You are on page 1of 43

Sterilisasi Disinfeksi

Ganda Anang S A Bagian Mikrobiologi FK UMS 2012

lingkungan fisik (air, udara, tanah)

lingkungan biologis (manusia, binatang, tumbuhan)

Environment

INFECTION
Agent Host

Kontrol mikroorganisme
Membunuh mikroorganisme,
biasanya digunakan istilah cide atau cidal, misal bactericide (bactericidal), fungicide, virucide, sporocide.

Menghambat pertumbuhan mikroorganisme,


biasanya disini digunakan istilah static.

sterilisasi
usaha untuk membebaskan sesuatu dari mikroorganisme secara keseluruhan, baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora, termasuk virus.

Tentunya metode ini hanya dapat diterapkan terutama untuk benda-benda mati. Untuk mengontrol mikroorganisme pada manusia tentunya harus menggunakan cara yang aman bagi tubuh manusia tersebut.

sanitasi
usaha untuk meminimalkan jumlah mikroorganisme dalam suatu ruang lingkup yang besar dan umumnya berhubungan dengan tata ruang dan lingkungan.

Misalnya penyiapan makanan untuk industri makanan atau restoran, sanitasi air pada perusahaan air minum, tata ruang dan bangunan untuk perumahan penduduk untuk mengatur saluran comberan, sumur dan WC.

Tabel: Berbagai metode yang digunakan untuk kontrol mikroorganisme


METODE FISIK
Panas Panas kering Red heat Flaming Hot air oven Infrared radiation Incineration < 100oC 100oC

Panas lembab

Pasteurisasi Inspisasi Tindalisasi Perebusan Penguapan

> 100oC

Otoklaf

Radiasi

Ionisasi Non-ionisasi

Filtrasi

METODE KIMIA Disinfektan Larutan Gas

Antiseptik

Larutan

Antibiotik Kemoterapi

Topikal Sistemik

kontrol mikroorganisme dengan metode yang tidak spesifik (artinya tidak dapat membedakan antara sel mikroorganisme atau sel host), baik cara fisik maupun kimia

?
antimikroba yang kerjanya spesifik (khusus membunuh mikroba, berpengaruh minimal pada sel host),

STERILISASI METODE FISIK


Sterilisasi Panas

panas kering (dry heat)

panas lembab (moist heat).

Denaturasi enzim, membran sel, DNA, RNA dan ribosom oleh panas lembab terjadi lebih cepat dibandingkan panas kering. Panas kering dapat mengoksidasi sel, bahkan bila panasnya tinggi dapat mereduksinya menjadi abu.

Hubungan metode, intensitas dan waktu dalam sterilisasi panas.


Dry heat Temperature (oC) 120 140 160 170 180 Waktu 480 menit 150 menit 60 menit 40 menit 20 menit Moist heat Temperature (oC) 100 110 115 121 125 130 Waktu 120 menit 150 menit 50 menit 15 menit 6,5 menit 2,5 menit

Hal-hal yang mempengaruhi sterilisasi panas:

Keasaman (pH): membantu sterilisasi. Untuk praktisnya dapat ditambahkan 2% Na-bicarbonate dalam air untuk merebus peralatan. Konsentrasi tinggi dari bahan organik (gula, protein dan lemak) meningkatkan resistensi mikroorganisme.

Sedangkan konsentrasi garam dapat menaikkan atau menurunkan tergantung jenis mikroorganismenya.
Sel yang kering termasuk spora meningkatkan resistensi. Obyek yang kering memerlukan waktu lebih lama untuk sterilisasi.

Hal-hal yang mempengaruhi sterilisasi panas:


Spesies dan jenis mikroorganisme. Dengan panas lembab bentuk vegetatif umumnya bakteri, jamur dan virus akan mati dalam pada 80 oC selama 20 , tetapi N. gonorrhoeae hanya perlu 3 menit, sedangkan Staph. aureus perlu waktu 60 menit.

Beberapa pengecualian: T. pallidum (43 oC, 10 menit),


Virus poliomyelitis (75 oC, 30 menit), Virus hepatitis (60 oC, 10 jam), Spora (121 oC 10 menit).

Sterilisasi Panas Kering


. Red heat
Merupakan sterilisasi alat-alat logam kecil, misalnya ose, jarum. Cara: memanaskan diatas api Bunsen sampai berwarna merah. Nyala api Bunsen dapat mencapai suhu 1.870 oC.

Flaming dan Incineration


Flaming merupakan metode sterilisasi panas kering menggunakan api atau koil listrik panas atau radiasi infra red. Suhu yang dapat dicapai berkisar 800 6.500 oC. Terutama digunakan untuk sterilisasi mulut botol atau tabung, tutup botol atau tabung, pipet. Cara: melewatkannya beberapa kali di atas api. Istilah incineration biasanya digunakan untuk sterilisasi dengan panas tinggi, di atas 1.000 oC dengan tujuan untuk menghancurkan bahan infektif berbahaya, misalnya jarum, sampel, material kultur, verban luka dan sebagainya, sehingga bahan dan wadahnya hancur jadi abu.

Hot air oven

Sterilisasi dengan menggunakan oven sehingga yang bekerja adalah udara panas kering. Waktu sterilisasi yang biasa digunakan adalah 160 oC 180 oC dengan waktu selama 2 4 jam. Dengan panas kering bentuk vegetatif bakteri umumnya terbunuh dengan pemanasan 100 oC selama 60 menit, sedangkan untuk spora jamur 115 oC, spora bakteri 120 160 oC. Terutama untuk mensterilkan alat-alat gelas, bahan minyak, kristal (tepung) yang rusak dengan uap, dan alat logam yang korosif bila menggunakan uap. Metode ini kurang cocok untuk mensterilkan platik, kain atau kertas.

Sterilisasi Panas Lembab (Moist Heat)


Sterilisasi Di Bawah 100oC

Pasteurisasi

Inspisasi

Pasteurisasi
Terutama digunakan untuk makanan segar seperti susu, jus buah atau anggur, yang dikawatirkan terkontaminasi saat pemrosesan. Ada dua metode pasteurisasi:

Flash pasteurization:
suhu dinaikan dengan cepat ke 71 oC, dipertahankan 15 detik, cepat didinginkan.
Cara ini lebih menguntungkan karena perubahan rasa lebih kecil, membunuh mikroorganisme tahan panas lebih baik, waktu lebih cepat sehingga untuk sterilisasi poduksi makanan lebih menguntungkan.

Batch pasteurization:
dipanaskan 63-66 oC selama 30 menit.

Inspisasi
Metode ini terbatas penggunaanya, terutama pada laboratorium, yaitu untuk pembuatan media yang bahan tersebut akan rusak dengan suhu tinggi. Panas yang digunakan adalah 75 85 0C, selam 1 jam untuk telur, dan 2 jam untuk serum.

Ultrahigh temperature (UHT)


merupakan metode lain untuk sterilisasi susu. Dengan cara ini susu akan lebih tahan lama dari proses pembusukan. Caranya adalah dengan pemanasan 134 oC selama 1 2 detik.

Pasteurisasi
Merupakan proses menurunkan populasi mikroba dengan panas ringan.
Jadi tidak semua mikroorganisme terbasmi, tetapi kebanyakan mikroba pathogen yang tidak membentuk spora, yang sering ditularkan melalui makanan, seperti bakteri Salmonella sp. (keracunan makanan), Campylobacter jejuni (gastroenteritis), Listeria monovytogenes (Listeriosis), Brucella sp (undulans fever), Coxiella burnetii (Q fever), M. tuberculosis dan M. bovis (tuberculosis) dan beberapa penyakit enterik lain. Selain itu juga untuk menunda pembusukan.

Sterilisasi Pada 100oc

Perebusan

Penguapan

Perebusan
perebusan 100 0C selama 30 menit, semua jenis patogen akan terbunuh, kecuali bentuk spora.

Metode ini dapat digunakan untuk sanitasi peralatan untuk bayi, makanan dan pakaian.

Penguapan
Uap air akan bersuhu 100 oC pada 76mmHg. Dengan metode penguapan ini penetrasi uap panas akan lebih mudah menjangkau daerah-daerah tersembunyi material yang didisinfeksi asal tempatnya tertutup rapat. Keuntungan lain adalah material yang disterilkan tidak terendam dalam cairan, sehingga tidak terlalu basah. Banyak digunakan untuk disinfeksi peralatan logam, gelas, maupun kain. Alat yang biasa digunakan: Arnold sterilizer.

STERILISASI BERTINGKAT (INTERMITEN)


Sterilisasi bertingkat digunakan dengan cara perebusan atau penguapan dengan suhu maksimal 100 0C selama 30 60 menit. Kemudian bahan tersebut dibiarkan pada suhu normal selama 24 jam. Dalam suhu normal tersebut bentuk spora akan berubah menjadi bentuk vegetatif, kemudian dipanaskan lagi dengan cara yang sama dan secara intermiten selama 3 hari. Metode ini terutama cocok untuk sterilisasi bahan bentuk larutan, misalnya media pertumbuhan bakteri, dan kurang cocok untuk peralatan dan pakaian,

Intermittens Sterilize Strategy


24 h 24 h

Sterilisasi Di Atas 100 oC


Tekanan udara di permukaan laut adalah 1 atm atau 76 cmHg, atau 15 pound per square inch (psi). Pada tekanan normal ini suhu yang dapat dicapai oleh uap maksimal adalah 100 oC. Peningkatan tekanan udara akan meningkatkan suhu uap. Peningkatan tekanan menjadi 15 psi akan meningkatkan suhu 109 oC, 25 psi meningkatkan 115 oC, 30 psi (2 atm) meningkatkan 121oC.
Dari penelitian menunjukkan bahwa dengan suhu 121 oC selama 10 40 menit cukup untuk membasmi seluruh jenis mikroorganisme, termasuk bentuk spora.

Sterilisasi panas lembab bertekanan dapat dilakukan dengan autoclave. Autoclave merupakan peralatan berbentuk silinder matal dengan tutup rapat yang dilengkapi dengan rak untuk penempatan material yang disterilkan di atas air bahan dasr uap, dan kelep-kelep pengatur tekanan dan suhu.

Adanya udara dalam ruang sterilisasi akan mengakibatkan:

Turunnya suhu pemanasan.


Udara akan menghambat penetrasi uap ke pori-pori material. Kondensi udara yang lebih padat dari uap cenderung membentuk lapisan bawah autoclave sehingga menghambat pemanasan yang adekuat.

. Autoclave sederhana dengan bahan bakar gas.

Pengaruh Dingin dan Pengeringan Pada Kontrol Mikroorganisme

Prinsip dari pemanfaatan suhu rendah dalam kontrol mikroorganisme adalah untuk menghambat pertumbuhan mereka selama menunggu pemrosesan atau untuk penyimpanan.

Dengan suhu dingin ini, aktivitas seluler mereka berhenti. Beberapa memang terbunuh dengan cara ini, tetapi sebagian besar hanya menghentikan aktivitas selulernya, dan dapat aktif kembali pada suasana yang sesuai.

Pengeringan atau desikasi


akan membunuh kebayakan bakteri patogen, tetapi beberapa bakteri seperti staphylococcus, streptococcus dan M. tuberculosis relative tahan terhadap suasana kering, khusunya bila terlindung oleh nanah atau sputum yang mengering. Resistensi terhadap kekeringan juga terjadi pada spora (jamur dan bakteri) dan virus (khusunya yang tidak berselubung).

Lyophilization
merupakan teknik gabungan pendinginan dan pengeringan, digunakan untuk menyimpan mikroorganisme sehingga tahan bertahun-tahun. Liofilisasi dikerjakan dengan cara mendinginkan mikroorganisme dengan es kering yang kemudian dilanjutkan dengan vakum tekanan tinggi untuk mengisap airnya.

Radiasi partikel
terdiri atas partikel subatomik, seperti elektron, proton dan netron yang dibebaskan oleh atom. Partikel radiasi yang dapat digunakan sebagai antimikroba adalah elektron yang mempunyai kecuali tinggi, yang disebut juga sebagai partikel atau sinar katoda. Kedua jenis radiasi ini bisa didapatkan di alam atau dapat dihasilkan dengan alat buatan manusia.

Panjang Gelombang Dalam nm


Ionizing radiation 10-8 10-3 10-1
X-rays Ultraviolet Gamma rays Cosmis rays Visible Infrared/Heat rays

NonIonizing radiation 100 400 800 10 106


Radiowaves Radar Television Microwaves Radio

109

Shorter wavelengths

Longer wavelengths

Sterilisasi dengan Gelombang Suara (Ultrasonic)


Gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasonic) diketahui dapat merusak sel.

Mikroba yang paling sensitif terhadap metode sterilisasi ini adalah kuman bentuk batang Gram-negatif, sedangkan yang paling resisten adalah kokus Gram-positif, spora jamur, dan spora bakteri.

Sterilisasi Filtrasi
Prinsip sterilisasi metode filtrasi sangat sederhana, yaitu dengan melewatkan cairan yang akan disterilkan melalui saringan yang mempunyai lubang cukup kecil, sehingga mikroba tidak mampu melewatinya.

Sterilisasi filtrasi terutama digunakan untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan panas, misalnya serum, vaksin, obat, enzim dan sebagainya. Filtrasi juga digunakan untuk menyaring udara ruangan, misalnya HEPA (high efficiency particulate air) filters.

STERILISASI KIMIA

Berdasarkan konsistensinya, bahan kimia antimikroba dapat berupa benda padat, cair, maupun gas.

Kriteria Jenis Bahan Kimia Antimikroba

Toksisitas

Spesifitas

1. Disinfektan 2. Antiseptik 3. Kemoterapeutik, Antibiotik

+++ ++ + +++

Kualitas Agen Kimia Antimikroba


Agen Hidogen peroksida* distabilkan Gluteraldehid* Aktivitas Kuat Toksisitas Mata Toksik bila tertelan Kelompok Antiseptik Keterangan Disinfektan Disinfektan Disinfektan Antiseptik Inaktivasi oleh bahan organik, tidak stabil terhadap sinar matahari Tidak diinaktivasi bahan organik, tidak stabil pentrasi bagus eksplosif dalam bentuk murni perlu aerasi Sporosidal Kerja lambat Inaktivasi oleh bahan organik Tidak stabil sinar matahari Idophor bentuk lebih ringan

Kuat

Iritasi kulit lemah toksik ( diabsorbsi)

Etilen oksida gas*

Kuat

Mata Paru Karsinogenik sangat iritatif asap toksik karsinogenik Gas sangat toksik Larutan: iritatif kulit Iritasi kulit Toksik bila tertelan Toksik bila tertelan dapat diabsorbsi kulit CNS

Formaldehid

Kuatmenenga h Menengah

Chlorine

Disinfektan

Iodine

Menengah

Alkohol Fenol

Menengah Menengahlemah

Antiseptik Disinfektan

Inflamabel aksi cepat kelarutan rendah mahal

Kualitas Agen Kimia Antimikroba


Chlorhexidine * Lemahmenengah rendah Antiseptik kerja cepat ringan ada efek residu Konsentrasi rendah membantu pertumbuhan mikroba Mudah diinaktivasi Mudah diinaktivasi

Senyawa amonium kuartener

Lemah

iritasi mukosa beracun untuk internal

Antiseptik

Merkurial

Lemah

Sangat toksik bila tertelan, terhirup, terabsorbsi Toksik Iritatatif rendah dapat diabaikan

Antiseptik

Perak nitrat

Lemah

Antiseptik

merusak warna kulit

Bahan cat Sabun

Lemah Sangat lemah

Antiseptik Antiseptik

memberi warna berguna untuk membersihkan

*: ideal atas pertimbangan sifat luasnya spektrum, rendahnya toksisitas, kecuali kerja, daya penetrasi, stabilitas, potensi adanya bahan bahan organik, kelarutan

Berdasarkan kekuatan dekontaminasinya, antimikroba kimia dapat dibagi menjadi tiga tingkat:
Germisidal kuat: dapat membunuh spora, sehingga termasuk bahan sterilan. Sangat diperlukan utk material yang memerlukan kontrol sterilitas tinggi dan invasif pada jaringan, mis. kateter, peralatan paru-jantung, inplant. Genisidal intermediet: mampu membunuh spora jamur (tidak spora bakteri), patogen resisten (M. tbc, virus). Digunakan untuk disinfeksi peralatan yang kontak erat dengan lapisan mukosa, tetapi tidak invasif, mis. peralatan pernafasan, endoskopi. Germisidal lemah: hanya mampu membunuh bakteri bentuk vegetatif, jamur bentuk vegetatif, dan beberapa virus. Terutama digunakan untuk elektroda, peralatan yang kontak dengan kulit utuh (tidak termasuk mukosa).

disinfektan,
yaitu sifat bahan kimia antimikroba kuat, tetapi toksik terhadap jaringan

antiseptik,
bahan kimia antimikroba nonspesifik yang kurang toksik terhadap jaringan, sehingga dapat diberikan pada jaringan hidup dengan dosis, tempat, dan cara tertentu.

SISTEM STERILISASI YANG SERING DILAKUKAN

Disinfektan atau antiseptic Obyek desinfeksi Pintu, dinding Permukaan: meja, lemari Clear phenolic fluids 1%, atau 2% bila ada kontaminasi pus atau faeces Hypochlorite, alcohol 70% Chlorhexidine dalam detergent atau alcohol, povidoneiodine Chlorhexidine dalam alcohol, Iodine dalam alcohol, povidone iodine

Kulit:
1. Operator 2.Kulit yang akan dioperasi

3.Kulit diambil darah


4.Pencucian luka, terbakar, ulkus Alat anesthesia, endoskopi Thermometer

Alcohol 70%
Larutan chlorhexidine dan cetrimide secara sendiri atau dikombinasi dengan hypochlorite Gluteraldehyde Lap dengan alcohol 70%. Dipakai individual

BAHAN ANTISEPTIK/ DESINFEKTAN YANG SERING DIGUNAKAN


Desinfektan Golongan Fenol Spektrum antibakteri Inaktivasi o/ bhn. organik Keterangan

Clear fluids (Stericol, Clearsol, Hycolin)


Chloroxylenol (Dettol) Hexacholrophane (Gramophene soap, Sterilisasi-Zac) Hypochlorite (Chloros, Milton, Eusol, dichoroisocyanurate tablet) Povidone-iodine (Betadine) Formaldehyde Gluteraldehyde (Cidex) Senyawa amonioum kuartener : cetrimide (Cetavlon) Alkohol 70% (ethyl atau isopropyl)

Luas, spora Gram + Gram + Luas, (virus, beberapa spora) Luas Luas, (virus, beberapa spora) Luas, (virus, beberapa spora) Gram + Luas

+ + +

Murah, iritatif pada kulit


Non iritatif, less effective Sering digabung dengan detergent Korosif terhadap metal

+ -

Hipersensitif Bentuk gas atau larutan, iritatif pada mata dan saluran nafas Penetrasi lemah, irritant Mempunyai sifat detergent, tetapi diinaktivasi oleh sabun Penetrasi lemah, biasa digabung dengan iodine atau chlorhexidine Kombinaasi dengan cetrimide Savlon

Chlorhexidine (Hibitane)

Gram +

TERIMA KASIH

Tweets @ganda_hamalo

You might also like