You are on page 1of 28

Diare Akut pada Anak dan Dehidrasi Berat

Ramos Silalahi 10.2009.137 C3

Anamnesis
= Wawancara medis tahap awal dari rangkaian pemeriksaan pasien, baik secara langsung atau tidak untuk mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Kelompok data yang dibutuhkan : Identitas pasien Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat kesehatan keluarga Riwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya

Anamnesis
Pada penderita diare: Tanyakan tentang warna fesesnya Apakah darah tercampur feses atau darah itu hanya terdapat pada permukaan feses? Tanyakan tentang ukuran feses, frekuensi defekasi dan volume feses. Berapa sering diare terjadi setiap hari? Apakah feses itu berlemak atau berminyak? Berbuih? Berbau busuk? Disertai lendir, darah atau nanah? Sudah berapa lama?dan bagaimana frekuensinya? Konsistensi feses?

Pemeriksaan Fisik
Periksa TTV Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Pemeriksaan gejala dehidrasi


Pada anak yang terkena dehidrasi, perlu dilakukan juga beberapa pemeriksaan untuk menentukan derajat dehidrasinya. mengecek turgor kulit, mulut dan lidah, mata dan air mata, ubun-ubun yang cekung, tangan/kaki (akral) dingin, basah,

nadi cepat atau lemah,


serta napas cepat, dalam yang dikarenakan asidosis metabolik.

Periksa darah

Pemeriksaan Penunjang

Leukosit Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa Immunoassay : toksin bakteri (C.difficile), antigen virus (rotavirus), antigen protozoa (Giardia, E.histolytica).

Tes Tinja
Makroskopik : jumlah dan frekuensi, konsistensi, warna, bau, lendir, darah, pus, parasit Mikroskopik : eritrosit (+) = inflamasi, perdarahan leukosit (+) = inflamasi, infeksi sisa makanan, epitel, telur cacing, protozoa

Tes serologi : untuk mengetahui ada tidaknya antibody terhadap antigen


penyebab diare tersebut

Diagnosis

working diagnosis

Diare cair akut Diare yang jelas mulainya dan kemudian dapat sembuh kembali dengan normal dalam waktu yang relatif singkat <7 hari. Penyebab diare akut dapat berupa infeksi ataupun non infeksi Infeksi : rotavirus, E. coli, kolera Non infeksi : obat-obatan, alergi makanan Tinja biasanya cair, tanpa disertai darah. Bahaya komplikasi dehidrasi

Diagnosis

Differential diagnosis

Dysentri Diare disertai darah dan lendir pada tinjanya. Penularannya secara fecal oral kontak dan orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga, menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan biasanya terjadi pada daerah dengan sanitasi dan higiene perorangan yang buruk. Komplikasi : anoreksia, penurunan BB Penyebab : Shigella, Salmonella, Compylobacter jejuni

Diagnosis

Differential diagnosis

Kolera penyakit akut yang menyerang saluran pencernaan, ditandai dengan gejala diare dan kadang-kadang diserta muntah, turgor cepat berkurang, timbul asidosis. Tinja tampak seperti air cucian beras atau tajin Penyebab : Vibrio cholerae

Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

Faktor infeksi a. Infeksi enteral, meliputi : Infeksi bakteri : Vibrio, E.colli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dsb. Infeksi virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis)

Etiologi
Infeksi parenteral,yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa. Malabsorbsi lemak. Malabsorpsi protein.

Etiologi
Faktor makanan : makana basi, beracun, alergi terhadap makanan. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

Patofisiologi
Gangguan osmotik Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Gangguan motalitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan bekurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh belebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare juga.

Patogenesis
Masuknya organisme yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Organisme tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus. Oleh organisme dikeluarkan toksin (toksin diaregenik). Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Epidemiologi
Salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia. Kejadian diare di Amerika Serikat mencapai 20-35 juta kejadian diare setiap tahunnya, di mana 16,5 juta kasus pada anak <5 tahun.

Mekanisme penularan utama untuk patogen diare adalah fecal-oral, dengan makanan dan air yang merupakan penghantar untuk kebanyakan kejadian
Faktor-faktor yang menambah kerentanan terhadap infeksi dengan enteropatogen adalah usia muda, defisiensi imun, campak, malnutrisi, perjalanan ke daerah endemik, kekurangan ASI, pemajanan terhadap keadaan sanitasi buruk, konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, tingkat pendidikan.

Manifestasi Klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lender dan atau darah Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defikasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asambasa dan elektrolit.

Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, berat, sedangkan berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonic dan hipertonik. Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan hipovelemik dengan gejala-gejalanya Denyut jantung menjadi cepat, Denyut nadi cepat, kecil, Tekanan darah menurun, Penderita menjadi lemah, kesadaran menurun Bila sudah ada asidosis metabolic, penderita akan tampak pucat dengan pernafasan yang cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul).

Manifestasi Klinis

Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan asupan oral terbatas karena nausea dan muntah, terutama pada anak kecil dan usia lanjut.

DEHIDRASI

Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya buang air kecil dengan warna urin gelap, tidak mampu berkeringat dan perubahan ortostatik. Pada keadaan berat, dapat mengarah ke gagal ginjal akut dan perubahan status jiwa seperti kebingungan dan sakit kepala, kesadaran menurun, dan lemas.

Tingkatan DEHIDRASI
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB): gambaran klinisnya turgor kurang, suara serak (vox cholerica). Pasien belum jatuh dalam pre-shock. Dehidrasi sedang (hilang cairan 5- 8% BB): turgor buruk, sura serak, pasien jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat , napas cepat dan dalam.

Dehidrasi berat (hilang cairan 8- 10 BB): tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadran menurun (apatis sampai koma), otot- otot kaku sianosis.

Derajat DEHIDRASI
Bagian tubuh yang Nilai untuk gejala yang ditemukan diperiksa 0 Sehat 1 2 koma Keadaan umum Gelisah,cengeng,apatis, Mengigau, ngantuk Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang atau syok Sangat kurang

Mata Ubun-ubun besar Mulut Denyut nadi/menit

Normal Normal Normal Kuat < 120

Sedikit cekung Sedikit cekung Kering Sedang (120-140)

Sangat cekung Sangat cekung Kering dan sianosis Lemah >140

Derajat DEHIDRASI
1) Untuk menentukan kekenyalan kulit, kulit perut perlu dijepit diantara ibu jari dan telunjuk selama 30-60 detik, kemudian dilepas. Jika kulit kembali normal dalam waktu: - 1 detik : turgor agak kurang (dehidrasi ringan) - 1-2 detik : turgor kurang (dehidrasi sedang) - 2 detik : turgor sangat kurang (dehidrasi berat) 2) Berdasarkan skor yang terdapat pada seorang penderita dapat ditentukan derajat dehidrasinya: - Jika mendapat nilai 0-2 : dehidrasi ringan - Jika mendapat nilai 3-6 : dehidrasi sedang - Jika mendapat nilai 7-12 : dehidrasi berat 3) Pada anak-anak dengan ubun-ubun besar sudah menutup, nilai untuk ubunubun besar diganti dengan banyaknya/frekuensi kencing.

Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah: 1. Pemberian cairan - ORT / Oral Rehydration Therapy / Oralit (Oral) - Larutan gula-garam (Oral) - Ringer Laktat, Darrow, Glukosa 5% (I.V) 2. Dietetik (pemberian makanan) - Ditingkatkan makanan dengan gizi seimbang, agar menghindarkan efek buruk pada status gizi. 3. Obat-obatan - Trimetoprim Sulfametoksazol, Kuinolon, Eritromisin (V. cholerae, E. coli, Shigella, Salmonella) - Bismut (anti-diare) 250-300mg, Loperamid (opioid) 3mg, Antikolinergik (hambat peristaltik usus) - Oral Rehydration Therapy (Rotavirus, Calicivirus)

Oralit
Cara membuat larutan gula garam: - Gula 1 sendok teh penuh - Garam sendok teh - Air masak 1 gelas - Aduk dan campur sampai larut benar Cara membuat oralit dengan (sediaan jadi): - Siapkan 1 gelas (200ml) air yang telah dimasak - Kemudian masukan 1 bungkus bubuk oralit ke dalam gelas - Aduk sampai larut benar - Baca petunjuk lebih lanjut pada pembungkus oralit.

Oralit
Komposisi oralit - NaCl 90mmol/L - trinatrium sitrat - KCL - Glukosa

Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti: 1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat) 2. Hipokalemia 3. Hipoglikemia 4. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili mukosa usus halus. 5. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik 6. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.

Pencegahan diare bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat: 1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan. 2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan. 3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan tempat tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. 4. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah. 5. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai. 6. Menjaga higienis lingkungan dan diri sendiri.

Pencegahan

Prognosis
Dubia at Bonam

.
Sekian dan Terima Kasih

You might also like