You are on page 1of 35

IDENTITAS PASIEN Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Agama No CM Tanggal Masuk Nama/Ruang Diagnosa Medis fracture mandibular

: Tn. H : 22 tahun : Laki laki : Swasta : Islam : 24.85.35 : 02/11/2013 : Amarylis I/1.12 A : CKR (Cedera Kepala Ringan) + traumatic dental dg close

GAMBARAN KASUS Tn H berusia 22 tahun dibawa ke rumah sakit 2 hari yang lalu (2 November 2013) karena mengalami kecelakaan lalu lintas sepeda motor. Tn.H menabrak pejalan kaki hingga dagunya membentur dan pingsan. Setelah sadar Tn. H mengeluh pusing dan mual. Diagnosa medis adalah CKR (Cedera Kepala Ringan) + traumatic dental dengan close fracture mandibular. Pasien sempat di bawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Soewondo Kendal kemudian dirujuk ke RSUD Tugurejo Semarang. Keadaan umum composmentis, lemas, mual, pusing, kesulitan mengunyah, dan kesulitan membuka mulut. Terapi obat yang diberikan infus RL 20 tpm, injeksi ceftriaxon 2x1 gr, injeksi ketorolac 30 mg, asam tranexama 3x500 mg, Po: Ranitidin 2x150 mg.

BAB I SKRINING GIZI

Formulir skrining gizi untuk pasien rawat inap yang digunakan di RSUD Tugurejo adalah Nutritional Risk Screening 2002 (NRS 2002. Skrining awal didapat persen LILA > 100% dengan jawaban ya. Kemudian beralih ke skrining lanjutan dimana kegawatan penyakit terdapat luka kepala. Dari hasil skrining yang telah dilakukan, Tn. H mendapat skor 3 yang berarti pasien berisiko gizi dan membutuhkan rencana asuhan gizi. (Lampiran 1)

BAB II ASESSMENT GIZI

Domain

Data

Intepretasi

FH (Food Nutrition Related History) Total Energi Intake (FH- -Total asupan energi sehari Asupan oral inadekuat, 1.1.1.1) hari sebelum masuk rumah hanya mengasup 49,5% sakit = 1840 kkal dari total kebutuhan energi -Total asupan berdasarkan recall 24 jam saat masuk dibandingkan hasil recall rumah sakit (4 November 2013) = 792,5 kkal Oral Fluids (FH-1.2.1.1) Air putih 1 2 L/hari Teh manis 2-3x/hari Minuman ringan (sofdrink) 3 4x/mg Jumlah Makanan (FH-1.2.2.1) Makanan Pokok 3 4p/hari Lauk hewani 3p/hari Lauk nabati 3p/hari Sayur 2p/hari Jarang konsumsi buah 1 2p/hari Gorengan 1-2p/hari Pola Makan (FH-1.2.2.3) Pola makan 3 -4x/hari Variasi Makanan (FH- Jarang mengkonsumsi buah. Variasi makanan kurang, 1.2.2.5) Lauk hewani dan nabati lebih karena jarang sering digoreng. menkonsumsi buah dan lauk hewani lebih sering Mencapai kebutuhan 24 jam

digoreng Obat yang (FH-2.1.1) diresepkan infus RL 20 tpm, injeksi ceftriaxon 2x1 gr, injeksi ketorolac 30 mg,

asam tranexama 3x500 mg, Ranitidin 2x150 mg. Total Asupan Lemak Asupan lemak sehari hari (FH-1.5.1.1) 51 gr Total Asupan Protein Asupan protein sehari hari (FH-1.5.2.1) 68 gr Total Asupan Asupan Karbohidrat sehari Karbohidrat (FH-1.5.3.1) hari 257,5 gr AD (Anthropometric Measurement) Tinggi Badan (AD-1.1.1) Berat Badan (AD-1.1.2) 166 cm 82 kg Obese tipe II

Indeks Massa Tubuh 29,75 (AD-1.1.5) Berat Badan Ideal (AD- 59,4 kg 1.1.7) BD (Biochemical Data, Medical Test, and Procedure) Leukosit Eritrosit MCV (BD-1.10.3) MCH Neutrofil Limfosit 23,95.103/uL N : 3,6 - 11 6,22.106/uL N : 3,8 5,2 68,80 fL N : 89 92 24,20 pg N: 27 - 31 89,50% N : 50 70 4,80% N : 25 - 35

Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah

PD (Nutrition Focused Physical Findings) Penampilan keseluruhan Pipi sebelah kanan dan kiri (PD-1.1.1) Sistem terlihat bengkak. Pencernaan Mulut terlihat bengkak, Daya terima terhadap

(mulut rektum) (PD- mulut dan rahang bawah makanan 1.1.6) susah membuka,

karena adanya

sulit kesulitan membuka mulut

mengunyah dan gigi ada dan mengunyah makanan yang tanggal. Tekanan Darah 1.1.9) Nadi (PD-1.1.9) (PD- 120/80 mmHg 88x/mnt Normal Normal

CH (Client History) Umur (CH-1.1.1) 22 tahun

Jenis Kelamin (CH-1.1.2) Laki - laki Situasi Tempat tinggal Tinggal bersama orang tua (CH-3.1.2) Pekerjaan (CH-3.1.6) Swasta Agama (CH-3.1.7) Islam

CS (Comparative Standar) Total estimasi kebutuhan Estimasi saat sehat = 2700 energi (CS-1.1.1) kkal/hari Estimasi saat sakit = 1700 kkal/hari Total estimasi kebutuhan Estimasi saat sehat = 60 lemak (CS-2.1.1) gr/hari Estimasi saat sakit = 47,22 gr/hari Total estimasi kebutuhan Estimasi saat sehat = 47,52 protein (CS-2.2.1) gr/hari Estimasi saat sakit = 65,34 gr/hari Total estimasi kebutuhan Estimasi saat sehat = 371 karbohidrat (CS-2.3.1) gr/hari Estimasi saat sakit = 253,7

gr/ hari Berat Badan Ideal (CS- 59,4 kg 5.1.1)

BAB III DIAGNOSIS GIZI

Kesulitan mengunyah atau menggigit (NC 1.2) berkaitan dengan trauma dental dengan close fracture mandibular ditandai dengan ketidakmampuan mengkonsumsi makanan dengan tekstur dan konsistensi normal dan asupan makan saat masuk rumah sakit (MRS) < 80%

BAB IV INTERVENSI GIZI

A. Perencanaan 1. Tujuan Memberikan asupan kepada pasien secara bertahap sesuai dengan daya terima dan kondisi pasien sampai 100% dengan memenuhi kebutuhan basal 1500 kkal terlebih dahulu.

2. Preskripsi Diet a. Estimasi perhitungan kebutuhan energi saat sakit berdasarkan Rumus Mifflin - St. Jeor1 Energi = 10 x W+ 6,25 x H 5 x A + 5 = 10 x 59,4 + 6,25 x 166 5 x 22 + 5 = 594 + 1037,5 110 + 5 = 1526,5 x FA x FS - koreksi status gizi lebih (20% energi) = 1526,5 x 1,1 x 1,2 (20% . 1526,5) = 2014,9 - 305,3 = 1709,6 kkal = 1700 kkal Energi yang diberikan sesuai kebutuhan adalah 1700 kkal/hari. Energi diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan daya terima pasien terhadap makanan yaitu 1500 kkal/hari b. Protein 1 1,1gr/kgBB = 1,1 x 59,4gr/kgBB = 65,34 gr/kgBB/ x 4 = 261,36 kkal (15,3%) Protein yang diberikan tinggi yaitu 1 1,1 gr/kgBB/hari karena peningkatan kebutuhan protein dan adanya trauma. c. Lemak 30% = 25% x 1700kkal

= 47,22 gr/hari Diberikan lemak sedang yaitu 25% dari kebutuhan energi. d. Karbohidrat = 100% - (15,3% + 25%) = 59,7% x 1700 kkal = 253,7 gr/hari e. Kebutuhan cairan 1,5 2 L/hari f. Konsistensi dan tekstur makanan di modifikasi menjadi bentuk saring atau cair (blenderized diet) untuk memudahkan pasien dapat mengasup makanan yang diterimanya.2 g. Rute pemberian : melalui oral dengan menggunakan sedotan atau sendok untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. h. Frekuensi pemberian makanan 3x makanan saring + 3x cair.

3. Edukasi Gizi (E-1) a. Tujuan (E-1.2): Memberikan informasi kepada pasien tentang makanan yang dianjurkan sesuai dengan kondisi pasien saat ini di rumah sakit. b. Rencana: Edukasi dilakukan setiap melakukan monitoring dan evaluasi terkait dengan perkembangan asupan, fisik, dan klinik pasien. Edukasi yang dilakukan yaitu dengan tanya jawab terkait jenis diet dan makanan yang harus dikonsumsi sesuai dengan kondisi pasien selama di rumah sakit. Sasaran edukasi adalah pasien dan keluarga pasien.

4. Konseling Gizi (C-2) a. Tujuan (C-2.1) Memberikan motivasi kepada pasien untuk menerapkan diet yang telah diberikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. b. Rencana: Konseling akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya saat akhir intervensi.

Hari, tanggal Tempat Waktu Topik Alat/ media Materi

: Jumat, 8 November 2013 : Ruang Amarylis I/1.12A : 10 15 menit : Terapi gizi pada pasien dengan frakture rahang : leaflet :

a. Modifikasi makanan untuk pasien dengan fraktur rahang. b. Panduan pelaksanaan diet mengenai hal hal yang harus diperhatikan selama menjalankan diet. c. Pemilihan tentang waktu dan jenis makanan yang dapat dikonsumsi.

5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (RC-1.3) Berkolaborasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi dan perkembangan fisik dan klinik pasien secara medis untuk dapat memberikan intervensi gizi yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien. Berkolaborasi dengan perawat untuk memantau kondisi dan perkembangan harian pasien untuk melakukan intervensi gizi lebih lanjut terkait dengan terapi medis yang telah diberikan.

B. Implementasi 1. Pemberian Diet 1500 kkal a. Bentuk makanan modifikasi makanan saring (bubur halus) dan cair b. Rute pemberian melalui oral c. Pemberian makan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan daya terima pasien. Hari ke 1 modifikasi diet saring (bubur halus) 3x dan cair 3x 200 CC dengan rincian: jam 06.00 (saring + cair) jam 12.00 (saring + cair) jam 18.00 (saring + cair)

10

Hari ke 2 pemberian diet saring (bubur halus) 3x dan cair 3x 200 CC dengan rincian: jam 06.00 (saring + cair) jam 12.00 (saring + cair) jam 18.00 (saring + cair) Hari ke 3 pemberian diet saring (bubur halus) 3x dan cair 3x 200 CC dengan rincian: jam 06.00 (saring + cair) jam 12.00 (saring + cair) jam 18.00 (saring + cair)

2. Edukasi Edukasi dilakukan setiap hari yaitu dua hari selama intervensi pada saat melakukan monitoring dan evaluasi tentang asupan makan pasien dan kondisi fisik serta klinis. 3. Konseling Konseling gizi dilakukan pada hari terakhir intervensi yaitu pada tanggal 8 November 2013 sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. 4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Kolaborasi dilakukan setiap hari untuk memantau perkembangan kondisi pasien secara medis untuk dapat menentukan terapi gizi yang tepat.

11

BAB V MONITORING DAN EVALUASI

Berikut adalah tabel monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tanggal 5 8 November 2013 Tabel 5.1. Monitoring dan Evaluasi Asupan Makan dan Fisik Klinis Pasien
Hari/tanggal Jenis Diet Asupan Fisik/Klinis

Laboratorium

Antropometri

Identifikasi Masalah

Tindak Lanjut

Selasa, 05/11/13

Lunak BTS 0% (bubur tanpa santan)

KU : sadar TD : 120/80mmHg N : 88x/mnt t = 36oC Pasien membuka berbicara, kesulitan mulut saat sulit

Leukosit 23,95%

BB = 82 kg

Tidak mengasup

bisa Modifikasi

diet

Eritrosit 6,22x106/uL TB = 166 cm MCV 68,80 fL MCH 24,40 pg Neutrofil 89,50% Limfosit 4,80%
2

diet lunak bubur tanpa (BTS)

IMT = 29,75 yang diberikan oleh santan kg/m RS karena

ada menjadi diet saring (bubur sumsum)

kesulitan mengunyah

dan dan cair (dari sore

mengunyah namun tidak ada kesulitan menelan, sekitar pipi dan rahang kanan dan kiri bengkak, mulut bagian depan juga bengkak, kepala pusing.

mulut belum bisa hari) membuka lebar. dengan

12

Gigi ada yang tanggal. Rabu, 06/11/13 Saring (bubur Saring : KU : sadar 100% TD : 110/90 mmHg : Buka tutup mulut pasien sudah masih baik, ada namun kesulitan

Belum terbaru

ada

hasil BB = 81 kg TB = 166 cm
2

Buka tutup mulut Tetap

dilanjutkan diet (bubur

sudah baik, namun pemberian

halus) 3x + Cair cair 3 x 200 75% CC

IMT = 29,57 mulut belum bisa saring kg/m membuka Masih kesulitan mengunyah. Muncul nyeri pada rahang Asupan atas. makan

lebar. sumsum) 3x + cair ada 3 x 200 CC untuk

mengunyah karena gigi ada yang lepas trauma pada

disebabkan dental. Nyeri

rahang atas. Tidak ada keluhan pusing, mual dan muntah

pasien sudah baik 87,5%

Kamis, 07/11/13

Saring (bubur

Saring : KU : sadar 100% TD : 110/90 mmHg : Buka tutup mulut pasien baik, namun belum bisa membuka dengan lebar. Kesulitan masih baru : ada. 1/3 mengunyah Diagnosa fracture ada

Belum terbaru

ada

hasil

Masih kesulitan mengunyah

ada Tetap

dilanjutkan diet (bubur

untuk pemberian dan saring

halus) 3x + Cair cair 3 x 200 100% CC

mulut belum bisa sumsum) 3x + cair membuka Asupan pasien 100% lebar. 3 x 200 CC sambil makan menunggu rencana Op pada hari Sabtu.

proximal.

Tidak

13

keluhan pusing, mual, dan muntah. Nyeri

rahang atas sudah tidak ada. Jum`at, 08/11/13 Saring (bubur Saring : 100% KU : sadar

Belum

ada

hasil BB = 80 kg TB = 166 cm kg/m2

Masih kesulitan

ada Pasien untuk tindakan dan dan

menolak operasi atas

halus) 3x + Cair cair 3 x 200 90% CC

Buka tutup mulut pasien terbaru : baik, namu belum bisa membuka dengan lebar. Bengkak di bibir bagian depan sudah Masih mulai ada

IMT = 29,03 mengunyah membuka dengan Asupan pasien 95%

pulang

mulut pemintaan lebar. (PAPS) makan

sendiri

mengecil. kesulitan Tidak pusing, muntah

mengunyah. ada keluhan dan

mual,

14

BAB VI PEMBAHASAN

Tn H berusia 22 tahun dibawa ke rumah sakit 2 hari yang lalu (2 November 2013) karena mengalami kecelakaan lalu lintas sepeda motor. Tn.H menabrak pejalan kaki hingga dagunya membentur dan pingsan. Setelah sadar Tn. H mengeluh pusing dan mual. Diagnosa medis adalah CKR + traumatic dental dengan close fracture mandibular. Pasien sempat di bawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dr. Soewondo Kendal kemudian dirujuk ke RSUD Tugurejo Semarang. Keadaan umum composmentis, lemas, mual, pusing, kesulitan mengunyah, dan kesulitan membuka mulut. Berdasarkan hasil skrining yang dilakukan pada tanggal 4 November 2013 kepada Tn.H ditemukan kegawatan penyakit berupa luka di kepala menurut diagnosa medis yaitu CKR (Cidera Kepala Ringan) dan mendapat skor 3, sehingga pasien membutuhkan asuhan gizi lebih lanjut. Cedera kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif. Penyebab terbanyak dalam kejadian kasus cedera kepala pada umumnya adalah kecelakaan lalu lintas. Cedera kepala dikategorikan menjadi 3 berdasarkan nilai Gaslow Coma Scale (GCS), yaitu cedera kepala ringan (CKR), cedera kepala sedang (CKS), dan cedera kepala berat (CKB).3 Fraktur mandibula merupakan fraktur yang paling sering terjadi pada tulang wajah, hal ini menggambarkan letak dan sensitivitas mandibula terhadap benturan. Fraktur mandibula lebih sering disebut fraktur daerah maksofasial, makin banyak dijumpai sejalan dengan kemajuan dibidang transportasi dan olahraga. Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan berfungsi sebagai tempat menempelnya gigi geligi. Faktor penyebab utama terjadinya fraktur mandibula bervariasi berdasarkan lokasi geografis, namun kecelakaan bermotor menjadi penyebab paling umum.4 Tindakan medis

15

yang dilakukan pada pasien dengan fraktur rahang adalah dengan cara maxillofacial fiksasi.5 Berdasarkan hasil laboratorium nilai leukosit menunjukkan nilai yang tinggi (Leu = 23,95%). Nilai leukosit yang tinggi menandakan adanya infeksi atau stress fisik. Nilai MCV dan MCH menunjukkan angka yang rendah (MCV 68,80 fL) dan (MCH 24,40 pg) yang menandakan risiko terjadinya anemia. Nilai MCV dan MCH digunakan unruk mengartikan ukuran dan konsentrasi dari sel darah merah yang umumnya digunakan untuk kategori anemia. Neutrofil menunjukkan hasil yang tinggi (Neu = 89,50%) yang menandakan adanya perlawanan terhadap infeksi dan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Diagnosa medis lain yang disebutkan adalah traumatic dental dengan close fractur mandibula yang mengakibatkan Tn.H berisiko kekurangan asupan berkaitan dengan keadaan fisik yang terjadi karena trauma pada gigi (traumatic dental) dan fraktur pada rahang, sehingga mulut sulit membuka dengan lebar serta sulit menggigigit atau mengunyah makanan dalam tekstur dan konsistensi normal. Ketika masuk rumah sakit, pasien mendapat diet makanan lunak berupa bubur tanpa santan (BTS) lengkap dengan lauk hewani, lauk nabati, dan sayur. Namun pasien tidak dapat mengasup semua makanan dari rumah sakit, hanya bubur saja yang diasup. Pasien memakan bubur dengan cara disedot melalui sedotan, sehingga asupan makan pasien < 50%. Sebelum memberikan intervensi, dilakukan monitoring dan evaluasi daya terima pasien terhadap diet yang sekarang didapat. Setelah mengetahui bahwa asupan pasien < 50% karena kondisi fisik pasien yang kesulitan mengunyah dan membuka mulut, maka dilakukan evaluasi dengan melakukan perubahan diet yaitu modifikasi diet lunak (Bubur Tanpa Santan) menjadi diet saring + diet cair 3x200 CC. Modifikasi diet lunak menjadi diet saring dan cair juga

mempertimbangkan prinsip pemberian makan pada pasien dengan fraktur rahang (mandible fracture). Pemberian makan pada pasien fraktur rahang (mandible fracture) hanya berkisar pada modifikasi tekstur dan konsistensi. Semua makanan

16

harus disiapkan dengan baik agar dapat dengan mudah masuk ke dalam mulut tanpa harus mengunyah.1 Makanan dalam bentuk cair sangat dianjurkan bagi pasien yang mengalami fraktur rahang (mandible fracture). Pemberian diet saring dan cair telah dihitung berdasarkan kebutuhan gizi pasien yaitu energi sebesar 1700 kkal dengan memperhitungkan faktor aktivitas fisik dan faktor stres pasien. Energi diberikan secara bertahap mulai dari 1500 kkal untuk memenuhi kebutuhan basal terlebih dahulu. Kebutuhan protein yang diberikan tinggi karena adanya peningkatan kebutuhan protein dan adanya trauma. Lemak diberikan sedang 30% diutamakan lemak tidak jenuh. Karbohidrat yang diberikan adalah sedang, didapat dari persentase perhitungan protein dan lemak. Hari pertama intervensi pasien akan diberikan diet bubur saring (bubur sumsum) + cair 3x200 CC untuk meningkatkan asupannya. Namun perawat mengganti kembali diet pasien yang awalnya diet lunak bubur tanpa santan (BTS). Sehingga intervensi pada hari pertama adalah diet lunak bubur tanpa santan (BTS). Setelah dilakukan monitoring dan evaluasi, asupan makan pasien menjadi 0% hal ini terjadi karena pasien masih mengalami kesulitan membuka mulut dengan lebar dan mengunyah makanan. Buka tutup mulut pasien sudah mulai baik. Mual dan muntah sudah tidak lagi dikeluhkan oleh pasien, namun pasien masih merasakan pusing. Hari pertama intervensi dilakukan monitoring perubahan berat badan dengan penimbangan, hasilnya masih sama dengan berat badan awal pasien ketika masuk rumah sakit yaitu 82 kg. Hari kedua intervensi pasien sudah mulai diberikan diet saring (bubur sumsum) + cair 3x200 CC. Asupan makan pasien mengalami peningkatan yaitu sebesar 87,5%, diet saring (bubur sumsum) 100% dan cair 75%. Kemmpuan buka tutup mulut pasien sudah baik, walaupun belum bisa membuka mulut dengan lebar. Namun, masih ada kesulitan mengunyah makanan dan muncul rasa nyeri di rahang bagian atas. Mual, muntah, dan pusing sudah tidak dikeluhkan lagi. Fisik dan klinis pasien seperti tekanan darah mengalami penurunan dari 120/80 mmHg menjadi 110/90 mmHg, namun masih berada di range normal. Hari kedua

17

intervensi juga dilakukan monitoring terhadap berat badan, ada perubahan berat badan pasien dari 82 kg saat masuk rumah sakit turun menjadi 81 kg. Hari ketiga intervensi diet yang diberikan masih sama yaitu diet lunak (bubur sumsum) + cair 3x200 CC. Asupan makan pasien pada hari ketiga mencapai 100%. Kondisi fisik pasien buka tutup mulut sudah baik dan nyeri rahang atas sudah tidak ada, namun masih ada kesulitan mengunyah. Keluha berupa pusing, mual, dan muntah juga tidak dikeluhkan. Hari keempat intervensi, pasien masih diberikan diet saring (bubur halus) + cair 3x200 CC sambil menunggu tindakan operasi yang direncanakan pada hari Sabtu. Kemampuan buka tutup mulut pasien baik, masih ada kesulitan mengunyah. Mual dan muntah tidak dikeluhkan. Asupan makan pasien turun dari 100% menjadi 90%, hal tersebut berkaitan dengan menu diet cair yag diberikan kurang sesuai dengan selera pasien. Hari keempat intervensi dilakukan penimbangan untuk monitoring dan evaluasi berat badan, hasilnya berat badan pasien kembali turun dari 81 kg menjadi 80 kg. Secara antropometri ada penurunan berat badan yang cukup bermakna sebelum dan setelah intervensi pada pasien sebesar dua kilogram dalam waktu empat hari, hal tersebut akan mempengaruhi status gizi pasien mengingat juga pasien berada dalam kondisi obesitas. Pada hari keempat intervensi, pasien menyatakan menolak tindakan operasi berupa fiksasi rahang dikarenakan keterbatasan biaya dan pulang atas permintaan sendiri (PAPS) sehingga intervensi post operasi tidak dilakukan. Selain intervensi dengan pemberian diet, intervensi gizi berupa edukasi dan konseling juga dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Edukasi dilakukan setiap hari selama proses monitoring dan evaluasi berkaitan dengan diet yang diberikan kepada pasien selama perawatan di rumah sakit. Konseling gizi dilakukan saat pasien akan pulang yang bertujuan guna meningkatkan motivasi pasien untuk meningkatkan dan menjaga asupan selama kondisi sakit serta memperhatikan makanan dan minuman yang dianjurkan sesuai dengan kondisi

18

penyakit pasien, selain itu konseling juga diberikan kepada keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan asupan serta mematuhi diet yang diberikan. Selama proses edukasi dan konseling berlangsung, pasien dan keluarga mendengarkan secara seksama dengan baik serta memberikan respon yang baik pula dan berkomitmen dalam menjalankan diet yang dianjurkan.

19

BAB VII SIMPULAN

a. Tn. H didiagnosa medis oleh dokter yaitu CKR + trauma dental dengan close fracture mandibular b. Berdasarkan hasil skrining gizi Tn. H membutuhkan asuhan gizi lebih lanjut karena mendapat skor 3 berdasarkan kegawatan penyakit yaitu adanya luka kepala. c. Permasalahan gizi adalah tn. H berisiko asupan oral tidak adekuat karen adanya trauma dental dengan close fracture mandibular yang menyebabkan kesulitan membuka mulut dan kesulitan mengunyah. d. Intervensi gizi yang diberikan adalah dengan memberikan diet saring + diet cair selama 3 hari yang diberikan secara bertahap seseuai dengan daya terima, kebutuhan dan kondisi pasien dengan memenuhi kebutuhan energi basalnya terlebih dahulu yaitu sebesar 1500 kkal. e. Monitoring dan evaluasi yang didapat selama intervensi, asupan makan pasien meningkat dari 0% menjadi 90% selama intervensi hari pertama hingga hari ketiga. f. Ada perubahan berat badan dari pertama masuk rumah sakit hingga pasien pulang dari 82 kg menjadi 80 kg dalam waktu empat hari.

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Nelms, M., Sucher, K.P., Lacey, K. & Roth, S.L. Nutrition Therapy and Pathopysiologi 2/e. Cengage Learning (2010). USA

2. Clara, Santa. No Chewing Required. Nutritional Guidelines for Persons Needing a Blenderized Diet. Kaiser Permanente. Health Education Departement. 2006. 3. Ebiet, Andi.,Utomo, Wasisto. & Indriarti, Ganis. Gambaran Status Kognitif pada Pasien Cedera Kepala yang Telah Diizinkan Pulang di RSUD Arifin Achnad Pekanbaru. 4. Baga, Irwan.,Prasetyaningrum, Nenny. Hubungan dan Distribusi Lokasi Fraktur Mandibula Terhadap Usia, Jenis Kelamin dan Penyebab Terjadinya Fraktur pada Pasien RSUD dr. Saiful Anwar. [Jurnal Penelitian]. Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FKUB. Malang. 2013. 5. Abdelfadil, Ehab.,Salem, Ahmed.,and Al-Belasy, Fouad. Infected Mandibular Fractures: Risk Factors and Management. Oral Hygiene and Health 2013, 1:1

21

LAMPIRAN 1 FORMULIR SKRINING GIZI RAWAT INAP Nutritional Risk Screening 2002 (NRS-2002) INSTALASI GIZI RS DR. ADHYATAMA, MPH

Nama No. CM Tgl masuk Jenis kelamin LILA

: Tn. Haris :24.85.35 : 02/11/13 : Laki - Laki : 35 cm

Nama Ruang

: Amarylis I : 1.12 A

Diagnosa :CKR + trauma dental dg fraktur mandibula

Skrining Awal (lingkari) Deskripsi LILA<85% atau >100% Berat badan turun dalam 3 bulan Asupan makan turun dalam 1 minggu terakhir Menderita sakit berat di ruang intensif ( ICU, HCU, HND) jawaban a. a. a. a. Ya Ya Ya Ya b. b. b. b. Tidak Tidak Tidak Tidak

1. 2. 3. 4.

Skrining lanjut (lingkari) Gangguan status gizi jawaban Status gizi normal BB turun >5% dalam 3 bulan atau asupan makan 50-<75% dari kebutuhan normal pada minggu lalu IMT 18,5 - <20,5 atau BB turun >5% dalam 2 bulan atau asupan makan 25 - <50% dari kebutuhan normal pada minggu lalu IMT<18,5 atau BB turun > 5% dalam 1 bulan (15% dalam 3 bulan) atau asupan makan 0-<25% dari kebutuhan normal pada minggu lalu 1. Kegawatan penyakit Jawaban Kebutuhan gizi normal Fraktur pinggang, sirosis hati, COPD, HD kronik, DM, kandungan Bedah mayor abdomen, stroke, paru-paru berat, leukimia Luka kepala, transplantasi sumsum tulang, pasien ICU 2.

a. b.

skor 0 1

a. b.

skor 0 1

c.

c. d.

2 3

d.

3.

Usia >70 tahun

Total skor (1+2+3) = 3 Keterangan: pasien beresiko gizi dan membutuhkan rencana asuhan gizi Skor 3 = pasien beresiko gizi dan membutuhkan rencana asuhan gizi Skor < 3 = skrining ulang 3-6 hari yang akan datang

22

LAMPIRAN 2 Perhitungan Asupan Hasil Recall 24 jam saat masuk rumah sakit (MRS) Bahan Makanan MP LH LN Sayur Buah Gula Susu Minyak Total Penukar dalam sehari 4p p 2p 2p 1p 555 12,5 100 75 50 792,5 36 3,5 10 49,5 5 2 7 14 3,5 1 5 5 14,5 E (kkal) KH (gr) P (gr) L (gr)

Estimasi Asupan Sehari hari Pasien Berdasarkan Food Frekuensi (FFQ) Jenis Bahan Makanan MP 3 -4x/hr Frekuensi Penuka r dalam sehari 1p Nasi, mie instan, jajan di luar Lauk Hewani Lauk nabati Sayuran 2x/hr 1p Bayam, sop, 100 lodeh, kangkung 10 2 3x/hr 1p 3-4x/hr 1p Ayam, ikan, telur Tempe, tahu 225 21 15 9 275 21 15 700 160 16 Asal Bahan E (kkal) KH (gr) P (gr) L (gr)

23

Buah

1-2x/mg

1p

Pisang, mangga

100

24

Minyak

4x/hr

1p

Minyak dalam gorengan dan masakan sehari - hari

200

20

Susu

1-2x/mg

1p

Susu dalam kemasan

150

20

14

Gula

3sdm/hr

3p

Gula dalam makanan dan minuman

90

22,5

Total Persentase dari perkiraan kebutuhan

1840 68,14%

257,5 69,40%

68 143%

51 85%

24

LAMPIRAN 3

Perhitungan Berat Badan Ideal dan Estimasi Kebutuhan Saat Sehat A. Perhitungan Antropometri BB TB = 82 kg = 166cm = (TB - 100) 10% (TB - 100) = (166 - 100) 10% (166 - 100) = 66 6,6 = 59,4 kg IMT (Indeks Massa Tubuh) = = = 29,75 (obese tipe II)

Berat Badan Ideal (BBI)

B. Perhitungan Kebutuhan Gizi Pasien Saat Sehat berdasarkan Estimasi Harris Benedict1 1. REE = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) (6,8 x U) = 66 + (13,7 x 59,4 ) + (5 x 166) (6,8 x 22) = 66 + 813,78 + 830 149,6 = 1560,18 kkal x FA = 1560,18 kkal x 1,76 (sedang) = 2745,9 kkal = 2700 kkal 2. Protein 0,8 1 gr/kgBB = 0,8gr/kgBB x 59,4 = 47,52 gr/kg BB/hari x 4 kkal = 190.08 kkal 3. Lemak < 30% = 20% x 2700 kkal/9 = 60 gr/hari 4. Karbohidrat 55% - 65% = 55% x 2700 kkal/4 = 371 gr/hari

25

Tabel 1. Perbandingan Asupan Makan Sehari hari dengan Kebutuhan Saat Keterangan Asupan Makan sehari - hari Kebutuhan Pencapaian (%) Kategori 2700 68,14 Defisit sedang 371 69,40 Defisit sedang 47,52 143 Diatas Kebutuhan 60 85 Energi (kkal) 1840 KH (gr) 257,5 Protein (gr) 68

Sehat

Lemak (gr) 51

Normal

Ket: Kategori berdasarkan standar % asupan menurut Depkes RI Tahun 1996 Tabel 2. Perbandingan Hasil Recall 24 Jam dengan Kebutuhan Saat Sakit Keterangan Hasil Recall 24 jam Kebutuhan Pencapaian (%) Kategori 1700 46,61 Defisit sedang 253,7 19,51 Defisit Berat 65,34 21,4 Diatas Berat 47,22 30,70 Defisit Sedang Energi (kkal) 792,5 KH (gr) 49,5 Protein (gr) 14 Lemak (gr) 14,5

Ket: Kategori berdasarkan standar % asupan menurut Depkes RI Tahun 1996

26

LAMPIRAN 4 Perencanaan Menu Hari Rabu, 6 November 2013 Waktu 06.00 Menu Sari Kacang Hijau Bubur Halus Bahan Makanan Kacang Hijau Gula Pasir Air Putih Tepung Beras Santan Gula merah Tepung beras Santan Gula Merah Semangka Gula Pasir Air putih Tepung Beras Santan Gula merah Susu Dancow Instan Gula pasir Air Putih Penukar 1p 1p 1p p p 2p 1p 1p 2p 1p 1p 1p p p 2p 1p 1p 1p URT 2 sdm 1 sdm 1 gls 8 sdm gls 2 sdm 8 sdm gls 2 sdm 1 ptg bsr 1 sdm 1gls 8 sdm gls 2 sdm 4 sdm 1 sdm 1 gls Gram 25 8 200 150 25 16 200 50 16 150 8 200 150 25 16 27 8 200 Energi 80 30 262,5 22,5 60 350 45 60 50 30 262,5 22,5 60 130 30 1495 KH 8 7,5 60 40 80 40 10 7,5 60 15 11 7,5 300 Protein 6 6 4 8 4 6 7 41 Lemak 3 2,5 5 2,5 7 20

12.00

Bubur Halus

Jus Semangka

18.00

Bubur Halus

Susu

TOTAL

27

Perencanaan Menu Hari Kamis, 7 November 2013 Waktu 06.00 Menu Susu Bahan Makanan Susu Gula Pasir Air Putih Tepung Beras Santan Gula merah Tepung beras Santan Gula Merah Semangka Gula Pasir Air putih Tepung Beras Santan Gula merah Susu Dancow Instan Gula pasir Air Putih Penukar 1p 1p 1p p p 2p 1p 1p 2p 1p 1p 1p p p 2p 1p 1p 1p URT 4 sdm 1 sdm 1 gls 8 sdm gls 2 sdm 8 sdm gls 2 sdm 1 ptg bsr 1 sdm 1gls 8 sdm gls 2 sdm 4 sdm 1 sdm 1 gls Gram 27 8 200 150 25 16 200 50 16 150 8 200 150 25 16 27 8 200 Energi (kkal) 130 30 262,5 22,5 60 350 45 60 50 30 262,5 22,5 60 130 30 1545 KH (gr) 11 7,5 60 40 80 40 10 7,5 60 15 11 7,5 310 Protein (gr) 7 6 4 8 4 6 7 42 Lemak (gr) 7 2,5 5 2,5 7 24

Bubur Halus

12.00

Bubur Halus

Jus Semangka

18.00

Bubur Halus

Susu

TOTAL

28

Perencanaan Menu Hari Jumat, 8 November 2013 Waktu 06.00 Menu Teh Manis Bahan Makanan Teh Gula Pasir Air Putih Tepung Beras Santan Gula merah Tepung beras Santan Gula Merah Melon Gula Pasir Air putih Tepung Beras Santan Gula merah Susu Dancow Instan Gula pasir Air Putih Penukar 1p 1p p p 2p 1p 1p 2p 1p 1p 1p p p 2p 1p 1p 1p URT 1 sdm 1 gls 8 sdm gls 2 sdm 8 sdm gls 2 sdm 1 ptg bsr 1 sdm 1gls 8 sdm gls 2 sdm 4 sdm 1 sdm 1 gls Gram 2,5 8 200 150 25 16 200 50 16 150 8 200 150 25 16 27 8 200 Energi 30 262,5 22,5 60 350 45 60 50 30 262,5 22,5 60 130 30 1415 KH 7,5 60 40 80 40 10 7,5 60 15 11 7,5 315 Protein 6 4 8 4 6 7 35 Lemak 2,5 5 2,5 7 17

Bubur Halus

12.00

Bubur Halus

Jus Melon

18.00

Bubur Halus

Susu

TOTAL

29

LAMPIRAN 5

Proses Asuhan Gizi Terstandar


Assesment Data Dasar Diagnosa Medis CKR + trauma dental dg close frakture mandibula Keluhan Utama Mual ++ Pusing ++ Mulut tidak bisa membuka lebar Kesulitan mengunyah Identifikasi Masalah Diagnosa Gizi (PES) Intervensi Terapi Diet Terapi Edukasi Rencana Monev

Berisiko asupan oral tidak adekuat

Kesulitan menggigit atau mengunyah (NC 1.2) berkaitan dengan trauma dental dg close fraktur mandibula ditandai dengan ketidakmampuan mengkonsumsi makanan dengan tekstur dan konsistensi normal dan asupan saat masuk rumah sakit (MRS) < 80%

Tujuan: Memberikan asupan kepada pasien secara bertahap sesuai dengan daya terima dan kondisi pasien sampai 100% dengan memenuhi kebutuhan basal 1500 kkal terlebih dahulu. Preskripsi Diet a. Estimasi Keb. Energi dihitung menggunakan rumus Mifflin St.Jeor = 10 x W + 6,25 x TB

Tujuan: Memberikan informasi kepada pasien tentang makanan yang dianjurkan sesuai dengan kondisi pasien saat ini di rumah sakit. Rencana : Edukasi dilakukan setiap melakukan monitoring dan evaluasi terkait dengan

30

b.

c.

d.

e. f.

g.

5xA+5 = 10 x 59,4 + 6,25 x 166 5 x 22 + 5 = 1526,5 x FA x FS koreksi BB lebih (20% E) = 1700 kkal Protein 1 1,1 gr/kgBB/hari = 1,1 x 59,4 gr/kgBB/hari = 65,34 gr/kgBB/hari Lemak 30% = 25% x 1700 kkal = 47,22 gr/hari KH = 100% - (15,3% + 25%) = 59,7% x 1700 kkal = 253,7 gr/hari Kebutuhan cairan 1,5 2 L/hari Konsistensi & tekstur makanan dimodifikasi menjadi bntk sraing atau cair. Rute pemberian : oral

perkembangan asupan, fisik, dan klinik pasien. Edukasi yang dilakukan yaitu dengan tanya jawab terkait jenis diet dan makanan yang harus dikonsumsi sesuai dengan kondisi pasien selama di rumah sakit. Sasaran edukasi adalah pasien dan keluarga pasien

31

dengan menggunakan sedotan atau sendok unt. Memasukkan makanan h. Frekunsi pemeberian makanan 3x saring + 3x cair 200 cc Riwayat Penyakit Sekarang CKR + trauma dental dg close fracture mandibula Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada Antropometri BB = 82 kg TB = 166 cm LILA = 35 cm

IMT = = = 29,75 Status gizi obesitas tipe II BBI = (TB - 100)

Memantau perubahan berat badan pasien

32

10% (TB - 100) = 66 6,6 = 59,4 kg

Laboratorium Leukosit 23,95.103/uL Eritrosit 6,22.106/uL MCV 68,80 fL MCH 24,20 pg Neutrofil 89,50% Limfosit 4,80%

Nilai leukosit menandakan adanya infeksi Nilai MCV dan MCH yang rendah menandakan risiko terjadinya anemia. Nilai neutrofil yang tinggi menandakan adanya perlawanan terhadap infeksi. Tekanan darah menunjukkan range normal Denyut nadi

Fisik/Klinis KU : sadar TD = 120/80 mmHg N = 88x/mnt

33

normal Riwayat Gizi Sekarang Diet MRS : BTS (Bubur Tanpa Santan) Asupan MRS : Bubur 100% LH 0% LN 0% Sayur 0%

Asupan makanan kurang Kemampuan makan pasien menurun karena adanya kesulitan mengunyah dan membuka mulut Perbandingan hasil recall dengan keb. Saat sakit E = 46,61% KH = 19,51% P = 21,4 % L = 30,70%

Memantau asupan hingga mencapai 100% Memantau perubahan berat badan

Hasil Recall 24 jam Perhitungan Hasil Recall 24 jam MRS: E = 792,5 kkal KH = 49,5 gr P = 14 gr L = 14,5 gr Riwayat Gizi Dahulu Kebiasaan makan 34x/hr Nasi 4p/hr Telur 2p/hr, ayam 1-

Perhitungan kebutuhan riwayat gizi dahulu

34

2p/hari Tempe/tahu 3p/hr (lebih sering digoreng) Sayur 2p/hr Buah buahann bervarisi 1 -2p.mg Gorengan @ 3 ptg, lebih sma bertanya juga Sosial Ekonomi Pekerjaan swasta Tinggal bersama orang tua

E = 1840 kkal KH = 257,5 gr P = 68 gr L = 51 gr

Akses untuk mendapatkan makanan baik

35

You might also like