You are on page 1of 2

PEMBAHASAN Praktikum kali ini bertujuan untuk membuat sel amobilisasi serta menguji aktivitas sel amobil dalam

proses fermentasi. Amobilisasi sel berarti membatasi atau melokalisir sel sehingga dapat digunakan berkali-kali. Mikroorganisme yang diamobilisasi kali ini adalah ragi sacharomyces cereviseae. Dalam bioteknologi, sacharomyces cereviseae sangat bermanfaat dalam fermentasi karbohidrat serta menghasilkan alkohol karena memiliki enzim yang dapat menguraikan glukosa menjadi alkohol. Ragi sacharomyces cereviseae yang digunakan berasal dari biakan murni berumur 2-4 hari, karena berdasarkan literatur sel ragi tersebut tumbuh lebih pesat selama + 3 hari pada suhu optimum 30C. Ragi yang telah berumur + 3 ini kemudian dimasukan dalam tabung reaksi yang berisi air garam steril (NaCl 0,9 %). Fungsi dari air garam steril adalah sebagai sumber mineral mikroba yang merupakan salah satu faktor penting dan berpengaruh dalam pertumbuhan mikroba. Selain itu, air garam steril inipun berfungsi untuk menggiatkan kembali sel-sel mikroba yang kehilangan vitalitas metabolismenya selama penyimpanan. NaCl 0,9 % juga bersifat isotonis, artinya konsentrasinya sesuai dengan plasma yang berada dalam sel mikroba, sehingga mikroba tidak mengalami hipertonis dan hipotonis. Dalam praktikum ini, praktikan melakukan 2 tahap percobaan, yaitu membentuk/membuat sel amobilisasi serta menguji aktifitas sel amobil dalam proses fermentasi. 1. Membentuk sel amobilisasi Sel amobilisasi dapat dibentuk dengan menggunakan beberapa macam teknik amobilisasi, seperti carrier binding, cross-linking, dan entrapping. Kali ini, pembentukan sel amobil dilakukan dengan teknik entrapping/penjebakan menggunakan matriks alginat. Metode entrapping didasarkan pada pembatasan enzim dalam kisi matriks polimer atau terbungkus dalam membran semi permeabel. Adapun kelebihan dari metode ini yaitu melindungi sel dari kondisi buruk lingkungan sekitar, proses separasi menjadi lebih mudah dan cepat, meningkatkan produktifitas sel karena dapat digunakan berulang kali, serta memudahkan pemisahan sel dengan produknya. Alginat adalah polimer linier organik polisakarida yang terdiri dari monomer -L asam guluronat (G) dan -D asam manuronat (M), atau dapat berupa kombinasi dari kedua monomer tersebut.

Natrium alginat yang digunakan akan mengikat miselium yang terbentuk, kemudian setelah terikat, ditambahkan kedalam larutan CaCl2 0,1 M dengan menggunakan siring secara aseptis. Fungsi dari larutan CaCl2 0,1 M yang ditambahkan adalah untuk membentuk senyawa Ca-alginat yang berbentuk gel dan stabil dibandingkan dengan Na-Alginat. Sehingga miselium benar-benar dibatasi ruang geraknya namun masih mampu melakukan metabolisme mengubah glukosa menjadi alkohol. Reaksi yang terjadi :

Na-Alginat + CaCl2

NaCl + Ca-alginat(s)

Ca-alginat yang terbentuk berupa butiran-butiran gel yang tidak larut dalam air dan biasa disebut dengan beads. Ukuran beads yang terbentuk, sesuai dengan ukuran tetesan yang keluar dari siring/suntikan. Beads yang sudah terbentuk ini kemudian cuci dengan air garam steril untuk mengurangi kelebihan ion-ion Ca dan dicuci kembali dengan aquadest. Agar tetap stabil, beads dimasukkan dalam CaCl2 2% pada suhu 40C hingga digunakan kembali. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2013.Alginat. http://id.wikipedia.org/wiki/Alginat [diunduh pada tanggal 13 April 2014] Rajawali,Putra.2011.Praktikum Immobilisasi. http://www.scribd.com/doc/116526410/Praktikumimmobilisasi [diunduh pada tanggal 13 April 2014]

You might also like