You are on page 1of 44

Alat Optik (1) Mata

Posted on 17 Mei 2010 by rudisisyanto

Alat optika merupakan alat penglihatan manusia, Secara umum, alat-alat optika terdiri dari dua bagian, yaitu alat optika alamiah dan alat optika buatan. Alat optika alamiah adalah mata, sedangkan alat optika buatan biasanya digunakan untuk lebih mengoptimalkan penggunaan mata, misalnya lup, kaca mata, mikroskop, teropong, teleskop dan lain-lain. 1. Mata agian-bagian Mata dan !ungsinya secara optika"

#ambar 1. agian-bagian mata 1. Aqueous humor " berupa cairan $indeks bias, n % 1,&&' yang ber!ungsi membiaskan cahaya yang menu(u mata. 2. Lensa Kristalin " disebut (uga lensa mata $n % 1,)0', untuk mengatur pembiasan yang disebabkan oleh cairan didepan lensa dan mengatur pem!okusan cahaya, dalam hal ini diatur oleh otot siliar* misalnya ketika melihat benda-benda yang (auh, maka otot siliar mengendor $relaks' sehingga lensa mata paling pipih, yang berarti (arak !okus paling pan(ang. Peristi+a ini disebut dengan akomodasi mata, yaitu peristiwa dimana lensa mengubah jarak fokusnya guna memfokuskan benda-benda pada berbagai jarak. &. Iris " berupa selaput yang membentuk celah lingkaran $pupil' dan memberi +arna kepada mata ). Pupil " celah lingkaran yang dibentuk oleh iris, dan besarnya diatur sesuai dengan intensitas cahaya yang masuk* (ika berada ditempat yang terang, supaya mata tidak silau maka pupil mengecil supaya intensitas cahaya yang masuk tidak begitu banyak.

,. Retina (selaput jala) " tempat (atuhnya bayangan yang dibiaskan oleh lensa kristalin, untuk menangkap bayangan nyata, terbalik dan diperkecil. -. Bintik Kuning " bagian pada retina yang sangat peka terhadap cahaya. Agar bayangan terliihat (elas, bayangan harus terbentuk di retina tepat di bintik kuning.

#ambar 2. ayangan yang dibentuk pada retina mata 7. Saraf optik " terdiri dari sel-sel syara! yang sensiti! yang dapat mengirim sinyal-sinyal melalui sara! optik dari bintik kuning ke otak dan otaklah yang mener(emahkan sehingga bayangan benda men(adi tegak, tidak terbalik seperti yang ditangkap oleh retina mata. 1.1. Titik ekat !an Titik "au# Mata

.ntuk melihat dengan (elas, benda harus terletak pada (angkauan penglihatan mata, yaitu antara Punctum Remotum dan Punctum Pro imum. Titik ekat Mata (Punctum Pro imum $ PP) adalah titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang berakomodasi maksimum! .ntuk orang normal se(auh 2, cm.

#ambar &. Pembentukan bayangan pada mata normal

Titik "au# Mata (Punctum Remotum $ PR) adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat benda dengan jelas oleh mata yang tidak berakomodasi yaitu sejauh tak terhingga. Mata nor%al memiliki titik dekat 2, cm dan titik (auh tak berhingga artinya dapat melihat benda dengan (elas pada paling dekat 2, cm dan paling (auh tak berhingga tanpa bantuan.

/rang yang mengalami gangguan penglihatan sering disebut menderita gangguan refraksi. Artinya, gangguan penglihatan terjadi akibat tidak sempurnanya bayangan benda yang diterima oleh saraf saraf penglihatan untuk disampaikan ke otak! 1.&. Ra'un ekat (()per%etropi).

#ambar ). Pembentukan bayangan pada mata hipermetropi Mata tidak dapat melihat benda-benda dekat.

0itik dekatnya lebih (auh dari 2, cm dan titik (auhnya dianggap tak berhingga sehingga dapat melihat dengan (elas benda-benda yang sangat (auh tanpa berakomodasi, tapi untuk benda-benda yang dekat biasanya tidak kelihatan dengan (elas. ayangan (atuh di titik (auh mata $S1 % - PP' dan biasanya S1 % Sn'

#ambar ,. Pembentukan ayangan pada mata hipermetropi $a' sebelum menggunakan kacamata dan $b' sesudah menggunakan kacamata

.ntuk membantu penglihatan digunakan 2enca 3embung $4', dimana untuk dapat melihat pada (arak baca normal $S % Sn % 4 2, cm', maka bayangan

yang dibentuk oleh lensa cembung tersebut harus (atuh tepat dititik dekat mata $PP', didepan lensa dan semu, S1 % 5 titik dekat mata penderita rabun dekat. Contoh soal 1: Seorang penderita rabun dekat dengan titik dekat 1,0 cm ingin membaca pada (arak baca normal $2, cm'* berapa (arak !okus dan kekuatan lensa yang harus digunakannya6 Petun(uk" 7ari soal tersebut didapatkan bah+a " S1 % 5 titik dekatnya % 5 1,0 cm S % 2, cm, Masukkan nilai-nilai tersebut ke persamaan lensa"

sehingga akan didapat nilai ! % &0 cm $(a+aban' Sedangkan kekuatan lensanya dapat dihitung dengan

sehingga didapat P % 4&,&& dioptri $(a+aban' 1.*. Ra'un "au# (M)opi) $ Terang ekat

#mbar -" Pembentukan ayangan Pada mata myopia Pada orang myopia, bentuk bola mata terlalu lon(ong atau kornea terlalu melengkung sehingga bayangan benda yang masuk ke mata men(adi tidak !okus. ayangan benda (atuh di depan retina, daerah sensiti! pada mata sehingga menyebabkan penglihatan men(adi kabur.

Mata tidak dapat melihat benda-benda (auh 0itik dekat mata $PP' lebih dekat tak hingga, dan bayangan (atuh di depan retina

#ambar 7" Pembentukan bayangan pada mata myopia $a' sebelum menggunakan lensa cekung dan $b' setelah menggunakan

.ntuk membantu penglihatan digunakan kacamata negati! $ 5 ', dimana agar mata dapat melihat dengan normal benda yang (auh $S % 8', maka bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung tersebut harus (atuh dititik (auh mata $S1 % 5 P9' , didepan lensa dan maya. .ntuk menghitung :ekuatan kacamata yang digunakn dapat menggunakan persamaan lensa.

Contoh Soal 2: Seseorang dapat melihat benda dengan (elas paling (auh pada (arak ) m, berapa ukuran kacamata yang harus dipakai agar dapat melihat seperti mata normal6 Petun(uk" S%8 S1 % 5 ) m $titik (auh mata' Masukkan nilai-nilai diatas pada persamaan lensa*

sehingga didapat besarny !okus adalah ! % 5 ) m $(a+aban' 7an kekuatan lensanya

sehingga didapat kekuatan lensa kacamata yang digunakan adalah P % 5 1;) dioptri $(a+aban' 1.+. Mata Tua (Pres'iopi)

#ambar 7" Presbioopi Presbyopia berasal dari bahasa <unani =Presbys> yang berarti orang tua dan =Opia> artinya mata. ?ni berkaitan dengan bekurangnya kemampuan mata untuk !okus pada (arak dekat seperti membaca karena usia yang mulai menua. @adi cacat mata ini karena berkurang daya akomodasi karena lan(ut usia. 0itik dekat lebih besar dari 2, cm dan titik (auh pada (arak tertentu. Sehingga penderita presbiopi tidak dapat melihat benda dengan (elas dan (uga tidak dapat membaca pada (arak baca normal. 7apat ditolong dengan kaca mata bifokal (lensa rangkap). :acamata bi!okal adalah kaca mata yang terdiri atas dua lensa, yaitu lensa cekung dan lensa cembung. 2ensa cekung ber!ungsi untuk melihat benda (auh dan lensa cembung untuk melihat benda dekat;membaca "ontoh #oal $% Seseorang yang sudah tua titik dekatnya ,0 cm dan titik ter(auhnya , m. :acamata yang bagaimana yang digunakan beliau agar matanya dapat melihat secara normal6 Petunjuk penyelesaian: <ang dimaksud normal adalah dapat melihat (auh tak terhingga dan dapat membaca pada (arak 2, cm. .ntuk lensa atas. (arak benda s % 2, cm % 0,2, m* bayangan (atuh pada s1 % 5 ,0 cm % 0,, m " #unakan persamaan lensa"

sehingga didapat !okus lensa atas adalah % 2 m * 7engan !okus sebesar ini kekuatan lensanya adalah % 0,, 7ioptri .ntuk lensa atas* s % 8 dan s1 % 5 , m* dengan persaamaan yang sama, didapatkan ! % 5 0,2 m* yang berkekuatan lensa atas % 5,7 1.,. Mata Astig%atis%a 3acat mata yang tidak dapat melihat garis Aertikal dan horiBontal bersamasama, ditolong dengan kaca mata silindris. Penyebabnya adalah karena kornea mata

yang tidak berbentuk s!erik, artinya salah satu bidang lebih melengkung dibanding bidang lain, sehingga biasanya sinar-sinar pada bidang Aertikal di!okuskan lebih pendek daripada sinar-sinar pada bidang horisontal. Astigmatisme atau mata silindris merupakan kelainan pada mata yang disebabkan oleh karena lengkung kornea mata yang tidak merata. :elainan re!raksi ini bisa mengenai siapa sa(a tanpa peduli status sosial, umur dan (enis kelamin. ola mata dalam keadaan normal berbentuk seperti bola sehingga sinar atau bayangan yang masuk dapat ditangkap pada satu titik di retina $area sensiti! mata'. Pada orang astigmatisme, bola mata berbentuk lon(ong seperti telur sehingga sinar atau bayangan yang masuk ke mata sedikit menyebar alias tidak !okus pada retina. Cal ini menyebabkan bayangan yang terlihat akan kabur dan hanya terlihat (elas pada satu titik sa(a. 7isamping itu, bayangan yang agak (auh akan tampak kabur dan bergelombang. Soal-Soal .ati#an 1. Seorang pela(ar memakai kacamata berukuran 5 D dioptri untuk sebelah kanan dan 5 E dioptri untuk sebelah kiri. @ika pela(ar tersebut tidak menggunakan kacamata, berapa (arak ter(auh yang dapat terlihat dengan (elas oleh kedua matanya6 2. Pada saat membaca, (arak terdekat yang dapat dilihat seorang kakek rabun dekat adalah )0 cm. Citunglah kekuatan lensa kacamat yang diperlukanF &. Seseorang yang berpenglihatan (auh dapat membaca dengan (elas tanpa kacamata pada (arak tidak kurang dari 7, cm. ?a menggunakan kacamata yang memiliki kuat lensa 2,, dioptri. erapa titik dekat setelah ia memakai kacamata6 ). Seseorang memakai kacamata 5 G dioptri agar ia dapat melihat benda yang sangat (auh dengan (elas. @ika ia melepas kacamatanya, berapakah (arak paling (auh yang masih dapat dilihatnya dengan (elas6 ,. Seorang bermata miopi titik (auhnya ) m, melihat bintang tak berakomodasi. Citung berapa kekuatan kacamata yang diperlukan -. Seseorang yang berpenglihatan dekat tidak dapat melihat dengan (elas benda yang ber(arak lebih dari -0 cm diukur dari mata. erapa kuat lensa kacamata yang memungkinkan ia dapat melihat dengan (elas 7. Seseorang yang berpenglihatan (auh tidak dapat melihat dengan (elas benda yang ber(arak lebih dekat dari 7, cm diukur dari mata. erapa kuat lensa kacamata yang diperlukan agar ia dapat membaca dengan (elas pada (arak 2, cm H. Seorang tua bermata presbiopi yang memiliki titik dekat )0 cm dan membaca buku dengan memakai kacamata dengan (arak baca 2, cm, ternyata orang itu berakomodasi maksimum. Citung kekuatan kacamata yang diperlukan I. erdasarkan pemeriksaan, seseorang dian(urkan menukar lensa kacamatanya dari 0,H0 dioptri men(adi 1,2, dioptri. erapa (auhkah pergeseran titik dekat mata orang tersebut6 10. Seseorang yang menggunakan kacamata & dioptri dapat melihat dengan (elas pada (arak 2, cm didepan matanya. @ika ia ingin melihat benda dengan (elas tanpa kacamata, hitunglah (arak paling dekat benda ke matanyaF

@ika ada menemukan masalah dalam menger(akan soal latihan tersebut atau ada masalah dalam penulisan teks di atas, dapat menuliskannya di komentar di ba+ah ini. 0ulisan yang se(enis pernah (uga saya tulis dalam !ormat pd! di blog ini ketika menga(ar di :elas Akselerasi yaitu dapat dibaca atau dido+nload disini* $letak do+nload berbentuk pd! pada bagian akhir tulisan tersebut'. Mudah-mudahan saya masih diberi kemudahan dan kesempatan untuk memposting tentang alat optik selan(utnya yaitu tentang lup.

ANOMALI REFRAKSI
Posted on @anuary 2,, 2010 by diyoyen. 3ategories" Mata. y" dr. 7ian ?bnu Jahid, Sp.P7, :KM7 $all title in progres' BAB I P/0 A(1.1A0 ?nterpretasi yang tepat mengenai in!ormasi Aisual bergantung pada kemampuan mata mem!okuskan berkas cahaya yang datang ke retina. Pemahaman terhadap proses ini dan bagaimana hal tersebut dipengaruhi oleh Aariasi normal atau penyakit mata penting dalam pemakaian alat-alat bantu optik, misalnya" kacamata,lensa kontak, lensa intraokuler, atau alat bantu untuk penglihatan kurang (lo !ision. .ntuk mencapai pemahaman ini diperlukan penguasaan konsep-konsep

optik geometrik, yang mende!inisikan e!ek berkas cahaya se+aktu melalui berbagai permukaan dan media. & 9e!raksi adalah suatu !enomena !isika berupa penyerapan sinar yang melalui media transparan yang berbeda. Sebagai suatu contoh proses re!raksi saat sebuah pensil diletakkan di dalam gelas yang berisi air, maka akan tampak gambaran pensil di udara tidak lurus dengan yang tampak pada air.12

Casil pembiasan sinar padamata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan pan(angnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan pan(angnya bola mata demikian seimbangsehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata yang tidakmelakukan akomodasi atau istirahat melihat (auh. 1 7ikenal beberapa titik di dalam bidang re!raksi, seperti Punctum Proksimum merupakan titik terdekat di mana seseorang masih dapat melihat dengan (elas. Punctum "emotum adalah titik ter(auh di mana seseorang masih dapat melihat dengan (elas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang berhubungan dengan retina atau !oAeola bila mata istirahat. #angguan atau kelainan dari proses re!raksi normal di atas disebut sebagai anomali re!raksi. 1 :elainan re!raksi pada mata terdiri atas miopia, hipermetropia, astigmatisme dan presbiopia. :elainan mata tersebut dapat dikoreksi dengan penggunaan kacamata, lensa kontak, dan saat ini dapat dilakukan prosedur bedah re!rakti! antara lain e#cimer laser$ misalnya 2AS?:, intracorneal ring.+ BAB II P/MBA(ASA0 &.1 efinisi Casil pembiasan sinar padamata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan pan(angnya bola mata.

Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan pan(angnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata yang tidakmelakukan akomodasi atau istirahat melihat (auh.1 Analisis statistik distribusi anomali; kelainan re!raksi yang ter(adi di masyarakat dalam populasi penelitian menun(ukkan adanya korelasi yang signi!ikan antara (ari-(ari kurAatura kornea, kedalaman bilik mata depan, kekuatan re!raksi dari lensa, pan(ang sumbu bola mata dengan anomali; kelainan re!raksi.2 7ikenal beberapa titik di dalam bidang re!raksi, seperti Punctum Proksimum merupakan titik terdekat di mana seseorang masih dapat melihat dengan (elas. Punctum "emotum adalah titik ter(auh di mana seseorang masih dapat melihat dengan (elas, titik ini merupakan titik dalam ruang yang berhubungan dengan retina atau !oAeola bila mata istirahat. 1 &.1.1 /%etropia Pada mata ini daya bias mata adalah normal, di mana sinar (auh di!okuskansempurna di makula lutea tanpa bantuan akomodasi. ila sinar

se(a(ar tidak di!okuskan pada makula lutea disebut ametropia. Mata emetropia akan mempunyai penglihatan normal atau -;- atau 100L. ila media

penglihatan seperti kornea, lensa, dan badan kaca keruh maka sinar tidak dapat diteruskan di makula lutea. Pada keadaan media penglihatan keruh maka penglihatan tidak akan 100L atau -;-.1

:eseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea dan pan(angnya bola mata.kornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding bagian mata lainnya. 2ensa memegang peranan membiaskan sinar terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat. Pan(ang bola mata seseorang berbede-beda. ila

terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea $mendatar, mencembung' atau adanya perubahan pan(ang $lebih pan(ang, lebih pendek' bola mata maka sinar normal tidak dapat (atuh ke makula. :eadaan ini disebut ametropia; anomali re!raksi yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisma. :elainan lain pada mata normal adalah gangguan perubahan kencembungan lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga er(adi gangguan akomodasi. #angguan akomodasi dapat terlihat pada usia lan(ut sehingga terlihat keadaan yang disebutpresbiopia. 1 &.1.& Ako%o!asi Pada keadaan normal cahaya tidak berhingga akan ter!okus pada retina, demikian pula bila benda (auh didekatkan, maka dengan adanya daya akomodasi benda dapat di!okuskan pada retina atau makula lutea. 7engan berakomodasi, maka benda pada (arak yang berbeda-beda akan ter!okus pada retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung yang ter(adi akibat kontraksi otot siliar. Akibat akomodasi, daya pembiasan lensa bertambah kuat. :ekuatan akomodasi akan meningkat sesuai dengan kebutuhan, makin dekat benda makin kuat mata harus berakomodasi $mencembung'. :ekuatan akomodasi diatur oleh re!leks akomodasi. 9e!leks akomodasi akan bangkit bila mata melihat kabur dan pada +aktu konAergensi atau melihat dekat. 1

7ikenal beberapa teori akomodasi, seperti" teori akomodasi CemholtB" di mana Bonula Minn kendor akibat konteaksi otot siliar sirkuler, mengakibatkan lensa yang elastis men(adi cembung dan diameter men(adi kecil teori akomodasi 0hsernig" dasarnya adalah bah+a nukleus lensa tidak dapat berubah bentuk sedang yang dapat berubah bentuka adalah bagian lensa yang super!isial atau korteks lensa. Pada +aktu akomodasi ter(adi tegangan pada Bonula Minn sehingga nukleus lensa ter(epit dan bagian depan nukleus akan mencembung.1 Mata akan berakomodasi bila bayangan di!okuskan di belakang retina. ila sinar (auh tidak di!okuskan pada retina seperti pada mata dengan kelainan re!raksihipermetropia maka mata tersebut akan berakomodasi terus menerus +alaupun letak bendanya (auh, dan pada keadaan ini diperlukan akomodasi yang baik.1 Anak-anak dapat berakomodasi dengan kuat sekali sehingga memberikan kesukaranpada pemeriksaan kelainan re!raksi. 7aya akomodasi kuat pada anakanak dapat mencapai412.00 sampai 41H.00 7. Akibatnya pada anak-anak yang sedang dilakukan pemeriksaan kelainan re!raksinya untukmelihat (auh mungkin ter(adi koreksi miopia yang lebih tinggi akibat akomodasi sehingga mata tersebut memerlukanlensa negati! yang berlebihan $koreksi lebih'. .ntuk pemeriksaan kelainan re!raksi anak sebaiknya diberikan sikloplegik untuk melumpuhkan otot akomodasi sehingga pemeriksaan kelainannya murni, dilakukan pada mata yang beristirahat. iasanya untuk ini diberikan sikloplegik

atau sul!at atropin bersi!at parasimpatolitik, yang selain beker(a untuk melumpuhkan otot siliar (uga melumpuhkanotot s!ingter pupil.1 7engan bertambahnya usia, maka akan berkurang pula daya akomodasi akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga lensa sukar mencembung. :eadaan berkurangnya daya akomodasi pada usia lan(ut disebut presbiopia. 1 &.1.* A%etropia :eseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea dan pan(angnya bola mata. :ornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding bagian mata lainnya. 2ensa memegang peranan membiaskan sinar terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda dekat. 1 Pan(ang bola mata seseorang berbeda-beda. ila terdapat kelainan

pembiasan sinar oleh kornea $mendatar atau mencembung' atau adanya perubahan pan(ang $lebih pan(ang atau lebih pendek' bola mata maka sinar normal tidak akan ter!okus pada makula. :eadaan ini disebut ametropia $anomali re!raksi' yang dapat berupa miopia, hipermetropia, atau astigmatisme.1 &.& Miopia &.&.1 efinisi :elainan re!raksi dimana sinar se(a(ar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat $tanpa akomodasi' akan dibias membentuk bayangan di depan retina. & Seorang penderita miopia akan mengalami kesulitan melihat benda yang letaknya (auh, namun dapat dengan (elas melihat benda yang letaknya dekat

dengan kata lain seorang penderita miopia yang tidak bisa melihat benda di ke(auhan akan melihat benda tersebut dengan lebih (elas setelah mendekatinya. Miopia pada umumnya dimulai pada usia kanak-kanak dan memburuk secara progresi! sampai de+asa pada usia sekitar 1H sampai 21 tahun. ) ?nsiden miopia pada masyarakat mencapai 20L sampai &0L dari seluruh populasi masyarakat. , Sumber lain menyatakan miopia adalah masalah gangguan penglihatan yang paling umum di dunia. Sekitar seperempat dari penduduk de+asa di Amerika Serikat adalah penderita miopia. 7i @epang, Singapura, dan 0ai+an sepertiga sampai separo populasi de+asanya adalahpenderita miopia. erikut gambar ilustrasi pembentukan bayangan pada penderita miopia" 7 &.&.& /tiologi Padamiopia pan(ang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan media re!raksi terlalu kuat. & Miopia yang disebabkan oleh daya pembiasan yang terlalu kuat penyebabnya mungkin terletak pada kornea $kornea yang terlalu melengkung misalnya pada" keratokonus, keratoglobus, keratektasi' sedangkan pada lensa misalnya pada lensa yang terlalu cembung pada katarak imatur, dislokasi lensa. Atau pada cairan mata sendiri seperti pada diabetes melitus. H &.&.* Klasifikasi 7ikenal beberapa bentuk miopia sebagai berikut"1 a.Miopia 9e!rakti!

ertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang ter(adi pada katarak intumesen dimana lensa men(adi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang ter(adi akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat. b.Miopia Aksial Miopia akibat pan(angnya sumbu bola mata dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal Menurut per(alanan miopia dikenal bentuk" "1 a.Miopia Stasioner, miopia yang menetap setelah de+asa b.Miopia Progresi!, miopia yang bertambah terus pada usia akibat bertambah pan(angnyabola mata c.Miopia Maligna, miopia yang ber(alan progresi! yang dapat mengakibatkan ablasio retina dan kebutaan atau sama dengan Miopia pernisiosa; Miopia degenerati!. Miopia degenerati! atau miopia maligna biasanya bila miopia lebih dari - dioptri disertai kelainan pada !undus okuli dan pada pan(angnya bola mata sampai terbentuk sta!iloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atro!i korioretina. erdasarkan besar kelainan re!raksi, dibagi" & a.Miopia ringan " S -0.2, s;d S-&.00 b.Miopia sedang " S -&.2, s;d S --.00

c.Miopia berat " S --.2, atau lebih erdasarkan per(alanan klinis, dibagi" & 1.Miopia simpleks " dimulai pada usia 7 5 I tahun dan akan bertambah sampai anak berhenti tumbuh usia 4;- 20 tahun 2.Miopia progresi! " miopia bertambah secara cepat $4;-).0 7 ; tahun' dan sering disertai perubahan Aitreo-retinal &.&.+ Patofisiologi 1. Miopia aksial karena sumbu aksial mata lebih pan(ang dari normal 2. Miopia kurAatura karena kurAatura atau lensa kornea lebih kuat dari normal &. Miopia indeks karena indeks bias mata lebih tinggi dari normal Penderita miopia memiliki kelainan re!raksi. Cal ini berarti sinar yang datang menu(u mata dibiaskan dengan tidak tepat sehingga menghasilkan bayangan yang tidak tepat pula. Penderita yang memiliki bola mata yang terlalu pan(ang atau kornea nyang terlalu melengkung menyebabkan sinar yang masuk ke mata dibiaskan tidak tepat pada retina $di depan retina' sehingga menyebabkan penglihatan penderita men(adi kabur. Miopia diturunkan dalam keluarga dan sudah tampak pada masa kanak-kanak. :adang-kadang keadaan miopia pada penderita dapat menetap $stasioner' namun bisa (uga memburuk seiring bertambahnya usia penderita., &.&., 3ejala Klinis a. 3ejala Su')ektif

Seorang penderita myopia akan mengeluh penglihatan (auh kabur, sedangkan untuk melihat dekat tetap (elas. :adang-kadang dalam lapangan pandangannya, penderita melihat titiktitik, benang-benang, nyamuk-nyamuk yang disebabkan oleh (aringan retina peri!er yang mengalami proses degenerasi dan terlepas ke dalam corpus Aitreus. Padamiopia tinggi $miopia di atas - 7', karena punctum remotum terletak lebih dekat dari 1--17 cm dari mata, maka titik ter(auh yang masih (elas terlihat olehnya ialah 1--17 cm. ?a harus berkonAergensi lebih banyak dari biasa, sehingga akan menimbulkan astenopia oleh konAergansi yang berlebih $asthenoAergens'. H '. 3ejala O')ektif ilik mata depan dalam karena hipotro!i corpus siliaris akibat tidak dipakainya otot-otot akomodasi. Pupil lebar $midriasis' akibat tidak; kurangnya akomodasi. Pada miopia aksial kadang-kadang telihat kekeruhan badan kaca berupa !itreus floaters. Pada miopia aksial dapat terlihat perubahan-perubahan pada !undus okuli, misalnya trigoi% fun%us dan miotpic crescent yaitu gambaran bulan sabit yang terlihat pada polus posterior !undus miopia, yang terdapat pada daerah papil sara! optik akibat tertutupnya sklera oleh koroid. H, 1

&.&.4 Pe%eriksaan &.&.4.1 Refraksi Su')ektif Meto!a 5Trial an! /rror5 a. Alat :artu Snellen ingkai Percobaan Sebuah set lensa&,I,1

'. Teknik Penderita duduk menghadap kartu Snellen pada (arak- meter Pada mata dipasang bingkai percobaan Satu mata ditutup dengan okluder Penderita disuruh membaca kartu Snellen mulai dari huru! terbesar $teratas' dan diteruskan sampai pada huru! terkecil yang masih bisa dibaca. 2ensa negati! terkecil dipasang pada tempatnya dan bila ta(am penglihatan men(adi lebih baik ditambah kekuatannya perlahan-lahan hingga dapat membaca huru! pada baris terba+ah sampai terbaca baris -;-.

Mata yang lain diker(akan dengan cara yang sama.I,1

6. 0ilai ila dengan S -1.,0 ta(am penglihatan -;-, kemudian dengan S -1.7, penglihatan -;-, sedang dengan S -2.00 penglihatan -;7., maka pada keadaan ini dera(at miopia mata yang diperiksa adalah -1.,0 dan kacamata dengan ukuran ini diberikan pada penderita. Pada penderita miopia selamanya diberikan lensa s!eris minus terkecil yang memberikan ta(am penglihatan terbaik. I,1 &.&.4.& Refraksi o')ektif a.Retinoskopi " dengan lensa ker(a ; 4 2.00, pemeriksa mengamati re!leksi !undus yang bergerak berla+anan dengan arah gerakan retinoskopi $against moAement' kemudian dikoreksi dengan lensa s!eris negati! sampai tercapai netralisasi '.Autorefrakto%eter (ko%puter) & &.&.7 Penatalaksanaan a. Ka6a%ata :oreksi dengan lensa s!eris negati! terlemah yang menghasilkan ta(am penglihatan terbaik& '. .ensa kontak .ntuk " anisometropia

miopia tinggi& 6.Be!a# refraktif edah re!rakti! kornea " tindakan untuk mengubah kurAatura permukaan anterior kornea $KNcimer laser, operasi 2asik' edah re!rakti! lensa " tindakan akstraksi lensa (ernih, biasanya diikuti dengan implamantasi lensa intraokuler & &.&.8 Ko%plikasi 1.Ablasio retina terutama pada miopia tinggi 2.Strabismus Ksotropia bila miopia cukup tinggi bilateral KNotropia pada miopia dengan anisometropia &.Ambliopia terutama pada miopia dan anisometropia& &.&.9 Prognosis :acamata dan lensa kontak $tidak selalu' dapat memperbaiki Aisus sampai -;-. edahre!rakti! dapat memberikan perbaikan permanen. Sedangkan !aktor

genetic yang menyebabkan; mempengaruhi perubahan dan memperparah per(alanan miopia tidak dapat diubah. eberapa !aktor lingkungan masih dapat

diubah, hal tersebut antara lain" mengurangi peker(aan yang memerlukan penglihatan dekat misalnya" membaca dan beker(a dalam ruangan dengan

penerangan yang baik, menyempatkan istirahat di sela +aktu beker(a di depan komputer atau di depan mikroskop dalam +aktu yang lama, perkaya nutrisi. 11 &.* (iper%etropia &.*.1 efinisi :elainan re!raksi dimana sinar se(a(ar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat $tanpa akomodasi' akan dibias membentuk bayangan di belakang retina.
&

Pada hipermetropiabayangan terbentuk di belakang retina, yang

menghasilan penglihatan penderita hipermetropia men(adi kabur. Cal ini dikarenakan bola mata penderita terlalu pendek atau daya pemiasan kornea dan lensa terlalu lemah. 12 erikut gambar skematik pembentukan bayangan pada penderita hipermetropia tanpa koreksi dan pembentukan bayangan pada penderita hipermetropia setelah dikoreksi dengan lensa positi!" 1& &.*.&/tiologi Cipermetropia dapat disebabkan" a.Cipermetropia Aksial, merupakan kelainan re!raksi akibat bola mata yang terlalu pendek b.Cipermetropia 9e!rakti!, dimana daya pembiasan mata terlalu lemah c.Cipermiopia kurAatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan ter!okus di belakang retina 1,H

&.*.*Klasifikasi erdasarkan kemampuan akomodasi, dibagi" a.(iper%etropia %anifes adalah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positi! maksimal yang dapat memberikan ta(am penglihatan normal. Cipermetropia ini terdiri atas" b.(iper%etropia a'solut: dimana kelainan re!raksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positi! untuk melihat (auh. iasanya hipermetropia laten berakhir dengan hipermetropia ini. c.(iper%etropia fakultatif: dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun kacamata positi!. d.(iper%etropia laten: dimana kelainan hipermetropia tanpa sikloplegia diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Cipermetropia laten hanya dapat diukur bila diberikan sikloplegia. e.(iper%etropia total adalah hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan sikloplegia. 1,& erdasarkan besar kelainan re!raksi, dibagi" Cipermetropia ringan " S 40.2, s;d S 4&.00 Cipermetropia sedang " S 4&.2, s;d S 4-.00 Cipermetropia berat " S 4-.2, atau lebih &

&.*.+Patofisiologi a.hipermetropia aksial karena sumbu aksial mata lebih pendek dari normal b.hipermetropia kurAatura karena kurAatura kornea atau lensa lebih lemah dari normal c.hipermetropia indeks karena indeks mata lebih rendah dari normal & &.*., 3ejala Klinis a. 3ejala Su')ektif Penglihatan (auh kabur, terutama pada hipermetropia & 7 atau lebih, hipermeropia pada orang tua dimana amplitudo akomodasi menurun Penglihatan dekat kabur lebih a+al, terutama bila lelah, bahan cetakan kurang terang atau penerangan kurang Sakit kepala terutama daerah !rontal dan makin kuat pada penggunaan mata yang lama dan membaca dekat Penglihatan tidak enak $asthenopia akomodati! % eye strain' terutama bila melihat pada (arak yang tetap dan diperlukan penglihatan (elas pada (angka +aktu yang lama, misalnya menonton 0O, dll Mata sensiti! terhadap sinar Spasme akomodasi yang dapat menimbulkan pseudomiopia

Perasaan mata (uling karena akomodasi yang berlebihan akan diikuti konAergensi yang berlebihan pula I '. 3ejala O')ektif :arena akomodasi yang terus menerus, akan ter(adi hipertro!i dari otot 5 otot akomodasi di corpus ciliare. Akomodasi, miosis dan konAergensi adalah suatu trias dari sara! parasympatik P ???. :arena seorang hipermetrop selalu berakomodasi, maka pupilnya kecil $miosis'. :arena akomodasi yang terus menerus, (uga timbul hiperraemi dari mata. Mata kelihatan terus merah. @uga !undus okuli, terutama P ?? kelihatan merah, hingga memeberi kesan adanya radang dari P ??. :arena ini bukan radang yang sebenarnya, maka kemerahan P ?? (uga dinamakan pseudo-neuritis optica atau pseudo-papillitis. H &.*.4 Pe%eriksaan &.*.4.1 Refraksi Su')ektif a. Alat :artu Snellen. ingkai percobaan.

Sebuah set lensa coba. I

'.Teknik Penderita duduk menghadap kartu snellen pada (arak - meter. Pada mata dipasang bingkai percobaan. Satu mata ditutup, biasanya mata kiri ditutup terlebih dahulu untuk memeriksa mata kanan. Penderita disuruh membaca kartu snellen mulai huru! terbesar $teratas' dan diteruskan pada baris ba+ahnya sampai pada huru! terkecil yang masih dapat dibaca. 2ensa positi! terkecil ditambah pada mata yang diperiksadan bila tampak lebih (elas oleh penderita lensa positi! tersebut ditambah kekuatannya perlahan 5 lahan dan disuruh membaca huru! 5huru! pada baris yang lebih ba+ah. 7itambah kekuatan lensa sampai terbaca huru! 5 huru! pada baris -;-. 7itambah lensa positi! 40.2, lagi dan ditanyakan apakah masih dapat melihat huru! 5 huru! di atas. Mata yang lain diker(akan dengan cara yang sama. I

6. 0ilai

ila dengan S 42.00 ta(am penglihatan -;-, kemudian dengan S 42.2, ta(am penglihatan -;- sedang dengan S 42.,0 ta(am penglihatan -;--2 maka pada keadaan ini dera(at hipermetropia yang diperiksa S 42.2, dan kacamata dengan ukuran ini diberikan pada penderita. Padapenderita hipermetropia selama diberikan lensaa s!eris positi! terbesar yang memberikan ta(am penglihatan terbaik. I &.*.4.& Refraksi O')ektif a.Retinoskop 7engan lensa ker(a ; 42.00, pemeriksa mengamati re!leksi !undus yang bergerak searah gerakan retinoskop $+ith moAement', kemudian dikoreksi dengan lensa s!eris positi! sampai tercapai netralisasi '.Autorefrakto%eter& &.*.7 Penatalaksanaan 1. Ka6a%ata :oreksi dengan lensa s!eris positi! terkuat yang menghasilkan ta(am penglihatan terbaik 1. .ensa kontak untuk " Anisometropia Cipermetropia tinggi & Ko%plikasi

#laukoma sudut tertutup Ksotropia pada ipermetropia Q 2.0 7 Ambliopia terutama pada hipermetropia dan anisotropia. Cipermetropia merupakan penyebab tersering ambliopia pada anak dan bisa bilateral. & Astig%atis%e &.+.1 efinisi :elainan re!raksi dimana pembiasan pada meridian yang berbeda tidak sama. 7alam keadaan istirahat $tanpa akomodasi' sinar se(a(ar yang masuk ke mata di!okuskan pada lebih dari satu titik. & Pada astigmatisma berkas sinar tidak di!okuskan pada satu titik dengan ta(am pada retina akan tetapi pada dua garis api yang saling tegak lurus yang ter(adi akibat kelengkungan permukaan kornea. Pada mata dengan astigmatisme lengkungan (ari-(ari pada satu meridian kornea lebih pan(ang daripada (ari-(ari meridian yang tegak lurus padanya. 1 erikut gambar ilustrasi pembentukan bayangan pada penderita astigmatisme"
1),1,

&.+.& /tiologi Penyebab tersering dari astigmatism adalah kelainan bentuk kornea. Pada sebagian kecil dapat pula disebabkan kelainan lensa.
&

Pada umumnya

astigmatisme bersi!at menurun, beberapa orang dilahirkan dengan kelainan

bentuk anatomi kornea yang menyebabkan gangguan penglihatan dapat memburuk seiring bertambahnya +aktu. Pamun astigmatisme (uga dapat disebabkan karena trauma pada mata sebelumnya yang menimbulkan (aringan parut pada kornea, daat (uga (aringan parut bekas operasi pada mata sebelumnya atau dapat pula disebabkan oleh keratokonus 1&.+.* Klasifikasi Ada dua bentuk astigmatisme"

a. Astig%ati% Reguler Pada bentuk ini selalu didapatkan dua meridian yang saling tegak lurus. 7isebut Astigmatism +ith the rule bila meridian Aertikal mempunyai daya bias terkuat. muda. 7isebut Astigmatism against the rule bila meridian horisontal mempunyai daya bias terkuat. entuk ini lebih sering pada penderita entuk ini lebih sering pada penderita

yang lebih tua. :elainan re!raksi ini tidak bisa dikoreksi dengan lensa silinder. & /leh karena ada banyak sekali bidang-bidang yang melalui garis pandang, maka (uga akan didapatkan banyak sekali titik-titik apinya. 0etapi selalu akan didapatkan daya pembiasan yang terkuat $titik api O' sedangkan pada bidang lainnya $bidang ini, biasanya letaknya tegak lurus pada bidang pertama' didapatkan daya pembiasan yang terlemah $titik api C'.

iasanya kedua bidang utama itu adalah bidang datar $bidang 0 R atau 1H0 R ' dan bidang tegak$bidang I0 R '. H erikut gamaran dari pen(elasan di atas" H 0itik-titik api bidang-bidang lainnya terletak antara O dan C. @adi sinar-sinar se(a(ar dengan garis pandang $pada gambar sumbu utama' setelah dibias oleh susunan yang astigmatik ini, akan merupakan bentuk yang khas, yaitu bentuk suatu conoid. 7i dataran dimana sinar-sinar di bidang I0 R menyilang sinar-sinar di bidang1H0 R, akan terbentuk suatu lingkaran. 2ingkaran tersebut dinamakan 2ingkaran yang paling sedikit membingungkan $the circle o! least con!usion'. Oisus terbaik akan tercapai, (ika lingkaran tersebut (atuh pada retina. H 7idasarkan atas letak titik O dan C terhadap retina, maka astigmatismus dapat dibagi lagi dalam" H 1' Astigmatismus Myopicus SimpleN 2' Astigmatismus Myopicus 3ompositus &' Astigmarismus Cypermetropicus SimpleN )' Astigmatismus Cypermetropicus 3ompositus ,' Astigmatismus MiNtus '. Astig%atis%e Irreguler

Pada bentuk ini didapatkan titik !okusyang tidak beraturan. Penyebab tersering adalah kelainan kornea seperti sikatrik kornea, keratokonus. isa (uga disebabkankelainan lensa seperti katarak imatur. :elainan re!raksi ini tidak bisa dikoreksi dengan lensa silinder. & &.+.+ Patofisiologi ayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau s!eris yang di dalam perkembangannya ter(adi keadaan yang disebut astigmatisme ith the rule $astigmatisme laBim' yang berarti kelengkungan kornea pada bidang Aertikal bertambah atau lebih kuat atau (ari-(arinya lebih pendek dibanding (ari-(ari kelengkungan kornea di bidang horiBontal. Pada keadaan astigmatisme laBim ini diperlukan lensa silinder negati! dengan sumbu 1H0 dera(at untuk memperbaiki kelainan re!raksi yang ter(adi. Pada usia pertengahan kornea men(adi lebih s!eris kembali sehingga astigmatisme men(adi againts the rule $astigmatisme tidak laBim'. Pada keadaan ini kelainan re!raksi astigmatisme dikoreksi dengan silinder negati! dilakukan dengan sumbu tegak lurus $-0-120 dera(at' atau dengan silinder positi! sumbu horiBontal $&0-1,0 dera(at'. :eadaan ini ter(adi akibat kelengkungan kornea meridian horiBontal lebih kuat dibandingkan kelengkungan Aertikal. Cal ini sering ditemukan pada usia lan(ut. 1 &.+., Pe%eriksaan &.+.,.1 Refraksi Su')ektif a. Alat

:artu Snellen. ingkai percobaan. Sebuah set lensa coba. :ipas astigmat. I

'.Teknik Penderita duduk menghadap kartu snellen pada (arak - meter. Pada mata dipasang bingkai percobaan. Satu mata ditutup. 7engan mata yang terbuka pada penderita dilakukan terlebih dahulupemeriksaan dengan (enis $4' atau $-' sampai tercapai keta(aman penglihatan terbaik, dengan lensa positi! atau negati! tersebut. Pada mata tersebut dipasang lensa 4 $positi!' yang cukup besar $misalS 4&.00' untuk membuat penderita mempunyai kelainan re!raksi astigmatismus miopikus. Penderita diminta melihat kartu kipas astigmat. Penderita ditanya tentang garis pada kipas yang paling (elas terlihat.

ila belum terlihat perbedaan tebal garis kipas astigmat lensa S 4&.00 diperlemah sedikit demi sedikit sehingga penderita dapat menentukan garis mana yang ter(elas dan mana yang terkabur. 2ensa silinder negati! $-' dipasang dengan sumbu sesuai dengan garis terkabur pada kipas astigmat. 2ensa silinder negati! diperkuat sedikit demi sedikit dengan sumbu tersebut hingga pada satu saat tampak garis yang mula 5 mula terkabur sama (elasnya dengan garis yang sebelumnya terlihat ter(elas. ila sudah tampak (elas garis pada kipas astigmat, dilakukan tes melihat kartu snellen. ila penglihatan belum -;- sesuai kartu snellen, maka

mungkin lensa positi! $4' yang diberikan terlalu berat, sehingga perlu secara perlahan 5 lahan dikurangi kekuatan lensa positi! tersebut atau ditambah lensa negati!. Penderita disuruh membaca kartu snellen pada saat lensa negati! $-' ditambah perlahan 5 lahan sampai ta(am penglihatan men(adi -;-. I 6. 0ilai 7era(at astigmat sama dengan ukuran lensa silinder negati! $-' yang dipakai sehingga gambar astigmat tampak sama (elas. I &.+.,.& Refraksi O')ektif a.Retinoskopi " dengan lensa S 42.00, pemeriksa mengamati re!leksi !undus, bila berla+anan dengan gerakan retinoskop $against moAement' dikoreksi

dengan lensa s!eris negati!, sedangkan bila searah dengan gerakan retinoskop $ ith mo!ement' dikoreksi dengan lensa s!eris positi!. Meridian yang netral lebih dulu adalah komponen s!erisnya. Meridian yang belum netral dikoreksi dengan lensa silinder positi! sampai tercapai netralisasi. Casil akhirnya dilakukan transposisi. '.Autore%akto%eter & &.+.4 Penatalaksanaan 1. Astig%atis% reguler, diberikan kacamata sesuai kelainan yang didapatkan, yaitu dikoreksi dengan lensa silinder negati! atau positi! dengan atau tanpa kombinasi lensa s!eris. 2. Astig%atis% ireguler, bila ringan bisa dikoreksi dengan lensa kontak keras, tetapi bila berat bisa dilakukan tranplantasi kornea & &., Pres'iopia &.,.1 efinisi Makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.& :elainan ini ter(adi pada mata normal berupa gangguan perubahan kencembungan lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga ter(adi gangguan akomodasi. 1 erikut ini gambar ilustrasi pembentukan bayangan pada penderita presbiopia. 7iterangkan bah+a" ter(adi kekakuan lensa seiring dengan bertambahnya usia, sehingga kemampuan lensa untuk mem!okuskan bayangan

saat melihat dekat. Cal tersebut menyebabkan pandangan kabur saat melihat dekat. (&llustration: 'arilu#) 1, &.,.& /tiologi #angguan akomodasi pada usia lan(ut dapat ter(adi akibat" :elemahan otot akomodasi 2ensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa 1 &.,.* Patofisiologi Pada mekanisme akomodasi yang normal ter(adi peningkatan daya re!raksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa men(adi cembung. 7engan meningkatnya umur maka lensa men(adi lebih keras $sklerosis' dan kehilangan elastisitasnya untuk men(adi cembung, dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang. & &.,.+3ejala Klinis Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari )0 tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering terasa pedas.

:arena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin men(auh dan pada a+alnya akan kesulitan pada +aktu membaca dekat huru! dengan cetakan kecil. 7alam upayanya untuk membaca lebih (elas maka penderita cenderung menegakkan punggungnya atau men(auhkan obyek yang dibacanya sehingga mencapai titik dekatnya dengan demikian obyek dapat dibaca lebih (elas. Presbiopia timbul pada umur ), tahun untuk ras :aukasia dan &, tahun untuk ras lainnya. &,1 &.,., Pe%eriksaan a. Alat :artu Snellen :artu baca dekat Seuah set lensa coba ingkai percobaan I

'.Teknik Penderita yang akan diperiksa penglihatan sentral untuk (auh dan diberikan kacamata (auh sesuai yang diperlukan $dapat poiti!, negati! ataupun astigmatismat'

7itaruh kartu baca dekat pada (arak &0-)0 cm $(arak baca' Penderita disuruh membaca huru! terkecil pada kartu baca dekat 7iberikan lensa positi! mulai S 41 yang dinaikkan perlahan-lahan sampai terbaca huru! terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan lensa ini ditentukan 7ilakukan pemeriksaan mata satu per satu I

6.0ilai .kuran lensa yang memberikan keta(aman penglihatan sempurna merupakan ukuran lensa yang diperlukan untuk adisi kacamata baca. Cubungan lensa adisi dan umur biasanya"I )0 sampai ), tahun 5 1.0 dioptri ), sampai ,0 tahun 5 1., dioptri ,0 sampai ,, tahun 5 2.0 dioptri ,, sampai -0 tahun 5 2., dioptri -0 tahun 5 &.0 dioptri &.,.4 Penatalaksanaan 7iberikan penambahan lensa s!eris positi! sesuai pedoman umur yaitu umur )0 tahun $umur rata 5 rata' diberikan tambahan s!eris 4 1.00 dan setiap , tahun diatasnya ditambahkan lagi s!eris 4 0.,0

2ensa s!eris $4' yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara" 1.kacamata baca untuk melihat dekat sa(a 2.kacamata bi!okal untuk melihat (auh dan dekat &.kacamata progressiAe dimana tidak ada batas bagian lensa untuk melihat (auh dan melihat dekat.I A;TAR P1STAKA 1.?lyas, Sidarta, 200). &lmu Penyakit (ata. @akarta" Sakultas ?lmu :edokteran .niAersitas ?ndonesia. 2.Ohaugan, Michael, 1I-2. Ophthalmic Pathology. Philadelphia, 2ondon" J. Saunders 3ompany. &.Anonymous, 2002. Pe%oman )iagnosis %an *erapi "umah Sakit +mum )aerah )okter Soetomo. Surabaya" 2aboratorium; .PS ?lmu Penyakit Mata Sakultas :edokteran .niAersitas Airlangga. ).Anonymous, 200,. "efracti!e ,rrordiakses dari . agian ?lmu Penyakit Mata

#ttp<==>>>.e)e%!link.6o%=!o6tor>e'=t)%iak>rap=6on!ition.asp ,.Anonymous, 200,. (yopia diakses dari #ttp<==>>>.%e!i6inenet.6o%=

s6ript=%ain=#p.asp -.Anonymous, 2002. (yopia diakses dari #ttp<==>>>.'a%'oo>e'.6o% 7.Anonymous, 200,. (yopia diakses dari #ttp<==>>>.e)e%!link.6o%=%)opia =#p.asp H.Akmam, 1IH1. "efraksi Subyektif. @akarta" :epala Sakultas :edokteran .niAersitas ?ndonesia. agian ?lmu Penyakit Mata

I.?lyas, Sidarta, 2000. )asar *eknik Pemeriksaan %alam &lmu Penyakit (ata. @akarta" agian ?lmu Penyakit Mata Sakultas ?lmu :edokteran .niAersitas ?ndonesia. 10.Peary, 9obert K, 200,. *he -orth Pole: &ts )isco!ery in 1./., 1I10. Pe+ <ork" Srederick A. Stokes 3o...S. PaAal /bserAatory, Pautical Almanac /!!ice. 0ir 0lmanac,. 7epartment o! the PaAy. 11.Anonymous, 2002.&yopia: -earsighte%ness. 7iakses dari

#ttp<==>>>.#ealt#ato?=ato?=en6)=en6)in!e@ .jps 12.Anonymous, 200,. 1yperopia diakses dari

#ttp<==>>>.e)e%!link.6o%=%)opia =#p.asp 1&.Anonymous, 200-. 1yperopia diakses dari

#ttp<==en.>ikipe!ia.org=>iki=#)peropia.6o% 1).Anonymous, 200-. 0stigmatism diakses dari

#ttp<==>>>.e)e%!link.6o%=%)opia =#p.asp 1,. rad!ord, 3 $Kditor' 2asic Ophthalmology. 200). 0merican 0ca%emy of Ophthalmology$. pp3412. American Academy o! /phthalmology. 1-.2ee, @udith et all, 200-. Presbyopia diakses dari #ttp<==>>>.alla'outAision.6o%

no comments yet.

Pe%eriksaan Bisus
- 10 2010

0eknis 1. Menggunakan kartu Snellen dan penerangan cukup. 2. Pasien didudukkan (arak - meter, paling sedikit (arak , meter dari kartu Snellen. &. :artu Snellen digantungkan se(a(ar setinggi ; lebih tinggi dari mata pasien. ). Pemeriksaan dimulai pada mata kanan terlebih dahulu, mata kiri ditutup. Pasien disuruh membaca huru! SPK22KP dari baris paling atas ke ba+ah. Casil pemeriksaan dicatat, kemudian diulangi untuk mata sebelahnya. Casil dapat sebagai berikut, misal" O/7 -;-

O/S -;-;- pasien dapat membaca seluruh huru! di deretan -;- pada snellen chart -;12 pasien bisa membaca sampai baris -;12 pada snellen chart -;&0 pasien bisa membaca sampai baris -;&0 pada snellen chart -;-0 pasien bisa membaca barisan huru! -;-0, biasanya huru! yang paling atas. Oisus yang tidak ,;, atau -;- dilakukan pemeriksaan lan(utan dengan memakai try lens. Apabila tidak bisa membaca huru! Snellen pasien diminta menghitung (ari pemeriksa. ,;-0 pasien bisa hitung (ari pada (arak , meter 1;-0 pasien bisa hitung (ari pada (arak 1 meter Apabila pasien tidak bisa (uga hitung (ari, maka dilakukan pemeriksaan selan(tnya dengan menilai gerakan tangan di depan pasien dengan latar belakang terang. @ika pasien dapat menentukan arah gerakan tangan pada (arak 1 m, maka ta(am penglihatan dicatat. Oisus 1;&00 $Cand MoAement;CM' kadang kala sudah perlu menentukan arah proyeksinya. @ika tidak bisa melihat gerakan tangan, dilakukan penyinaran dengan penlight ke arah mata pasien. Apabila pasien dapat mengenali saat disinari dan tidak disinari dari segala posisi $nasal, temporal, atas, ba+ah' maka ta(am penglihatan O%1;8 proyeksi baik $2ight Perception;2P'. @ika tidak bisa menentukan arah sinar maka penilaian O%1;8 $2P, proyeksi salah'. @ika sinar tidak bisa dikenali maka ta(am penglihatan dinilai O%0 $P2P'.

Buta warna
7ari Jikipedia bahasa ?ndonesia, ensiklopedia bebas Belu% iperiksa 2angsung ke" naAigasi, cari Buta >arna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum +arna tertentu akibat !aktor genetis. uta +arna merupakan kelainan genetik ; ba+aan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering (uga disebaut seN linked, karena kelainan ini diba+a oleh kromosom T. Artinya kromosom < tidak memba+a !aktor buta +arna. Cal inilah yang membedakan antara penderita buta +arna pada laki dan +anita. Seorang +anita terdapat istilah Upemba+a si!atU hal ini menu(ukkan ada satu kromosom T yang memba+a si!at buta +arna. Janita dengan pemba+a si!at, secara !isik tidak mengalami kelalinan buta +arna sebagaimana +anita normal pada umumnya. 0etapi +anita dengan pemba+a si!at berpotensi menurunkan !aktor buta +arna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom T mengandung !aktor buta +arna maka seorang +anita tsb menderita buta +arna.

Sara! sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap +arna lainnya. uta +arna ter(adi ketika syara! reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut. Sel

CsuntingD Klasifikasi
uta +arna sendiri dapat diklasi!ikasikan men(adi & (enis yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi. uta +arna (enis trikomasi adalah perubahan sensiti!itas +arna dari satu (enis atau lebih sel kerucut. Ada tiga macam trikomasi yaitu"

-Protanomali yang merupakan kelemahan +arna merah, -7euteromali yaitu kelemahan +arna hi(au, -0ritanomali $lo+ blue' yaitu kelemahan +arna biru.

@enis buta +arna inilah yang paling sering dialami dibandingkan (enis buta +arna lainnya. 7ikromasi merupakan tidak adanya satu dari & (enis sel kerucut, tediri dari"

-protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut +arna merah sehingga kecerahan +arna merah dan perpaduannya berkurang, -deuteranopia yaitu tidak adanya sel keru(ut yang peka terhadap hi(au, dan -tritanopia untuk +arna biru.

Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan +arna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada (enis typical dan sedikt +arna pada (enis atypical. @enis buta +arna ini preAalensinya sangat (arang.

CsuntingD Pe%'uktian
uta +arna dapat dites dengan tes ?shihara, dimana lingkaran - lingkaran ber+arna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta +arna

Anomali Refraksi
1. Anato%i %e!ia refraksi ola mata diselubungi oleh lemak, tetapi terdapat selubung membranosa yang memisahkan bola mata dari lemak yaitu !ascia bulbi. Mata terbagi men(adi dua segmen yaitu segmen anterior yang transparan dan merupakan 1;- bagian bola mata dan segmen posterior yang merupakan ,;- bagian bola mata. Struktur yang terdapat pada mata dari anterior ke posterior yaitu kon(ungtiAa, kornea, sclera, iris, akueus humor, lensa, badan siliar, Aitreus humor, choroid, retina dan sara! optik. &. Kelainan refraksi

7e!inisi #angguan re!raksi $ametropia' merupakan gangguan yang ter(adi dimana sinar parallel yang masuk pada mata yang tidak berakomodasi tidak ter!okus pada retina. <ang termasuk gangguan re!raksi yaitu myopia, hiperopia, astigmatisma, dan presbiopia. Anisometropia adalah kelainan dimana perbedaan dioptri antara kedua mata signi!ikan $biasanya lebih dari & dioptri'. @ika dikoreksi dengan kaca mata maka ter(adi kesulitan !usi bayangan atau supresi salah satu bayangan. Miopia Myopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang atau kerusakan re!raksi mata sehingga sinar se(a(ar yang dating dan dibiaskan di depan retina dimana system akomodasi berkurang. Pasien dengan myopia akan menyatakan melihat lebih (elas bila dekat sedangkan melihat (auh kabur atau pasien adalah rabun (auh. Pasien myopia mempunyai punctum remotum $titik ter(auh yang masih dilihat (elas' yang dekat sehingga mata selalu dalam atau kedudukan konAergensi yang akan menimbulkan keluhan estenopia konAergensi. ila kedudukan ini menetap maka penderita akan terlihat (uling ke dalam esotropia akibat mata berkonAergensi terus menerus. ila terdapat (uling keluar mungkin !ungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia. Pada mata dengan myopia tinggi akan terdapat kelainan pada !undus okuli seperti degenerasi macula, degenerasi retina bagian peri!er, dengan myopic crescent pada papil sara! optic. Pengobatan pasien dengan myopia adalah dengan memebrikan kaca mata s!eris negatiAe terkecil dengan memberikan keta(aman penglihatan maksimal. ila pasien dikoreksi dengan -&,0 memberikan ta(am penglihatan -;-, dan demikian (uga bila diberi -&.2,, maka sebaiknya diberikan lensa koreksi -&.0 agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi. Myopia dapat diklasi!ikasikan berdasarkan klinis, dera(at, dan usia ketika ter(adi. erdasarkan klinis myopia dibedakan men(adi myopia simpleks, myopia progresi!, dan myopia maligna. Myopia dapat ter(adi karena gangguan pada kekuatan optic kornea atau lensa ataupun yang lebih (arang karena kasial bola mata yang berlebihan. Myopia simplek adalah bentuk yang paling sering dan biasanya kurang dari - dioptri, ta(am penglihatan dengan koreksi yang sesuai dapat mencapai keadaan normal. Myopia progresi! dapat ditemukan pada semua umur dan mulai se(ak lahir. :elainan mencapai puncaknya saat masih rema(a, bertambah terus sampai umur 2, tahun atau lebih. esar dioptri melebihi - dioptri. Myopia maligna merupakan myopia patologik atau degeneratiAe, karena di sertai dengan kelainan degenerasi di koroid dan bagian lain dari mata. erdasarkan dera(at myopia dibagi men(adi ringan $1-& dioptri', sedang $&-- dioptri', atau berat $lebih dari - dioptri'. erdasarkan onset ter(adinya myopia dibedakan men(adi congenital $ter(adi pada bayi', myopia onset muda $pada pasien V 20 tahun', onset +aktu de+asa muda $20-)0 tahun', dan de+asa lan(ut $Q )0 tahun'.

Saktor resiko ter(adinya myopia adalah terdapat ri+ayat keluarga yang menderita myopia, terdapat myopia +aktu retinoskopi nonsiklopegik pada bayi, penurunan emetropia +aktu masuk sekolah, gangguan kurAatura kornea, aksis yang terlalu pan(ang, dan gangguan temporer retina +aktu anak-anak. #e(ala yang paling banyak dikeluhkan adalah pandangan kabur. Penglihatan untuk (auh kabur, sedangkan penglihatan untuk dekat (elas. @ika dera(at miopianya terlalu tinggi, sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat, maka kedua mata selalu harus melihat dalam posisi konAergensi, dan mungkin hal ini akan menimbulakan keluhan $estenoAergen'. Apabila terdapat myopia pada satu mata (auh lebih tinggi dari mata yang lain dapat ter(adi ambliopia pada mata yang miopianya lebih tinggi. Mata ambliopia akan bergulir ke temporal yang disebut strabismus diAergen $eksotropia'. 0anda yang di (empuai pada pemeriksaan untuk myopia simpleks adalah pada segmen anterior ditemui bilik mata yang dalam dan pupil yang relatiAe lebar. :adang-kadang ditemukan bola mata yang menon(ol dan pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen myopia $myopic creasent' yang ringan disekitar papil sara! optic. Pada myopia patologik dapat di(umpai gambaran pada segmen anterior serupa dengan myopia simplek sedang gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-kelainan pada" adan kaca" dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau degenerasi yang terlihat sebagai !loaters, atau benda-benda yang mengapung dalam badan kaca. :adang-kadang ditemukan ablasi badan kaca yang dianggap belum (elas hubungan nya dengan keadaan myopia Papil sara! optik" terlihat pigmentasi peripapil, crescent myopia, papil terlihat lebih pucat yang meluas terutama kebagian temporal. :resen miopi dapat keseluruh lingkaran papil sehingga seluruh papil di kelilingi oleh daerah koroid yang atro!i dan pigmentasi yang tidak teratur Macula" berupa pigmentasi, kadang-kadang ditemukan pendarahn subretina pada daerah macula 9etina bagian peri!er" berupa degenerasi kista retina bagian peri!er

Seluruh lapisan !undus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina. Akibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak lebih (elas dan disebut sebagai !undus tigroid. .ntuk mengoreksi myopia digunakan lensa cekung agar sinar (atuh tepat pada retina. Astigmatisma Merupakan sebuah keadaan dimana ter(adi penglihatan yang kabur karena sinar dari arah berbeda-beda di!okuskan pada titik yang berbeda. Cal ini disebabkan karena perbedaan kelengkungan kornea yang berAariasi. Astigmatisme ringan dapat tanpa ge(ala namun yang berat dapat menyebabkan penglihatan kabur, mata lelah, dan sakit

kepala. Salah satu penyebabnya mungkin herediter dan semakin memburuk seiring ber(alannya +aktu. *. 3ejala !an tan!a #e(ala utama gangguan re!raksi adalah penglihatan yang kabur melihat ob(ek (auh, dekat, atau keduanya. 0erkadang tonus muskulus siliaris yang terlalu kuat dapat menyebabkan sakit kepala. Mata yang dipaksa untuk melihat dapat menyebabkan ter(adinya iritasi mata, gatal, mata lelah, sensasi terdapat benda asing, dan kemerahan. Menyipitkan mata ketika membaca dan sering berkedip atau menggosok mata merupakan ge(ala gangguan re!raksi pada anak. Penglihatan kabur harus didiagnosis banding dengan kelainan mata lainnya. Penglihatan kabur binocular dengan perbaikan (ika melihat memakai lensa atau pinhole menun(ukkan kelainan re!raksi. +. iagnosis 'an!ing Mata tenang Aisus menurun perlahan didiagnosis dengan katarak, glaukoma kronik, retinopati, ambliopia, retinoblastoma, dan toNoplasmosis. ,. Pe%eriksaan .ntuk kelainan re!raksi, pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan Aisus, pengukuran koreksi terbaik untuk Aisus, dan keratometri untuk mengukur kelengkungan kornea yang biasanya dilakukan untuk koreksi penglihatan dengan lensa kontak. Pemeriksaan rutin seperti pemeriksaan bagian eksternal mata, kedudukan dan gerakan bola mata, segmen anterior dan posterior hendaknya tetap dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan lain. Pemeriksaan Aisus 7ilakukan dengan memakai kartu snellen. Pilai ta(am penglihatan normal adalah -;-. erarti pasien dapat membaca seluruh huru! dalam kartu snellen dengan benar. ila baris yang dapat dibaca selan(utnya bertanda &0 maka maka dikatakan ta(am penglihatan -;&0. erarti ia hanya dapat melihat pada (arak - meter yang oleh orang normal huru! tersebut dapat dilihat pada (arak &0 meter. ila dalam u(i hitung (ari pasien hanya dapat melihat atau menentukan (umlah (ari yang diperlihatkan pada (arak & meter, maka dinyatakan ta(am penglihatan &;-0. @ari terpisah dapat dilihat orang normal pada (arak -0 meter. /rang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada (arak &00 meter. ila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada (arak 1 meter, berarti ta(am penglihatan adalah 1;&00. ila mata hanya mengenal adanya sinar sa(a tapi tidak dapat melihat lambaian tangan, maka dikatakan sebagai seper tak terhingga. /rang normal dapat melihat adanya sinar pada (arak tak terhingga, tetapi penderita melihat sinar dari (arak 1 meter.

Pemeriksaan Aisus secara ob(ekti! dapat dilakukan dengan automated re!raction yaitu mesin yang mendeteksi kelainan re!raksi dengan mengukur bagaimana perubahan sinar ketika memasuki mata. Penderita duduk di depan autore!ractor, cahaya dihasilkan oleh alat dan respon mata terhadap cahaya diukur. Alat ini mengukur berapa besar kelainan re!raksi yang harus dikoreksi dan pengukurannya hanya memerlukan +aktu beberapa detik. :oreksi Aisus 7ilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai mata kanan kemudian mata kiri, dilakukan setelah ta(am penglihatan diperiksa dan diketahui terdapat kelainan re!raks

You might also like