Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
Ketentuan Umum
Penggunaan kawasan hutan adalah penggunaan atas sebagian kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan tersebut. Penggunaan kawasan hutan dilakukan/ diberikan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan hutan
Sanksi pidana (Pasal 78) : (2) Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf a, huruf b, atau huruf c, diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). (6) Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (4) atau Pasal 50 ayat (3) huruf g, diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
Permenhut No.P.56/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu Dan Areal Reklamasi Untuk PNBP Penggunaan Kawasan Hutan
Pokok-pokok Pengaturan
Pasal 38 UU 41 Tahun 1999 ttg Kehutanan :
(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung.
Penggunaan kawasan hutan sebagaimana mengubah fungsi pokok kawasan hutan. dapat dilakukan tanpa
(2) (3)
Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan. Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka. Pemberian izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis dilakukan oleh Menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(4) (5)
bawah tanah
HL : dilarang penambangan terbuka, hanya untuk pertambangan bawah tanah dengan ketentuan dilarang mengakibatkan :
a) b)
turunnya permukaan tanah; berubahnya fungsi permanen; dan pokok kawasan hutan secara
c)
Batasan Luas
1) Pada kawasan hutan produksi yang dibebani izin pemanfaatan hutan (IUPHHK-HA/HT d/h HPH/HTI), luas izin pinjam pakai kawasan hutan yang dapat dipertimbangkan paling banyak 10% dari luas efektif setiap izin pemanfaatan hutan. 2) Pada kawasan hutan produksi yang tidak dibebani izin pemanfaatan hutan, luas izin pinjam pakai kawasan hutan yang dapat dipertimbangkan paling banyak 10% dari luas kawasan hutan produksi kabupaten yang tidak dibebani izin pemanfaatan hutan. 3) Pada areal kerja Perum Perhutani, luas izin pinjam pakai kawasan hutan yang dapat dipertimbangkan paling banyak seluas 10% (sepuluh perseratus) dari luas kesatuan pengelolaan hutan Perum Perhutani. 4) Pada kawasan hutan lindung, luas izin pinjam pakai kawasan hutan yang dapat dipertimbangkan paling banyak 10% (sepuluh perseratus) dari luas kelompok hutan lindung yang bersangkutan.
5) Ketentuan paling banyak 10% tidak berlaku bagi permohonan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan tahap eksplorasi pertambangan.
Kewenangan IPPKH
2.
Kompensasi Lahan pada provinsi dengan luas Kawasan Hutan < 30 % : a. Non komersil : ratio paling sedikit 1 : 1 b. Komersil : ratio paling sedikit 1 : 2 Kompensasi membayar PNBP-PKH dan melakukan penanaman pada provinsi dengan luas Kawasan Hutan > 30 % a. Non Komersil : ratio penanaman 1 : 1 b. Komersil : ratio penamanan paling sedikit 1 : 1
Izin PPKH tanpa kompensasi diberikan untuk kegiatan survey/ eksplorasi dan untuk kegiatan pertahanan negara, sarana keselamatan lalu lintas laut atau udara, sarana meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Syarat-syarat
Pemenuhan Kewajibankewajiban
Ok
Monitoring
Ok
Evaluasi
Ok
20 HK
Perpanjangan
Rencana kerja Peta Lokasi Citra Satelit (hanya untuk kegiatan Operasi Produksi) Rekommendasi Gubernur atau Rekomendasi Bupati/Walikota Pernyataan kesanggupan untuk memenuhi semua kewajiban dan biaya, semua dokumennya sah dan belum melakukan kegiatan sebelum ada izin Menteri. Pertimbangan Teknis Perum Perhutani (khusus Jawa) Izin atau perjanjian disektor non kehutanan (KK/KP/IUP/lainnya) AMDAL/UKL-UPL (hanya untuk kegiatan Operasi Produksi) Untuk kegiatan pertambangan yang diterbitkan oleh Propinsi/Kabupaten, diperlukan pertimbangan dari ESDM
Melaksanakan tata batas terhadap kawasan hutan yang disetujui dan lahan kompensasi serta proses pengukuhannya;
Menyerahkan LK yang clear & clean yang telah dikukuhkan menjadi kawasan hutan dan menghutankan lahan kompensasi (untuk penggunaan dengan kompensasi LK)
Menyampaikan base line (bagi yg bayar PNBP dan penanaman di DAS)
Melakukan reboisasi Lahan Kompensasi. Membayar PNBP PKH dan Melaksanakan penanaman dalam rangka rehabilitasi DAS.
Lahan Kompensasi
1.
Syarat calon Lahan Kompensasi (LK). a. letaknya berbatasan langsung dg kws hutan. b. terletak dalam DAS, Pulau dan/atau provinsi yg sama. c. dapat dihutankan secara konvensional. d. tidak dalam sengketa dan bebas dari segala pembebanan. e. mendapat rekomendasi dari Gubernur atau Bupati/walikota.
2. Dinilai kelayakan teknis dan hukum yang dikoordinasikan oleh Disprov dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara. 3. Persetujuan/penolakan LK oleh Menteri. 4. Menyelesaikan permasalahan (de facto dan de jure) a. pelepasan hak dg membayar ganti rugi b. pencoretan sertifikat c. tanah yg belum terdaftar (leter c/girik) dicoret dibuku dan peta desa
lanjutan LK
1. Serahterima LK
Pemohon
2. Penunjukan LK menjadi kawasan hutan oleh Menteri 3. Persetujuan/penolakan LK oleh Menteri. 4. Penataan batas LK/kawasan hutan oleh pemohon. 5. Penetapan kawasan hutan
membayar ganti rugi nilai tegakan hutan tanaman dan PSDH atau membayar PSDH dan DR atas pohon yang rusak/ditebang;
Mengganti biaya investasi pengelolaan. Menyelenggarakan perlindungan hutan.
Persetujuan Prinsip : 2 tahun Izin PPKH : sesuai dengan jangka waktu izin sektornya Izin survey / Eksplorasi : sesuai dengan jangla waktu izin sektornya Jangka waktu untuk kegiatan sektor yang tidak memerlukan perizinan, selama 20 tahun Jangka waktu untuk kegiatan pertahanan, sarana keselamatan, jalan umum, rel ka, meteorologi dan geofisika, berlaku selama digunakan. Perpanjangan berdasarkan hasil evaluasi
PNBP dikenakan bagi pemegang izin ppkh yang bersifat komersial pada propinsi dengan luas kawasan hutan > 30% (Pasal 26 ayat 2)
L1 adalah area terganggu karena penggunaan kawasan hutan untuk sarana prasarana penunjang yang bersifat permanen selama jangka waktu penggunaan kawasan hutan. L2 adalah area terganggu karena penggunaan kawasan hutan yang bersifat temporer yang secara teknis dapat segera dilakukan reklamasi. L3 adalah area terganggu karena penggunaan kawasan hutan yang bersifat permanen yang secara teknis tidak dapat dilakukan reklamasi.
TERIMA KASIH