You are on page 1of 16

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN GTP (RP) PROGNOSIS GTP

PENATALAKSANAAN MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA LANSIA Berkey (1996) 4 Domain kebutuhan perawatan gigi mulut pada lansia: Fungsi Keluhan simptom Keadaan patologis estetik Faktor !"aktor yang perlu dipertimbangkan dalam penatalaksanaan pasien lansia: # $osial tingkat pendidikan lingkungan # %konomi kemampuan # &ransportasi # 'ubungan interpersonalempathy # Komunikasi dengan pasien dan keluarga pasien # (danya penyakit sistemik dan penggunaan obat)obatan # Kepribadian pasien # Dukungan keluarga PERAWATAN PROSTODONSIA BAGI PASIEN LANSIA PERAWATAN GTL BAGI PASIEN LANSIA D*(+,-$*$ D(, .%,/(,( &%.(0* 1%10%.&*1B(,+K(,: 12 Faktor sistemik ,utrisi: ) "oli3 a3id4 thiamin4 ribo"la5ine toleransi thd +&66 0enyakit sistemik: D14 -steoporosis 0erubahan neuro"isiologisakti5itas otot 0erubahan psikis depresi 72 Faktor lokal Kuantitas sali5a &onus otot 1ukosa mulut 8aringan periodontal -' &inggi al5eolar ridge Keadaan +& lama PANDUAN PERAWATAN GTSL PADA LANSIA Desain sesederhana mungkin $edapat mungkin +& tooth supported 0ada +& ekstensi distal peletakkan rest 9angan menyebabkan tilting +& serigid mungkin Kontak +& bilateral simultan 0ada pasien -' buruk +&$K: PANDUAN PERAWATAN GTP PADA LANSIA $edapat mungkin o5erdenture: adanya respons propriosepti" dari 9ar periodontal akar gigi me66 resorbsi tulang 0asien yang sdh nyaman dengan +& lama &indakan preprostetik surgery: sedapat mungkin hindari4ke3uali bila benar benar diperlukan;

RENCANA PERAWATAN UNTUK PASIEN LANSIA Berikut beberapa "aktor umum mengenai pasien yang perlu dinilai oleh dokter gigi : 12 72 <2 42 =2 62 0erilaku pasien Kualitas hidup pasien 0embatasan perawatan *atrogeni3 potential 0rognosis Keterbatasan Dokter +igi

Rencana Perawatan Bertahap $&(+% * : %1%.+%,/> /(.% 1. :i"e)threathening emergen3y segera ru9uk ke .$ untuk perawatan 72 .u9ukan ke .$ untuk perawatan stress"ul ele3ti5e 3. -ral emergen3y meringankan sakit dan in"eksi 1elakukan biopsi lesi %kstraksi gigi)gigi berisiko tinggi 1elakukan pulpektomi pada gigi symptomati3 Debridement 9aringan periodontal dan diikuti dengan 3hemotherapy Kontrol karies dengan dressing sementara atau 3rown stainless steel untuk gigi symptomati3 1emperbaiki +& atau reline dengan tissue 3onditioner2 Drg harus menge5aluasi kebutuhan 9angka pan9ang pasien dan melakukan hal7: o 1empertimbangkan potential li"e span pasien o 1elakukan pemeriksaan khusus4 mis: test darah o Konsultasi dengan spesialis o 1enge5aluasi mounted study 3ast o 1enge5aluasi kebutuhan untuk pengurangan tekanan $&(+% ** : 1(*,&%,(,/% (,D 1-,*&-.*,+ /(.% 12 0enanganan in"eksi kronis 72 Bedah preprostetik yang dibutuhkan <2 &erapi saluran akar 42 .oot planning dan kuretase =2 %dukasi pasien untuk meningkatkan -' (mis: merubah diet4 kontrol plak4 penggunaan "louride topikal 62 .estorasi lesi karies ?2 reline4 rebase4 atau remake +& atau mengkonstruksi +& baru sesuai kebutuhan $&(+% *** : .%'(B*:*&(&*@% 0'($% 12 Bedah ortognatik atau implant 72 Bedah endodontik <2 Bedah periodontik 42 %stheti3 dentistry =2 .ekonstruksi plane oklusal dan restorasi dimensi 5ertikal dengan protesa 3ekat dan lepasan2 Treatment Plann n! "#r the Ol$er A$%lt& 0apas4 (thena $24 :inda /2 ,iessen4 dan 'oward '2 /haun3ey2 199?2 Geriatric Dentistry Aging and Oral Health2 $t2 :ouis: 1osby >ear Book2 Berikut beberapa "aktor umum mengenai pasien yang perlu dinilai oleh dokter gigi : '( Per la)% pa& en

$eperti seberapa 9auh pasien berkeinginan untuk melakukan perawatan dental dan apakah pasien akan menyetu9ui untuk dilakukannya perawatan2 Kesehatan mulut tidak hanya dapat dide"inisikan pada tanda)tanda ob9ekti"4 tetapi 9uga ge9ala yang dirasakan oleh pasien itu2 -leh karena itu penting untuk memiliki komunikasi yang baik dengan pasien yang lebih tua4 begitu 9uga dengan keluarganya atau pendampingnya2 8ika dokter gigi kurang memiliki ke3akapan berkomunikasi yang baik dengan pasien lebih tua yang kondisi sensoriknya sudah menurun4 bisa ter9adi salah menanggapi keluhan utama pasien2 /ontohnya : seorang pasien memiliki adik yang meninggal terkena oral 3an3er4 namun pasien tidak dapat se3ara terbuka mengatakan ketakutannya4 sehingga ia datang ke dokter gigi meminta untuk di periksa kondisi oralnya berharap selama pemeriksaan dokter gigi akan mengatakan bahwa ia tidak memilki oral 3an3er2 Komunikasi yang baik 9uga diperlukan untuk mengetahui riwayat medis dan pengobatan telah dilakukan se3ara menyeluruh2 0enting 9uga bagi dokter gigi untuk menentukan tahapan perawatan bagi pasien dan kemauan pasien untuk menerimanya2 Khususnya bila berhubungan dengan pembedahan4 3ampur tangan (inter5ention) 3osmeti3 4 perawatan prosthodonti3 dan biayanya2 Bila perlu4 buatlah perintah se3ara tertulis untuk memudahkan pasien mengingat instruksi yang diberikan untuk menghindari salah pengertian2

*( K%al ta& h $%p pa& en Kita perlu mengetahui seberapa pengaruh yang ditimbulkan akibat masalah dentalnya terhadap kondisi "isik dan mental pasien serta bagaimana respon pasien terhadap le5el perawatan yang berbeda2 Kehilangan gigi *nsisi5e mungkin diinterpretasikan sebagai perubahan negati" dalam hidup yang signi"ikan2 -leh karena itu dokter gigi harus menyelidiki ketakutan pasien dan pengharapannya terhadap perawatan yang akan dilakukan2 +( Pem,ata&an perawatan $eberapa banyak masalah medis4 psikologis dan sosial membatasi keuntungan yang dapat diperoleh pasien dari perawatan yang dilakukan2 1enurut data nasional4 seseorang berusia diatas 6= tahun umumnya memiliki penyakit 9antung atau hipertensi maupun keduanya2 1asalah lain pada populasi ini adalah artritis4 gangguan pendengaran4 dan penglihatan serta diabetes2 0asien dengan angina4 3ongesti5e (tersumbat) heart "ailure4 dan hipertensi sebaiknya dirawat pada pagi hari karena mereka pada kondisi terbaik setelah tidur malam2 42 Iatr#!en c p#tent al Berapa banyak kemungkinan yang ada yang menyebabkan masalah iatrogeni34 baik medi3al emergen3y4 reaksi obat atau masalah dental yang berkaitan dengan ren3ana perawatan yang harus dipertimbangkan oleh drgA 0asien geriatri3 banyak yang sudah renta ataupun sudah tidak mandiri (se3ara "ungsionalnya)2 Banyak diantara mereka yang tidak dapat duduk dalam waktu lama4 ada yang memerlukan antibioti3 saat dilakukan tindakan perawatan ke 9aringan lunaknya2 0remedikasi dengan antibioti3 itu diperlukan untuk setiap tidakan yang akan menyebabkan hemoragi seperti s3alling yang dalam4 minor oral surgery pada pasien dengan diabetes yang berat4 pasien imuosupresi atau pasien dengan snedi yang sudah digantikan dengan alat tiruan2 0asien dengan 5al5ular de"ek pada 9antung atau dengan in"arksi myo3ardial2 Pr#!n#& & apa sa9a konsekuensi tidak merawat masalah dental dan berapa lama perawatan akan berlan9ut( resiko per man"aat)2 0ada pasien yang memiliki sakit yang parah perawatan reparati5e dan kurati" sering tidak mungkin4 9adi drg harus bela9ar bagaimana memberikan perawatan palliati5e(9adi hanya meyembuhkan tanpa menghilangkan penyebabnya)2

8adi yang dilakukan itu untuk mengurangi atau menhilangkan sakit dan 3ontrol in"eksi2 0ada pasien geriatri3 biasanya daya tahan dan toleransi terhadap rasa sakit itu sangat ber5aiasi2 $edangkan drg 9uga bergantung dari deskripsi pasien tentang letak4 sensasi4 intensitas dan kualitas rasa sakit untuk dapat membuat diagnosis2 (3etaminophen biasanya dipilih untuk mengeliminasi rasa sakit pada pasien yang sudah tua karena lebih e"ekti" dari aspirin4 kurang mengiritasi mukosa gastri3 dan tidak ada laporan mengenai e"eknya terhadap "ungsi platelet dan tidak berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat2 $ehingga obat ini merupakan pilihan pada penderita gastrointestinal disorders4 pasien yang menerima oral antikoagulan4 pasien dengan gouty arthritis atau pasien diabetes yang menerima sul"onylurea2 &anggung 9awab drg lainnya adalah untuk memastikan kenyamanan oral pasien2 0ada pasien pemakai +& hal ini misalnya didapat dengan pengguanaan tissue 3onditioner

SYARAT GTP (RETENSI, STABILISASI, SUPPORT)


Support bagi gigi tiruan dapat dibagi dalam 3 macam: 1. dukungan primer daerah pendukung yang menerima beban oklusal secara vertikal. Biasanya daerah tersebut tidak mudah mengalami resorpsi. RA ridge bagian posterior dan di daerah palatum yang datar RB daerah buccal shelf . !ukungan sekunder !aerahnya lebih luas dari dukungan primer. "mis:RA dan RB pada ridge bagian anterior dan seluruh lereng ridge#. 3. !ukungan tambahan daerah yang $aringannya mudah bergerak "mis: daerah vestibulum#. Stabilisasi a. b. c. %al yang harus diperhatikkan untuk memperoleh stabilisasi yaitu cetakan harus sesuai dengan permukaan mukosa $aringan pendukung terutama untuk mela&an tekanan dalam arah horisontal. Stabilisasi atau tahanan tehadap gerak horisontal akan berkurang dengan berkurangnya tinggi prosesus alveolaris atau bertambahnya $aringan mukosa yang mudah bergerak"flabby#. 'ehilangan stabilitas menyebabkan gigi tiruan bergerak bila menerima tekanan horisontal yang $ika ter$adi secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan $aringan lunak dan perubahan tulang di ba&ahnya.

A. Faktor-Faktor yang !"#!ngar$%& R!t!n'& G&g& T&r$an 1. Interfacial Force Interfacial force adalam resistensi untuk memisahkan dua permukaan paralel yang disatukan oleh film dari cairan diantaranya. Pembahasan interfacial force dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni: Interfacial surface tension dan Viscous tension. a. Interfacial surface tension Interfacial surface tension dihasilkan oleh lapisan tipis cairan yang berada diantara dua bidang paralel dari rigid material. Hal ini bergantung pada kemampuan cairan untuk membasahi rigid surrounding material: ( Jika material mempunyai low surface tension seperi mukosa oral, cairan akan memperbesar kontaknya dengan material dengan cara membasahinya dan membentuk film tipis.

jika material mempunyai high surface tension, cairan akan memperkecil kontaknya dengan material, yang menghasilkan formasi beads (bead manik!manik, butiran air" pada permukaan material. Denture base materials mempunyai surface tension yang berbeda!beda (#isebut juga dengan istilah wettability". $amun semuanya memiliki surface tension yang lebih tinggi dari mukosa oral. %alaupun demikian, surface tension dari material tersebut akan berkurang karena ditutupi oleh pelikel sali&a. 'apisan tipis film diantara denture base dan mukosa menyediakan retensi dengan meningkatkan tendensi cairan untuk memperbesar kontak dengan kedua permukaan. (ara lain untuk memahami surface tension pada retensi gigi tiruan yakni melalui ka#&(ar&ta' ()dah tau kan pengertian kapilaritas***kalo lupa, baca di buku +P, -# ". .etika adaptasi/kontak antara denture base dengan mukosa cukup dekat, maka jarak diantara keduanya akan bekerja seperti pipa kapiler, sehingga cairan akan meningkatkan kontaknya pada permukaan denture dan mukosa. Hal ini menimbulkan efek retensi. Interfacial surface tension tidak begitu berperan pada retensi denture mandibula, namun lebih berperan pada ma0ila. b. Interfacial Viscous tension Interfacial Viscous tension memegang dua plates paralel bersama, yang disebabkan oleh &iskositas dari cairan interposed. Viscous tension dapat dijeaskan dengan Stefans Law: untuk dua plates circular dan paralel dengan radius (r", yang dipisahkan oleh newtonian (incompressible) liquid of viscosity (k", dan ketebalan (h", menghasilkan gaya (F", yang diperlukan untuk memisahkan plate pada kecepatan (V" pada arah &ertikal, maka berlaku:

F=

(< 7)kr 4 V h<

Hubungan yang dinyatakan oleh tefan!s "aw memperjelas bah1a Viscous force meningkat secara proporsional untuk meningkatkan &iskositas dari interposed fluid, atau gaya berbanding lurus dengan &iskositas, dst. ). A*%!'& ,dhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul!molekul yang tidak sejenis. ,dhesi dari sali&a dengan membran mukosa dan denture base diperoleh melalui gaya ionik antara glikoprotein sali&a dan permukaan epitel atau resin akrilik. ,dhesi memperkuat gaya retensi yang dihasilkan oleh interfacial force. ,dhesi juga dapat terjadi antara mukosa dengan denture base secara langsung, yakni pada pasien penderita 0erostomia. ,dhesi ini tentunya tidak terlalu efektif, dan dapat mencederai jaringan lunak. +. Ko%!'& .ohesi merupakan gaya tarik menarik antara molekul!molekul sejenis. 2aya retentif ini terjadi pada lapisan cairan (sali&a" diantara denture base dan mukosa. -ali&a normal tidak terlalu kohesif, sehingga kebanyakan gaya retensi dari permukaan denture!mukosa didapatkan dari adhesi dan interfacial force.

-ali&a yang kental tentunya memiliki kohesifitas yang lebih tinggi dibanding sali&a yang encer. Hal ini telah dijelaskan pada tefan!s law. 4. Oral and Facial Musculature #ral and Facial $usculature memebrikan gaya retensi tambahan, dengan syarat: a. 2igi diposisikan pada neutral zone antara pipi dan lidah b. Permukaan denture telah dibentuk sedemikian rupa (sesuai anatomi". 3ukan berarti, pasien menahan protesa mereka dengan gaya yang dibuat secara sadar, namun, bentuk dari bukal dan lingual flanges harus memungkinkan untuk musculature memberikan retensi pada protesa. ,. T!kanan At"o'-!r 4ekanan atmosfer dapat berperan untuk menahan gaya mela1an yang diaplikasikan pada denture, jika denture memiliki effective seal pada border!nya. 2aya resistensi ini disebut suction, karena merupakan resistensi yang menahan pemindahan denture dari basal seat!nya, tanpa adanya suction atau tekanan negatif. 5etensi dari tekanan atmosfer secara langsung sebanding dengan area yang ditutupi denture base. )ntuk membuat retensi dari tekanan atmosfer yang efektif, denture harus memiliki perfect seal pada border!nya. 6. ndercuts! "otational Insertion #aths! and #arallel $alls #aya lenting/pegas dari mukosa dan submukosa yang melapisi tulang basal, dapat menjadi retensi. %alaupun kelebihan undercut tulang atau yang dilapisi oleh epitel tipis dapat mengurangi retensi melalui penyesuaian internal, undercut dari tuberositas lateral, area premolar maksila, area distolingual, dan area midbody mandibula dapat menjadi retensi untuk protesis. 3eberapa undercut hanya merupakan undercut pada hubungan jalur linear insersi atau relatif pada jalur &ertikal insersi. $amun, jika area undercut dipasang terlebih dahulu (biasanya pada arah yang berde&iasi dari &ertikal" dan sisa dari denture base dapat diba1a di dekat basal seat pada rotasi protesis mengelilingi bagian undercut yang telah dipasangkan, jalur rotasi ini akan menyediakan resistensi pada vertical displacement. ,l&eolar ridge yang menonjol dengan dinding bukal dan lingual yang paralel juga dapat menyediakan retensi signifikan dengan meningkatkan area permukaan antara denture dan mukosa sehingga memperbesar gaya interfacial dan atmosfer.

.. Gra/&ta'& .etika pasien berada dalam postur tegak, gra&itasi berfungsi sebagai gaya retentif untuk mandibular denture% dan sebagai gaya displacive ntuk ma&illary denture. B. R!t!n'& Ta"0a%an !(a($& P!ngg$naan %enture &dhesi'e #enture ,dhesi&e telah banyak tersedia untuk meningkatkan kualitas dari hasil pera1atan.

#enture ,dhesi&e digunakan untuk merujuk pada material yang tersedia secara komersil, nontoksik, dan dapat dilarutkan, yang diaplikasikan pada permukaan jaringan dari denture, untuk meningkatkan retensi, stabilitas, dan penampilan. 1. Ko"#on!n *an !kan&'"! Ak'& #enture ,dhesi&e dapat meningkatkan retensi melalui optimasi interfacial force dengan cara: ( 6eningkatkan adhesi dan kohesi serta &iskositas medium antara denture dan basal seat!nya ( 6engeliminasi ruang kosong antara denture base dan basal seat!nya 6aterial Denture 'dhesive yang digunakan sebelum a1al 1789 berasal dari vegetable gums. ,dhesi yang dihasilkannya sederhana dan nonionik, dan memiliki kohesifitas yang sangat kecil. +a juga memiliki kelarutan terhadap air yang sangat tinggi, terutama pada cairan panas. 5eaksi alergi dilaporkan pernah terjadi. 6aterial sintetik sekarang lebih mendominasi. ). In*&ka'& *an Kontra&n*&ka'& #enture ,dhesi&e diinsikasikan ketika gigi tiruan penuh yang telah dibuat dengan baik, tidak mampu memuaskan pasien dalam hal retensi dan stabilitas. ,kan tetapi, kesehatan, finansial, dan berbagai pertimbangan lain juga harus diperhatikan. Pasien yang juga diindikasikan antara lain: pasien dengan disfungsi sali&a, gangguan neurologis, dan pasien yang telah menjalani bedah resektif atau modifikasi traumatik di rongga mulut. +. E*$ka'& Pa'&!n Pasien harus diberitahu cara menggunakan Denture 'dhesive sebagai retensi tambahan gigi tiruannya. #iantaranya: membersihkan gigi tiruan dan dikeringkan sebelum diberi #enture ,dhesi&e dan dipakai, membersihkannya rutin setiap hari, dll

ANATO I YANG

ENDUKUNG GTP DAN YANG 2ARUS TER3ETAK

Anatomi rongga mulut yang mempengaruhi gigi tiruan penuh Struktur tulang Struktur Jaringan lunak Maksila Mandibula 1. Residual ridge . )oramen mentalis 3. bucal shelf -. .inea obli/ue eksterna 0. mylohyoid ridge 2. spina mentalis Maksila 1. )renulum labialis . ,estibulum labialis 3. )renulum bukalis -. %amular notch 0. 1osterior palatal seal 2. )ovea palatina Mandibula 1. )renulum labialis . ,estibulum labialis 3. )renulum bukalis -. ,estibulum bukalis 0. )renulum lingualis 2. Bucal shelf

1. Residual ridge . *uberma+illa 3. Sutura palatina mediana -. )ossa pterygoma+illare 0. *orus palatinus 2. )oramen incisivum

3. )oramen palatinus 4. )oramen palatinus mayus

3. *orus mandibularis

3. Rugae palatina 4. 1apila insisiva 5. vestibulum bukalis 16. 7id. 1alatal suture

3. Retromolar pad 4. Alveolingual sulcus 5. Retromylohyoid space

Anatomi &a$ah yang mempengaruhi gigi tiruan penuh Struktur anatomi &a$ah sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya gigi di lengkung rahang *anda anatomi pada &a$ah yang dapat digunakan sebagai pedoman8 yaitu: Sulkus naso(labial berupa garis silang dari alanasi ke ba&ah yang terdapat pada setiap individu. Sulkus ini akan terlihat nyata pada orangtua atau seseorang yang telah kehilangan seluruh giginya. 9mumnya pasien ingin agar cekungan ini dihilangkan. 7engurangi cekungan dapat dilakukan dengan pembuatan gigi tiruan8 tetapi cekungan tersebut tidak dapat dihilangkan. 1hiltrum berupa alur vertikal di daerah garis tengah bibir atas. !ukungan yang cukup dari gigi tiruan atas perlu untuk mempertahankan penampilan yang normal. %alini dapat diperoleh dengan cara mencetak yang benar. .abio(mental groove berupa cekungan antara bibir ba&ah dan dagu. :ekungan ini dapat diperbaiki oleh dukungan gigi tiruan ba&ah. .abial commissure terlihat pada sudutmulut. 1ada keadaan dimensi vertikal yang rendah8 cakunagn ini lebih dalam dan akan menyebabkan pengumpulan saliva di sudut mulut sehingga dapat mengakibatkan luka. .abio(marginal sulkus Berupa cekungan yang meluas dari sudut mulut ke arah tepi ba&ah mandibula. :ekungan ini bertambah $elas dengan bertambahnya usia. Seperti padasulkus nasolabial8kedalaman sulkus ini dapat dikurangi tetapi tidak dapat dihilangkan. *anda(tanda anatomi pada hasil cetakan Maksila 1. )renulum labialis . ,estibulum labialis 3. )renulum bukalis -. %amular notch;fossa pterygo(ma+illare 0. 1osterior palatal seal 2. )ovea palatina 3. Rugae palatina 4. 1apila insisiva 5. vestibulum bukalis

Mandibula 1. )renulum labialis . ,estibulum labialis 3. )renulum bukalis -. frenulum lingualis lipatan sub lingual 0. )renulum lingualis 2. Bucal shelf 3. Retromolar pad dan papillaretro molar 4. linea obli/ue eksterna 5. Retromylohyoid space

16. 7id. 1alatal suture 11. prosesus alveolaris 1 . alveolar tuberkel

16.prosesus alveolaris 11. otot dasar mulut 1 . torus lingualis

KO PONEN GTP (BAGIANNYA) DESAIN GTP YANG PERLU DIPER2ATIKAN UNTUK PENENTUAN DESAIN, (KEADAAN ABNOR AL)4 1. Eksostosis dan Undercut = ceruk Bila ditemukan undercut atau eksostosis di bagial labial atau bukal prosesus alveolaris8 perlu diperiksai dengan teliti. !aerah yang menon$ol diraba8 bila menimbulkan rasa sakit8 harus dilakukan alveolektomi. Bila ada ceruk di bagian anterior8 perhatikan arah pemasangan gigi tiruannya. 1emasangannya dilakukan mulai dari arah ceruk dan dengan gerakan rotasi gig tiruan masuk ke posisinya

2. Akibat Kehilangan Gigi 'ehilangan gigi akan mengakibatkan ter$adinya perubahan relasi rahang dan makroglosia8 selain itu bisa berakibat gigi antagonis ekstrusi dan gerakan rahang berubah. Selan$utnya adalah sulit untuk mendapatkan oklusi dan artikulasi yang seimbang bila akan dibuatkan gigi tiruan. 1ada keadaan ini8 gigi yang ekstrusi harus diasah dan penetapan relasi rahang diperhatikan agar didapatkan gigi tiruan yang dapat digunakan dengan nyaman. 1ada rahang ba&ah8 hilangnya gigi yang tidak segera diganti dapat mengakibatkan lidah tidak ditahan oleh gigi8 sehingga dapat melebar ; membesar ; makroglosia.

3. Prosesus Alveolaris datar di rahang atas dan rahang ba ah! 1ada keadaan ini8 yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mendapat cetakan yang baik. 9ntuk memperoleh hasil cetakan yang baik8 sendok cetak pabrik yang dipilih harus cukup mendukung pipi dan bibir. %asil cetakan anatomis yang diperoleh harus meliputi seluruh mukosa pendukung8 terutama daerah vestibulum. Setelah itu dibuatkan sendok cetak perseorangan di atas model studi tersebut.

7enggunakan sendok cetak biometrik akan menolong dalam mendapatkan dukungan yang optimal bagi gigi tiruan penuh RA. !iperlukan model studi yang menggambarkan seluruh lebar sulkus: Buat garis dengan pensil ber$arak 3(0 mm dari garis mukogingival untuk menentukan pan$ang sayap labial sendok cetak rahang atas .etakan &a+ dari garis tersebut arah hori<ontal mengelilingi vestibulum Beri tanda pada &a+ mengelilingi vestibulum. 9ntuk daerah anterior ber$arak 2 m dari gingival crevice ke arah vestibulum8 untuk daerah caninus ber$arak 4 mm8 daerah premolar ber$arak 16 mm dan untuk daeah molar ber$arak 1 mm Buat sendok cetak biometrik yang tepi luarnya terletak pada garis tersbut.

9ntuk RB8 dukungan utama dapat diperoleh di daerah buccal shelf. Retensi dapat diperoleh di daerah retromilohyoid. 1ada &aktu mencetak perlu diusahakan perluasan basis sampai mencapai retromilohyoid yang dibatasi oleh m.constrictor superior8 dan m.palatoglossus. 1erluasan sayap gigi tiruan di sebelah lingual $angan sampai mengganggu aktivitas otot dasar mulut. !alam menentukan dimensi vertikal ; tinggi gigit8 !, dibuat sedikit lebih rendah agar beban yang diterima oleh $aringan pendukung tidka terlalu berat. 1osisi bidang oklusal8 khusunya di RB8 diusahakan setinggi = atau ;3 retromolar pad.>ni diperlukan agar gigi tiruannya stabil. ?igi geligi disusun mengikuti pedoman penyusunan gigi dengan memperhatikan garis 1ound8 sisa gingival crevice di RA. 9ntuk elemen gigi dipilih gigi akrilik yang bentuknya non anatomis Aktivitas otot orofacial dapat dimanfaatkan untuk menstabilkan gigi tiruan penuh8 antara lain permukaan bukal daerah molar ba&ah dapat dibuat agak cembung sesuai dengan aktivitas otot buccinator8 dan di sebelah lingual agak cekung mengikuti posisi lidah dalam keadaan istirahat agar dapat menahan gigi tiruannya. ". Prosesus Alveolaris di daerah tubercle turun #en$entuh rahang ba ah 1embesaran tubercle yang ke arah ba&ah akan menyulitkan proses penyusunan gigi. Bila ditemukan hal tersebut8 sebaiknya dilakukan tindakan bedah.
,. Pro'!'$' A(/!o(ar&' 5 R&*g! yang F(a00y

P!ny!0a0 5idge / mukosa yang flabby umumnya adalah :

1. 24P yang sudah longgar, namun tetap saja digunakan, disertai dengan kebiasaan pasien menahan gigi tiruannya di bagian anterior. :. -elain itu, #!ny!0a0 (a&n mukosa yang flabby adalah apabila gigi tiruan penuh tunggal atas yang berantagonis dengan free end rahang ba1ah. 5idge / mukosa yang flabby *a#at "!ny!0a0kan : 1. trauma yang terus menerus dari gigi asli anterior rahang ba1ah, dan dapat menyebabkan resorpsi ridge anterior rahang atas yang meyebabkan #; turun sehingga manduibula cenderung ke atas dan anterior < terjadi benturan di anterior yang makin besar dan tidak diikuti dengan penyusutan mukosa yang menutupinya . ( untuk kasus 24P tunggal atas yang berantagonis dengan free end rahang ba1ah " :. 'onggarnya gigi tiruan rahang atas dapat menyebabkan terjadinya hiperplasia papillar di tengah!tengah palatum dan timbulnya denture fisuratum. .adang!kadang disertai dengan pembesaran tubercle yang dapat mengubah posisi bidang oklusalnya. -elain itu resorpsi jaringan pendukung gigi tiruan free end rahang ba1ah. 3. 3ila kejadian ini berlanjut terus!menerus, dapat menyebabkan sindroma kombinasi. A. 3ara !n6!tak Ra%ang Ata' *!ngan R&*g! yang F(a00y *& Bag&an Ant!r&or 5ahang atas dicetak dengan alginat yang mudah mengalir, menggunakan sendok cetak siap pakai yang berlubang untuk mendapatkan model studi. #aerah ridge yang flabby pada model studi ditutupi dengan malam kira!kira setebal ridge yang flabby, kemudian di atas model tersebut dibuatkan -(P, dimana bagian distal daerah yang flabby pada -(P diberi 1a0 stop. 4ujuannya adalah agar daerah yang flabby tidak berkontak langsung dengan sendok cetak, atau -(P yang berkontak langsung dengan ridge yang flabby dibebaskan. #ilakukan pembentukan tepi / border molding sampai terasa kecekatannya, lalu -(P dilubangi. (etakan akhir dilakukan secara mukostatis dan mukofungsional menggunakan bahan cetak yang mudah mengalir seperti pasta =inc >0ide ?ugenol (=>?", silicone light body, gips cetak. (etakan akhir diisi dengan stone gips untuk mendapatkan model kerja. B. 3ara !n6!tak Ra%ang Ba7a% *!ngan R&*g! yang F(a00y *& S!#an8ang R&*g! 5ahang ba1ah dicetak dengan bahan cetak yang mudah mengalir dan tidak menyebabkan bergesernya puncak al&eolar untuk mendapatkan model studi. #i atas risge pada model studi, dituutp dengan malam setebal 9.@ mm mulai dari puncak papila retromolar di satu sisi ke puncak al&eolar di sisi lain. .emudian seluruh daerah pendukung gigi tiruan pada model studi ditutup dengan lempeng malam setebal 9.: mm yang berperan sebagai rongga bagi bahan cetak. -endok cetak biometrik dibuat dan dicobakan ke dalam mulut pasien. (etakan akhir dibuat dengan menggunakan bahan cetak yang mudah mengalir, kemudian diisi dengan stone gips untuk mendapatkan model kerja.

8.

2&#!r#(a'&a Pa#&(ar #a*a Pa(at$" P!ny!0a0 : a) ,danya hampa udara di ba1ah basis gigi tiruan b) 2igi tiruan longgar tapi tetap saja digunakan Penanggulangannya : a) ;acuum chanber tidak dibuat

b) 2igi tiruan yang longgar diperbaiki. Pada kasus yang telah menunjukkan adanya hiperplasia papilar, perlu disarankan kepada pasien agar gigi tiruannya dilepas, terutama pada malam hari. -elain itu, pasien juga dianjurkan untuk menyikat palatumnya dengan menggunakan sikat gigi yang bulu sikatnya lunak sebelum tidur. ,pabila ukuran papila mengecil, gigi tiruan dapat dilapik dengan menggunakan bahan pelapik lunak. 3ila papila masih ada, sebaiknya dilakukan tindakan operatif. -esudah gigi tiruan dilepas selama beberapa hari dan diikuti dengan perbaikan hiperplasia papilar, gigi tiruan dapat dipasang kembali. 3ila longgarnya sedikit, dapat di reline secara langsung atau tidak langsung. 3ila gigi tiruan sangat longgar, sebaiknya dibuatkan gigi tiruan yang baru. ,pabila pasien berkeberatan dilakukan tindakan bedah untuk hiperplasia papilar yang masih ada, sebaiknya gigi tiruan yang masuk ke dalam tonjol papila dipoles untuk mengurangi ketajamannya atau dengan membuat gigi tiruan baru dengan menggunakan basis gigi tiruan dari kerangka logam. an*&0$(ar&'

9. Tor$' Pa(at&n$' *an Tor$'

Pertama!tama diatasi dengan melegakan model kerja, dan tidak dengan pengambilan tulang secara bedah. 4indakan bedah sedapat mungkin dihindari karena daerah bekas pembedahan bila dipalpasi sering timbul rasa nyeri. 4orus palatinus yang ditutupi oleh lapisan tipis mukosa dapat menimbulkan rasa kurang nyaman, gigi tiruan kurang stabil, dan dapat patah di garis tengahnya. ,pabila torus palatinus sangat besar, berbenjol!benjol dan disertai dengan ceruk, dan pada perabaan disertai dengan rasa nyeri, perlu dilakukan tindakan bedah. 4orus mandibularis biasanya terdapat bilateral pada permukaan lingual region premolar 53 dan letaknya dekat pada lipatan mukosa pada sulkus lingualis. -ebaiknya dibuat pelegaan pada basis gigi tiruan yang ada torusnya, agar tidak mengganggu dalam berfungsi.

:. B!nt$k Pa(at$" ;

,kan mempengaruhi retensi gigi tiruan 5,. +ni disebabkan adanya fissure yang dalam dan sempit di tengah!tengah cekungan palatum yang berjalan melalui daerah postdam. Aissura ini seringkali tidak tercetak dengan baik. 3ubungan yang tajam pada gigi tiruan seringkali dibuang oleh tekniker gigi. Penting sekali mempertahankan bubungan tersebut, dan memperluas tepi posterior gigi tiruan hingga berkontak dengan palatum molle dan memperbaiki permukaan tepinya. Palatum molle yang melekat pada tepi posterior palatum keras yang berbentuk ; menyempurnakan sisi ke!3 dari pyramid, dan bentuk perlekatannya sedemikian rupa sehingga gerakan ke atas dan ke ba1ah dihalangi di dekat tepi posterior palatum keras. .emudian postdam pada gigi tiruan dapat diperluas untuk berkontak dengan palatum molle, dan secara lebih efektif menyempurnakan pengap periferi di daerah ini. Pada palatum berbentuk ; jarang diperlukan pelegaan karena mukosa biasanya cukup tebal. 3ila prosedur ini diikuti, retensi gigi tiruan bagi pasien dengan palatum berbentuk ; mudah diperoleh.

SINDRO A KO BINASI
PASIEN GTP TUNGGAL RA YANG BERANTAGONIS DENGAN GIGI ASLI RB

Prosedur diagnostik 1. ,da jumlah gigi yang cukup pada 53, yang meliputi 61 dengan relasi kelas + atau kelas +++ :. .ondisi jaringan periodontal dapat diterima 3. 4idak ada missing teeth yang akan digantikan #enture reBuirements 1. balanced occlusion saat rahang berada pada relasi terminal dan/atau relasi eksentrik :. bentuk oklusal gigi anatomis sesuai gigi asli sebagai pedoman dalam pemilihan gigi posterior 5, 3. factor estetik dapat diterima 4anda!tanda -indroma kombinasi atau sindroma .elly : 1. Hilangnya tulang pendukung pada anterior 5, (resorpsi" diisi dengan jaringan ikat lunak (mukosa flabby" :. 4imbul denture fissuratum di sekitar &estibulum akibat pergerakan gigi tiruan saat berfungsi 3. Pembesaran tuberositas maksila C. 4imbul papillary hyperplasia di tengah palatum @. ?kstrusi gigi anterior 53 8. Hilangnya tulang al&eolar di ba1ah basis 24 53 (ara pencegahan kelainan : 1. 6anfaatkan semua kondisi untuk keberhasilan 24P tunggal :. Persiapkan jaringan pendukung sebelum pencetakan rahang 3. 4entukan relasi rahang untuk setiap pasien C. Pasang model diagnostik pada artikulator @. Perbaikan lengkung oklusal dan kondisi gigi yang tersisa 8. Penyusunan gigi geligi sampai diperoleh oklusi D artikulasi yang seimbang beban yang diterima 24P tidak terlalu besar E. 'akukan kontrol secara periodik untuk mendeteksi perubahan sedini mungkin D mencegah kelainan lebih lanjut Perubahan lebih lanjut : 1. #; turun :. Posisi bidang oklusal berubah 3. 6andibula bergerak ke anterior C. 4erjadi epulis fissuratum @. 4idak terjadi kontak rapat antara basis 24 dengan mukosa 8. .elainan jaringan periodontal pada gigi sisa Proses perubahan : pada 5, -isa gigi di daerah anterior 53 F -ebagian besar fungsi berada di anterior 24 5, F resorpsi tulang al&eolar berlanjut di anterior 5, F

kehilangan tulang diganti dengan jaringan ikat Ga1al terjadinya sindroma kombinasi / .ellyH

penurunan secara perlahan basis 24 bagian posterior F penurunan #; anterior 53 dgn 24

perubahan angulasi bidang oklusal F kontak protrusi F hilangnya dukungan tulang pada gigi asli

penyangga gigi asli F pergerakan 24 anterior 5, ke atas

hilangnya kontak gigi anterior 53 yang berantagonis lunak

iritasi ringan di sekitar jaringan F

epulis fissuratum D pertumbuhan jar fibrosa menutupi tuber maksila

retensi D stabilisasi 24 5, berkurang karena perubahan bentuk dan sifat jaringan pendukung F terjadi hiperplasia papila di palatum

pada 53 perubahan angulasi bidang oklusal F resorpsi tulang di ba1ah basis 24 sebagian posterior 53 F turunnya 24 secara perlahan

F tekanan oklusi mendorong mandibula lebih ke anterior F penambahan fungsi oklusal di anterior D pengurangan fungsi oklusal di posterior F resorpsi ridge anterior D hilangnya dukungan posterior dari mandibula Periode kontrol periodik Paling sedikit 10/tahun

TA BA2AN BUAT BELA<AR SINGLE DENTURE


PROSEDUR PE BUATAN GIGI TIRUAN PENU2 TUNGGAL

1. 6elakukan anamnesa, ri1ayat kesehatan umum,kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan ekstra oral dan intra oral. :. 6elakukan pencetakan a1al untuk mendapatkan model diagnostic yang akan die&aluasi di articulator. 3. 6embuat rencana pera1atan dari hasil pemeriksaan intra oral: B Pera1atan gigi sisa B Pera1atan periodontal B Pera1atan bedah mulut B Pengasahan gigi berdasarkan hasil e&aluasi model yang dipasang di artikulator. C. 6embuat cetakan akhir untuk rahang yang tidak bergigi. )ntuk rahang yang ada giginya, cetakan akhir dilakukan setelah gigi asli diperbaiki. @. 6enentukan dimensi &ertikal dan relasi sentrik B Pada kasus gigi tiruan penuh tunggal rahang atas yang berantagonis dengan gigi asli anterior ba1ah, pedoman galengan gigit rahang atas dibuat seperti biasa. 3agian anterior sejajar garis interpupil, bagian posterior sejajar garis ala nasi. B #imensi &ertikal fisiologis diukur dan disesuaikan dengan galengan gigit rahang atas. )ntuk mendapatkan dimensi &ertikal oklusal, perlu dikurangi :!C mm untuk memperoleh free 1ay space. Pengurangannya dilakukan pada galengan gigit anterior atas bagian palatal. -etelah itu menentukan relasi sentrik dan siap dipasang di artikulator. 8. 6emasang model di artikulator. E. 6enyusun gigi I sebelum melakukan penyusunan gigi, perlu dilakukan perbaikan pada gigi asli yang masih ada. ,da beberapa cara untuk memperbaiki posisi gigi asli, yaitu: B (ara yang mudah dan umum digunakan yaitu dengan menyusun gigi pada rahang yang telah kehilangan semua giginya. Pada 1aktu gigi disusun perhatikan kur&e lateral dan kur&e kompensasi. 'angkah!langkahnya: 3ila ada hambatan dengan gigi antagonis, model gigi diasah dan diberi tanda. -etelah semua elemen gigi disusun, dilakukan pengasahan gigi didalam mulut pasien dengan berpedoman pada model di artikulator. 2igi asli yang sudah diasah dicetak, dan dipasang di artikulator. -usunan gigi disesuaikan dengan model yang baru.

B (ara lain dalam memperbaiki lengkung oklusal dengan menggunakan template oklusal, yaitu alat yang berupa logam berbentuk J)J yang permukaan ba1ahnya sedikit cembung. 'angkah!langkahnya: 4emplate oklusal diletakkan di permukaan oklusal gigi sisa. 3ila ada gigi yang posisinya tidak sesuai(kontak terlebih dahulu" maka harus diasah sampai diperoleh kontak yang merata dengan template oklusal pada semua gigi sisa. 2igi tersebut ditandai dimodel untuk digunakan sebagai pedoman pengasahan dimulut pasien. B ,gar pengasahan gigi di mulut pasien dapat lebih cermat, di atas model yang telah diasah dibuatkan template dari resin akrilik yang transparan. 'angkah!langkahnya: -etelah template dibuat, permukaan dalam tempalte akrilik diolesi dengan pasta petunjuk tekanan(pressure indicating paste/P+P". 'alu letakkan di atas gigi asli pasien, bila ada bagian yang menimbulkan gangguan pada gigi asli maka akn terlihat pada template tersebut. 4emplate lalu dikelurakan dan dilakukan pengasahan pada gigi gigi asli. Prosedur ini diulang sampai tempalte dapat diletakkan secara stabil pada tempatnya. #engan perbaikkan ini, diharapkan gigi dapat disusun dengan baik sehingga akan diperoleh oklusi dan artikulasi yang seimbang. K. 6elakukan percobaan protesa malam. 7. 6elakukan penyelesaian(processing" menjadi gigi tiruan akrilik. 19. 6emasang gigi tiruan did alam mulut I prosedurnya sama dengan pemasangan 24P kon&ensional.

You might also like