAN TULANGAN SEIMBANG
(BALANCE REINFORCED) :
fy
fs
b b
'

'
+ =
b

fy
fs
b b
'
75 , 0
'
+ =
y y
b
f f
fc
+
=
600
600 ' 85 , 0
1
|
Dengan adalah persentase tulangan dari balok bertulangan tunggal
dengan luas A
s1
dalam keadaan seimbang



Persentase maksimum untuk balok bertulangan rangkap adalah :
PENAMPANG BUKAN PERSEGI
BALOK T, L krn. balok dan plat dicor monolit

L
1
L
2

L
1 1 2 2
t
1

b
w

b
e

t
2

h
f

h
f

b
w

b
e

t

BALOK T, lebar efektif flens (b
e
) = nilai terkecil dari :
b
e
<

L b
1
= 8 t
1
atau L
1

be < bw + b1 + b2 b
2
= 8 t
2
atau L
2
BALOK L, lebar efektif flens (b
e
) = nilai terkecil dari :
be < bw + b3 + b2 b
3
= 1/12 L atau 6 t atau L
POT 1-1
POT 2-2
ANALISIS BALOK T
GARIS NETRAL JATUH PADA FLENS (c hf )
b
e

h
f

b
w

C
c

T
s

a
0.85 fc
(d-a/2)

s
>
y
c
0.003
b
e

h
f

b
w

s
>
y
0.003
0.85 fc
(d-a/2)
C
c
a
(d-h
f
/2)
C
f

T
f
=A
s2
f
y
A
s

A
sf

T
s
= A
s1
. fy

GARIS NETRAL JATUH PADA BADAN (c > hf )
Mn1 = Ts (d-a/2)
Mn2 = Tf (d-hf/2)
=
+
a. Garis netral jatuh dalam flens ( c hf )
Bila a < hf, balok dianalisa dg analisis balok persegi dg
mengganti b dg be

H = 0
Cc = Ts
0,85.fc.a.b = As.fy


As =


M = 0
Mn = Ts ( d-a/2)

= As.fy (d-a/2)

=

fy
b a fc
e
. ' 85 . 0
)
2
(
. ' 85 . 0 a
d fy
fy
b a fc
e

b. Garis netral jatuh dalam badan ( c > hf )


Ada 2 keadaan :
- Bila c > hf tapi a < hf dianalisa sebagai balok persegi dgn b = be
- Bila c > hf tapi a > hf balok dianalisa sebagai balok T

Balok T identik dgn balok persegi dg tulangan rangkap dimana flens kiri & kanan
yg mengalami tekan dianalogikan sbg tulangan tekan imajiner dg resultan gaya
tekan = C
f
yang diimbangi oleh gaya tarik T
f
dimana :



C
f
= 0.85 fc (be - bw) hf
T
f
= A
s2
. fy
= A
sf
. fy
C
f
= T
f


0,85 fc (be - bw) hf = A
sf
. fy

Asf =

Pemeriksaan keserasian regangan tidak perlu dilakukan dalam analisa balok T ini,
karena tulangan imajiner (Asf) dianggap selalu dalam keadaan leleh.



y
f w e c
f
h b b f ) ( ' 85 , 0
(d-h
f
/2)
C
f

T
f
=A
s2
f
y
A
sf
A
sf
Asf = tul.imajiner
Analisa dan disain tulangan Balok T identik dengan Balok bertulangan
tunggal atau rangkap yaitu dengan menganggap tulangan tarik terdiri dari 2
(dua) bagian yaitu As1 yang harus mengimbangi gaya tekan beton dengan luas
(bw x a) dan As2 yang mengimbangi luas baja imajiner Asf.

Kuat Nominal total balok T menjadi :

Mn = Mn1 + Mn2

Mn1= As1 fy (d-a/2) = (As-Asf ) fy (d-a/2)

Mn2 = As2 fy (d-hf/2) = Asf fy (d-hf/2)

Kuat Momen rencana :

Mn = (As Asf ) fy (d-a/2) + Asf fy (d hf/2)

Kuat Perlu :
Mu = Mn
GESER
I
M. y
= o
b I
V. S
= t
P P
V=P
V=P
Akibat beban secara bersamaan
balok menerima momen lentur
dan gaya lintang / gaya geser.
Kombinasi kedua teg. Tsb.
Menghasilkan tegangan utama
(tekan/tarik).
Semakin dekat tumpuan momen
lentur mengecil dan gaya geser
meningkat. Tegangan utama tarik
bekerja pd sudut 45
o.
Karena kuat tarik beton sangat
lemah, maka retak tarik diagonal
terjadi didaerah tumpuan.
RAGAM KERUNTUHAN
Keruntuhan Lentur :
Terjadi pd daerah dg momen lentur besar, dg rasio a/d > 5,5 (b.terpusat) atau
lc/d > 15 (b.merata). Arah retak hampir tegak lurus sumbu balok.
Keruntuhan balok ditandai dg semakin menyebar/melebarnya retak dan
meningkatnya lendutan shg. Memberikan warning yg cukup sebelum runtuh

Keruntuhan Tarik Diagonal :
Terjadi pada balok dg rasio a/d berkisar antara 2,5 5,5 atau lc/d 11 16.
Keretakan dimulai dg terbentuknya retak lentur kemudian menyebar
kedaerah dg momen yg lebih kecil tapi geser yg lebih besar. Dg meningkatnya
gaya geser retak akan melebar dan merambat mencapai sisi atas balok dan
balok runtuh. Keruntuhan jenis ini sangat getas/brittle dengan lendutan
relatif kecil

Keruntuhan Geser Tekan :
Terjadi pada balok dg rasio a/d 1 2,5 atau lc/d 1 5. Setelah terjadi retak geser
lentur, retak merambat kebelakang sepanjang tulangan lentur yg melepaskan
lekatan tulangan memanjang dengan beton. Balok berperilaku sebagai busur
dua sendi diakhiri dengan keruntuhan tarik diagonal. Masih tergolong
keruntuhan getas dg peringatan terbatas.

a
d
a
d
a
d
MEKANISME TRASFER GESER
PENAMPANG TANPA TULANGAN GESER
Vcz = gaya geser pd daerah blok
beton tekan
Vay = gaya geser antara permukaan
retak (interface shear transfer)
Vd = gaya dowel action (aksi pasak)
oleh tulangan memanjang

Gaya geser pada penampang tanpa
tulangan geser akan dilawan oleh
komponen gaya Vcz, Vay dan Vd.
Jumlah ketiga komponen tsb. disebut
gaya geser yang ditahan oleh
beton ( Vc ).
Vc = Vcz + Vay + Vd
V
ay
V
T
C
Vax
Vcz
Vd
Tul. lentur
MEKANISME TRASFER GESER
PENAMPANG DENGAN TULANGAN GESER
Akibat adanya tulangan geser,
maka komponen gaya geser
mendapat tambahan dari tulangan
geser yaitu :
Vn = {Vcz + Vay + Vd} + Vs
Vn = Vc + Vs
Sengkang akan meningkatkan kekuatan
balok karena :
1. Sengkang akan memikul sebagian
gaya geser penampang
2. Sengkang akan menahan
perkembangan lebar retak akibat tarik
diagonal sehingga mempertahankan
adanya interface shear transfer
3. Sengkang yg cukup rapat akan
mengikat tulangan memanjang
sehingga meningkatkan dowel
capacity
V
a
y
T
C
Va
x
Vcz
Vd
Tul. lentur
Vs
s s s
V
s
SPASI MAKSIMUM :
Sengkang tidak dapat diperhitungkan sebagai penahan geser apabila sengkang tersebut
tidak terpotong oleh retak miring. Untuk menjamin sengkang terpotong oleh retak
miringn maka perlu pembatasan thd jarak sengkang (s) sbb :
Bila Vs < 1/3 fc b
w
d s
mak
< d

Bila Vs > 1/3 fc b
w
d s
mak
< d

Sengkang miring atau tulangan longitudinal yang dibengkokkan harus
dipasang dg spasi sedemikian rupa shg. Setiap garis miring 45
o
yang ditarik
dari tengah tinggi komponen d/2 ke tulangan tarik diagonal harus
memotong paling sedikit satu garis tulangan geser.


s s
Retak tidak memotong
tulangan geser
Disamping untuk alasan tersebut, persyaratan ini untuk meningkatkan dowel
action, karena makin kecil jarak sengkang, maka dowel action makin besar.
Retak memotong
tulangan geser
s s s s s s s s s s
Tul.miring min memotong
1 tulangan geser
Pada balok beton dengan web (badan) yang sangat tipis, keruntuhan
biasanya diawali oleh hancurnya beton pada web sebelum
melelehnya sengkang.

Untuk mencegah keruntuhan semacam ini, maka tegangan geser
harus dibatasi. Oleh karena itu gaya geser pada sengkang dibatasi
maks:

Vs 2/3 fc bw d


Bila Vs yang dipikul terlalu besar :

Vs > 2/3 fc bw d penampang harus diperbesar !!

PERENCANAAN PENAMPANG THD GESER
Perencanaan penampang terhadap geser menggunakan metode Modified
Truss Analogi yang mengasumsikan bahwa tulangan geser sengkang akan
memikul semua gaya geser total.

Pendapat lain dari beberapa peneliti juga menyimpulkan bahwa :

Kekuatan geser yang disumbangkan oleh beton dpt diambil sebesar gaya
geser yg dapat menyebabkan keretakan miring pd beton, sehingga tulangan
geser hanya bertugas memikul kelebihan geser.
Ada 4 asumsi :
1. Balok tanpa tulangan geser, gaya geser Vcr yang menyebabkan
retak diagonal pertama dianggap sebagai kapasitas geser dari balok.

2. Balok dengan tulangan geser, beton dianggap dapat memikul gaya
geser konstan Vc.
Setiap penulangan geser direncanakan hanya memikul kelebihan
gaya geser dari Vc tsb.

Vn = Vc + Vs atau Vs = Vn Vc
3. Gaya geser konstan Vc dapat diambil sebesar Vcr (gaya geser yg
menyebabkan retak diagonal pertama)
4. Gaya geser Vs yang ditahan oleh sengkang, dg anggapan kemiringan retak
45
o
dan kemiringan sengkang

dapat ditentukan sbb :
d
s
f A
V
y v
s
) cos (sin o o +
=
d
s
f A
V
Bila
y v
s
=
=


: 90 o
45
o


d
d
s s
s
Penampang Kritis
Gaya geser akibat beban, dihitung pada penampang kritis.
Tumpuan (kondisi tekan) : penampang kritis sejauh d dari muka tumpuan.
Tumpuan (kondisi tarik) : penampang kritis terletak pada muka tumpuan

d
V
u
V
u
Vu
V
u
d
d
Vu V
u
d
Vu
Tahapan mendisain tulangan geser
1. Tentukan penampang kritis & hitung gaya terfaktor (Vu) yang terjadi
sejarak d dari muka tumpuan (bila tidak ada beban terpusat pada jarak ini)
2. Cek apakah Vu { Vc + 2/3 fc bw d }
Bila tidak perbesar penampang
3. Gunakan tulangan geser minimum bila 0,5 Vc Vu Vc
4. Bila Vu > Vc perlu tulangan geser

Vn Vc + Vs Vn = kuat geser rencana
Vu/ Vc + Vs = kuat geser perlu (Vu) /
Vs = Vu/ Vc Vs = gaya geser pd tul. geser

Bila Vs > 2/3 fc bw d penampang diperbesar

Jarak tulangan geser (sengkang) :

d bw f c
d
s
d bw f c
d
s
mak
mak
. '
3
1
Vs bila
4
. '
3
1
Vs bila
2
> =
< =
Av.fy.d
Vs
S =
TULANGAN GESER MINIMUM
Vc merupakan parameter penentu dalam desain.
Karena keruntuhan balok tanpa tulangan geser terjadi secara tiba-tiba
( tanpa adanya tanda-tanda yg cukup), sehingga harus dipasang tulangan
geser minimum.

Bila 0.5 Vc < Vu < Vc harus menggunakan tulangan geser minimum
sebesar :

Vu = gaya geser terfaktor
s = jarak tulangan geser
bw = lebar balok
Av = luas tulangan geser
Av =
bw . S
3 fy
Av = 2x luas bagian tul. yg Vertikal
( Av = 2.1/4..D
2
)
TORSI
Tu Tn
Tn = Tc + Ts
Tu < [ (fc/20) x
2
y ] untuk balok
Tu < [ (fc/20) b
2
h ] Torsi diabaikan

Kuat Momen Torsi yg disumbangkan Beton :



Torsi Murni :


Torsi dg Gaya Lintang :
bw.d
6
fc' 1
2
Vu
Tu
2,5.Ct 1
Vc
|
.
|

\
|
+
=
y
2
2
x
bw.d
Ct
Tu Ct
Vu 0,4
1
E
=
|
.
|

\
|
+
E
=
y x
15
fc'
Tc
2
y x
15
fc'
Tc
2
E =
Bila terdapat gaya normal Nu, maka :
|
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
+
E
=
Ag
Nu
0,3 1 *
Tu Ct
Vu 0,4
1
2
y x
15
fc'
Tc
2
|
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
+
=
Ag
Nu
3 , 0 1 *
Vu
Tu
2,5.Ct 1
2
bw.d
6
fc'
Vc
Nu positif (+) = tekan
Nu negatif (-) = tarik
Kuat Momen Torsi Nominal yg disumbangkan oleh Tulangan
s
f y x
y 1 1 t
o
t
A
Ts =
1,50
3
2
1
1
s
|
|
.
|

\
|
+
=
x
y
t
o
( )
w
b
2At Av 3
s atau
3

+
= = +
y
y
f
f
s
w
b
2At Av
: minimal Sekang
At = luas tulangan sengkang satu kaki (1)
S = jarak sengkang
Tulangan memanjang diambil yg terbesar dari :
|
.
|

\
|
+
(
(
(
(

|
|
|
|
.
|

\
|
+
=
(

+
=
s
y x
A
C
V
T
T
f
s
y x
A
t
t
u
u
u
y
t
1 1
1
1 1
l
2
3
s 8 , 2
A
2 A
y t
s t
y t t
c u s
f y x
T A
s
f y x A
T T T
1 1
1 1

s

o
o |
| |
=
= =
Bila Tu dan Tc diketahui,
Atau,
Ts
maks
:
Ts 4 Tc
Tahapan Desain Kombinasi Geser dan Torsi
Ketahui dulu apakah Torsi Kesetimbangan atau Torsi Kompatibilitas
1. Tentukan penampang kritis dan cari Momen Torsi Berfaktor Tu



2. Hitung Tahanan Torsi Nominal Tc dari beton



Torsi Diabaikan
E < y x
fc
2
20
'
Tu |
|
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|
+
E
=
Ag
Nu
0,3 1 *
Tu Ct
Vu 0,4
1
2
y x
15
fc'
Tc
2
Jika :
Tu Tc Torsi diabaikan
Tu > Tc Cari Ts
Ts > 4 Tc penampang diperbesar
Untuk Torsi Kesetimbangan :


Untuk Torsi Kompatibilitas :
Tc
y x fc

E
=
3 9
'
Ts
2
Tc Tn Ts =
Tn = Tu/
Tn
Hitung :
5 , 1 2
3
1
1
1
1 1
s
|
|
.
|

\
|
+ =
=
x
y
f y x
T
s
A
t
y t
s t
o
o
Dgn :
X
1
= lebar teras
Y
1
= tinggi teras
S = jarak sengkang
At = luas satu kaki sengkang
3. Hitung Tulangan Geser
|
u
n c n s
y
s v
V
V V V V
d f
V
s
A
= =
=
-
2
5 , 2 1
6
'
|
|
.
|

\
|
+
=
u
u
t
w
c
V
T
C
d b
f c
V
Dgn :
4. Luas Tulangan Geser Torsi
y
w
v t vt
f
s b
A A A
3
.
2 > + =
5. Luas Tulangan memanjang :
( )
s
y x
A
C
V
T
T
f
s
A
atau
y x
A A
t
t
u
u
u
y
l
t l
1 1
1 1
2
3
8 , 2

3
2
+
(
(
(
(

|
|
|
|
.
|

\
|
+

=
|
.
|

\
|
+
=
6. SUSUN PENULANGAN DG ATURAN SBB :
Jarak spasi sengkang s (x
1
+y
1
)/4 atau 300 mm
Tulangan memanjang disebar merata dg jarak pkp
300 mm & paling tidak satu tulangan di pojok
Diameter tulangan > D12
fy 400 MPa
Tulangan Torsi harus disediakan paling tidak (b+d) dari
titik kritis yang diperlukan.

You might also like