Professional Documents
Culture Documents
Pd)
WARGA NEGARA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA BANJARMASIN (STKIP PGRI BANJARMASIN) KAMPUS BANJARBARU 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia-Nya dalam mengerjakan tugas pembuatan makalah untuk mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang diampu oleh Bapak Drs. H. Anshory Akhmad, M.Pd. Karena berkat rakmat dan ridho-Nya pula saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Warga Negara Saya sangat menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan sekalipun telah diupayakan semaksimal mungkin, mengingat keterbatasan kemampuan yang saya miliki, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam penulisan makalah ini dan sekali lagi penulis berharap semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya pribadi dan pembaca serta bagi semua pihak yang berkepentingan, Amin.
Raudhatul Jannah.A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2 2.1 Pengaruh Warga Negara dan Asas Kewarganegaraan .............................3 2.2 Kriteria Menjadi Warga Negara ...............................................................3 2.3 Hak Dan Kewajiban Warga Negara .........................................................6 BAB III PENUTUP .................................................................................................9 A. KESIMPULAN ........................................................................................9 B. SARAN .....................................................................................................9 DAFTAR BACAAN
ii
BAB I PENDAHULUAN
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar diajarkan di STIKIP PGRI BANJARMASIN agar dapat mencetak mahasiswa-mahasiswa yang bukan hanya handal di bidangnya, tetapi juga dapat memiliki Ilmu Sosial yang tinggi dan memberikan pengetahuan dasar serta pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa adalah kemampuan akademik, kemampuan profesi, dan kemampuan pribadi. Kemampuan akademik dan profesi adalah kemampuan yang didapat oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran di kampus sesuai kurikulum yang ada. Sedangkan, kamampuan pribadi diharapkan dapat didapatkan oleh mahasiswa dalam mata kuliah ISBD (Ilmu Sosial dan Budaya Dasar). Oleh karena itu posisi Ilmu Sosial dan Budaya Dasar cukup penting dalam pembentukan mahasiswa yang Bertaqwa kepada Tuhan YME, Berjiwa Pancasila, Memiliki wawasan Sejarah perjuangan bangsa, Memiliki wawasan dan pendekatan dalam menyikapi permasalahan sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan, Memiliki wawasan tentang kehidupan bermasyarakat. Dalam makalah ini penulis akan mengangkat kasus tentang warga negara dan pengaruhnya dalam perkembangan negara. Suatu negara yang sudah maju, tidak akan dapat menjadi negara yang berhasil jika tidak memiliki kualitas warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya terhadap negara. Misalkan saja Singapura, dengan wilayah yang sangat kecil, yang luasnya hampir sama dengan luas wilayah Jakarta, tetapi dapat menjadi negara yang maju di asia, hal tersebut dapat terwujud berkat kesadaran warga negaranya dalam menjalankan tatanan kehidupan bermasyarakat serta dapat menempatkan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dengan baik.
BAB II PEMBAHASAN
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar. Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula Negara. karena warga negara mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama. Untuk itu, setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab. Menurut A.S. Hikam, warga negara merupakan terjemahan dari citizenship yaitu anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri. Istilah ini menurutnya lebih baik ketimbang istilah kawula negara lebih berarti objek yang berarti orang- orang yang dimiliki dan mengabdi kepada pemiliknya. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain. Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu Undang-Undang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk terlibat dalam
pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga dalam organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.
2.1. Pengaruh Warga Negara dan Asas Kewarganegaraan Warga negara sebagai komponen terpenting suatu negara yang dalam negara demokrasi adalah suatu poin penting dalam perkembangan negara. Warga negara dapat dijadikan sebagai tolak ukur apakah suatu negara merupakan negara yang maju atau tidak. Sebagai poin terpenting dalam sebuah negara, warga negaralah yang berperan aktif dalam proses berjalannya atau beroperasinya suatu negara, dengan kata lain, warga negara menjadi roda utama sebuah negara. Bila roda tersebut tidak berputar secara baik, maka akan berpengaruh pula kepada perkembangan negara tersebut. UU No. 62 Tahun 1958 : menyatakan bahwa negara republik Indonesia adalah orang orang yang berdasarkan perundang undangan dan atau perjanjian perjanjian dan atau peraturan peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 agustus 1945 sudah menjadi warga negara republik Indonesia. Jadi dari ketiga pendapat diatas warga negara dapat disimpulkan sebagai sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri yang berdasarkan perundang undangan atau perjanjian perjanjian dan mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik.
2.2. Kriteria Menjadi Warga Negara Untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warganegara, digunakan dua kriteria : a. Kriterium kelahiran. Berdasarkan kriterium ini masih dibedakan menjadi dua yaitu : kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut juga Ius Sanguinis. Didalam asas ini seorang memperoleh kewarganegaraann suatu Negara berdasarkan asa kewarganegaraan orang tuanya, dimanapun ia dilahirkan.
kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau ius soli. Didalam asas ini seseorang memperoleh kewarganegaraannya berdasarkan Negara tempat dimana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warganegara dari Negara tersebut.
b.
Naturalisasi atau pewarganegaraan Naturalisasi atau pewarganegaraan adalah suatu proses hukum yang
menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganegaraan Negara lain. 1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia 2) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia 3) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing 4) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia 5) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut 6) Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia 7) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia 8) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin 9) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya 10) Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
11) Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya 12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan 13) Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia. Perolehan Kewarganegaraan Indonesia Untuk mendapatkan status kewarganegaraan Indonesia, pemerintah mengatur dalam Undang-undang. Hal ini diatur sedemikian rupa, sehingga mampu mengantisipasi berbagai permasalahan baik sosial maupun permasalahan hukum yang terjadi. Karena permasalahan yang menyangkut status warga negara dapat terjadi pada wilayah dalam negeri maupun aktivitas yang berkaitan dengan interaksi antar negara. Sebagai contoh, kehadiran beberapa artis muda di Indonesia yang berasal dari negara lain, saat ini tengah berurusan dengan pihak imigrasi karena visa dan status kewarganegaraan mereka. Terkait dengan kejahatan, berbagai kasus penyebaran narkoba oleh warga negara kulit hitam di Indonesia melibatkan jaringan internasional. Dengan pengaturan status kewarganegaraan, pihak kepolisian memiliki bukti yang kuat untuk mencekal maupun menangkap dan
mengembalikannya ke negara asalnya. Dalam penjelasan umum Undang-undang No. 62/1958 bahwa terdapat 7 (tujuh) cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yaitu : 1) Karena kelahiran; 2) Karena pengangkatan; 3) Karena dikabulkannya permohonan; 4) Karena pewarganegaraan; 5) Karena perkawinan; 6) Karena turut ayah dan atau ibu; 7) Karena pernyataan.
2.3. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Seperti yang telah disampaikan di muka, bahwa warga negara merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Dengan demikian, warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negaranya. Dalam konteks Indonesia, hak warga negara terhadap negaranya telah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang merupakan derivasi dari hak-hak umum yang digariskan dalam UUD 1945. Hak-hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain: Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 berbunyi Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal ini menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan Hak membela negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Selain itu, dalam Pasal 30 ayat (1) juga dinyatakan Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Hak berpendapat, berserikat dan berkumpul, seperti yang tercantum dalam Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. Hak kebebasan beragama dan beribadat sesuai dengan kepercayaannya, sesuai dengan Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945, di Pasal 29 ayat (2) dinyatakan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. Hak untuk mendapatkan pengajaran, seperti yang tercantum dalam Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945. 1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. 2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan UUD 1945.
Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 32 UUD 1945 ayat (1), Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, dengan menjamin kebebasan budayanya. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial. Pasal 33 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945 berbunyi: 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan 2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara 3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat 4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undangundang. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial. Dalam Pasal 34 UUD 1945 dijelaskan bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Kewajiban warga negara terhadap negara Indonesia, antara lain: Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Kewajiban membela negara, seperti yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang telah ditulis sebelumnya. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara, seperti yang sudah dituliskan di atas pada Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. Selanjutnya hak-hak warga negara yang tertuang dalam UUD 1945 sebagai konstitusi negara dinamakan hak konstitusional. Setiap warga negara memiliki hakhak konstitusional sebagaimana yang ada dalam UUD 1945. Warga negara berhak menggugat bila ada pihak-pihak lain yang berupaya membatasi atau menghilangkan hak-hak konstitusionalnya.
Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang tertuang dalam UUD 1945 mencakup berbagai bidang. Bidang-bidang ini antara lain adalah bidang politik dan pemerintahan, sosial, keagamaan, pendidikan, ekonomi, dan pertahanan. Hak warga negara merupakan hak yang ditentukan dalam suatu konstitusi negara. Munculnya hak ini adalah karena adanya ketentuan undang-undang dan berlaku bagi orang yang berstatus sebagai warga negara. Bisa terjadi hak dan kewajiban warga negara Indonesia berbeda dengan hak warga negara Malaysia oleh karena ketentuan undang-undang yang berbeda. Ketentuan lebih lanjut mengenai berbagai hak dan kewajiban warga negara dalam hubungannya dengan negara tertuang dalam berbagai peraturan perundangundangan sebagai penjabaran atas UUD 1945. Misalnya dengan undang-undang. Sebagai contoh: 1) Hak dan kewajiban warga negara di bidang pendidikan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 2) Hak dan kewajiban warga negara di bidang politik terdapat dalam: UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Muka Umum UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers UU No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan DPRD UU No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, dan lain-lain. Prinsip utama dalam penentuan hak dan kewajiban warga negara adalah terlibatnya warga (langsung atau perwakilan) dalam setiap perumusan hak dan kewajiban tersebut sehingga warga sadar dan menganggap hak dan kewajiban tersebut sebagai bagian dari kesepakatan mereka yang dibuat sendiri. Di samping itu, setiap penduduk yang menjadi warga negara Indonesia, diharapkan memiliki karakteristik yang bertanggung jawab dalam menjalankan hak dan kewajibannya. Karakteristik adalah sejumlah sifat atau tabiat yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia, sehingga muncul suatu identitas yang mudah dikenali sebagai warga negara.
A. KESIMPULAN Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang merdeka. Untuk itu, setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab.
B. SARAN `Kita sebagai warga negara indonesia patut bangga terhadap negara kita sendiri yaitu negara Indonesia yang memiliki beragam ras, kebudayaan dan suku. Sebagai warga negara yang baik kita patut menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa indonesia dengan saling menghargai satu sama lainnya untuk menjadikan Negara Indonesia menjadi negara yang kokoh, adil, makmur dan sejahtera.
DAFTAR BACAAN