You are on page 1of 8

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teknik Dasar Anamnesa 2.1.1. Pengertian Anamnesis Anamnesis adalah cara pemeriksaan yang didapat dengan cara wawancara dengan penderita, berdasarkan keluhan, wawancara sebaiknya digunakan bahasa yang sederhana. (DEPKES Pusat Tenaga Kerja, !!"# 2.1.2. Tujuan Anamnesis Tujuan melakukan anamnesis adalah mengembangkan pemahaman mengenai masalah medis pasien dan mambuat diagn$sis banding. %alaupun telah banyak kemajuan dalam pemeriksaan diagn$stik m$dern, namun anamnesis masih sangat diperlukan untuk mendapatkan diagn$sis yang akurat. Akan tetapi, pr$ses ini juga memungkinkan d$kter untuk mengenal pasiennya (dan begitu pula sebaliknya# serta memahami masalah medis dalam k$nteks kepribadian dan latar belakang s$sial pasien.(&$nathan, '(()# 2.1.3. Jenis Anamnesis Ada ' jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Aut$anamnesis dan All$anamnesis atau *eter$anamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan teknik aut$anamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan d$kter dan menceritakan permasalahannya. +ni adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan. ,eskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu aut$anamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu $rang lain untuk menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari in.$rmasi $rag lain ini disebut All$anamnesis atau *eter$anamnesis. Tidak jarang dalam praktek

sehari-hari anamnesis dilakukan bersama -sama aut$ dan all$anamnesis. (DEPKES Pusat Tenaga Kerja, !!"# 2.1.4. Teknik Anamnesis . ,emberi salam dan k$n.irmasi administrati. '. K$n.irmasi antara yang tertulis pada rekam medis dengan pasien. /iasanya d$kter menyebut nama pasien. Pr$ses ini sangat penting untuk menghindari kekeliruan yang dapat menyulitkan pasien maupun d$kter. ). ,endapatkan keluhan utama beserta waktunya. 0ang dimaksud keluhan utama adalah keadaan yang mend$r$ng pasien untuk meminta pert$l$ngan medis. /iasanya pasien terd$r$ng meminta pert$l$ngan bila sakitnya tidak baik setelah upaya sendiri (sel. medicati$n# atau sakitnya tidak tertahankan lagi, atau bila sudah ada kekhawatiran. Keluhan utama tersebut dapat dipandang sebagai masalah ( pr$blem# medis yang utama dipandang dari sisi pasien, meskipun dari sisi d$kter tidak selalu demikian. Keluhan utama selalu kita cari kapan hal tersebut timbul. 1. 2iwayat penyakit sekarang. 3. Deskripsi keluhan termasuk keluhan utama. 0ang dimaksud dengan deskripsi keluhan utama adalah upaya d$kter untuk memberi makna keluhan (gejala# yang diceritakan $leh pasien, yang kiranya merupakan bagian dari kelainan $rgan apa atau keadaan tersebut merupakan bagian dari penyakit apa. (Daldiy$n$, '(("# 2.1.5. Ham atan !a"am #e"akukan Anamnesa . Pasien yang tertutup Anamnesa akan sulit dilakukan bila pasien membisu dan tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan d$kternya. Keadaan ini dapat disebabkan pasien merasa cemas atau tertekan, tidak leluasa menceritakan keluhannya atau dapat pula perilakunya yang demikian
3

karena gangguan depresi atau psikiatrik. Tergantung masalah dan situasinya kadang perlu $rang lain (keluarga atau $rang-$rang terdekat# untuk mendampingi dan menjawab pertanyaan d$kter (heter$anamnesis#, tetapi kadang pula lebih baik tidak ada se$rangpun kecuali pasien dan d$kternya. /ila pasien dirawat di rumah sakit maka anamnesa dapat dilanjutkan pada hari-hari berikutnya setelah pasien lebih tenang dan lebih terbuka. '. Pasien yag terlalu banyak keluhan Sebaliknya tidak jarang se$rang pasien datang ke d$kter dengan begitu banyak keluhan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tugas se$rang d$kter untuk memilah-milah keluhan mana yang merupakan keluhan utamanya dan mana yang hanya keluh kesah. Diperlukan kepekaan dan latihan untuk membedakan mana yang merupakan keluhan yang sesungguhnya dan mana yang merupakan keluhan mengada-ada. Apabila benar-benar pasien mempuyai banyak keluhan harus dipertimbangkan apakah semua keluhan itu merujuk pada satu penyakit atau kebetulan pada saat tersebut ada beberapa penyakit yang sekaligus dideritanya. ). *ambatan bahasa dan atau intelektual Se$rang d$kter mungkin saja ditempatkan atau bertugas disuatu daerah yang may$ritas penduduknya menggunakan bahasa daerah yang belum kita kuasai. Keadaan semacam ini dapat menyulitkan dalam pelaksanaan anamnesa. Se$rang d$kter harus segera belajar bahasa daerah tersebut agar dapat memperlancar anamnesa, dan bila perlu dapat meminta bantuan perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk mendampingi dan membantu menerjemahkan selama anamnesa. Kesulitan yang sama dapat terjadi ketika menghadapi pasien yang karena intelektualnya yang rendah tidak dapat memahami pertanyaan atau penjelasan d$kternya. Se$rang d$kter dituntut untuk mampu melakukan anamnesa atau memberikan penjelasan dengan bahasa yang sangat sederhana agar dapat dimengerti pasiennya. 1. Pasien dengan gangguan atau penyakit jiwa
4

Diperlukan satu tehnik anamnesa khusus bila se$rang d$kter berhadapan dengan penderita gangguan atau penyakit jiwa. ,ungkin saja anamnesa akan sangat kacau, setiap pertanyaan tidak dijawab sebagaimana seharusnya. &ustru di dalam jawaban-jawaban yang kacau tersebut terdapat petunjuk-petunjuk untuk menegakkan diagn$sis. Se$rang d$kter tidak b$leh bingung dan kehilangan kendali dalam melakukan anamnesa pada kasus-kasus ini. 3. Pasien yang cenderung marah dan menyalahkan Tidak jarang dijumpai pasien-pasien yang datang ke d$kter sudah dalam keadaan marah dan cenderung menyalahkan. Selama anamnesis mereka menyalahkan semua d$kter yang pernah memeriksanya, menyalahkan keluarga atau $rang lain atas masalah atau keluhan yang dideritanya. 4mumnya ini terjadi pada pasien-pasien yang tidak mau menerima kenyataan diagn$sis atau penyakit yang dideritanya. Sebagai se$rang d$kter kita tidak b$leh ikut terpancing dengan menyalahkan sejawat d$kter lain karena hal tersebut sangat tidak etis. Se$rang d$kter juga tidak b$leh terpancing dengan gaya dan pembawaan pasiennya sehingga terintimidasi dan menjadi takut untuk melakukan anamnesa dan membuat diagn$sis yang benar. (Daldiy$n$, '(("#

2.2. #enja"in Hu ungan Inter$ers%na" K$munikasi yang e.ekti. ditandai dengan hubungan interpers$nal yang baik. Ketika kita berk$munikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi kita juga menentukan kadar hubungan interpers$nalnya. &adi ketika kita berk$munikasi kita tidak hanya menentukan k$nten melainkan juga menentukan relati$nship. Dari segi psik$l$gi k$munikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpers$nal, makin terbuka $rang untuk mengungkapkan dirinya5 makin cermat persepsinya tentang $rang lain dan persepsi dirinya5 sehingga makin e.ekti. k$munikasi yang berlangsung diantara k$munikan. (K6,47+KAS+ 47+SA7,'((!#
5

2.2.1. #enja"in Hu ungan Inter$ers%na" Dengan Anak&anak ,enjalin hubungan interpers$nal dengan anak-anak tidak semudah menjalin hubungan interpers$nal dengan $rang dewasa. K$munikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjada hubungan dengan anak. Salah satu penelitian dalam bidang k$munikasi dengan anak dilakukan $leh %urster dkk. ( !8!#. ,ereka memeriksa p$la k$munikasi antara mahasiswa 9akultas Ked$kteran :igi dengan pasien anak-anak. 'A.S./linkh$rn, '((3#. /agi anak-anak, tingkah laku yang terlihat dikel$mp$kkan menjadi ; k$$perati. ( bereaksi dengan rileksa dan tidak takut#, melawan (bila anak tampaknya mengalami tekanan, tetapi tidak mengganggu perawatan#, atau tidak k$$perati. (melawan secara langsung sehingga mengganggu perawatan#. Tingkah laku para mahasiswa dikateg$rikan sebagai mengarahkan dan membimbing (misalnya memberikan instruksi secara jelas sambil membujuk pasien#, permisi. (membiarkan tingkh laku negati. berlangsung tanpa usaha mengurangi#, atau memaksa (menc$ba mengatasi tingkah laku negati. dengan mengancam, menertawakan, atau menggunakan kekuatan .isik#. 'A.S./linkh$rn, '((3#. /ila D$kter :igi meremehkan atau mengacuhkan anak, pr$babilitas rasa takut berkelanjutan juga tinggi. Sebaliknya, bila D$kter :igi menanyakan pada anak bagaimana perasaannya, atau mengajukan pertanyaan berulang, tingkah laku takut berkurang. Penjelasan dan pengarahan adalah resp$n yang berguna. /ila D$kter :igi memberi pujian, k$mentar tertentu seperti <saya suka anda tetap membuka mulut= adalah lebih e.ekti. daripada ungkapan umum, seperti <anak yang baik=. 'A.S./linkh$rn, '((3#. ,asalah tingkah laku yang ditunjukan $leh anak-anak (seperti mend$r$ng instrumen menjauh, men$lak membuka mulut# sering dianggap merupakan manis.estasi dari kecemasan. Suatu met$de yang menilai tingkatan tingkah laku anak adalah skala 1 angka yang dikembangkan $leh

9rankl dkk ( !"'#. Tingkah laku anak dikateg$rikan menjadi 1 kateg$ri sesuai kriteria berikut ; 1. Sangat negati. ; men$lak perawatan, mel$nta-l$nta dan membantah, amat takut, menangis kuat kuat, menarik atau mengis$lasi diri, atau keduanya. 2. Sedikit negati. ; tidak negati. min$r, atau menc$ba bertahan, menyimpan rasa takut, dari minimal sampai sedang, ner>$us atau menangis. 3. Sedikit p$siti. ; berhari - hari menerima perawatan, dengan agak segan, dengan teknik bertanya atau men$lak, cukup bersedia bekerja sama dengan d$kter gigi. 4. Sangat p$siti. ; bersikap baik dengan $perat$r, tidak ada tanda - tanda takut, tertarik pada pr$sedur, membuat k$ntak >erbal yang baik. 'A.S./linkh$rn, '((3# 2.2.2. #enja"in Hu ungan Inter$ers%na" Dengan (rang De)asa Dalam k$nseling yang juga diterapkan dalam k$munikasi pasiend$kter dikenal adanya GATHER, singkatan dari Great-Ask-Tell-HelpExplain-Return dengan pengertian sebagai berikut ; a. :reat (,emberi Salam# ,emberi salam kepada pasien diawal pertemuan akan menciptakan hubungan yang baik. /erilah salam dengan ramah kepada tiap pasien pada saat dia datang.

b. Ask (/ertanya# ,engapa d$kter perlu bertanya sekaligus mendengarkan dengan akti.? Karena melalui pertanyaan, d$kter dapat membantu pasien untuk menyatakan keinginan dan kebutuhannya serta mengekpresikan perasaannya.
7

c. Tell (,emberi +n.$rmasi# Setelah pasien selesai menyatakan keluhan dan kebutuhannya, berikanlah in.$rmasi secara jelas sehingga dapat dimengerti $leh pasien yang kemudian dapat membantu pasien untuk mengambil keputusan. d. *elp (,emberi /antuan# /antuan diberikan ketika pasien yang mengalami kesulitan dalam mnegambil keputusan atau dalam menentukan sikap. Dalam hal ini d$kter memberikan bantuan agar pasien dapat memecahkan permasalahannya dengan mudah. e. E@palain (,emberi Penjelasan# D$kter memberikan penjelasan pada pasien tentang keputusan yang telah dipilihnay. ,isalnya, bila pasien memilih salah satu met$de K$nser>asi atau jenis tindakan tertentu, berikan penjelasan tentang pilihannya tersebut berikut dengan e.ek sampingnya. .. 2eturn (K$ntr$l Kembali# /ila dirasa perlu, berikan kesempatan pada pasien untuk datang kembali. (S$etjiningsih, '((A#

2.3. Pr% "em S%"*ing Strategi pemecahan masalah bertujuan untuk mengatasi atau menanggulangi masalah atau ancaman yang ada dengan kemampuan pengamatan secara realitis. /eberapa c$nt$h strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan antara lain ; a. ,eminta bantuan kepada $rang lain b. Secara besar hati, mampu mangungkapkan perasaan sesuai dengan situasi yang ada. c. ,encari lebih banyak in.$rmasi yang terkait dengan masalah yang dihadapi, sehingga masalah tersebut dapat diatasi secara realistis.
8

d. ,enyunsun beberapa rencana untuk memecahkan masalah. e. ,eluruskan pikiran atau persepsi terhadap masalah. (Daldiy$n$, '(("# Strategi pemecahan masalah ini secara ringkas dapat digunakan dengan met$de ST6P (S$urce, Trial and err$r, 6thers, Pray and patient#. S$urce berarti mencari dan mengidenti.ikasikan apa yang menjadi sumber masalah. Trial and err$r berarti menc$ba berbagai rencana pemecahan masalah yang telah disusun. /ila satu met$de tidak berhasil, maka menc$ba lagi dengan met$de lain. /egitu selanjutnya. *al yang perlu dihindari adalah adanya rasa keputusasaan terhadap kehganjalan yang dialami. 6thers berarti meminta bantuan $rang lain bila diri sendiri tidak mampu. Pray and patient yaitu berd$a kepada Tuhan sebab dia adalah Bat yang ,aha ,engetahui segala sesuatu yang ada di dunia ini. Dia pula yang memberikan jalan yang terbaik buat manusia sebab manusia memiliki banyak keterbatasan. Dengan berd$a, maka hati, jiwa, dan pikiran sese$rang akan menjadi tentram dan tenang. &uga harus sabar dengan berlapang dada menerima kenyataan yang ada pada dirinya. Penerimaan terhadap apa yang ada pada diri akan membuat sese$rang menjadi lebih menikmati hidup dan ringan beban psik$l$ginya, walaupun dalam pandangan $rang lain $rang tersebut berada dalam kehinaan.(Daldiy$n$, '(("#

You might also like

  • Abs Trak
    Abs Trak
    Document1 page
    Abs Trak
    LutfiaRatnaningtyas
    100% (1)
  • Burketsdraft210 211
    Burketsdraft210 211
    Document3 pages
    Burketsdraft210 211
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Resume Mumps
    Resume Mumps
    Document7 pages
    Resume Mumps
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Document1 page
    Abs Trak
    LutfiaRatnaningtyas
    100% (1)
  • Lampiran 2
    Lampiran 2
    Document1 page
    Lampiran 2
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Informed Consent
    Informed Consent
    Document1 page
    Informed Consent
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Gingivitis
    Gingivitis
    Document20 pages
    Gingivitis
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document39 pages
    Bab Ii
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document2 pages
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document3 pages
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document2 pages
    Daftar Pustaka
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • BAB III Issue 3
    BAB III Issue 3
    Document30 pages
    BAB III Issue 3
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document2 pages
    Daftar Pustaka
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document3 pages
    Bab Iv
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document17 pages
    Bab Ii
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Issu 1 KGK 7
    Issu 1 KGK 7
    Document43 pages
    Issu 1 KGK 7
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document3 pages
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document2 pages
    Daftar Isi
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Poli Umum
    Poli Umum
    Document1 page
    Poli Umum
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Cover Luar
    Cover Luar
    Document1 page
    Cover Luar
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    Document1 page
    Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document3 pages
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    Document1 page
    Laporan Praktikum Skill Lab Rehabilitasi I
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document2 pages
    Bab Iv
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Nomenklatur - Sitty Masita
    Nomenklatur - Sitty Masita
    Document9 pages
    Nomenklatur - Sitty Masita
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document5 pages
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document4 pages
    Bab I
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Makalah TCM Batra
    Makalah TCM Batra
    Document17 pages
    Makalah TCM Batra
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document1 page
    Bab Iii
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet
  • Overview
    Overview
    Document15 pages
    Overview
    LutfiaRatnaningtyas
    No ratings yet