You are on page 1of 3

KETAHANAN IKAN DI LUAR MEDIA AIR

The Resilience Of Fish Out Of Water Media

Ditta Ayu Anggraini (C24120108) Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor 2014
Abstrak Transportasi ikan hidup pada dasarnya memaksa menempatkan hasil perikanan tersebut pada suatu lingkungan yang berbeda dengan lingkungan asalnya disertai dengan suatu perubahanperubahan sifat lingkungan yang relatif sangat mendadak, dimana perubahan tersebut sangat mengancam kehidupan ikan. Salah satu pertimbangan dalam memilih model pengangkutan adalah daya tahan ikan ketika berada di luar media air. Dalam transportasi ikan hidup dari satu tempat menuju ke tempat lain, dapat dilakukan dengan media sistem yang basah baik terbuka maupun tertutup (dengan menambah oksigen) dan media kering (tanpa air). Jika oksigen dalam perairan rendah, energi yang dihasilkan dari proses metabolisme juga akan rendah. Selain itu rendahnya kandungan oksigen juga akan menyebabkan ikan mengeluarkan energi yang lebih banyak untuk proses pernafasan, maka proporsi energi untuk pertumbuhan akan berkurang. Dalam tahap yang lebih lanjut kandungan oksigen yang rendah dapat menyebabkan hewan akuatik menjadi stress bahkan mati. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan mempunyai ketahanan tubuh di luar media air yang lebih tinggi daripada ikan yang tidak mempunyai alat pernapasan tambahan. Kata kunci : Transportasi ikan, oksigen, media basah, media kering, alat pernapasan tambahan. Abstract Transport of live fish are essentially forcing the fishery results in placing a different environment with the environment originally accompanied by a changes the nature of the environment is relatively very spur of the moment, where such changes are threatening the life of the fish. One of the considerations in choosing a transport model is the durability of the fish when it is out of water media. In the transportation of live fish from one place to another place, it can be done with a wet system media either open or closed (by adding oxygen) and medium dry (without water). If the oxygen in the water is low, the energy resulting from metabolic processes will also be low. In addition to low oxygen content will also cause fish emit more energy for the process of breathing, then the proportion of energy for growth will be reduced. In further stages, low oxygen content may cause aquatic animals become stressed and even die. Based on the results of observation and analysis of fish that have additional breathing devices had the resilience of the body outside the media higher water than fish that do not have any additional breathing devices. Key words : Fish transport, oxygen, wet media, dry media, additional breathing devices. PENDAHULUAN Transportasi ikan hidup pada dasarnya memaksa menempatkan hasil perikanan tersebut pada suatu lingkungan yang berbeda dengan lingkungan asalnya disertai dengan suatu perubahan-perubahan sifat lingkungan yang relatif sangat mendadak, dimana perubahan tersebut sangat mengancam *Kelompok VII Agasthya Kuswandi

kehidupan ikan. Salah satu pertimbangan dalam memilih model pengangkutan adalah daya tahan ikan ketika berada di luar media air. Dalam transportasi ikan hidup dari satu tempat menuju ke tempat lain, dapat dilakukan dengan media sistem yang basah baik terbuka maupun tertutup (dengan menambah oksigen) dan media kering (tanpa air). Jika oksigen

dalam perairan rendah, energi yang dihasilkan dari proses metabolisme juga akan rendah. Selain itu rendahnya kandungan oksigen juga akan menyebabkan ikan mengeluarkan energi yang lebih banyak untuk proses pernafasan, maka proporsi energi untuk pertumbuhan akan berkurang. Dalam tahap yang lebih lanjut kandungan oksigen yang rendah dapat menyebabkan hewan akuatik menjadi stress bahkan mati. Insang pada bagian yang terluar berhubungan dengan air dan yang dalam berhubungan dengan kapiler darah. Di setiap lembaran insang terdapat filamen yang terdiri dari lapisan tipis(lamela). Pada filamen terdapat kapIler darah sehingga memudahkan pertukaran antara oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Namun adapula ikan yang bernafas dengan gelembung udara yang menyerupai paru-paru. Perbedaannya terletak pada ketahanan hidupnya, jika ikan dengan insang hanya bisa bernafas di air, ikan paru (dipnoi) dapat bertahan hidup tanpai air, karena kerja insangnya digantikan oleh gelembung udara yang menyerupai paru-paru.

percobaan homogen. Pengacakan perlakuan dilakukan pada perlakuan lobster di luar media air. Prosedur Kerja Tiga ekor lobster dikeluarkan dari media air. Lobster-lobster tersebut disimpan di botol akua yang telah dilubangi dengan kain fiber yang dibasahi dan ditutup dengan menggunakan lakban. Jangan sampai lobsterlobster tersebut saling menindih. Setiap 10 menit amati apakah ada ikan yang mati atau tidak. Percobaan ini dilakukan sampai semua ikan mati. Catat waktu mati setiap ikan dan buat grafiknya. Analisis Data Analisis Ragam dengan menggunakan RAL Bentuk umum model linier aditif dapat dituliskan sebagai berikut. yij = +i +ij atau yij = i +ij ; i =1,2,...,t ; j =1,2,...,r dimana yi adalah Pengamatan pada pelakuan ke-i dan ulangan ke-j, adalah rataan umum, i adalah pengaruh perlakuan ke-i, ij adalah error pada pelakuan ke-i dan ulangan ke-j HASIL DAN PEMBAHASAN

TUJUAN
Praktikum ini bertujuan mengamati kemampuan suatu jenis ikan atau biota air bertahan hidup diluar media hidupnya. METODOLOGI Waktu dan Tempat Praktikum Fisiologi Hewan Air (FHA) ini dilaksanakan tanggal 26 Maret 2014 jam 08.00 WIB sampai 11.00 WIB berlokasi di Laboratorium Fisiologi Hewan Air (FHA), Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum adalah kotak botol plastik 1,5 liter, kain fiber, cutter, lakban, gelas cup dan stopwatch. Bahan yang digunakan adalah ikan komet, ikan sepat, lobster, ikan gurame. Rancangan percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang digunakan bila unit *Kelompok VII Agasthya Kuswandi

Sistem ketahanan pada hewan air merupakan suatu sistem yang menjelaskan tentang ketahanan yang terjadi pada hewan air dalam suatu keadaan apapun, baik keadaan di dalam media air atau keadaan diluar media air. Transportasi merupakan salah satu cara atau kegiatan organisme dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain memberikan perlakuan-perlakuan untuk mempertahankan hidupnya lebih lama.( Setiap perlakuan yang diberikan kepada ikan dan lobster merespon perlakuan tersebut dengan cara yang berbeda sesuai dengan perlakuan yang diberikan, begitupula tingkah laku yang ditunjukkan dalam perlakuan di luar media air pun berbeda-beda. Dapat dilihat pada hasil pengamatan selama praktikum bahwa lobster dapat bertahan hidup diluar media air lebih lama karena lobster mempunyai

Berdasarkan hasil pengamatan diatas hewan air yang memiliki alat pernafasan tambahan seperti bila dilihat dari hasil pengamatan ikan gurame, sepat dan lele memiliki ketahanan di luar media air yang lebih lama daripada hewan air yang tidak mempunyai alat pernafasan tambahan diluar media air seperti ikan patin dan ikan nila. Hal ini disebabkan karena fungsi dari alat pernafasan tambahan itu sendiri yaitu mampu memanfaatkan langsung oksigen dari udara hingga ketahanan ikan-ikan tersebut menjadi lebih baik dan lama daripada insang yang hanya bisa bertahan jika di dalam air saja.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis diatas bahwa hewan air yang digunakan pada praktikum ini (ikan sepat, ikan gurame, ikan komet dan lobster) tidak semuanya memiliki alat pernapasan tambahan. Ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan mempunyai ketahanan tubuh di luar media air yang lebih tinggi daripada ikan yang tidak mempunyai alat pernapasan tambahan. Seperti pada pengamatan ketahanan ikan di luar media air, ikan sepat dan ikan gurame mempunyai alat pernapasan tambahan berupa labirin yang mampu bertahan di luar media air yang lebih tinggi dibanding ikan komet. Lobster tidak mempunyai alat pernapasan tambahan namun lobster mempunyai cangkang yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan cadangan oksigen. SARAN Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya tentang materi ketahanan ikan di luar media air hewan air yang digunakan masing-masing mempunyai alat pernafasan tambahan yang berbeda-beda dan yang tidak mempunyai alat pernapasan agar dapat terlihat jelas ketahanan ikan diluar media air yang paling baik. DAFTAR PUSTAKA A William. 2001.Using Salt To Transport Live Fish.World Aquaculture 26 (80-81) Evans David P Peter Potts W T W.1999. Ionic Transport in the Fish Gill Epithelium.

Journal Of Experimental Zoology 632 (14-18) Gomes Levy.2003. Effect of Fish During Transportation on Stress and Mortality of juvenile Tambaqui Colossoma macropomum. Journal Of The World Aquaculture Society 34 (76-84) Swann Ladon. 2002. Transport of Fish in Bags. Illinois-Indiana Sea Grant Program 913 (2-3) Zaria. 2001. Transporting Fish For Culture. National Agricultural Extension and Research Liaison Services 151 (6-7) LAMPIRAN

*Kelompok VII Agasthya Kuswandi

You might also like