You are on page 1of 2

Pemikiran mutakir tentang birokrasi Dalam tulisan ini saya akan memaparkan tenrang bebrapa pemikiran murakir mengenai

bagaimana membangun birokrasi Penjabaran mengenai birokrasi ini diharaopkan akan menambah pemahaman kita secara teoritis terhadap perkembagana pemikiran yang sedang terjadi hingga saat ini. Era sekarang ini, birokrsi mempunyai implikasi yang buruk dimata masyarakat mauppun dari pihak pihak lain yang bersinggungan dengan birokrasi. Birokrasi dianggap kelomok penghambar yang tak pernah mampu menelasikan tugas tugasnya dengan tuntas. Untuk mengatasi hal ini, birokrasi memang telah melakukan pembenhan pembenahan terhadap hal hal yang terjadi. Pembenhaan memang harus terus dilakukan mengikuti dinamika yang tengah berjalan dimasyarakat. Birokrasi harus terus menerus menyelaskan dirinya terhadap lingkungan yang mengitarinya. Dengan kata lain, birokrasi harus flesibel dan kontekstual seesuai dengan realitas yang dihadapinya. Beberapa pimikiran mengenai birkorasi yang dijabarkan dibawah ini didasarkan pada keyakinan akan flesibilitas dan konterkstual organisasi birokrasi itu. Menyambung pesan yang tersambung dalam pemikiran mutakir ini yaitu ketika birokrasi itu tidak berjalan maka lakukanklah pembaruan terhadap birokrasi itu. Makna dari pesan itu ialah birokrasi bukan sesuatu yang sakral yang harus di jaga keaslianya sepanjang waktu tetapi birokrasi merupakan instrumen/ alat untuk mencapi tujuan dari emerintahan utnuk membangun kehiduoan masyarakat dan bangsa, maka dari itu birokrasi harus sesuai dengan dinamika yang sedang berkembang dilingkunganya. Bebrapa pemikiranitu ialah Reintventing Goverment : Cara Baru Pengelolaan Sektor Publik Pada awal 1900an merupakan awal yang baru dari Reinventing Goverment. David Osborn dan Ted Gaebler dalam bukuna yang sangat terkenal Reintventing Goverment : How to Spirit is Transforming The Public Sektor. Pada tahun 1992 mengemukaan beberapa temuan yang sangat relevan terhadap perkembangan menejemen pemerinthaan negara inidonesia diwaktu yang akan akan datang. Pemikiran ini yanitu : Pertama, adanya kepercayaan yang mendalam terhadap pemerintahan bahwapemerintahan adalah suatu mekanisme yang digunakan untuk mengambil keputusan keputusan bersama. Keputusan keputusan bersama ini diambil untuk menyelesaikan permasalahan permasalahn serta pembangunan masyarakat secara luas. Kedua, terdapat kepercayaan bahwa dalam masyarakat yang berdap tidak akan mencapai efektifitas apabila pemerinthaan tidak berjalan secara efektif. Memang dlam era sekarang ini pemerinthaan yang efektif semakin jarang. Banyak sekali ermaslah yang tibul dalam pemerinthanaa baik dalam rekrutmen, pengembangan, insentif, kepentingan politik, sosial, budaya,ekonomi dll. Ketiga, adanya keyakinan akan dimungknkanyaperbaikan untuk para birokrat. Dalam buku yang ditulisnya ia mengatakan bahwa buku ini diciptkaan bukan utnuk memberi beban kepada para birokrat tetapi untuk memberi mereka harapan.

Keempat, adanya kepercyaan terhadap lingkungan yang mungkin bisa menjadi lebih baik. Lingkungan yang baik ini bisa ditempuh dengan cara privatisasi. Kelima, ada keyakinan akan adanya kesetaraan baik dalam lingkungan maupun kesempatan dalam memperoleh pelayanan. Untuk menepis yang mungkin muncul dalam konsep reintventing goverment, David Osborn dan Peter Plastrik dalam bukunya 5 strategies for reinventing goverment, david osborn memberikan klarifikasi panjang lebar. Dalam kehidupan pemerintahan, kata reintventing goverment telah mengalami banyak sekali penggunaan pada agenda agenda tertentu. Sehingga kata ini sendiri mengalami pengkaburan makna. Untu memperjelas definis, disini saya akan mencoba menguraikan makna pembaruan itu sendiri. Pembaruan pemerintah bukan hanya dalam sistem politik saja. Seperti kampanya reformasi keuangan, reformasi badan legislatif dan parlemen, dsb. Seperti yang akan dijelaskan , pembaruan berkaitan dengan tujuan, insentif, akuntabilitas, distribusai kekuasaan dan budaya. Kemudian Pembaharuan juga bukan reorganisasi belaka. Pembharuan bukan hanya pemindahaan kotak kotak dalam struktur organisasi saja. Memang ketika seseorang malakukan pembahruan akan sangat masuk akal apabila mengubah struktur organisasi.meskipun demikian Osborn juga bependapat bahwa pembaharuan tidak bisa dilakukan secara parsial. Dalam pembaharuan tidak saja mengurangi kecurangan, pemborosan dan juga penyelewengan. Dia mengibaratkan pembaharuan bukan hanya seperti seorang tukang kebun yang menyiangi tanamanya dari rumuptu liar, tetapi bagimana tukang kebun membuat kebun bebas sehingga tanamanya bebas dari rumput liar. Dalam pembaharuan, nilai efektifitas menjadi sangat penting dibanding dengan mengejar efektifitas saja. Apa gunanya membuat organisasi sistemnya menjadi efisien tetapi organisasi tidak efektif? Negar industri demokrasi bukan hana menginginkan negara yang efisien tetapi merka menginginkan pemerinthaan yang berjalan baik juga. Seperti pemikiran orang inggris, mereka menginginkan nilai terhadap uang yang dikeluarkan. Merka yakin dengan berfalsafah tanyakan dalam hati : apakah anda menginginkan sekolah yang lebih murah, atau yang lebih bagus? Angkatan kepolisian yang lebih murah atau tingkat kejahatan yang lebih rendah? Program pelatihan yang lebih murah atau pekerjaan yang bagus? Jadi apakah yang dimaksud dengan pembaharuan oleh Osborn dan Peter Plastrik itu? Menurut mereka yang dimaksud dengan pembaharuan itu adalah transpormasi dan sistem organisasi pemerintah secara fundamental guna menciptakan peningkatan yang dramatis dalam mencapai efektitas,efiseiensi, dan kemampuan dalam melakukan inovasi. Transpormasi bisa dilakukan dengan mengubah tujuan, insentif, pertanggung jawaban, distribusi kekuasaan, dan budaya sistem dan organisasi pemerinthaan.

You might also like