You are on page 1of 23

BAB II PEMBAHASAN I. Konsep Dasar Penyakit a.

Pengertian Limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit sehingga muncul istilah limfoma maligna (maligna = ganas). ronisnya, pada orang sehat sistem limfatik tersebut justru merupakan komponen sistem kekebalan tubuh. !da dua jenis limfoma maligna yaitu Limfoma "odgkin ("#) dan Limfoma non-"odgkin (L$"). b. Epidemiologi %aat ini, sekitar &,' juta orang di dunia hidup dengan limfoma maligna terutama tipe L$", dan dalam setahun sekitar ()) ribu orang meninggal karena penyakit ini. #ari tahun ke tahun, jumlah penderita penyakit ini juga terus meningkat. %ekadar gambaran, angka kejadian L$" telah meningkat *) persen dibandingkan angka tahun &+,)-an. #ata juga menunjukkan, penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang de-asa dengan angka tertinggi pada rentang usia antara .' sampai /) tahun. %edangkan pada Limfoma "odgkin (#") relati0e jarang dijumpai, hanya merupaka & 1 dari seluruh kanker. #i negara barat insidennya dilaporkan (,'2&)).)))2tahun pada laki-laki dan 3,/2&)).)))2tahun pada -anita. #i ndonesia, belum ada laporan angka kejadian Limfoma "odgkin. 4enyakit limfoma "odgkin banyak ditemukan pada orang de-asa muda antara usia &*-(' tahun dan pada orang di atas ') tahun. c. Etiologi 4enyebab dari penyakit limfoma maligna masih belum diketahui dengan pasti..5mpat kemungkinan penyebabnya adalah6 faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi 0irus atau bakteria (" 7, 0irus human T-cell

leukemia2lymphoma ("TL7), 5pstein-Barr 0irus (5B7), "elicobacter %p) dan toksin lingkungan (herbisida, penga-et dan pe-arna kimia). d. Faktor Predisposisi . !sia 4enyakit limfoma maligna banyak ditemukan pada usia de-asa muda yaitu antara &*-(' tahun dan pada orang diatas ') tahun ". #enis kelamin 4enyakit limfoma maligna lebih banyak diderita oleh pria dibandingkan -anita $. %aya &id'p yang tidak se&at 8isiko Limfoma 9aligna meningkat pada orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak he-ani, merokok, dan yang terkena paparan :7 (. Peker)aan Beberapa pekerjaan yang sering dihubugkan dengan resiko tinggi terkena limfoma maligna adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. "al ini disebabkan adanya paparan herbisida dan pelarut organik. e. Pato*isiologi 4roliferasi abmormal tumor dapat memberi kerusakan penekanan atau penyumbatan organ tubuh yang diserang. Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal). ;ejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). 4embesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. "al ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. $amun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil perla-anan kelenjar limfa dengan sejenis 0irus atau mungkin tuberkulosis limfa. Beberapa penderita mengalami demam 4el-5bstein, dimana suhu tubuh meninggi selama beberapa hari yang diselingi dengan suhu normal atau di ba-ah normal selama beberapa hari atau beberapa minggu. ;ejala lainnya timbul berdasarkan lokasi pertumbuhan sel-sel limfoma.

Pat&+ay

9inuman beralkohol

<aktor keturunan

=elainan system kekebalan

nfeksi 0irus dan bakteri

Toksin lingkungan

9engenai nodus limfa !gen cedera biologi Nyeri

9utasi sel limfosit (sejenis leukosit)

=urang terpajan informasi

Limfoma maligna

K'rang pengeta&'an

9asuknya 0irus dan bacteria

9ual, muntah

4embesaran nodus medina2edema jalan nafas

4ertahanan tubuh menurun

Tidak mampu dlm memasukkan, mencerna mengabsorpsi makanan

>bstruksi trakeobronkial

nfeksi

=urang nafsu makan

.esiko tinggi bersi&an )alan na*as tidak e*ekti*

4roses inflamasi

Berat badan menurun (anore?ia)

Hypert&ermia ,demam-

Ketidakseimbangan n'trisi

*. Klasi*ikasi . Klasi*ikasi Penyakit !da dua jenis penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu penyakit "odgkin (4") dan limfoma non "odgkin (L$"). =eduanya memiliki gejala yang mirip. 4erbedaannya dibedakan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi dimana pada 4" ditemukan sel 8eed %ternberg, dan sifat L$" lebih agresif ". Klasi*ikasi Patologi =lasifikasi limfoma maligna telah mengalami perubahan selama bertahuntahun. 4ada tahun &+'/ klasifikasi 8appaport mulai diperkenalkan. 8appaport membagi limfoma maligna menjadi tipe nodular dan difus kemudian subtipe berdasarkan pemeriksaan sitologi. 9odifikasi klasifikasi ini terus berlanjut hingga pada tahun &+*3 muncul klasifikasi Working Formulation yang membagi limfoma maligna menjadi keganasan rendah, menengah dan tinggi berdasarkan klinis dan patologis. %eiring dengan kemajuan imunologi dan genetika maka muncul klasifikasi terbaru pada tahun &+*3 yang dikenal dengan Revised European-American classification of Lymphoid Neoplasms (REAL classification). $. Stadi'm /im*oma Maligna 4enyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam . stadium. %tadium dan sering dikelompokkan bersama sebagai stadium a-al penyakit, sementara stadium dan 7 dikelompokkan bersama sebagai stadium lanjut. %tadium 6 4enyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu kelenjar getah bening. %tadium 6 4enyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau perut. %tadium 6 4enyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok

kelenjar getah bening, serta pada dada dan perut.

%tadium 7 6 4enyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening setidaknya pada satu organ lain juga seperti sumsum tulang, hati, paruparu, atau otak

g. %e)ala Klinis ;ejala klinis dari penyakit limfoma maligna adalah sebagai berikut 6 &. Limfodenopati superficial. %ebagian besar pasien datang dengan pembesaran kelenjar getah bening asimetris yang tidak nyeri dan mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha) 3. #emam (. %ering keringat malam .. 4enurunan nafsu makan '. =ehilangan berat badan lebih dari &) 1 selama / bulan (anore?ia) /. =elemahan, keletihan ,. !nemia, infeksi, dan pendarahan dapat dijumpai pada kasus yang mengenai sumsum tulang secara difus &. Pemeriksaan Fisik 4emeriksaan fisik pada daerah leher, ketiak dan pangkal paha 4ada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha) nspeksi , tampak -arna kencing campur darah, pembesaran suprapubic bila tumor sudah besar. 4alpasi, teraba tumor masa suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba tumor pada dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik -aktu 7T atau 8T. ). Pemeriksaan Pen'n)ang :ntuk mendeteksi limfoma harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening yang terkena dan juga untuk menemukan adanya sel 8eed-%ternberg. :ntuk mendeteksi Limfoma memerlukan pemeriksaan seperti sinar-@, AT scan, 45T scan, biopsi sumsum tulang dan pemeriksaan darah. Biopsi atau penentuan

stadium adalah cara mendapatkan contoh jaringan untuk membantu dokter mendiagnosis Limfoma. !da beberapa jenis biopsy untuk mendeteksi limfoma maligna yaitu 6 &. Biopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar getah bening yang membesar. 3. Biopsi aspirasi jarum-halus, jaringan diambil dari kelenjar getah bening dengan jarum suntik. ni kadang-kadang dilakukan untuk memantau respon terhadap pengobatan. (. Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang panggul untuk k. 0erapi Aara pengobatan ber0ariasi dengan jenis penyakit. Beberapa pasien dengan tumor keganasan tingkat rendah, khususnya golongan limfositik, tidak membutuhkan pengobatan a-al jika mereka tidak mempunyai gejala dan ukuran lokasi limfadenopati yang bukan merupakan ancaman. 8adioterapi Balaupun beberapa pasien dengan stadium yang benar-benar terlokalisasi dan . 8adiasi dapat disembuhkan dengan radioterapi, terdapat angka yang relapse dini yang tinggi pada pasien yang dklasifikasikan sebagai stadium local untuk tempat utama yang besar harus dipertimbangkan pada pasien yang menerima khemoterapi dan ini dapat bermanfaat khusus jika penyakit mengakibatkan sumbatan2 obstruksi anatomis. 4ada pasien dengan limfoma keganasan tingkat rendah stadium dengan khemoterapi. =hemoterapi &. Terapi obat tunggal =hlorambusil atau siklofosfamid kontinu atau intermiten yang dapat memberikan hasil baik pada pasien dengan limfoma dan 7, penyinaran seluruh tubuh dosis rendah dapat membuat hasil yang sebanding melihat apakah Limfoma telah melibatkan sumsum tulang.

maligna keganasan tingkat rendah yang membutuhkan terapi karena penyakit tingkat lanjut. 3. Terapi kombinasi. (misalnya A>4 (cyclophosphamide, onco0in, dan prednisolon)) juga dapat digunakan pada pasien dengan tingkat rendah atau sedang berdasakan stadiumnya. l. Prognosis =ebanyakan pasien dengan penyakit limfoma maligna tingkat rendah bertahan hidup lebih dari '-&) tahun sejak saat didiagnosis. Banyak pasien dengan penyakit limfoma maligna tingkat tinggi yang terlokalisasi disembuhkan dengan radioterapi. #engan khemoterapi intensif, pasien limfoma maligna tingkat tinggi yang tersebar luas mempunyai perpanjangan hidup lebih lama dan dapat disembuhkan. II. Konsep Dasar As'&an Kepera+atan a. Pengka)ian ;ejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). 4embesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. "al ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. $amun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil perla-anan kelenjar limfe dengan sejenis 0irus atau mungkin tuberculosis limfa. 4ada pengkajian data yang dapat ditemukan pada pasien limfoma antara lain6 &. #ata subjektif a.#emam berkepanjangan dengan suhu lebih dari (*oA b.%ering keringat malam. c.Aepat merasa lelah d.Badan Lemah e.9engeluh nyeri pada benjolan f.$afsu makan berkurang

3. #ata >byektif a.Timbul benjolan yang kenyal,mudah digerakkan pada leher,ketiak atau pangkal paha. b.Bajahpucat (.=ebutuhan dasar !=T 7 T!%2 %T 8!"!T ;ejala 6 =elelahan, kelemahan atau malaise umum =ehilangan produktifitasdan penurunan toleransi latihan =ebutuhan tidaur dan istirahat lebih bantak Tanda 6 4enurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban dan tanda lain yang menunjukkan kelelahan % 8=:L!% ;ejala 4alpitasi, angina2nyeri dada Tanda Takikardia, disritmia. %ianosis -ajah dan leher (obstruksi drainase 0ena karena pembesaran nodus limfa adalah kejadian yang jarang) kterus sklera dan ikterik umum sehubungan dengan kerusakan hati dan obtruksi duktus empedu dan pembesaran nodus limfa(mungkin tanda lanjut) 4ucat (anemia), diaforesis, keringat malam. $T5;8 T!% 5;> ;ejala <aktor stress, misalnya sekolah, pekerjaan, keluarga Takut2ansietas sehubungan dengandiagnosis dan kemungkinan takut mati Takut sehubungan dengan tes diagnostik dan modalitas pengobatan (kemoterapi dan terapi radiasi) 9asalah finansial 6 biaya rumah sakit, pengobatan mahal, takut kehilangan

pekerjaan sehubungan dengan kehilangan -aktu kerja. %tatus hubungan 6 takut dan ansietas sehubungan menjadi orang yang tergantung pada keluarga. Tanda Berbagai perilaku, misalnya marah, menarik diri, pasif 5L 9 $!% ;ejala 4erubahan karakteristik urine dan atau feses. 8i-ayat >bstruksi usus, contoh intususepsi, atau sindrom malabsorbsi (infiltrasi dari nodus limfa retroperitoneal) Tanda $yeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada palpasi (hepatomegali) $yeri tekan pada kudran kiri atas dan pembesaran pada palpasi (splenomegali) 4enurunan haluaran urine urine gelap2pekat, anuria (obstruksi uretal2 gagal ginjal). #isfungsi usus dan kandung kemih (kompresi batang spinal terjadi lebih lanjut) 9!=!$!$2A! 8!$ ;ejala !noreksia2kehilangna nafsu makan #isfagia (tekanan pada easofagus) !danya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan sama dengan &)1 atau lebih dari berat badan dalam / bulan sebelumnya dengan tanpa upaya diet. Tanda 4embengkakan pada -ajah, leher, rahang atau tangan kanan (sekunder terhadap kompresi 0enaka0a superior oleh pembesaran nodus limfa) 5kstremitas 6 edema ekstremitas ba-ah sehubungan dengan obtruksi 0ena ka0a inferior dari pembesaran nodus limfa intraabdominal (non-"odgkin)

!sites (obstruksi 0ena ka0a inferior sehubungan dengan pembesaran nodus limfa intraabdominal) $5:8>%5$%>8 ;ejala $yeri saraf (neuralgia) menunjukkan kompresi akar saraf oleh pembesaran nodus limfa pada brakial, lumbar, dan pada pleksus sakral =elemahan otot, parestesia. Tanda %tatus mental 6 letargi, menarik diri, kurang minatumum terhadap sekitar. 4araplegia (kompresi batang spinaldari tubuh 0etrebal, keterlibatan diskus pada kompresiegenerasi, atau kompresi suplai darah terhadap batng spinal) $C58 2=5$C!9!$!$ ;ejala $yeri tekan2nyeri pada nodus limfa yang terkena misalnya, pada sekitar mediastinum, nyeri dada, nyeri punggung (kompresi 0ertebra), nyeri tulang umum (keterlibatan tulang limfomatus). $yeri segera pada area yang terkena setelah minum alkohol. Tanda <okus pada diri sendiri, perilaku berhati-hati. 458$!4!%!$ ;ejala #ispnea pada kerja atau istirahatD nyeri dada. Tanda #ispnea, takikardia Batuk kering non-produktif Tanda distres pernapasan, contoh peningkatan frek-ensi pernapasan dan kedaalaman penggunaan otot bantu, stridor, sianosis. 4arau2paralisis laringeal (tekanan dari pembesaran nodus pada saraf laringeal).

=5!9!$!$ ;ejala 8i-ayat sering2adanya infeksi (abnormalitasimunitas seluler p-encetus untuk infeksi 0irus herpes sistemik, TB, toksoplasmosis atau infeksi bakterial) 8i-ayat monokleus (resiko tinggi penyakit "odgkin pada pasien yang titer tinggi 0irus 5pstein-Barr). 8i-ayat ulkus2perforasi perdarahan gaster. 4ola sabit adalah peningkatan suhu malam hari terakhir sampai beberapa minggu (demam pel 5bstein) diikuti oleh periode demam, keringat malam tanpa menggigil. =emerahan2pruritus umum Tanda 6 #emam menetap tak dapat dijelaskan dan lebih tinggi dari (*oA tanpa gejala infeksi. $odus limfe simetris, tak nyeri,membengkak2membesar (nodus ser0ikal paling umum terkena, lebih pada sisi kiri daripada kanan, kemudian nodus aksila dan mediastinal) $odus dapat terasa kenyal dan keras, diskret dan dapat digerakkan. 4embesaran tosil 4ruritus umum. %ebagian area kehilangan pigmentasi melanin (0itiligo)

%5=%:!L T!% ;ejala 9asalah tentang fertilitas2 kehamilan (sementara penyakit tidak mempengaruhi, tetapi pengobatan mempengaruhi) 4enurunan libido.

45$C:L:"!$2459B5L!E!8!$ ;ejala <aktor resiko keluargaa (lebih tinggi insiden diantara keluarga pasien

"odgkin dari pada populasi umum) 4ekerjaan terpajan pada herbisida (pekerja kayu2kimia) b. Diagnosa Kepera+atan &. $yeri b.d agen cedera biologi 3. "yperthermia b.d tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap inflamasi (. =etidakseimbangan nutrisi D kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah .. =urang pengetahuan b.d kurang terpajan informasi '. 8esiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif b.d pembesaran nodus medinal 2 edema jalan nafas. c. Inter1ensi . Nyeri b.d agen cedera biologi Tujuan 6 %etelah diberikan asuhan kepera-atan diharapkan nyeri klien berkurang2hilang dengan =" 6 &. %kala nyeri )-( 3. Bajah klien tidak meringis (. =lien tidak memegang daerah nyeri nter0ensi 6 &. =aji skala nyeri dengan 4F8%T 8 6 untuk mengetahui skala nyeri klien dan untuk mempermudah dalam menentukan inter0ensi selanjutnya 3. !jarkan klien teknik relaksasi dan distraksi 8 6 teknik relaksasi dan distraksi yang diajarkan kepada klien, dapat membantu dalam mengurangi persepsi klien terhadap nyeri yang dideritanya (. =olaborasi dalam pemberian obat analgetik 8 6 obat analgetik dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri yang diderita oleh klien

".

Hypert&ermia b.d tidak e*ekti*nya termoreg'lasi sek'nder ter&adap in*lamasi Tujuan 6 %etelah diberikan asuhan kepera-atan diharapkan suhu tubuh klien turun 2 dalam keadaan normal dengan kriteria hasil 6 &. suhu tubuh dalam batas normal ((',+-(,,' derajat celcius) nter0ensi 6 3. >bser0asi suhu tubuh klien 8 6 dengan memantau suhu tubuh klien dapat mengetahui keadaan klien dan juga dapat mengambil tindakan dengan tepat (. Berikan kompres hangat pada dahi, aksila, perut dan lipatan paha 8 6 kompres dapat menurunkan suhu tubuh klien .. !njurkan dan berikan minum yang banyak kepada klien (sesuai dengan kebutuhan cairan tubuh klien) 8 6 dengan banyak minum diharapkan dapat membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh klien '. =olaborasi dalam pemberian antipiretik 8 6 antipiretik dapat menurunkan suhu tubuh

$. Ketidakseimbangan n'trisi 2 k'rang dari keb't'&an t'b'& b.d m'al3 m'nta& Tujuan 6 %etelah diberikan asuhan kepera-atan selam ( ? 3. jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan criteria hasil 6 &. 9enunjukkan peningkatan berat badan2berat badan stabil 3. $afsu makan klien meningkat (. =lien nter0ensi 6 &. =aji ri-ayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai 8 6 mengidentifikasi defisiensi nutrisi dan juga untuk inter0ensi selanjutnya 3. >bser0asi dan catat masukan makanan klien 8 6 menga-asi masukan kalori menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk mempertahankan berat badan yang sesuai

(. Timbang berat badan klien tiap hari 8 6 menga-asi penurunan berat badan dan efekti0itas inter0ensi nutrisi .. Berikan makan sedikit namun frekuensinya sering 8 6 meningkatkan pemasukan kalori secara total dan juga untuk mencegah distensi gaster '. =olaborasi dalam pemberian suplemen nutrisi 8 6 meningkatkan masukan protein dan kalori (. K'rang pengeta&'an b.d k'rang terpa)an in*ormasi Tujuan 6 %etelah diberikan asuhan kepera-atan sela & ? 3. jam diharapkan diharapkan klien dan keluarganya dapat mengetahui tentang penyakit yang diderita oleh klien dengan criteria hasil 6 &. =lien dan keluarga klien dapat memahami proses penyakit klien 3. =lien dan keluarga klien mendapatkan informasi yang jelas tentang penyakit yang diderita oleh klien (. =lien dan keluarga klien dapat mematuhi proses terapiutik yang akan dilaksanakan nter0ensi 6 &. Berikan komunikasi terapiutuk kepada klien dan keluarga klien 8 6 memudahkan dalam melakukan prosedur terpiutuk kepada klien 3. Berikan = 5 mengenai proses penyakitnya kepada klien dan keluarga klien 8 6 klien dan keluarga klien dapat mengetahui proses penyakit yang diderita oleh klien 4. .esiko tinggi bersi&an )alan na*as tidak e*ekti* b.d pembesaran nod's medinal 5 edema )alan na*as. Tujuan 6 %etelah diberikan asuhan kepera-atan selam ( ? 3. jam diharapkan bersihan jalan nafas klien efektif2normal dengan criteria hasil 6 &. =lien dapat bernafas dengan normal2efektif 3. =lien bebas dari dispnea, sianosis (. Tidak terjadi tanda distress pernafasan

nter0ensi 6 &. =aji frekuensi pernafasan, kedalaman, irama 8 6 perubahan dapat mengindikasikan berlanjutnya keterlibatan2pengaruh pernafasn yang membutuhkan upaya inter0ensi 3. Tempatkan pasien pada posisi nyaman, biasanya dengan kepala tempat tidur tinggi2atau duduk tegak ke depan kaki digantung 8 6 memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernafasan, dan menurunkan resiko aspirasi (. Bantu dengan teknik nafas dalam dan atau pernafasan bibir 2diafragma. !bdomen bila diindikasikan 8 6 membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas kecil, memberikan klien beberapa kontrol terhadap pernafasan, membantu menurunkan ansietas .. =aji respon pernafasan terhadap akti0itas 8 6 penurunan oksigenasi selular menurunkan toleransi akti0itas d. E1al'asi %etelah dilakukan tindakan kepera-atan diharapkan 6 &. $yeri klien berkurang2hilang 3. %uhu klien dalam batas normal suhu tubuh dalam batas normal ((',+-(,,' derajat celcius) (. =ebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi .. =lien dan keluarganya dapat mengetahui tentang penyakit yang diderita oleh klien '. Bersihan jalan nafas klien efektif2normal

BAB I PENDAH!/!AN . /atar Belakang Limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit sehingga muncul istilah limfoma maligna (maligna = ganas). ronisnya, pada orang sehat sistem limfatik tersebut justru merupakan komponen sistem kekebalan tubuh. !da dua jenis limfoma maligna yaitu Limfoma "odgkin ("#) dan Limfoma non"odgkin (L$"). %aat ini, sekitar &,' juta orang di dunia hidup dengan limfoma maligna terutama tipe L$", dan dalam setahun sekitar ()) ribu orang meninggal karena penyakit ini. #ari tahun ke tahun, jumlah penderita penyakit ini juga terus meningkat. %ekadar gambaran, angka kejadian L$" telah meningkat *) persen dibandingkan angka tahun &+,)-an. #ata juga menunjukkan, penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang de-asa dengan angka tertinggi pada rentang usia antara .' sampai /) tahun. %edangkan pada Limfoma "odgkin (#") relati0e jarang dijumpai, hanya merupaka & 1 dari seluruh kanker. #i negara barat insidennya dilaporkan (,'2&)).)))2tahun pada laki-laki dan 3,/2&)).)))2tahun pada -anita. #i ndonesia, belum ada laporan angka kejadian Limfoma "odgkin. 4enyakit limfoma "odgkin banyak ditemukan pada orang de-asa muda antara usia &*-(' tahun dan pada orang di atas ') tahun. ." .'m'san Masala& Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan permasalahan yang penulis angkat adalah sebagai berikut 6 &. Bagaimanakah konsep dasar penyakit dari limfoma maligna G 3. Bagaimanakah konsep dasar asuhan kepera-atan pada pasien dengan limfoma maligna G

.$

0')'an Tujuan dari pada penulisan ini adalah 6 &. 9engetahui konsep dasar penyakit dari limfoma maligna 3. 9engetahui konsep dasar asuhan kepera-atan pada pasien dengn limfoma maligna

BAB III PEN!0!P Simp'lan %impulan yang dapat diambil dalam pembuatan tulisan ini adalah 6 &. Limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit 3. !da dua jenis penyakit yang termasuk limfoma malignum yaitu penyakit "odgkin (4") dan limfoma non "odgkin (L$"). (. 4enyebab dari penyakit limfoma maligna masih belum diketahui dengan pasti..5mpat kemungkinan penyebabnya adalah6 faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi 0irus atau bakteria (" 7, 0irus human T-cell leukemia2lymphoma ("TL7), 5pstein-Barr 0irus (5B7), "elicobacter %p) dan toksin lingkungan (herbisida, penga-et dan pe-arna kimia).

KA0A PEN%AN0A. 4uja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Cang 9aha 5sa karena berkat rahmat-$yalah kami dapat menyelesaikan tugas dengan judul H!suhan =epera-atan pada 4asien dengan Limfoma 9alignaH ini tepat pada -aktunya. !dapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah munologi dan "ematologi. =ami menyadari bah-a tulisan ini masih belum sempurna adanya, hal ini karena keterbatasan kemampuan yang kami miliki.>leh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dosen mata kuliah munologi dan "ematologi serta pembaca tulisan ini yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tulisan ini dan kami harapkan tulisan ini ada manfaatnya bagi pembaca.

#enpasar, %eptember 3))+ 4enyusun

DAF0A. P!S0AKA !mori. 3)),. Jurnal Nasional : engo!atan tepat untuk Limfoma" ---.jurnalnasional2limfoma2..('/.com. #iakses pada tanggal &' >ktober 3))+. !nonymous. 3))/. Limfoma #aligna. ---.-ordpress.com. #iakses pada tanggal &' >ktober 3))+. Aarpenito, Lynda Euall. 3))&. Buku %aku #iagnosa =epera-atan. Eakarta. 6 5;A #oenges, 9arilyn 5, et all. &++(. $ursing Aare 4lans 6 ;uidelines for 4lanning and #ocumenting 4atient Aare, 5dition (, <.!. #a0is Aompany, 4hiladelphia. "offbrand, !.7, et all. 3))3. =apita %elekta "ematologi. Eakarta 6 5;A 7injamaran. 3)),. Lymphoma$ Non-%odgkin. ---.emedicine.com. #iakses pada tanggal &' >ktober 3))+.

DAFTAR ISI

Halaman =ata 4engatar IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII. .I.... #aftar si IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII.......... Bab 4endahuluan IIIIIIIIIIIIIIIIIIIII.......... &.& Latar Belakang ...................................................................................... &.3 8umusan 9asalah ................................................................................. &.( Tujuan ................................................................................................... Bab 4embahasan ................................................................................................ . =onsep #asar 4enyakit .......................................................................... . =onsep #asar !suhan =epera-atan ...................................................... Bab 4enutup ......................................................................................................

%impulan ................................................................................................. #aftar 4ustaka

AS!HAN KEPE.A6A0AN PADA PASIEN DEN%AN /IMF7MA MA/I%NA

7/EH 8 KE/7MP7K I9 . A.A KE.ISNA :HAH;AN0I ". DE6A A;! %!S0IAN DE6I $. %DE %.I;A S!PA.0A (. I %EDE #!ANAMAS0A 4. NI KADEK .!SMA/INA P!0.IANI ,<=.$" .<"" ,<=.$" .<""(,<=.$" .<"$<,<=.$" .<"$ ,<=.$" .<"( -

P.7%.AM S0!DI S KEPE.A6A0AN SEK7/AH 0IN%%I I/M! KESEHA0AN 6I.A MEDIKA PPNI BA/I "<<>

You might also like