You are on page 1of 2

EKLAMSIA Istilah eklamsia berasal dari bahasa yunani dan berarti "halilintar".

Kata tersebut dipakai karena seolah - olah gejala eklamsia timbul dengan tiba - tiba tanpa di dahului oleh tanda tanda lain. Eklamsia pada umumnya timbul pada wanita hamil atau dalam masa nifas dengan tanda - tanda pre-eklamsia. Eklamsia dibedakan menjadi 3 yaitu eklamsia gravidarum, eklamsia parturientum dan eklamsia puerperale. Dengan pengetahuan bahwabiasanya eklamsia didahului oleh pre-eklamsia, tampak pentingnya pengawasan antenatal yang teliti dan teratur, sebagai usaha untuk mencegah timbulnya penyakit itu. Frekuensi Frekuensi eklamsia bervariasi antara satu negara dan yang lain. Frekuensi rendah pada umumnya merupakan petunjuk tentang adanya pengawasan antenatal yang baik, penyediaan tempat tidur antenatal yang cukup, dan penanganan pre-eklamsi yang sempurna. Dinegara negara sedang berkembang frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3 % - 0,7 %, sedang dinegara - negara maju angka tersebut lebih kecil yaitu 0.05 % - 0,1 %. Tanda dan Gejala Pada umumnya kejang didahului oleh makin buruknya pre-eklamsia dan terjadinya gejala gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri di epigastrium dan hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan tidak segera diobati, akan timbul kejang, terutama pada persalinan bahaya ini lebih besar. Diagnosis Diagnosis eklamsia umumnya tidak dialami kesukaran. Dengan adanya tanda gejala preeklamsia yang disusul oleh serangan kejang seperti yang telah diuraikan. Walaupun demikian, eklamsia harus dibedakan dari : 1. Epilepsi Dalam anamnesis diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil muda dan tanda pre-eklamsia tidak ada. 2. Kejang Karena Obat Anestesi Apabila obat anestesi lokal atau suntikan ke dalam vena, dapat timbul kejang. 3. Koma Karena Sebab Lain Hal ini seperti diabetes, perdarahan otak dan meningitis, dan lain-lain. Pencegahan Pada umumnya timbulnya eklamsia dapat dicegah, atau frekuensinya dikurangi. Usaha usaha untuk menurunkan frekuensi eklamsia terdiri atas : 1. Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua wanita hamil memeriksakan diri sejak hamil muda. 2. Mencari pada setiap pemeriksaan tanda - tanda pre-eklamsia dan mengobatinya segera ditemukan. 3. Mengakhiri kehamilan sedapat - dapatnyapada kehamilan 37 minggu ke atas setelah dirawat tanda - tanda pre-eklamsi tidak juga dapat dihilangkan. Penanggulangan Tujuan utama pengobatan eklamsia adalah menghentikan berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengijinkan. Pengawasan dan perawatan yang intensif sangat penting bagi penanganan penderita eklamsia, sehingga ia harus dirawat di rumah sakit. Pada pengangkutan ke rumah sakit diperlukan obat penenang yang cukup untuk menghindari timbulnya kejangan. Penderita dalam hal ini dapat diberi diazepam 20 mg IM. Selain itu, penderita harus disertai seorang tenaga yang terampil dalam resusitasi dan yang dapat mencegah terjadinya trauma apabila terjadi serangan kejang. Tujuan utuma pengobatan eklamsia adalah menghentikankejang, menghentikan vasospasme dan meningkatkan diuresis. Dalam hal in, pertolongan yang perlu diberikan jika timbulnya kejang ialah mempertahankan jalan nafas bebas, menghindari tergigitnya lidah, pemberian

oksigen dan menjaga penderita agar tidak trauma. Untuk menjaga jangan sampai terjadinya kejang lagi yang selanjutnya mempengaruhi gejala - gejala lain, dapat diberikan beberapa obat misalnya : 1. Sodium Pentotbal Sangat berguna untuk menghentikan kejang dengan segera bila diberikan secara intravena. Akan tetapi, obat ini mengandung bahaya yang tidak kecil, obat ini hanya dapat diberikan di rumah sakit dengan pengawasan yang sempurna dan tersedianya kemungkinan untuk inkubasi dan resusitasi. 2. Sulfas Magnesium Sulfas Magnesicus berguna untuk mengurangi kepekatan saraf pusat pada hubungan neuromuskuler tanpa mempengaruhi bagian lain dari susunan saraf. Obat ini menyebabkan vasodilatasi, menurunkan tekanan darah, meningkatkan deuresis, dan menambah aliran darah ke uterus. 3. Lytic Cocktail Yang terdiri atas petidin 100mg , klopromazin 100mg dan prometzin 50 mg dilarutkan dalam glukosa 5 % 500 ml dan diberikan secara infus intravena. Jumlah tetesan disesuaikan dengan keadaan dan tensi penderita. Maka dari itu, tensi dan nadi diukur setiap 5 menit dalam waktu jam pertama dan bila keadaan telah stabil, pengukuran dapat dijarangkan menurut keadaan penderita.

You might also like