You are on page 1of 69

Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS)

Priyanti Z Soepandi
Bagian Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FKUI – RS
Persahabatan, Jakarta
Pendahuluan
• Penyebab kematian di dunia akibat pneumonia
• SKRT 2001 : saluran napas penyebab kematian
no.2
• SEAMIC Health Statistik 2001 : Influensa dan
pneumonia penyebab kematian no.6 di Indonesia
• Saat ini s/d tgl. 10 April 2003 terdapat 2781 kasus
pneumonia SARS, yang meninggal 111 dari 19
negara ( Cina Taiwan dan Cina Hongkong )
• Dr.Carlo Urbani meninggal 29 Maret di Thailand
Definisi
• Pneumonia adalah peradangan pada jaringan paru
yang disebabkan bakteri tipik, bakteri atipik
(misal; virus, mycoplasma, legionella,
chlamydia), jamur, parasit dan tidak termasuk
yang disebabkan M.tuberculosis
• Severe acute Respiratory Syndrome adalah
infeksi saluran napas akut berat, merupakan salah
satu tipe pneumonia atipikal
Bakteri atipik pada CAP
Yang sering dijumpai
• M.pneumoniae
• C.pneumoniae
• Legionella spp
Penyebab lainnya
• Virus influenza type A
• Respiratory syncitial virus
• Chlamydia psittasi
Penyebab

• Informasi terakhir corona virus (genus corona


virus, family coronaviridae ) & paramoxyviridae
• Virus ini penyebab terbanyak pada infeksi saluran
napas atas bersifat ringan - sedang
• Pada binatang berhubungan dgn penyakit saluran
napas, saluran cerna, hati, syaraf
• Pada binatang : anjing, kucing, burung,babi dan
tikus
Penularan secara umum
• Penularan melalui kontak
– Langsung : kontak antara 2 orang
– Tidak langsung : kontak melalui benda
perantara
• Penularan melalui droplet
– Droplet berisi kuman (batuk, bicara, bersin,
suction) dapat menyembur jarak 1-2m melalui
udara, kemudian dapat masuk melalui hidung,
mulut dan mata
Penularan secara umum
• Penularan melalui udara
– Droplet (sisa partikel ukuran < 5 um berisi
kuman dan partikel debu yang mengandung
kuman infeksius
– Dapat bertahan lama di udara
• Penularan melalui alat-alat/benda
– Makanan, air, alat-alat medis, dll
• Penularan melalui binatang
– Nyamuk, lalat, tikus, dll
Cara penularan
• Kontak langsung dengan suspek atau probable
• Melalui droplet, udara
• Masa menular dari orang ke orang belum
terindentifikasi dgn jelas
• Yang menularkan adalah bahan-bahan yang
dikeluarkan oleh tubuh penderita : dahak, darah,
urine dll
• Masa inkubasi : 2-10 hari, paling sering terjadi 3-5
hari, bahkan ada yang 13 hari
Pembagian SARS menurut WHO

– Suspek
– Probable
Kasus suspek
1. Seseorang yg setelah tgl 1 Nov 2002 :
ada riwayat gejala :
• Demam tinggi > 380C
dan
• Batuk atau sukar bernapas
dan 1 atau lebih,
- Dlm 10hari terakhir kontak langsung dgn sesorang
suspect/probable SARS
- Dlm 10 hari terakhir riwayat bepergian ke daerah
terjangkit SARS
- Pendduduk dari daerah terjangkit SARS
Kasus suspek
2. Seseorang yang setelah tgl 1 November 2003
meninggal akibat ARDS yg tidak diketahui
penyebabnya & tidak dilakukan autopsi
dan satu atau lebih
- Dlm 10hari terakhir kontak langsung dgn
sesorang suspek/probable SARS
- Dlm 10 hari terakhir riwayat bepergian ke
daerah terjangkit SARS
- Pendduduk dari daerah terjangkit SARS
Gejala tambahan lain :
• Sakit kepala
• Otot kaku
• Nafsu makan ↓
• Lesu
• Bingung
• Kemerahan pada kulit
• diarrhea
Kontak langsung
• Orang yang mengobati/merawat; dokter,
tenaga para medis dll
• Saudara/keluarga/teman dekat
• Orang yang tinggal dengan penderita
• Kontak langsung dengan cairan tubuh
penderita; dahak, darah dll
Kasus probable
• Kasus suspek yg pada foto toraksnya
ditemukan gambaran pneumonia atau
acute respiratory distress syndrome
(ARDS)
atau
• Kasus suspek SARS yg meninggal
dilakukan otopsi, dari hasil PA ditemukan
gambaran ARDS dgn penyebab tak jelas
Gb.1 Gambaran klinik pada penderita SARS
Pajanan SARS
Gejala awal (deman,nyeri otot - batuk kering tanpa dahak
batuk kering, sakit kepala - napas pendek Sembuh 90%

Masa inkubasi masa prodromal masa gangguan pernapas-


an bawah gangguan
pernapasan
akut berat
2-10 hari - 1 - 2 hari - 4 - 5 hari 10% :
- 10% ventilator
- 4% +

Infeksius

Tidak menular rendah sangat tinggi Tak diket,


atau sangat pengobatan
rendah sangat
Gejala klinik pada 10 pasien SARS
di Canada

• Panas > 38 0 C : 100 %


• Batuk kering : 100%
• Sesak : 80%
• Malaise : 70%
Tabel 1. Perbedaan gambaran klinik pneumonia atipik dan
tipik
Tanda dan gejala P.atipik P.tipik

• Onset gradual akut


• Suhu kurang tinggi tinggi, menggigil
• Batuk non produktif produktif
• Dahak mukoid purulen
• Gejala lain nyeri kepala,mialgia, jarang
sakit tenggorokan
• Gejala di luar paru sering lebih jarang
• Pewarnaan gram flora normal atau spesifik kokus gram (+) atau (-)
• Radiologik “patchy” konsolidasi lobar
• Laboratorium lekosit ↓, normal kadang lebih tinggi
• Gangguan fungsi hati Sering jarang
Pemeriksan Laboratorim
• Leukopeni
• Trombositopeni
• Peningkatan enzim hati
• Peningkatan kreatinin fosfokinase
• NaCl meningkat
• C reaktiv protein meningkat
• Fungsi ginjal normal
Pemeriksaan virus (jika memungkinkan)

• PCR
• IFA : immuno fluorescence assay
Tabel 2. Sistim skor pada pneumonia komuniti
menurut PORT

Karakteristik penderita Jumlah poin

Faktor demografi
• Usia : laki-laki umur (tahun)
perempuan umur (tahun) - 10
• Perawatan di rumah + 10
• Penyakit penyerta
– keganasan + 30
– penyakit hati + 20
– gagal jantung kongestif + 10
– penyakit cerebrovaskular + 10
– penyakit ginjal + 10
Karakteristik penderita Jumlah poin

Pemeriksaan fisik
• Perubahan status mental + 20
• Tekanan darah sitolik < 90 mmHg + 20
• Suhu tubuh < 35oC atau > 40oC + 15
• Nadi > 125 kali/menit + 10

Hasil laboratorium/Radiologik
• Analisis gas darah arteri : pH < 7,35 + 30
• BUN > 30 mg/dl + 20
• Natrium < 130 meg/liter + 20
• Glukosa > 250 mg/dl + 10
• Hematokrit < 30% + 10
• PO2 < 60 mmHg + 10
• Efusi pleura + 10
Tabel 3. Derajat skor risiko
Risiko Kelas risiko Total skor Perawatan

Rendah I Tidak diprediksi Rawat jalan


II < 70 Rawat jalan
III 71 - 90 Rawat inap/
Rawat jalan
Sedang IV 91 - 130 Rawat inap
Berat V > 130 Rawat inap
Pneumonia komuniti berat menurut ATS
bila dijumpai salah satu lebih

Kriteria minor
• Frekuensi napas > 30/menit
• PaO2/FiO2 < 250 mmHg*
• Rontgen paru : bilateral*
• Rontgen paru > 2 lobus
• Tekanan sistolik < 90 mmHg*
• Tekanan diastolik < 60 mmHg
Kriteria mayor :
• Membutuhkan ventilasi mekanik*
• Infiltrat bertambah > 50%
• Membutuhkan vasopressor > 4 jam (septik shok)*
• Serum kreatinin > 2 mg/dl
Kriteria ICU : 2 atau 3 gejala minor(tanda*)
atau
1 atau 2 gejala mayor (tanda*)
Kriteria rawat menurut PDPI
• Skor PORT > 70
• Bila skor PORT < 70 indikasi rawat bila
– Frekuensi napas > 30/menit
– PaO2/FiO2 < 250 mmHg
– Foto toraks paru menunjukkan kelainan
bilateral
– Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
– Tekanan sistolik < 90 mmHg
– Tekanan diastolik < 60 mmHg
• Pneumonia pada pengguna NAPZA
Faktor modifikasi
• Pneumokokus resisten terhadap penisilin
- Umur > 65 tahun
- Memakai obat gol beta laktam selama 3
bulan terakhir
- Pecandu alkohol
- Penyakit gangguan kekebalan
- Penyakit penyerta multipel
Faktor modifikasi
• Bakteri enterik Gram negatif
- Penghuni rumah jompo
- Penyakit dasar kelainan jantung paru
- Mempunyai penyakit multipel
- Riwayat pengobatan antibiotik
Faktor modifikasi
• Pseudomonas aeruginosa
- Bronkiektasis
- Pengobatan kortikosteroid > 10 mg/hari
- Pengobatan antibiotik spektrum luas > 7
hari pada 1 bulan terakhir
- Gizi kurang
Petunjuk terapi empirik menurut PDPI

Rawat jalan
• Tanpa faktor modifikasi :
golongan β laktam atau β laktam + anti laktamase
• Dengan faktor modifikasi
golongan β laktam + anti β laktamase atau
Fluorokuinolon respirasi (levofloksasin,
moksifloksasin, gatifloksasin)
• Bila dicurigai pneumonia atipik : makrolid baru
(roksitromisin, klaritromisin, azithromisin)
Petunjuk terapi empirik pneumonia
komuniti menurut PDPI
Rawat Inap
• Tanpa faktor modifikasi :
– Golongan β laktam + anti β laktamase iv, atau
– Sefalosporin G2, G3 iv, atau
– Fluorokuinolon respirasi iv
• Dengan faktor modifikasi
– Sefalosporin G2, G3 iv atau
– Fluorokuinolon respirasi iv
• Bila dicurigai disertai infeksi bakteri atipik
ditambah makrolid baru
Petunjuk terapi empirik pneumonia
komuniti menurut PDPI
Ruang rawat intensif
• Tidak ada faktor risiko infeksi pseudomonas :
– Iv sefalosporin G3 non pseudomonas ditambah makrolid
baru atau fluorokuinolon respirasi
• Ada faktor risiko infeksi pseudomonas :
– Iv sefalosporin anti pseudomonas atau karbapenem
ditambah fluorokuinolon anti pseudomonas
(siprofloksasin) atau aminoglikosida
– Bila dicurigai disertai infeksi bakteri atipik sefalosporin
anti pseudomonas atau karbapenem ditambah
aminoglikosida, ditambah lagi makrolid baru atau
fluorokuinolon respirasi
Penatalaksanaan menurut WHO
Dibagi :
• Kasus suspek
• Kasus probable
• Kontak dengan kasus suspek
• Kontak dengan kasus probable
Penatalaksanaan kasus suspek

• Kasus dengan gejala-gejala SARS segera melewati triase


(petugas sdh pakai masker N95) untuk dikirim ke ruangan
isolasi
• Berikan masker bedah pada penderita
• Kemudian petugas masuk kekamar isolasi sudah memakai
penggunaan alat proteksi perorangan ( PAPP)
• Catat dan dapatkan keterangan rinci
– Tanda/gejala
– Riwayat perjalanan
– Riwayat kontak 10 hari sebelumnya
– Riwayat/gejala 10 hari sebelumnnya
Penatalaksanaan kasus suspek
• Pemeriksaan fisik
• Foto toraks
• Hitung darah tepi lengkap
• Bila foto toraks (N) maka :
• Pasien di observasi 2 X 24 jam
• Berikan pengobatan sportif dan antibiotika
• Bila dalam 2 X 24 jam perbaikan, dipulangkan dgn
– Nasehat kebersihan, hindari daerah keramaian, angkutan umum
tetap di rumah
– Jika telah pulang ada gejala-gejala perburukan periksa ke fasiliti
kesehatan
• Bila foto toraks gambaran pneumonia
penatalaksanaan probable
Penatalaksanaan kasus probable

• Kasus diisolasi dapat dengan kasus sejenis


• Lab darah; darah tepi lengkap, LFT, kreatinin
fosfokinase, urea, elektrolit & C reaktiv protein
• Pengambilan sampel untuk membedakan dari
kasus pneumonia atipik / tipik :
– Hapusan hidung dan tenggorokan dan cold aglutinin
– Darah kultur resistensi dan serologi
– Urine untuk : antigen legionella & pneumokokkus
– BAL
– Postmortem bila perlu
Penatalaksanaan kasus probable

• Lab darah; darah tepi lengkap, LFT, kreatinin


fosfokinase, urea, elektrolit & C reaktiv protein
• Pemberian antibiotika sesuai derajat ringan/
sedang atau berat pneumonia komuniti
• Pengobatan suportif
• Sample darah tiap 2 hari dilakukan melalui
koordinasi Dep.Kes →yang mempunyai alat
perlindungan kontaminasi yang baik (BL3)
• Hitung darah tepi lengkap setiap 2 hari
• Foto dada diulang sesuai indikasi
Penatalaksanaan
• Kasus suspek
1. Pengobatan suportif
2. Antibiotika ; amoksisilin atau amoksisilin + anti-
betalaktamase
• Kasus probable
A. Ringan/ sedang
1. Pengobatan suportif
2. Antibiotika ;
* amoksisilin + antibetalaktamase iv + makrolid baru
atau
* Sefasporin G2,G3 iv + makrolid baru atau
* kuinolon respirasi ( moksifloksasin, levofloksasin,
gatifloksasin) iv
Penatalaksanan
B. Probable berat
1. Pengobatan suportif
2. Antibiotika :
a. tidak ada risiko pseudomonas;
- sefalosporin G3 iv non pseudomonas + makrolid atau
- flurokuinolon respirasi iv
b. ada risiko pseudomonas
- sefalosporin antipseudomonas iv/ karbapenem + flurokuinolon
antipseudomonas/aminoglikosida iv + makrolid
3. Antivirus : ribavirin 1,2 gr oral tiap 8 jam atau 8 mg/kg BB tiap 8jam iv
4. Steroid : Hidrokortison 4 mg/ kg BB iv tiap 8 jam tapering
atau metil prednisolone iv 240-320 mg tiap hari
Keterangan
• Antibiotik masih belum terbukti
• Ribavirin dgn atau tanpa steroid banyak
digunakan tetapi belum ada indikatornya
& dapat menstabilkan kondisi pasien
kritis
• Cold agglutinin : dapat digantikan Weil-
Felix reaction atau test widal
Kontak dengan kasus suspect & probable

• Persiapkan segala sesuatu yang dapat memastikan


• Catat nama dan rincian informasi dari kontak
• Berikan nasehat, jika ada tanda-tanda/gejala
saluran napas
– Lapor segera ke dokter
– Dilarang masuk kerja sampai ada ijin dokter
– Hindari tempat umum sampai ada anjuran dokter
– Kurangi kontak dengan anggota keluarga dan teman
Kontak dgn kasus suspect (WHO)

• Berikan informasi mengenai SARS pada


kontak
• Passive surveillance selama 10 hari
• Aktivitas kontak tak terbatas
• Jika timbul gejala segera menghubungi
fasiltas kesehatan
• Gejala yang timbul pertama panas
Kontak dgn kasus probable (WHO)
• Berikan informasi mengenai SARS pada kontak
• Active surveillance selama 10 hari
• Telepon atau kunjungngi oleh team kesehatan
masyarakat
• Catat suhu tubuh tiap hari
• Aktivitas kontak tak terbatas
• Jika timbul gejala segera menghubungi fasiltas
kesehatan
• Gejala yang timbul pertama panas
Rawat jalan
• Petugas triase ditempat terpisah
• Pasien sudah pakai masker N 95
• Semua petugas yang terlibat di triase sudah
memakai masker N 95, sarung tangan serta
mencuci tangan sebelum & sesudah kontak
• Jika memungkinkan ketika memeriksa
penderita suspect ditempat terpisah dgn
kasus probable
Rawat Inap
• Kasus probable harus di isolasi
- ruangan dgn tekanan negatif
- ruangan tersendiri dgn ada kamar mandi
didalam
- Udara sirkulasi sistem exhaust
• Ac dimatikan pintu ditutup, jendela terbuka serta
yakin tidak berhubungan dgn tempat umum
• Semua orang yang berhubungan dgn pasien harus
menjalankan kewaspadaan umum
• Pergunakan alat –alat disposable
Rawat inap
• Jika alat akan dipakai kembali , dibersihkan
dahulu dgn disinfektan spektum luas yang
mempunyai aktivitas antivirus kemudian sterilisasi
• Kurangi mobilitas pasien keluar dari ruangan
isolasi, jika keluar pakai masker N 95
• Pengunjung / pekerja kesehatan yang masuk ruang
isolasi seminimal mungkin, pakai perlengkapan
• Perlengkapan yang harus dipakai; masker N 95
(minimal), penutup kepala, sarung tangan, baju
apron , sepatu , kacamata
• Semua staff yang tidak diperlukan atau
mahasiswa jangan masuk ruangan
Rawat Inap

• Cuci tangan penting sekali dgn air bersih


• alkohol, disinfektan kulit dapat digunakan bila tak jelas
kontaminasi dgn bahan organik
• Perhatian pada peggunaan alat-alat intervensi ( nebuliser,
bronkoskop dll ) akan membuat masalah
• Bahan linan pasien dipisahkan, masuk keranjang khusus
sebelum diambil petugas, diberi tanda sesuai protap
• Benda yang tajam harus diperlakukan dgn tepat dan aman
• Kamar dibersihkan memakai disinfektan spektrum luas
yang mempunyai aktivitas antivirus
Kriteria pemulangan pasien (WHO)
• Gejala klinik
- tidak ada panas 2 hari
- batuk menyembuh

• Laboratorium ( jika ada riwayat abnormal )


- Lekosit normal
- Trombosit normal
- LFT normal
Kriteria pemulangan pasien (WHO)

- Posfokinase kreatin normal


- Sodium plasma normal
- Protein C reaktif normal
• Foto toraks
- Perbaikan
Follow – up pasien ( WHO )
• Dipantau & dicatatat suhu tubuh 2 X/ hari
Jika 38 0 C atau lebih kontrol ke RS
• Istirahat di rumah 7 hari, selama itu tinggal dalam
kamar, usahakan seminimal mungkin kontak
dengan orang
• Kontrol 1 minnggu setelah pulang : periksa foto
toraks, hitung darah lengkap dan pemeriksaan
darah lainnya jika ada riwayat abnormal
Follow- up pasien ( WHO )
• Pasien harus dikontrol oleh RS tempat dirawat
sebelumnya, dokter dapat memutuskan kontrol
sebelum 7 hari
• Dokter harus memutuskan penderita sudah tidak
perlu isolasi
• Pemeriksaan serologi diulang 3 minggu setelah
sakit
• Penderita yang sudah pulang harus kontrol jika
ada gejala saluran napas
Perawatan pasien tersangka SARS
dirumah
• Pasien dibatasi pergi keluar rumah; kerja, sekolah, tempat
umum dll sampai 10 hari setelah gejala hilang
• Semua anggauta keluarga menjaga kebersihan diri ; cuci
tangan dgn sabun atau alkohol, terutama setelah kontak
dengan cairan tubuh pasien
• Pakai sarung tangan jika kontak dgn cairan tubuh,
setelah itu sarung tangan dilepas dan cuci tangan
• Penderita harus menutup mulut atau hidung dengan tisu
jika batuk atau bersin . Jika pasien tidak dapat memakai
masker bedah, maka anggota keluarga yang kontak
langsung harus pakai masker
Perawatan pasien tersangka SARS
dirumah
• Hindari pemakaian alat makan, handuk, tidur
sekamar dgn pasien. Alat makan, pakaian disiram
air panas kemudian dicuci dgn sabun, kamar
dibersihkan dgn disinfektan, pakai sarung tangan
• Bahan habis pakai pasien misal masker, tisu
dibuang pada tempat sampah seperti biasanya
• Semua anggauta keluarga atau orang lain yang
kontak dgn pasien jika timbul gejala SARS harus
diperiksa
• Jika tidak ada gejala SARS pada anggauta
keluarga, tidak dibatasi aktivitas keluar rumah
Transport pasien SARS
I. Emergency medical transport (EMT) secara umum
- Petugas yang mengantar seminimal mungkin, tanpa pasien
non SARS atau penumpang lain
- Harus diperhitungkan waktu perjalanan (kemacetan)
- Fasilitas kesehatan yg menerima pasien harus sdh siap
dgn prosedur& fasilitas Infection control

II. Infection control


- Perlengkapan proteksi jangan dipindahkan selama
perjalanan
- Dalam perjalanan jangan makan , minum dll
- Kebersihan tangan harus diperhatikan
Transport pasien SARS
• Prosedur & perlengkapan proteksi
- Pasien memakai masker bedah
- Pasien memakai oksigen non-rebreather masker selama
perjalanan, jika perlu
- Cardiopulmonary resuscitation (CPR), yg digunakan
hanya resuscitation bag-valve mask dgn filter HIPA
- Semua petugas yang terlibat langsung harus melakukan
kewaspadaan umum dan memakai perlengkapan sarung
tangan, pakaian disposable yg tahan air, kaca mata,
masker N 95 , sepatu boat selama menjalankan tugas
- Jika ruangan supir di kendaraan tidak terpisah dgn
pasien, maka supir pakai masker N 95
- Kendaraan yang ruangan supir tidak terpisah dgn pasien harus
menggunakan kipas angin kecepatan tinggi selama membawa pasien
Transport pasien SARS
III. Alat bantu napas mekanik
- Ventilator mekanik harus ada filter HEPA untuk
pembuangan udara
- Hubungi distributor , tanyakan kemampuan & efek
filtrasi pada ventilator mekanik
IV. Spesimen klinik
- Ketika mengambil atau membawa spesimen harus dgn
kewaspadaan umum
- Spesimen disimpan pada tempat dingin atau kulkas
- Spesimen diberi label, ket pasien, letakkan pada tempat
penyimpanan yang terkunci
Transport pasien SARS
V. Pembuangan alat habis pakai/ udara
- Pembuangan alat alat disposable
dikumpulkan sesuai dgn kelompoknya dalam
tempat seperti protap yg berlaku
* Benda kering ; sarung tangan, pakaian
* Benda basah ; terkena darah, sekresi tubuh
* Benda tajam; jarum suntik, pisau
* Cairan suction dan sekresi tubuh
- Exhaust sistem harus memakai filter HIPA
Transport Pasien SARS
VI. Disinfektan & cara membersihkan setelah transport
pasien
- Membersihkan peralatan & kendaraan tidak boleh
menggunakan alat udara kompresor
- Petugas kebersihan & petugas kesehatan ketika
membersihkan memakai sarung tangan (tak steril),
pakaian disposable, penutup muka yg transparan
- Bahan yang akan dibuang, peralatan yang akan dipakai
kembali, lakukan sesuai protap
- Cairan tubuh yg terjatuh dibersihkan dgn bahan yang
dapat menyerap, masukkan kantong sesuai protap &
daerah yang terdapat cairan tubuh yg terjatuh
dibersihkan dgn disinfektan
Transport pasien SARS
VII Follow up petugas EMT
- Sesudah transport pasien; tgl, rute & lama perjalanan,
nama, informasi kontak, pekerjaan spesifik dari
petugas EMT
- Petugas EMT harus dipantau sampai 10 hari setelah
bertugas secara langsung atau melalui telpon
- Petugas EMT dapat bekerja kembali setelah 10 hari
di follow up tanpa ada gejala
- Petugas EMT jika ada gejala dalam 10 hari terahkir
segera kontrol
Pencegahan
• Vaksinasi belum ada
• Secara umum
– Hindari kontak dengan penderita SARS
– Hindari berpergian kenegara yang terdapat
kasus SARS
– Hindari bertemu teman yang baru datang dari
daerah/ negara yang ada kasus
– Nutrisi ditingkatkan
– Kewaspadaan secara umum ( kebersihan diri )
– Hindari berpergian ke tempat-tempat umum
PENUTUP
• SARS adalah salah satu tipe pneumonia atipik
yang berat yang cepat penularannya
• WHO membagi Suspect dan Probable
• Cara penularaanya droplet, airbone
• Informasi terahkhir penyebabnya corona virus
• Penatalaksanaan menurut WHO terbagi :
suspect, probable, kontak dgn suspect/probable
PENUTUP
• Obat antibiotika belum terbukti
• Antiviral; ribavirin dan steroid dapat
menstabilkan penderita kritis
• Pengobatan sportif
• Pemeriksaan PCR, IFA jika mungkin
• Pencegahan dengan vaksin belum ada,
hanya dilakukan pencegahan diri secara
umum
MASKER
• Masker Ng5 untuk petugas yang kontak
langsung dengan pasien dan pasien
• Masker Hepa (P,100, N,100) untuk tindakan
invasif
• Masker sekali pakai 4-6 jam
• Masker rapat menutupi mulut dan hidung
• Masker bedah dapat untuk penderita

You might also like