You are on page 1of 9

Definisi Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga

terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi. Luka pada kulit dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit (from within) atau dari luar oleh karena tertembus misalnya oleh peluru atau trauma langsung (from without). Klasifikasi Klasifikasi yang dianut adalah menurut Gustilo, Merkow dan empleman (!""#) a. ipe $ Luka ke%il kurang dari ! %m panjangnya,biasanya karena luka tusukan dari fragmen tulang yang menembus keluar kulit. erdapat sedikit kerusakan jaringan dan tidak terdapat tanda&tanda trauma yang hebat pada jaringan lunak. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat simpel,trans'ersal,oblik pendek atau sedikit komunitif. b. ipe $$ Laserasi kulit melebihi ! %m tetapi tidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau a'ulsi kulit erdapat kerusakan yang sedang dari jaringan dengan sedikit kontaminasi dari fraktur. %. ipe $$$ erdapat kerusakan yang hebat dari jaringan lunak termasuk otot,kulit,dan struktur neuro'askuler dengan kontaminasi yang hebat disebabkan oleh karena trauma dengan ke%epatan tinggi ipe $$$ dibagi lagi dalam tiga subtipe( ipe $$$a )aringan lunak %ukup menutup tulang yang patah walaupun terdapat laserasi yang hebat ataupun adanya flap. Fraktur bersifat segmental atau komunitif yang hebat. ipe $$$b ipe ini biasanya

Fraktur disertai dengan trauma hebat dengan kerusakan dan kehilangan jaringan,terdapat ipe $$$% Fraktur terbuka yang disetai dengan kerusakan arteri yang memerlukan perbaikan tanpa memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak. pendorongan (stripping) periost,tulang terbuka,kontaminasi yang hebat serta fraktur komunitif yang hebat.

Gambar *.! Klasifikasi Fraktur erbuka

Diagnosis Fraktur Terbuka Anamnesis

+iasanya penderita datang dengan suatu trauma (traumatik, fraktur), baik yang hebat maupun trauma ringan dan diikuti dengan ketidakmampuan untuk menggunakan anggota gerak. ,namnesis harus dilakukan dengan %ermat, karena fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin fraktur terjadi pada daerah lain. Pemeriksaan fisik -ada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya( !. .yok, anemia atau perdarahan *. Kerusakan pada organ&organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ&organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen /. Fraktur predisposisi, misalnya pada fraktur patologis Pemeriksaan lokal !. $nspeksi (Look)

+andingkan dengan bagian yang sehat -erhatikan posisi anggota gerak Keadaan umum penderita se%ara keseluruhan 0kspresi wajah karena nyeri Lidah kering atau basah ,danya tanda&tanda anemia karena perdarahan ,pakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan fraktur tertutup atau fraktur terbuka

0kstra'asasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa hari -erhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekan Lakukan sur'ei pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ& organlain

-erhatikan kondisi mental penderita Keadaan 'askularisasi

*. -alpasi (Feel) -alpasi dilakukan se%ara hati&hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangatnyeri.

emperatur setempat yang meningkat 1yeri tekan2 nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang

Krepitasi2 dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan se%ara hati&hati

-emeriksaan 'askuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena

Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian distal daerah trauma , temperatur kulit

-engukuran tungkai terutama pada tungkai bawah untuk mengetahui adanya perbedaan panjang tungkai

/. -ergerakan (Move) -ergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakkan se%ara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. -ada pederita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan se%ara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf. 3. -emeriksaan neurologis -emeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf se%ara sensoris dan motoris serta gradasi kelelahan neurologis, yaitu neuropraksia, aksonotmesis atau neurotmesis. Kelaianan saraf yang didapatkan harus di%atat dengan baik karena

dapat menimbulkan masalah asuransi dan tuntutan (klaim) penderita serta merupakan patokan untuk pengobatan selanjutnya. 4. -emeriksaan radiologis -emeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur. 5ntuk menghindarkan nyeri serta kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka sebaliknya kita mempergunakan bidai yang bersifat radiolusen untuk imobilisasi sementara sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis.

Pemeriksaan radiologis -emeriksaan radiologis bertujuan untuk menentukan keparahan kerusakan tulang dan jaringan lunak yang berhubungan dengan derajat energi dari trauma itu sendiri. +ayangan udara di jaringan lunak merupakan petunjuk dalam melakukan pembersihan luka atau irigasi dalam melakukan debridemen. +ila bayangan udara tersebut tidak berhubungan dengan daerah fraktur maka dapat ditentukan bahwa fraktur tersebut adalah fraktur tertutup. 6adiografi dapat terlihat bayangan benda asing disekitar lesi sehingga dapat diketahui derajat keparahan kontaminasi disamping melihat kondisi fraktur atau tipe fraktur itu sendiri 7iagnosis fraktur dengan tanda&tanda klasik dapat ditegakkan se%ara klinis, namun pemeriksaan radiologis tetap diperlukan untuk konfirmasi dalam melengkapi deskripsi fraktur, kritik medikolegal, ren%ana terapi dan dasar untuk tindakan selanjutnya. .edangkan untuk fraktur&fraktur yang tidak memberikan gejala klasik dalam menentukan diagnosis harus dibantu pemeriksaan radiologis sebagai gold standard. 5ntuk menghindari kesalahan maka dikenal formulasi hukum dua, yaitu(

wo 'iews (proyeksi ,-8,nteroposterior dan Lateral, karena proyeksi yang salah akan dapat memberikan informasi yang salah maka pemeriksaan radiologis harus benar&benar ,- dan lateral),

wo joints (terlihat dua sendi, pada bagian proksimal dan distal fraktur) wo limbs ( dua anggota gerak sisi kanan dan kiri)

wo injuries ( biasanya pada multipel trauma yang bisa melibatkan trauma di tempat lain dalam tubuh).

Penatalaksanaan +eberapa prinsip dasar pengelolaan fraktur terbuka adalah !. 9bati fraktur terbuka sebagai suatu kegawatan *. ,dakan e'aluasi awal dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat menyebabkan kematian /. +erikan antibiotik dalam ruang gawat darurat,di kamar operasi dan setelah operasi 3. .egera dilakukan debridemen dan irigasi yang baik 4. 5langi debridemen *3&:* jam berikutnya ;. .tabilisasi fraktur :. +iarkan luka terbuka antara 4&: hari <. Lakukan bone graft autogenous se%epatnya ". 6ehabilitasi anggota gerak lainnya Tahap-Tahap Pengobatan Fraktur terbuka !. -embersihan luka =al ini dilakukan dengan %ara irigasi dengan %airan 1a>l fisiologis se%ara mekanis untuk mengeluarkan benda asing yang melekat. *. 0ksisi jaringan yang mati dan tersangka mati (debridemen) .emua jaringan yang kehilangan 'askularisasinya merupakan daerah tempat pembenihan bakteri sehingga diperlukan eksisi se%ara operasi pada kulit,jaringan subkutaneus,lemak,fasia,otot dan fragmen&fragmen yang lepas /. -engobatan fraktur itu sendiri Fraktur dengan luka yang hebat memerlukan suatu traksi skeletal atau reduksi terbuka dengan fiksasi eksterna tulang. Fraktur grade $$ dan $$ sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.

3. -enutupan kulit ,pabila fraktur terbuka diobati dalam waktu periode emas (;&: jam mulai dari terjadinya ke%elakaan),maka sebaiknya kulit ditutup. =al ini tidak dilakukan apabila penutupan membuat kulit sangat tegang. 7apat dilakukan split thi%kness skin&graft serta pemasangan drainasi isap untuk men%egah akumulasi darah dan serum pada luka yang dalam. Luka dapat dibiarkan terbuka setelah beberapa hari tapi tidak lebih dari !# hari. Kulit dapat ditutup kembali disebut delayed primary %losure. ?ang perlu mendapat perhatian adalah penutupan kulit tidak dipaksakan yang mengakibatkan kulit menjadi tegang. 4. -emberian antibiotik =al ini bertujuan untuk men%egah infeksi. ,ntibiotik diberikan dalam dosis yang adekuat sebelum,pada saat dan sesudah tindakan operasi. ;. -en%egahan tetanus .emua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pen%egahan tetanus. -ada penderita yang telah mendapat imunisasi aktif %ukup dengan pemberian toksoid tapi bagi yang belum,dapat diberikan *4# unit tetanus imunoglobulin (manusia). Komplikasi Fraktur Terbuka Komplikasi fraktur dapat terjadi se%ara spontan,karena iatrogenik atau oleh karena tindakan pengobatan. Komplikasi umumnya akibat tiga faktor utama,yaitu penekanan lokal, traksi yang berlebihan dan infeksi. Komplikasi oleh akibat tindakan pengobatan (iatrogenik) umumnya dapat di%egah. !. -erdarahan, syok septik sampai kematian *. .eptikemia,toksemia oleh karena infeksi piogenik /. etanus 3. Gangren 4. -erdarahan sekunder ;. 9steomielitis kronik :. 7elayed union

<. 1onunion dan malunion ". Kekakuan sendi !#. Komplikasi lain oleh karena perawatan yang lama Perawatan Lanjut dan Rehabilitasi Fraktur ,da lima tujuan pengobatan fraktur( !. Menghilangkan nyeri *. Mendapatkan dan mempertahankan posisi yang memadai dari fragmen fraktur /. Mengharapkan dan mengusahakan union 3. Mengembalikan fungsi se%ara optimal dengan %ara mempertahankan fungsi otot dan sendi,men%egah atrofi otot,adhesi dan kekakuan sendi,me%egah terjadinya komplikasi seperti dekubitus,trombosis 'ena,infeksi saluran ken%ing serta pembentukan batu ginjal. 4. Mengembalikan fungsi se%ara maksimal merupakan tujuan akhir pengobatan fraktur. .ejak awal penderita harus dituntun se%ara psikologis untuk membantu penyembuhan dan pemberian fisioterapi untuk memperkuat otot&otot serta gerakan sendi baik se%ara isometrik (latihan aktif statik) pada setiap otot yang berada pada lingkup fraktur serta isotonik yaitu latihan aktif dinamik pada otot&otot tungkai dan punggung. 7iperlukan pula terapi okupasi. Prognosis Fraktur Terbuka .emua patah tulang terbuka adalah kasus gawat darurat. 7engan terbukanya barier jaringan lunak, maka patah tulang tersebut teran%am untuk terjadinya infeksi. .eperti kita ketahui bahwa periode ; jam sejak patah tulang terbuka, luka yang terjadi masih dalam stadium kontaminasi (golden periode) dan setelah waktu tersebut, luka berubah menjadi luka infeksi. 9leh karena itu penanganan patah tulang terbuka harus dilakukan sebelum golden periode terlampaui agar sasaran akhir penanganan patah tulang terbuka ter%apai

walaupun ditinjau dari segi prioritas penanganannya, tulang se%ara primer menempati urutan prioritas ke ;.

You might also like