You are on page 1of 51

Luvita Amallia S Pembimbing: Dr.Retna D Iskandar, Sp.

LAPISAN KORNEA
Secara histologis : 5

Epitel Membran / lapisanBowman Stroma Membran Descemet Endotel

DEFINISI

Keratitis adalah radang pada kornea atau infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga tajam penglihatan menurun.

EPIDEMIOLOGI

Menurut Murillo Lopez (2006), Sekitar 25.000 orang Amerika terkena keratitis bakteri per tahun. Kejadian keratitis bakteri bervariasi, dengan lebih sedikit pada negara-negara industri yang secara signifikan lebih sedikit memiliki jumlah pengguna lensa kontak. Insiden keratitis jamur bervariasi sesuai dengan lokasi geografis dan berkisar dari 2% dari kasus keratitis di New York untuk 35% di Florida.

Virus Bakteri Jamur

Paparan sinar ultraviolet Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak. Mata kering
Adanya benda asing di mata Reaksi terhadap obat tetes mata, kosmetik, polusi Efek samping obat tertentu

Agen penyebab

Cedera kornea

Mulai dari epitel

Nyeri

Inflamasi

Sampai ke lapisan endotel

Kerusakan kornea (ulserasi)

Berdasarkan lapisan yang terkena, keratitis dibagi menjadi:


Keratitis Pungtata (Keratitis Pungtata Superfisial dan Keratitis Pungtata Subepitel) Keratitis Marginal Keratitis Interstisial

Berdasarkan penyebabnya, keratitis diklasifikasikan menjadi:


Keratitis Bakteri Keratitis Jamur Keratitis Virus Keratitis Herpetik Keratitis Infeksi Herpes Zoster Keratitis Infeksi Herpes Simplek : Keratitis Dendritik dan Keratitis Disiformis Keratitis Alergi Keratokonjungtivitis Keratokonjungtivitis epidemi Tukak atau ulkus fliktenular Keratitis fasikularis Keratokonjungtivitis vernal

Berdasarkan bentuk klinisnya, keratitis diklasifikasikan menjadi: Keratitis Flikten Keratitis Sika Keratitis Neuroparalitik Keratitis Numuralis

Keratitis Pungtata
Keratitis yang terkumpul di daerah Bowman, dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak halus. Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan kornea.

Keratitis Marginal
Merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus. Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat menyebabkan keratitis kataral atau keratitis marginal ini.

Keratitis Interstitial
Keratitis interstitial adalah kondisi serius dimana masuknya pembuluh darah ke dalam kornea dan dapat menyebabkan hilangnya transparansi kornea. Keratitis interstitial dapat berlanjut menjadi kebutaan.

FAKTOR RESIKO
Penggunaan lensa kontak Trauma
Kontaminasi pengobatan mata Riwayat keratitis bakteri sebelumnya Riwayat operasi mata sebelumnya Gangguan defense mechanism Perubahan struktur permukaan kornea

Mata merah Berair Nyeri pada mata yang terinfeksi

Penglihatan silau
Adanya sekret dan penglihatan menjadi kabur Pada pemeriksaan bola mata eksternal ditemukan hiperemis perikornea, blefarospasme, edema kornea, infiltrasi kornea

Pemeriksaan kultur bakteri

Biopsy kornea

ETIOLOGI

Jamur bersepta Jamur ragi Jamur difasik.


Hifa jamur cenderung masuk stroma secara paralel ke lamella kornea. Mungkin ada nekrosis koagulatif stroma kornea yang meluas dengan edema serat kolagen dan keratosit. Reaksi inflamasi yang menyertai kurang terlihat daripada keratitis bakterialis. Abses cincin steril mungkin ada yang terpisah pusat ulkus. Mikroabses yang multipel dapat mengelilingi lesi utama. Hifa berpotensi masuk ke membran descemet yang intak dan menyebar ke kamera okuli anterior.

PATOLOGI

Gejala dan tanda klinis


Riwayat trauma terutama tumbuhan, pemakaian steroid topikal lama Lesi satelit Tepi ulkus sedikit menonjol dan kering, tepi yang ireguler dan tonjolan seperti hifa di bawah endotel utuh Plak endotel Hypopyon, kadang-kadang rekuren Formasi cincin sekeliling ulku Lesi kornea yang indolen

Pemeriksaan Penunjang

pemeriksaan kerokan kornea Biopsi jaringan kornea dan diwamai dengan Periodic Acid Schiff atau Methenamine Silver.

Penatalaksanaan

Polyenes termasuk natamycin, nistatin, dan amfoterisin B. Azoles (imidazoles dan triazoles) termasuk ketoconazole, Miconazole, flukonazol, itraconazole, econazole, dan clotrimazole.`

Etiologi

Herpes Simpleks Virus (HSV) merupakan salah satu infeksi virus tersering pada kornea.

Patofisiologi

Pada epitelial : kerusakan terjadi akibat pembiakan virus intraepitelial mengakibatkan kerusakan sel epitel dan membentuk tukak kornea superfisial. Pada stromal : terjadi reaksi imunologik tubuh terhadap virus yang menyerang yaitu reaksi antigen-antibodi yang menarik sel radang ke dalam stroma. Sel radang ini mengeluarkan bahan proteolitik untuk merusak virus tetapi juga akan merusak stroma di sekitarnya.

Gejala dan tanda klinis

nyeri fotofobia penglihatan kabur mata berair mata merah tajam penglihatan turun terutama jika bagian pusat yang terkena.

Pemeriksaan penunjang

Usapan epitel dengan Giemsa multinuklear noda dapat menunjukkan sel-sel raksasa, yang dihasilkan dari perpaduan dari sel-sel epitel kornea yang terinfeksi dan virus intranuclear inklusi
Debridement Terapi Obat IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam larutan 1% dan diberikan setiap jam, salep 0,5% diberikan setiap 4 jam) Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam Asiklovir (salep 3%), diberikan setiap 4 jam. Asiklovir oral dapat bermanfaat untuk herpes mata berat, khususnya pada orang atopi yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit agresif.

Penatalaksanaan

ETIOLOGI

Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata, biasanya penderita sering menunjukkan gejala alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan.

GEJALA DAN TANDA KLINIS

Bentuk palpebra: cobble stone (pertumbuhan papil yang besar), diliputi sekret mukoid. Bentuk limbus: tantras dot (penonjolan berwarna abu-abu, seperti lilin) Gatal Fotofobia Sensasi benda asing Mata berair dan blefarospasme
Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati Steroid topikal dan sistemik Kompres dingin Obat vasokonstriktor Cromolyn sodium topikal Koagulasi cryo CO2. Pembedahan kecil (eksisi). Antihistamin umumnya tidak efektif Kontraindikasi untuk pemasangan lensa kontak

PENATALAKSANAAN

Keratitis Flikten/Skrofulosa/Eksemtosa

Flikten merupakan benjolan berdiameter 1-3 mm berwarna abu-abu pada lapisan superfisial kornea. Epitel diatasnya mudah pecah dan membentuk ulkus. Ulkus ini dapat sembuh atau tanpa meninggalkan sikatrik.
Keratitis Sika

Gejala klinis yang sering timbul yaitu mengeluh mata terasa gatal, terasa seperti ada pasir,fotopobi,visus menurun, secret lengket, mata terasa kering. Dari hasil pemeriksaan didapatkan sekret mukus dengan tanda-tanda konjungtivitis dengan xerosis konjuntiva, sehingga konjungtiva bulbi edema, hiperemi, menebal, kering, tak mengkilat, warnanya mengkilat. Terdapat infiltrat-infiltrat kecil,letak epiteleal,tes fluoresen (+). Terdapat juga benang-benang (filamen) yang sebenarnya sekret yang menempel, karena itu, disebut juga keratitis filamentosa.
Keratitis Numularis

Diduga dari virus. Pada klinis, tanda-tanda radang tidak jelas, terdapat infiltrat bulat-bulat subepitelial di kornea, dimana tengahnya lebih jernih, disebut halo (diduga terjadi karena resorpsi dari infiltrat yang dimulai di tengah). Tes fluoresen (-). Keratitis ini kalau sembuh meninggalkan sikatrik yang ringan.

KOMPLIKASI

Gangguan refraksi Jaringan parut permanent Ulkus kornea Perforasi kornea Glaukoma sekunder

PROGNOSIS

Virulensi organisme Luas dan lokasi keratitis Hasil vaskularisasi dan atau deposisi kolagen

DEFINISI

hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma.

EPIDEMIOLOGI

Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia, predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya.

Infeksi
Infeksi Bakteri Infeksi Jamur Infeksi virus Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai.

Acanthamoeba
Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat didalam air yang tercemar.

Noninfeksi
Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH. Defisiensi vitamin A

Obat-obatan
Obat-obatan yang menurunkan mekanisme imun, misalnya; kortikosteroid, IDU (Iodo 2 dioxyuridine), anestesi lokal dan golongan imunosupresif. Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma. Pajanan (exposure) Neurotropik

Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)


Granulomatosa wagener Rheumathoid arthritis

Ulkus kornea sentral


Ulkus kornea bakterialis Ulkus kornea fungi Ulkus kornea virus Ulkus kornea acanthamoeba

Ulkus kornea perifer


Ulkus marginal

Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)


Ulkus cincin (ring ulcer)

Ulkus Streptokokus
Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia.

Ulkus Stafilokokus
Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel. Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit.

Ulkus Pseudomonas
Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam. gambaran berupa ulkus yang berwarna abuabu dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadangkadang bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak.

Ulkus Pneumokokus

Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan.

Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya..Tukak kadang-kadang dalam, seperti tukak yang disebabkan bakteri. Pada infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan permukaan naik. Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang. Terdapat injeksi siliar disertai hipopion.

Ulkus Kornea Herpes Zoster


Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma. Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan fluoresin yang lemah.

Ulkus Kornea Herpes simplex


Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi.

Ulkus Kornea Acanthamoeba


Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya, kemerahan dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat perineural.

Ulkus Marginal
Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel berbentuk ulkus superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat pada infeksi stafilococcus. Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral. Ditemukan pada penderita leukemia akut, sistemik lupus eritromatosis dan lain-lain.

Ulkus Mooren
Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral. ulkus mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui.

Ring Ulcer
Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-kadang timbul perforasi

Gejala Subjektif
Eritema pada kelopak mata dan konjungtiva Sekret mukopurulen

Gejala Objektif
Injeksi siliar Hilangnya sebagian jaringan kornea, dan adanya infiltrat Hipopion

Merasa ada benda asing di mata


Pandangan kabur Mata berair Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkus Silau Nyeri

PEM.PENUNJANG

Ketajaman penglihatan Tes refraksi Tes air mata Pemeriksaan slit-lamp Keratometri (pengukuran kornea) Respon reflek pupil Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.

KOMPLIKASI

Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis Prolaps iris Sikatrik kornea Katarak Glaukoma sekunder

PENGOBATAN KONSTITUSI
makanan yang bergizi

PENGOBATAN LOKAL
Sulfas atropine
Skopolamin sebagai midriatika.

udara yang baik

Analgetik Antibiotik

lingkungan yang sehat pemberian roboransia yang mengandung vitamin A, vitamin B kompleks dan vitamin C.

Anti jamur
Anti Viral

DEFINISI

Uveitis diartikan sebagai peradangan dari uveal tract, lapisan pembuluh darah mata yang terdiri dari iris, korpus siliar, dan khoroid. Inflamasi dari struktur ini biasanya diikuti oleh inflamasi jaringan sekitarnya, termasuk kornea, sklera, vitreous, retina, dan nervus optikus.

EPIDEMIOLOGI

Penderita umumnya berada pada usia 20-50 tahun. Setelah usia 70 tahun, angka kejadian uveitis mulai berkurang. Pada penderita berusia tua umumnya uveitis diakibatkan oleh toksoplasmosis, herpes zoster, dan afakia.

Klasifikasi anatomis
Tipe Uveitis anterior COA Fokus inflamasi Iritis Meliputi

Iridosiklitis
Siklitis anterior Uveitis intermediat Vitreus Pars planitis Siklitis posterior

Hialitis
Uveitis posterior Retina dan koroid Koroid fokal, multifokal atau difus Korioretinitis Retinokoroiditis Retinitis Neuroretinitis

Klasifikasi klinis
Uveitis akut Uveitis kronik

Klasifikasi etiologis
Uveitis eksogen : trauma, invasi mikroorganisme atau agen lain dari luar tubuh Uveitis endogen : mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh

Klasifikasi patologis
Uveitis non-granulomatosa : infiltrasi dominan limfosit pada koroid Uveitis granulomatosa : koroid dominan sel epiteloid dan sel-sel raksasa multinukleus

Non- granulomatosa Onset Sakit Fotofobia Akut Nyata Nyata

Granulomatosa Tersembunyi Tidak ada atau ringan Ringan

Penglihatan kabur
Merah sirkum corneal Keratik presipitat

Sedang
Nyata Putih halus

Nyata
Ringan Kelabu besar

Pupil
Sinekia posterior Nodul iris Tempat Perjalanan

Kecil dan tidak teratur


Kadang Kadang Uvea anterior Akut

Kecil dan tidak teratur


Kadang Kadang Uvea anterior dan posterior Kronik

Peradangan pada uvea akibat dari penyakit sistemik atau dapat timbul akibat langsung trauma. Radang akut diawali oleh dilatasi PD kemudian diikuti eksudasi Jaringan iris menjadi edema, pucat dan reflek lambat Akueus humor menjadi keruh (Flare) akibat Eksudasi fibrin dan sel radang ke bilik mata depan Sel radang menggumpal = hipopion

Nyeri unilateral Fotopobia Mata merah Lakrimasi Pandangan kabur

Injeksi silier Miosis Endotelial dusting Aqueous Flare and cell Hypopion Sinekia Posterior Low intraocular pressure

PEM. PENUNJANG

Flouresence Angiografi USG Biopsi Korioretinal

PENATALAKSANAAN

Mydriatic dan Cycloplegic Kortikosteroid AINS (Anti Inflamasi Non-Steroid) Imunomodulator Analgetika

KOMPLIKASI

Glaucoma Katarak Neovaskularisasi Ablasio retina Kerusakan N.optikus Atropi bola mata Edem Kisoid Makulae

GLAUCOMA AKUT

Mata merah dengan penglihatan mendadak (glaucoma sudut tertutup akut) TIO mendadak bila sudut bilik mata sempit Biasanya pada usia > 40 th Gejala klinis :

Sakit hebat di mata dan di kepala Melihat pelangi (halo) sekitar lampu Perasaan mual dan muntah Oedem palpebra Mata merah TIO mengakibatkan pupil lebar Kornea suram

ENDOFTALMITIS

Peradangan berat dalam bola mata. Tanda utama : abses dari badan kaca Penyebab : bakteri, jamur, parasit datang secara eksogen, endogen, perkontuinatum Gejala & Tanda klinik : - Rasa sakit hebat
Kalopak merah & bengkak Konjungtiva kemosis dan merah Kornea keruh COA keruh & kadang-kadang hipopion(+) Kekeruhan atau abses dalam badan kaca refleks pupil berwarna putih

Pengobatan :
- harus dirawat. - Antibiotik lokal dan sistemik (sesuai dengan kausa). - Sikloplegik 3 kali sehari tetes mata. - Bila pengobatan gagal dilakukan eviserasi

PANOFTALMITIS

Peradangan seluruh bola mata termasuk sklera dan kapsul tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses. Penyebab : bakteri, jamur ataupun parasit yang dapat berasal dari endoftalmitis yang terlantar kemudian meluas atau berasal dari sinus-sinus paranasal menjalar ke orbita untuk kemudian menyebar keseluruh jaringan mata.

Gejala : - Gejala umum : panas, sakit kepala, gemetar. - Mata sakit. - Mata sukar bergerak - Penglihatan mengalami kemunduran Tanda Klinis :
Mata menonjol. Protrusio bulbi Palpebra edema. Konjungtiva kemotik. Injeksi konjungtiva dan perikornea hebat. Kornea keruh. COA terdapat pus. Badan kaca terdapat pus. Didalam fundus okuli terdapat refleks putih.

Pengobatan :
- Penderita harus dirawat. - Antibiotika dosis tinggi. - Bila gejala radang sangat berat dapat dilakukan eviserasi bulbi untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah penyebaran yang lebih jauh.

Oftalmika simpatika

Iridosiklitis pada satu mata (sympatizing eye) karena mata yang sebelahnya (exiting eye) mendapat luka dengan infeksi yang kemudian menderita iridosiklitis (peradangan bilateral) dengan penglihatan menurun dan mata merah. Penyebab : - Luka pada kecelakaan atau operasi. - Benda asing intraokuler. - Ulkus kornea. - Perforasi ulkus kornea.

Gejala : - Mata sakit. - Fotofobia. - Lakrimasi. - daya akomodasi berkurang). - Penglihatan kabur. Tanda : - Pada penyinaran oblik tampak efek tyndal (+). - Pada bilik mata terdapat reaksi intraokular berat berupa mutton fat deposit pada dataran belakang retina. - Pupil : oklusi pupil

- Uvea : Uvea menipis. Uvea anterior ataupun posterior terdapat tanda radang ringan. Sinekia anterior perifer. Pada iris terdapat nodul infiltrasi, neovaskularisasi iris. - Lensa keruh (katarak). - Retina : Ablasi retina eksudatifa. Nodul kecil berpigmen pada lapisan epitel pigmen retina. - Papilitis.

Pengobatan :
- Enukleasi pada mata yang buta sebelum mata tersebut menimbulkan reaksi simpatis. - Steroid topical, periokular steroid injeksi, steroid sistemik. - Sikloplegik.

You might also like