You are on page 1of 9

Definisi Gangguan Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi

i hidup seseorang. Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan kegembiraan yang berlebihan, arus berpikir yang cepat, mudah tersinggung dan kegiatan motorik meningkat, sehingga menyebabkan energi banyak yang keluar (Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, DEPKES). Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasan yang meningkat, meluas atau keadaan emosional yang mudah tersinggung dan terangsang. Kondisi ini dapat diiringi dengan perilaku yang berlebihan berupa peningkatan kegiatan, banyak bicara, ide-ide yang meloncat, senda gurau, tertawa berlebihan, penyimpangan seksual.

Kesimpulan Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan kegembiraan yang berlebihan dan kegiatan motorik yang berlebihan

RENTANG RESPON EMOSI (Stuart dan Sundeen, 1995)

Respons Respons Adaptif Maladaptif

Responsif

Reaksi kehilangan

Supresi

Reaksi kehilangan

Mania/Depresi

yang wajar

yang memanjang

Keterangan : Pada rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal. Responsif adalah respon emosional individu yang terbuka dan sadar akan perasaaanya. Reaksi kehilangan yang wajar merupakan posisi rentang yang normall dialami individu yang mengalami kehilangan. Pada rentang ini individu menghadapi realita dari kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya sedih, berfokus pada diri sendiri, berhenti melakukan kegiatan sehari-hari. Reaksi kehilangan tersebut tidak berlangsung lama. Supresi merupakan tahap awal respon emosional yang maladaptive, individu menyangkal, menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaanya terhadap lingkungan. Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan.

Mania dapat timbul karena adanya faktor diantaranya faktor predisposisi dan faktor presipitasi, yaitu : 1. Faktor Predisposisi a. Faktor Genetik Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar monozigote. b. Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan objek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan perilaku mania (sebagai suatu mekanisme kompensasi) c. Teori Kehilangan

Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan orangtua yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan. d. Teori Kepribadian Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang mengalami mania.

e. Teori Kognitif Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang dipengaruhi oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa depan. f. Model Belajar Ketidakberdayaan

Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri lalu menjadi aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian individu timbul keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang adaptif. g. Model Perilaku Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya reinforcemant positif selama berinteraksi dengan lingkungan. h. Model Biologis Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi perubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi kortisol.

2. Faktor Presipitasi Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi faktor biologis, psikologis dan sosial budaya. a. Faktor Biologis Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, dan ketidakseimbangan metabolisme. b. Faktor Psikologis Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta, seseorang dan kehilangan harga diri. c. Faktor Sosial Budaya

Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.

II. PERILAKU DAN MEKANISME KOPING

1. Perilaku Perilaku yang berhubungan dengan Mania : a. Afektif Gembira berlebihan (Euphoria) Harga diri meningkat Tidak tahan kritik b. Kognitif Ambisi Mudah terpengaruh Mudah beralih perhatian Waham kebesaran Ilusi Flight of ideas Gangguan penilaian c. Fisik Dehidrasi Nutrisi yang tidak adekuat Berkurang kebutuhan tidur/istrirahat BB menurun d. Tingkah Laku Agresif, agitasi, tidak toleran Hiperaktif Aktivitas motorik Kurang bertanggung jawab Royal

Iritabel atau suka berdebat Perawatan diri kurang Tingkah laku seksual yang berlebihan Bicara bertele-tele

2. Mekanisme Koping Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan supresi, hal ini untuk menghindari tekanan yang hebat. Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakkibatkan dari kurang efektif koping dalam menghadapi kehilangan.

III. MASALAH KEPERAWATAN DAN POHON MASALAH a. Masalah Keperawatan

1. Berduka disfungsional 2. Peningkatan mobilitas fisik 3. Gangguan Pola Tidur 4. Resiko terhadap cedera 5. Defisit perawatan diri

Data yang perlu dikaji untuk masalah diatas adalah : Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor predisposisi, presipitasi dan perubahan perilaku serta mekanisme koping yang digunakan klien.

b. Pohon Masalah

Resiko Tinggi cidera

Mania

Berduka disfungsional

IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 1. Diagnosa keperawatan a. b. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan Peningkatan mobilitas fisik: Mania Gangguan alam perasaan ; Mania berhubungan dengan berduka disfungsional

2. Perencanaan a. Tujuan Keperawatan 1) Tujuan Umum : Mengajarkan klien untuk berespons emosional yang adaptif dan meningkatkan rasa puas serta kesenagan yang dapat diterima oleh lingkungan 2) Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 2. Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik 3. Klien dapat mengungkapakan perasaanya 4. Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping) yang konstruktif 5. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam perasaannya 6. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan Keperawatan 1. Kenalkan diri pada klien 2. Tnggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal 3. Bicara dengan tegas, jelas dan simpati 4. Bersifat hangat dan bersahabat 5. Temani klien saat agitasi muncul dan aktivitasnya meningkat (hiperaktivitas)

TUK 2 : Klien dapat mengendalikan aktivitas motorik Tindakan Keperawatan 1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat menurunkan kegiatan motorik 2. Diskusikan dengan klien manfaat pemberian obat 3. Ciptakan ruangan yang tenang dan tidak banyak rangsangan seperti musik yang lembut, penataan ruangannyang tidak banyak peralatan 4. Beri kegiatan yang dapat diselesaikan klien misalnya mandi, makan, dan lain-lain 5. Bersama klien membuat jadwal kagiatan/aktivitas fisik yang dapat menyalurkan energi, seperti menyapu, mengepel, dan olahraga

6. Beri reinforcement positif bila klien melakukan kegiatan tersebut 7. Tetapkan batasan yang kontrukstif terhadap tingkah laku yang negatif 8. Lakukan pendekatan yang konsisten oleh seluruh anggota tim kesehatan 9. Pertahankan komunikasi terbuka dan membagi persepsi di antara anggota tim kesehatan 10. Kuatkan perilaku pengendalian diri dan perilaku positif lainnya

TUK 3 : Klien dapat mengungkapakan perasaanya Tindakan Keperawatan 1. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya 2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan keinginannya, perasaan dan pikiran dengan menggunakan teknik komunikasi fokusing (dengan tujuan membantu isi pembicaraan pada tujuan yang ditetapkan) 3. Berikan respon empati dan menerima klien 4. Bantu klien menurunkan tingkat kecemasannya

TUK 4 : Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah (koping) yang konstruktif Tindakan Keperawatan 1. Identifikasi bersama klien cara yang biasa digunakan untuk mengatasi perasaan marah, kesal, atau sesuatu yang tidak menyenangkan 2. Diskusikan manfaat dari cara yang telah digunakan 3. Diskusikan tentang alternatif cara untuk mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan 4. Beri motivasi klien agar memilih cara penyeleaian masalah yang tepat serta diskusikan konsekkuensi dari cara yang dipilih 5. Anjurkan klien untuk mencoba cara tersebut

TUK 5 : Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam perasaannya Tindakan keperawatan 1. Diskusikan dengan keluarga tentang keadaan klien 2. Bantu keluarga untuk memberikan asuhan yang tepat 3. Bantu keluarga untuk merencaranankan kegiatan yang sesuai dengan keadaan klien

TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik untuk mengontrol perilaku mania Tindakan Keperawatan 1. Diskusikan dengan klien tentang obat untuk (dosis, frekuensi dan manfaat obat) untuk mengontrol perilaku mania. 2. Bantu klien untuk memastikan klien telah minum obat teratur untuk mengontrol perilaku mania (dengan prinsip 5 benar : benar dosis, waktu, pasien, cara pemberian, dan obat). 3. Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan setelah minum obat.

You might also like