You are on page 1of 82

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Salah satu studi melaporkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ke-3 di dunia. Sekitar70 % penyebab polusi udara tersebut berasal dari emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% karbonmonoksida ( !"# 100% timbal ($b"#71-%&% hidrokarbon (' " serta 3(-73% nitrogen oksida ()!*" ke udara yang semuanya itu merupakan parameter pen+emaran udara didasarkan pada baku mutu udara ambien menurut $eraturan $emerintah )omor (1 tahun 1&&&. ,dara yang ter+emar oleh -at--at tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama ter.adi pada /ungsi /aal dari organ tubuh seperti salah satunya yaitu paru. 0erdasarakan hasil penelitian yang dilakukan di 1merika Serikat pada tahun 1&%0# bahwa kematian yang disebabkan oleh pen+emaran udara men+apai angka sekitar 21.000 orang. 1ngka tersebut +ukup mengerikan karena bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit .antung# kanker# dan 1I3S. 4angguan pada sistem perna/asan dapat menyebabkan penurunan kemampuan /ungsional paru yang salah satu indikatornya adalah kapasitas 5ital (K6" paru. 'asil dari salah satu penelitian kohort di ali/ornia Selatan pada tahun 1&&7-

8000 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara polusi

udara dengan perkembangan /ungsi paru yang diukur dengan nilai K6 paru pada anak-anak. $ernyataan di atas se.alan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu pusat studi di Swiss# S1$193I1 (:he Swiss Study on 1ir $ollution and 9ung 3isease in 1dults"# yang mempublikasikan bahwa terdapat penurunan sekitar 3#1( % K6 paru pada setiap 10 ;g<m3 partikular mater ($=10". Indonesia sebagai )egara berkembang memberikan berbagai dampak positi/ yaitu terbukanya lapangan ker.a# membaiknya sarana transportasi dan komunikasi serta meningkatnya tara/ sosial ekonomi masyarakat. Suatu kenyataan dapat disimpulkan bahwa perkembagan Indonesia se+ara umum .uga merupakan sektor yang potensial sebagai sumber pen+emaran baik berasal dari industri# transportasi yang akan merugikan bagi kesehatan dan lingkungan terutama masalah kesehatan paru. :empat peker.aan yang paling beresiko untuk menyebabkan ter.adinya beberapa masalah kesehatan pada paru-paru salah satunya tempat pengisian bahan bakar (S$0,". $ada lokasi ini memungkinkan tempat berkumpulnya segala ma+am polusi dikarenakan letaknya yang dekat dengan .alanan raya# tempat terbuka# banyak kendaraan yang berhenti untuk mengisis bahan bakar kendaraan# dan asap kendaraan yang menumpuk disana. 0ahan pen+emar tersebutdapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia khususnya gangguan /ungsiparu.

!rgan paru dengan 300 .uta al5eoli yang luas permukaannya sekitar %0 > 100 m? merupakan organ yang paling luas bidang pa.anannya dengan dunia luar. Sebagai satu-satunya organ dalam tubuh yang berhubungan dengan dunia luar# /aktor lingkungan berpengaruh besar terhadap penyakit-penyakit pernapasan. ($ri+e @ Ailson# 8008". $olusi udara merupakan bahan ka.ian penting karena manusia tidak dapat menghindar dari bahan hirup yang ada di lingkungan seperti partikel debu# gas# atau uap. $engetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan polusi udara termasuk penilaian tingkat polusi perlu dikuasai dengan baik agar dapat melakukan pembahasan mendalam tentang dampak polusi udara terhadap kesehatan paru. $olusi udara terdiri atas polusi udara dalam ruangan ($,3B"# polusi udara luar ruangan ($,9B" dan polusi udara akibat dari lingkungan ker.a. Cmisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi# .enis mesin# alat pengendali emisi bahan bakar# suhu operasi dan /aktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi men.adi rumit. Denis bahan bakar pen+emar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama sa.a# hanya berbeda proporsinya karena perbedaan +ara operasi mesin. Cmisi tersebut didalamnya terkandung .uga senyawa lain dengan .umlah yang +ukup besar yang dapat membahayakan gas buang membahayakan kesehatan maupun lingkungan. 0ahan pen+emar yang terutama terdapat didalam gas

buang buang kendaraan bermotor adalah karbonmonoksida ( !"# berbagai senyawa hindrokarbon# berbagai oksida nitrogen ()!*"dan sul/ur (S!*"# dan partikulat debu termasuk timbel ($b". 0eberapa -at buang gas ini berpengaruh terhadap ter.adinya masalah kesehatan paru# bisa berupa bron+hitis# rhinitis dan sebagainya. 3an hal ini dapat dilihat dengan melihat kapasitas paru pada peker.a yang beker.a di tempat tersebut. (Kup+hella @ 'yland# 1&&3" 0erdasarkan permasalahan di atas# maka penulis tertarik untuk meneliti tentang perbandingan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan non-S$0, di-wilayah =ataram.

1.2

Perumusan Masalah 0erdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah apakah ada perbedaan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan pegawai )on-S$0, di wilayah kota =ataramE

1.3

Tujuan Penelitian 1.3.1 :u.uan ,mum $enelitian ini bertu.uan untuk mengetahui ada perbedaan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan pegawai )on-S$0, di wilayah Kota =ataram. 1.3.8 :u.uan khusus :u.uan khusus penelitian ini adalahF 1.3.8.1 Sebagai syarat meraih gelar sar.ana strata satu (S1" 1.3.8.8 ,ntuk mengidenti/ikasi seberapa kapasitas paru pada pegawai S$0, di wilayah Kota =ataram. 1.3.8.3 ,ntuk mengidenti/ikasi seberapa kapasitas paru pada pegawai non-S$0, (pegawai Supermarket" di wilayah Kota =ataram. 1.3.8.( =enganalisa hubungan peker.aan terhadap kapasitas paru.

1.3.8.2 =enganalisa apakah terdapat perbedaan antara kapasitas paru pegawai S$0, dengan kapasitas paru pegawai )onS$0,. 1. Man!aat Penelitian 1.(.1 0agi $eneliti Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang ada perbedaan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan pegawai )on-S$0, di wilayah kota =ataram. 1.(.8 0agi Institusi Sebagai bahan in/ormasi berkaitan dengan adanya perbedaan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan pegawai S$0, di wilayah kota =ataram. 1.(.3 0agi =asyarakat 1.(.3.1 =emberikan in/ormasi kepada masyarakat khususnya kepada pegawai S$0, bahwa terdapat perbedaan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan non-S$0,. 1.(.3.8 3engan mengetahui adanya perbandingan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan non-S$0, maka diharapkan para pegawai S$0, dan pegawai non-S$0, untuk dapat menerapkan perilaku hidup sehat.

1.(.(

0agi Ilmu $engetahuan Sebagai sumber in/ormasi berkaitan dengan ada perbedaan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan pegawai )on-S$0, di wilayah kota =ataram# sehingga dapat diman/aatkan sebagai bahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

1.(.2

0agi Kesehatan Sebagai in/ormasi terhadap instansi Kesehatan bahwa terdapat perbedaan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan pegawai non-S$0, di Ailayah Kota =ataram sehingga

diharapkan adanya tindak lan.ut dari instansi yang terkait.

BAB II TIN"AUAN PU#TA$A 2.1. Anat%mi &an 'isi%l%gi #istem Perna(asan Anat%mi Paru $aru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai pan.ang 3 mm. $embentukan paru di mulai dari sebuah 4roo5e yang berasal dari Goregut. Selan.utnya pada 4roo5e ini terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu .aringan yang disebut $rimary 9ung 0ud. 0agian proksimal /oregut membagi diri men.adi 8 yaitu esophagus dan trakea. $ada perkembangan selan.utnya trakea akan bergabung dengan primary lung bud. $rimary lung bud merupakan +ikal bakal bron+hi dan +abang-+abangnya. 0ron+hial-tree terbentuk setelah embrio berumur 17 minggu# sedangkan al5eoli baru berkembang setelah bayi lahir dan .umlahnya terus meningkat hingga anak berumur % tahun. ,kuran al5eol bertambah besar sesuai dengan perkembangan dinding toraks. Dadi# pertumbuhan dan perkembangan paru ber.alan terus menerus tanpa terputus sampai pertumbuhan somati+ berhenti. Saluran perna/asan terdiri dari rongga hidung# rongga mulut# /aring# laring# trakea# bron+us dan paru. 9aring membagi saluran

2.1.1

perna/asan men.adi 8 bagian# yakni saluran perna/asan atas dan saluran perna/asan bawah. $ada perna/asan melalui paru-paru atau perna/asan e*ternal# oksigen di hantarkan melalui hidung dan mulut. $ada waktu berna/as# oksigen masuk melalui trakea dan pipa bron+hial ke al5eoli dan dapat erat hubungan dengan darah didalam kapiler pulmunaris. SIS:C= S19,B1) $CB)1$1S1)

4ambar 8.1 1natomi Sistem $ernapasan Sumber F httpF<<gurungeblog./iles.wordpress.+om<800%<11<sistemperna/asan.gi/ 3iakses tanggal 12 1pril 8013 2.1.2 'isi%l%gi Paru

,dara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmos/ir dan al5eolus akibat ker.a mekanik otot-otot. Seperti yang telah diketahui# dinding toraks ber/ungsi sebagai pelindung. Selama inspirasi# 5olume toraks bertambah besar karena dia/ragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot yaitu sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan otot skalenus dan interkostalis eksternus mengangkat iga-iga ($ri+e#8007" Selama pernapasan tenang# ekspirasi merupakan gerakan pasi/ akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru. $ada waktu otot interkostalis eksternus relaksasi# dinding dada turun dan lengkung dia/ragma naik ke atas ke dalam rongga toraks# menyebabkan 5olume toraks berkurang. $engurangan 5olume toraks ini

meningkatkan tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmos/ir men.adi terbalik# sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmos/ir men.adi sama kembali pada akhir ekspirasi ($ri+e#8007"

10

4ambar 8.8 !tot-otot $erna/asan SumberF Ilmu Gaal 3asar# Struktur dan Gungsi $erna/asan !tototot $erna/asan =ekanisme $embesaran :hora* :ahun 800% :ahap kedua dari proses pernapasan men+akup proses di/usi gas-gas melintasi membrane al5eolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0#2 ;m". Kekuatan pendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan /ase gas. :ekanan parsial oksigen dalam atmos/ir pada permukaan laut besarnya sekitar 1(& mm'g. $ada waktu oksigen di inspirasi dan sampai di al5eolus maka tekanan parsial ini akan mengalami penurunan sampai sekiktar 103 mm'g. $enurunan tekanan parsial ini ter.adi berdasarkan /akta
11

Bongga

bahwa udara inspirasi ter+ampur dengan udara dalam ruangan sepi anatomi+ saluran udara dan dengan uap air. ($ri+e#8007" 3alam keadaan beristirahat normal# di/usi dan

keseimbangan oksigen di kapiler darah paru-paru dan al5eolus berlangsung kira-kira 0#82 detik dari total waktu kontak selama 0#72 detik. 'al ini menimbulkan kesan bahwa paru-paru normal memiliki +ukup +adangan waktu di/usi. $ada beberapa penyakit misalH /ibosis paru# udara dapat menebal dan di/usi melambat sehingga ekuilibrium mungkin tidak lengkap# terutama sewaktu berolahraga dimana waktu kontak total berkurang. Dadi# blok di/usi dapat mendukung ter.adinya hipoksemia# tetapi tidak diakui sebagai /aktor utama (Bab#1&&7".

4ambar 8.3 4ambaran Bespirasi =anusia

12

SumberF

Ilmu Gaal 3asar# Struktur dan Gungsi $erna/asan !tototot $erna/asan =ekanisme $embesaran :hora* :ahun 800% Bongga

2.1.2.1

#istem Pertahanan Paru $aru-paru mempunyai pertahanan khusus dalam mengatasi berbagai kemungkinan ter.adinya kontak dengan aerogen dalam mempertahankan tubuh. Sebagaimana mekanisme tubuh pada umumnya# maka paru-paru mempunyai pertahanan seluler dan humoral. 0eberapa mekanisme pertahanan tubuh yang penting pada paru-paru dibagi atas(Bab#1&&7" F 1. Giltrasi udara $artikel debu yang masuk melalui organ hidung akan F Iang berdiameter 2-7 ; akan tertahan di oro/aring. Iang berdiameter 0#2-2 ; akan masuk sampai ke paru-paru Iang berdiameter 0#2 ; dapat masuk sampai ke al5eoli# akan tetapi dapat pula di keluarkan bersama sekresi. 8. =ukosilia 0aik mukus maupun partikel yang terbungkus di dalam mu+us akan digerakkan oleh silia keluar menu.u laring. Keberhasilan dalam mengeluarkan mu+us ini tergantung pada

13

kekentalan mu+us# luas permukaan bronkus dan akti5itas silia yang mungkin terganggu oleh iritasi# baik oleh asap rokok# hipoksemia maupun hiperkapnia. 3. Sekresi 'umoral 9okal Jat--at yang melapisi permukaan bronkus antara lain# terdiri dariF 9iso-im# dimana dapat melisis bakteri 9akto/eron# suatu -at yang dapat mengikat /errum dan bersi/at bakteriostatik Inter/eron# protein dengan berat molekul rendah mempunyai kemampuan dalam membunuh 5irus. Ig 1 yang dikeluarkan oleh sel plasma berperan dalam men+egah ter.adinya in/eksi 5irus. Kekurangan Ig 1 akan memudahkan ter.adinya in/eksi paru yang berulang. (. Gagositosis Sel /agositosis yang berperan dalam mem/agositkan mikroorganisme dan kemudian menghan+urkannya. =akro/ag yang mungkin sebagai deri5ate monosit berperan sebagai /agositer. ,ntuk proses ini diperlukan opsonim dan komplemen. Gaktor yang mempengaruhi pembersihan mikroba di dalam al5eoli adalahF

14

4erakan mukosiliar. Gaktor humoral lokal. Beaksi sel. 6irulensi dari kuman yang masuk. Beaksi imunologis yang ter.adi. 0erbagai /aktor bahan-bahan kimia yang menurunkan daya

tahan paru# seperti alkohol# stress# udara dingin# kortekosteroid# dan sitostatik. 2.1.2.2 #istem Perna(asan Pengertian Perna(asan $erna/asan atau respirasi# adalah menghirup udara dari luar yang mengandung !8 (oksigen" kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung !8

2.1.2.2.1

(karbon dioksida" sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. $enghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi (Syai/uddin# 8000". 2.1.2.2.2 'ungsi Perna(asan Gungsi perna/asan adalah

15

1.

=engambil oksigen kemudian dibawa oleh darah keseluruh pembakaran. tubuh (sel-selnya" untuk mengadakan

8.

=engeluarkan karbon dioksida yang ter.adi sebagai sisa pembakaran# kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh".

3.

dan melembabkan udara (Syai/uddin# 1&&7" $ertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah

dan udara berlangsung di al5eolus paru-paru. $ertukaran tersebut diatur oleh ke+epatan dan di dalamnya aliran udara timbal balik (perna/asan"# dan tergantung pada di/usi oksigen dari al5eoli ke dalam darah kapiler dinding al5eoli. 'al yang sama .uga berlaku untuk gas dan uap yang terhirup paru-paru merupakan .alur masuk terpenting dari bahan-bahan

berbahaya lewat udara pada paparan ker.a (A'!# 1&&3". $roses sistem perna/asan atau sistem respirasi

berlangsung dengan beberapa tahap yaitu F 1. 6entilasi yaitu pergerakan udara ke dalam dan keluar paru. 8. $ertukaran gas dalam al5eoli dan darah atau disebut pernapasan luar. 3. :ransportasi gas melalui darah.

16

(. $ertukaran gas antara darah dengan sel-sel .aringan atau disebut pernapasan dalam. 2. =etabolisme penggunaan !8 di dalam sel serta pembuatan !8 yang disebut pernapasan seluler. 2.1.2.2.3 Mekanisme $erja #istem Perna(asan $roses ter.adinya pernapasan terbagi 8 yaitu F 1. Inspirasi (menarik napas" 8. Ckspirasi (menghembus napas" Inspirasi adalah proses yang akti/# proses ini ter.adi bila tekanan intra pulmonal (intra al5eol" lebih rendah dari tekanan udara luar. $ada tekanan biasa# tekanan ini berkisar antara -1 mm'g sampai dengan -3 mm'g. $ada inspirasi dalam tekanan intra al5eoli dapat men+apai -30 mm'g. =enurunnya tekanan intra pulmonal pada waktu inspirasi disebabkan oleh mengembangnya rongga toraks akibat kontraksi otot-otot inspirasi. Ckspirasi adalah proses yang pasi/# proses ini

berlangsung bila tekanan intra pulmonal lebih tinggi dari pada tekanan udara luar sehingga udara bergerak keluar paru. =eningkatnya tekanan di dalam rongga paru ter.adi bila

17

5olume rongga paru menge+il akibat proses pengun+upan yang disebabkan oleh daya elastis .aringan paru. $engun+upan paru ter.adi bila otot-otot inspirasi mulai relaksasi. $ada proses ekspirasibiasa tekanan intra al5eoli berkisar antara K 1 mm'g sampai dengan K3 mm'g (1lagasa//# 8008" 0ahan yang dapat mengganggu sistem pernapasan adalah bahan yang mudah menguap dan terhirup saat kita berna/as. :ubuh memiliki mekanisme pertahanan untuk men+egah masuknya lebih dalam bahan yang dapat

mengganggu sistem pernapasan# akan tetapi bila berlangsung +ukup lama maka sistem tersebut tidak dapat lagi menahan masuknya bahan tersebut ke dalam paru-paru. 3ebu# aerosol dan gas iritan kuat menyebabkan re/leks batuk atau spasme laring (penghentian napas"# bila -at--at tersebut masuk ke dalam paru-paru dapat menyebabkan bron+hitis kronik# edema paru atau pneumonitis. $ara peker.a men.adi toleran terhadap paparan iritan berkadar rendah dengan meningkatkan sekresi mu+us# suatu mekanisme yang khas pada bron+hitis dan .uga terlihat pada perokok tembakau (A'!# 1&&2". 2.1.2.2. $e)e(atan Dan Pengen&alian Perna(asan

18

=ekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua /aktor utama. (a" kimiawi (b" pengendalian oleh sara/. 0eberapa /aktor tertentu merangsang pusat pernapasan yang terletak di dalam medula oblongata. 3an kalau dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh sara/ spinalis ke otot pernapasan yaitu otot dia/ragma dan otot interkostalis. $usat pernapasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls e/eren ke otot pernapasan. =elalui beberapa radi* sara/ ser5ikalis impuls ini diantarkan ke dia/ragma oleh sara/ /renikus dan di bagian yang lebih rendah pada sumsum belakang# impulsnya ber.alan dari daerah tora* melalui sara/ interkostalis untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot dia/ragma dan interkostal yang ke+epatan kira-kira lima belas kali setiap menit. Impuls a/eren yang dirangsang oleh pemekaran gelembung udara# diantarkan oleh sara/ 5agus ke pusat pernapasan di dalam medula. $engendalian se+ara kimiawi ini ialah /aktor utama dalam pengendalian dan pengaturan /rekuensi# ke+epatan dan

19

dalamnya gerakan pernapasan. $usat pernapasan di dalam sumsum sangat peka pada reaksiF kadar alkali darah harus dipertahankan. Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme# dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls sara/ yang beker.a atas otot pernapasan. Kedua# pengendalian# melalui sara/ dan se+ara kimiawi adalah penting. :anpa salah satunya orang tak dapat berna/as terus. 3alam hal paralisa otot pernapasan (interkostal# dan dia/ragma"# digunakan 5entilasi paru-paru atau suatu alat pernapasan buatan lainnya untuk melan.utkan pernapasan# sebab dada harus bergerak supaya udara dapat dikeluar masukkan paru-paru. Gaktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan ke+epatan dan dalamnya pernapasan. 4erakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk memberi energi yang diperlukan untuk peker.aan# akan menimbulkan kenaikan pada .umlah karbondioksida di dalam darah dan akibatnya pembesaran 5entilasi paru-paru. Cmosi# rasa takut dan sakit misalnya# menyebabkan impuls yang merangsang pusat pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara se+ara kuat. 'al yang kita ketahui semua. Impuls a/eren dari kulit menghasilkan e/ek serupa- bila badan di+elup dalam air dingin atau menerima

20

guyuran air dingin# maka penarikan napas kuat menyusul. $engendalian se+ara sadar atas gerakan pernapasan mungkin# tetapi tidak dapat di.alankan lama. !leh sebab gerakannya adalah otomatik. Suatu usaha untuk menahan napas untuk waktu lama akan gagal karena pertambahan karbondioksida yang melebihi normal di dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak. Ke+epatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernapas se+ara normal maka ekspirasi akan menyusul inspirasi# dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasi-istirahat. $ada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik dan urutannya men.adi F inspirasiistirahat-ekspirasi. 'al ini disebut pernapasan terbalik. Ke+epatan normal setiap menit F 0ayi baru lahir 30-(0 3ua belas bulan 30 3ari dua sampai lima tahun 8( !rang dewasa 10-80 4erakan pernapasan. 3ua saat ter.adi sewaktu pernapasanF (a" inspirasi dan (b" ekspirasi. Inspirasi atau menarik na/as adalah proses akti/ yang diselenggarakan oleh ker.a otot. Kontraksi dia/ragma

meluaskan rongga dada dari atas sampai bawah# yaitu 5ertikal. $enaikan iga-iga dan sternum yang ditimbulkan oleh kontraksi otot interkostalis# meluaskan rongga dada ke dua sisi dan dari belakang ke depan. $aru-paru yang bersi/at elastik
21

mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara. !tot interkostal eksterna diberi peran sebagai otot tambahan# hanya bila inspirasi men.adi gerak sadar. $ada ekspirasi# udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru kempes kembali# disebabkan si/at elastik paru-paru itu. 4erakan ini adalah proses pasi/. Ketika pernapasan sangat kuat# gerakan dada bertambah. !tot leher dan bahu membantu menarik igaiga dan sternum ke atas. !tot sebelah belakang dan abdomen .uga dibawa bergerak dan alae nasi (+uping atau sayap hidung" dapat kembang kempis. Kebutuhan tubuh akan oksigen 3alam banyak keadaan# termasuk yang telah disebut# oksigen dapat diatur menurut keperluan. !rang tergantung pada oksigen untuk hidupnya# kalau tidak mendapatkannya selama lebih dari empat menit akan menyebabkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan genting timbul bila misalnya seorang anak menudungi kepala dan mukanya dengan kantong plastik dan men.adi mati lemas. :etapi bila penyediaan oksigen hanya berkurang# maka pasien men.adi ka+au pikiran (menderita ano*ia serebralis" 'al ini ter.adi pada orang yang beker.a dalam ruangan sempit tertutup seperti dalam ruang kapal# di dalam tank atau ruang ketel uapF oksigen yang ada mereka

22

habiskan dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk bernapas atau tidak dipindahkan ke udara yang normal# maka mereka akan meninggal karena ano*emia atau disingkat ano*ia. Istilah lain adalah hipo*emia atau hipo*ia. 0ila oksigen di dalam darah tidak men+ukupi maka warna merahnya hilang dan berubah men.adi kebiru-biruan# bibir# telinga# lengan dan kaki pasien men.adi kebiru-biruan dan ia disebut menderita sianosis. !rang yang berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam o5en gas# bukan sa.a terkena ano*ia tetapi ia .uga menghirup karbon monoksida yang bersi/at ra+un dan yang segera bergabung dengan hemoglobin sel darah merah# menyingkirkan isi normal oksigen. 3alam hal ini# bibir tidak kebiru-biruan# melainkan merah +eri yang khas. $engobatan yang diperlukan adalah pengisapan dan pemberian oksigen dalam konsentrasi sampai lima kali .umlah oksigen udara atmos/er atau lima atmos/er. 2.1.3 *%lume &an $a(asitas Paru Perekaman Peru+ahan *%lume Paru,#(ir%metri =etode Sederhana untuk mempela.ari 5entilasi paru adalah dengan men+atat 5olume udara yang masuk dan keluar dari paru-paru menggunakan suatu alat yang disebut spirometri. 0entuk spirometri yang khas dilukiskan pada gambar dibawah ini.

23

4ambar 8.( Sumber F

Spirometer Sederhana 'all @ 4uyton. 800%. 0uku 1.ar Gisiologi Kedokteran. Dakarta. C4 . 'alF (&&

Spirometer ini terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan di atas bak air# dan drum tersebut diimbangi oleh suatu beban. 3alam drum terdapat gas untuk berna/as# biasanya udara atau oksigenH dan sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan ruang gas. 1pabila seseorang berna/as dari dank e dalam ruangan ini# drum akan naik turun dan ter.adi perekaman yang sesuai di atas gulungan kertas yang berputar. (4uyton @'all# 800%"

24

Spirogram menun.ukkan perubahan 5olume paru pada berbagai kondisi pernapasan. ,ntuk memudahkan pen.elasan mengenai peristiwa 5entilasi paru# maka udara dalam paru pada diagram dibagi men.adi empat volume dan empat kapasitas# yang merupakan ratarata pada laki-laki dewasa muda. (4uyton @ 'all# 800%"

4ambar 8.2 Spirogram Sumber F 'all @ 4uyton. 800%. 0uku 1.ar Gisiologi Kedokteran. Dakarta. C4 . 'al F 200 *%lume Paru $ada bagian kiri gambar# dituliskan empat 5olume paru# bila semuanya di.umlahkan# sama dengan 5olume maksimal paru yang mengembang. 1rti dari masing-masing 5olume sebagai berikutF

25

1.

Volume Tidal adalah 5olume udara yang di inspirasi atau ekspirasi setiap kali berna/as normal. 0esarnya kira-kira -.. mililiter pada laki-laki dewasa muda.

8.

Volume Cadangan Inspirasi adalah 5olume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas 5olume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat. 0esarnya kira-kira 3... mililiter pada laki-laki dewasa muda.

3.

Volume residu yaitu 5olume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat. 0esarnya kira-kira 12.. mililiter pada laki-laki dewasa muda.

(. Volume Cadangan Ekspirasi yaitu yaitu 5olume ekstra udara yang masih dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekpirasi normal. $a(asitas Paru ,ntuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru# kadang-kadang perlu menyatukan dua atau lebih 5olume diatas. Kombinasi seperti itu disebut sebagai kapasitas paru. 3ibagian kanan gambar spirogram dituliskan berbagai kapasitas paru yang penting# yang dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi. Ini adalah .umlah udara yang dapat dihirup

26

oleh seseorang# dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai .umlah maksimum. 0esarnya kirakira 3-.. mililiter pada laki-laki dewasa muda. 8. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah .umlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal. 0esarnya kirakira 23.. mililiter pada laki-laki dewasa muda. 3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah se.umlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seorang dari paru# setelah terlebih dahulu mengisi paru se+ara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya. 0esarnya kira-kira /.. mililiter pada laki-laki dewasa muda. (. Kapasitas paru total adalah 5olume maksimum yang dapat mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin. Dumlah ini sama dengan kapasitas vital ditambah volume residu. 0esarnya kira-kira -0.. mililiter pada laki-laki dewasa muda. Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen le ih kecil daripada pria# dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar daripada orang yang bertubuh ke+il dan astenis. (4uyton @ 'all# 800%"

27

*%lume Perna(asan #emenit #ama &engan 'rekuensi Perna(asan Dikali *%lume Ti&al 6olume pernapasan semenit adalah .umlah total udara baru yang masuk ke dalam saluran pernapasan tiap menit. 6olume pernapasan semenit ini sama dengan 5olume tidal dikalikan denga /rekuensi pernapasan per menit. 6olume tidal normal kira-kira 200 mililiter# dan /rekuensi pernapasan normal kira-kira 18 kali permenit. !leh karena itu# rata-rata 5olume pernapasan semenit sekitar 7 liter<menit. Seseorang dapat hidup untuk waktu yang singkat dengan 5olume pernapasan semenit serendah 1#2 liter<menit dan dengan /rekuensi pernapasan 8 sampai ( kali per menit. Grekuensi pernapasan kadang-kadang meningkat sampai (020 kali per menit# dan 5olume tidal dapat men.adi sama besar dengan kapasitas 5ital# kira-kira (700 mililiter pada laki-laki dewasa muda. Keadaan ini dapat menimbulkan 5olume pernapasan semenit lebih dari 800 liter< menit# atau lebih dari 30 kali normal. Kebanyakan orang tidak dapat menahan lebih dari setengah sampai dua per tiga .umlah ini selama lebih dari 1 menit. (4uyton @ 'all# 800%" Istilah Dalam Mengukur $a(asitas Paru 3alam pengukuran kapasitas paru dikenal beberapa istilah# seperti F

28

1. 6ital apasity (6 " < Kapasitas 6ital 1dalah 5olume udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya se+ara maksimum. 8. Gor+ed 6ital apasity (G6 " 1dalah 5olume udara maksimal yang dapat dikeluarkan se+ara paksa setelah inspirasi se+ara maksimal# diukur dalam liter. 3. Gor+ed C*piratory 6olume in Girst Se+ond (GC61" 1dalah 5olume udara yang dapat dikeluarkan se+ara paksa dalam waktu 1 detik# diukur dalam liter setalah melakukan inspirasi maksimal. $engukuran Kapasitas paru# disebut F 1. )ormal# bila F a. G6 L 70% dan GC61 L %0% b. Basio GC61 < G6 F 72-%0% 8. :idak normal# bila F a. !bstru+ti5e FGC61 M %0% b. Bestru+ti5e FG6 M 70% +. ombination FG6 %0% Sebagian daripada 5olume statis dari pada paru-paru dapat diukur dengan spirometer yaituF tidal 5olume dan kapasitas M 70% dan GC61 M

29

5ital (5ital +apa+ity". :idal 5olume adalah 5olume pernapasan normal yaitu dengan menghembuskan udara ekspirasi biasa ke dalam spirometer setelah inspirasi biasa. Kapasitas 5ital adalah 5olume ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal (Siregar# 8008". Aalaupun ekspirasi sudah maksimal# tetapi masih tetap ada udara yang tersisa dalam paru-paru disebut 5olume residu (residual 5olume". 6olume udara dalam paru-paru setelah ekspirasi normal disebut kapasitas residu /ungsional (Gun+tional Besidual +apa+ity". Kedua 5olume paru-paru yang terakhir ini tidak dapat diukur dengan spirometer. 6olume ini dapat diukur dengan menggunakan tekhnik pengen+eran gas (gas dilution" atau dengan $letismogra/. Kapasitas paru-paru (:otal 9ung apa+ity" adalah kapasitas 5ital K 5olume residu (Siregar# 8008". Bespirasi abnormal ini mempunyai karekteristik yaitu kekuatan ke+epatan ekspirasi yang lambat (GC61<G6 lambat".

Ini ter.adi pada orang yang asma atau empisemia# peningkatan 5oume residu dan residu /ungsional kapasitas dan penurunan kapasitas 5ital adalah hal yang paling mudah dilihat. $ada seseorang yang mengalami penyakit ini 5olume parunya sama dengan orang normal. ontohnyaF asma# bron+hitis# dan em/isema (!dhemila# 800%". $enyakit restrikti/ ditandai dengan kondisi lebih nyata oleh reduksi pada kapasitas total paru. 6entilasi
30

restrikti/ mungkin disebabkan kerusakan pulmonary# /ibrosi pulmo (kaku abnormal# non komplikasi paru"# atau karena nonpulmo de/i+it# men+akup kelemahan otot pernapasan#

kelumpuhan# dan kelainan bentuk atau kekakuan dari dinding dada (!dhemila#800%". $ada tes pulmonari# indi5idu yang mengalami 5entilasi restrikti/ memiliki penurunan kapasitas total paru# penurunan residu /ungsional# dan penurunan residu pulmonal. Ketika kekuatan kapasitas 5ital (G6 " mungkin sangat turun# kekuatan 5olume ekspirasinya pada waktu satu detik dibagi dengan kekuatan kapasitas 5ital (GC61<G6 " biasanya normal atau meningkat dari normal yang seharusnya mengalami penurunan karena tekanan keelastisan paru menurun (!dhemila#800%". Karena tekanan pleura drop memaksa paru men.adi in/lamasi# kedalaman pernapasan pada orang yang mengalami restrikti/ berbeda dibandingkan pada orang yang normal# dan meraka mengakhiri pernapasan dengan pernapasan dangkal dan +epat (!dhemila#800%". 4ambar 8.7 4ambar G6

31

4ambar 8.7 4ambar GC61 Ta+el Nilai '*1 2ml3 (a&a 4anita +er&asarkan Umur &an Tinggi Ba&an

:abel 8.% :abel )ilai G6 tinggi badan.

pada wanita berdasarkan umur dan

32

Sumber

F 3armanto# B. 800&. !espirologi !espirator" #edicine 'alF 822# Dakarta# C4 Ta+el Nilai '*1 2ml3 (a&a Pria +er&asarkan Umur &an Tinggi Ba&an

:abel 8.& :abel )ilai G6 tinggi badan.

pada pria berdasarkan umur dan

33

Sumber

F 3armanto# B. 800&. !espirologi !espirator" #edicine 'alF 823# Dakarta# C4

Ta+el Nilai 'E*1 2ml3 (a&a 4anita +er&asarkan Umur &an Tinggi Ba&an

:abel 8.10

:abel

)ilai

GC61

pada

Aanita

berdasarkan umur dan tinggi badan.

34

Sumber

F 3armanto# B. 800&. !espirologi !espirator" #edicine 'alF 827# Dakarta# C4 Ta+el Nilai 'E*1 2ml3 (a&a Pria +er&asarkan Umur &an Tinggi Ba&an

:abel 8.11

:abel

)ilai

GC61

pada

Aanita

berdasarkan umur dan tinggi badan.

35

Sumber

3armanto#

B.

800&.

!espirologi

!espirator" #edicine 'alF 827# Dakarta# C4 5angguan 'ungsi Paru Selain menilai kondisi organ paru# diagnosis penyakit paru perlu pula menentukan kondisi /ungsionalnya. 3engan mengetahui keadaan /ungsi paru#maka beberapa tindakan medis yang akan dilakukan pada penderita tersebut dapat diramalkan

keberhasilkannya# disamping itu progresi5itas penyakitnya akan dapat diketahui. !leh karena itu pemeriksaan /aal paru saat ini dikategorikan sebagai pemeriksaan rutin. 1. $enyakit $aru !bstrukti/ =enahun 0eberapa penyakit paru yang .elas se+ara anatomi# memberikan tanda kesulitan pernapasan yang mirip# yaitu terbatasnya .alan udara yang kronis# terutama bertambahnya resistensi terhadap .alan udara saat ekspirasi. Iang terpenting dalam gangguan ini adalah bronkitis kronis# bronkiolitis dengan terlihatnya +abang-+abang ke+il

berdiameter kurang dari 8 mm dan em/isema# ditandai dengan pembesaran rongga-rongga udara dibagian distal dari bronkioli terminalis dan kerusakan pada septa al5eoli. 0ronkitis dan bronkiolitis menambah resistensi .alan udara# karena proses peradangan dan sekret yang menyempitkan .alan udara. Kerusakan karena em/isema dinding septa tidak hanya mengurangi rekoil elastik

36

dari paru tetapi .uga disertai oleh penyakit .alan udara ke+il. Seringkali sulit membedakan se+ara klinik# keadaan ini sering disebut $enyakit $aru !bstrukti/ =enahun ($$!="# termasuk di dalamnya penyakit asma dan bronkiektasis. $enyakit asma biasanya ditandai dengan serangan obstruksi spasmodik .alan udara# tetapi kadang-kadang menyebabkan penyempitan .alan udara yang terusmenerus pada keadaan seperti asmatis bron+hitis kronik. 8. $enyakit paru Interstisial (Bestrikti/" $enyakit paru interstisal dimulai dengan proses peradangan interstisal terutama yang mengenai septa-septa# sel imunokompeten yang akti/ dan kemudian terkumpul di dinding al5eolar yang men.adi penyebab kerusakan. 1kibat yang paling ditakutkan dari penyakit ini adalah penebalan /ibrosis dinding al5eolar yang menimbulkan kerusakan menetap pada /ungsi perna/asan dan menga+aukan arsitektur paru. 0ersamaan dengan itu pembuluh darah dan menyebabkan pembuluh darah halus menyempit dan menyebabkan hipertensi pulmonalis# pelebaran dinding al5eolar dan kontraksi .aringan /ibrosis dapat menge+ilkan ukuran rongga udara dan paru men.adi berkurang kemampuannya# sehingga pertukaran gas mengalami gangguan. 3engan demikian penyakit paru

interstisial<restrikti/ merupakan penyebab utama paru men.adi kaku dan mengurangi kapasitas 5ital dan kapasitas paru.

37

2.1.3.1 Tan&a,tan&a &an 5ejala 5angguan 'ungsi Perna(asan 4angguan pada /ungsi pernapasan di tandai dengan keluhankeluhan utama berupa F batuk# sesak# batuk darah# nyeri dada (3anusantoso# 8000". 1. 0atuk 0atuk adalah suatu re/leks de/asi/ belaka yaitu untuk membersihkan saluran pernapasan dari sekrit (berupa mu+us"# bahan nekrotik# benda asing# dan sebagainya. Be/leks ini bisa pula ditimbulkan berbagai rangsangan pada mukosa saluran pernapasan dan .uga dari rangsangan pleura parietalis (3anusantoso# 8000". 0atuk yang menetap +enderung di dapat pada perokok# bron+hitis# asma# simesitis#dan kanker paru (Bab# 1&&7". 8. Sesak Keadaan ini merupakan akibat kurang lan+arnya pemasukan udara pada saat inspirasi atau pengeluaran udara saat ekspirasi# yang disebakan oleh adanya penyempitan ataupun penyumbatan pada tingkat bronkeolus< bronkus <trakea <larings. Sebab lain adalah karena berkurangnya 5olume paru yang masih ber/ungsi baik# .uga berkurangnya elastis paru# bisa .uga karena ekspansi paru terhambat (3anusantoso#8000". 3. 0atuk darah

38

1danya lesi saluran pernapasan dari hidung sampai paru yang .uga mengenai pembuluh darah. ,ntuk mengetahui penyebab batuk darah kita harus memastikan bahwa pendarahan tersebut berasal dari saluran pernapasan bawah# dan bukan berasal dari naso/aring atau gastro instestinal. 3engan perkataan lain bahwa penderita tersebut benar-benar batuk darah bukan muntah darah (1lsaga//# 8008". (. )yeri dada Keluhan ini dapat bersumber pada pleura parietalis# .antung# mediastinum dan dinding toraks (3anusantoso# 8000". 1danya berma+am-ma+am nyeri dada# nyeri yang terdapat pada sentral dan dada menun.ukkan adanya in/eksi pada trakea# nyeri yang terdapat pada samping dada yang karakteristik seperti ditusuk dan semakin sakit pada inspirasi menun.ukkan adanya pleuritis# nyeri .uga dapat disebabkan oleh herpes dan sulit dibedakan dengan nyeri yang berasal dari serabut sara/ kolumna 5ertebralis# nyeri .uga ter.adi akibat /raktur (Bab#1&&7". 2.1.3.2 'akt%r,!akt%r 6ang Men7e+a+kan Tim+uln7a 5angguan 'ungsi Paru 3ebu# aerosol dan gas iritan merupakan partikel yang menyebabkan gangguan saluran pernapasan. 1da beberapa /aktor yang mempengaruhi gangguan saluran pernapasan akibat inhalasi aerosol#

39

/aktor aerosol itu sendiri yaitu ukuran partikel# konsentrasi dan kelarutan dan /aktor manusia seperti kebiasaan merokok# ke+epatan aliran udara# pernapasan# ukuran paru dan /a+tor /amilial (1lsaga//# 8008". Selain gas dan aerosol# /aktor-/aktor yang menyebabkan timbulnya gangguan paru akibat inhalasi debu yaitu (Bosbinawati# 8008"F 1. ,kuran partikelnya 8. Konsentrasi 3. 9ama pa.anan (. Kerentanan indi5idu Gaktor lain yang dianggap sebagai pen+etus timbulnya gangguan paru adalah merokok# keturunan# perokok pasi/# polusi udara dan riwayat in/eksi pernapasan sewaktu ke+il (Iunus# 1&&8" ,mur merupakan salah satu karateristik yang mempunyai resiko tinggi terhadap gangguan paru terutama yang berumur (0 tahun keatas# dimana kualitas paru dapat memburuk dengan +epat. =enurut penelitian Duli Soemirat dan kawan-kawan dalam Bosbinawati (8008"# mengungkapkan bahwa umur berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru. Semakin bertambahnya umur maka ter.adi penurunan /ungsi paru di dalam tubuh. =enurut hasil penelitian Bosbinawati

40

(8008" ada hubungan yang bermakna se+ara statistik antara umur dengan ge.ala perna/asan. =asa ker.a penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang terpa.an dengan debu# aerosol dan gas iritan. =enurut hasil penelitian Bosbinawati (8008" menun.ukkan adanya hubungan yang bermakna antara masa ker.a seseorang semakin lama terpa.an dengan debu# aerosol dan gas iritan sehingga semakin mengganggu kesehatan paru. 1lat pelindung diri adalah perlengkapan yang dipakai untuk melindungi peker.a terhadap bahaya yang dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan ker.a. 1lat yang dipakai disini untuk melindungi sistem perna/asan dari partikel-partikel berbahaya yang ada di udara yang dapat membahayakan kesehatan. $erlindungan terhadap sistem perna/asan sangat diperlukan terutama bila ter+emar partikel-partikel berbahaya# baik yang berbentuk gas# aerosol# +airan# ataupun kimiawi. 1lat yang dipakai adalah masker# baik yang terbuat dari kain atau kertas wol (Irga# 800&". Biwayat merokok merupakan /aktor pen+etus timbulnya gangguan pernapasan# karena asap rokok yang terhisap dalam saluran na/as akan mengganggu lapisan mukosa saluran napas. 3engan demikian akan menyebabkan mun+ulnya gangguan dalam saluran napas. =erokok dapat menyebabkan perubahan struktur .alan na/as. $erubahan struktur .alan na/as besar berupa hipertro/i dan hiperplasia

41

kelen.ar mukus. $erubahan struktur .alan na/as ke+il ber5ariasi dari in/lamasi ringan sampai penyempitan dan obstruksi .alan na/as karena proses in/lamasi# hiperplasia sel goblet dan penumpukan se+ret intraluminar. $erubahan struktur karena merokok biasanya di hubungkan dengan perubahan<kerusakan /ungsi. $erokok berat dikatakan apabila menghabiskan rata-rata dua bungkus rokok sehari# memiliki resiko memperpendek usia harapan hidupnya 0#& tahun lebih +epat ketimbang perokok yang menghabiskan 80 batang sigaret sehari (1ntaruddin# 8003". Biwayat penyakit merupakan /aktor yang dianggap .uga sebagai pen+etus timbulnya gangguan pernapasan# karena penyakit yang di derita seseorang akan mempengaruhi kondisi kesehatan dalam lingkungan ker.a. 1pabila seseorang pernah atau sementara menderita penyakit sistem perna/asan# maka akan meningkatkan resiko timbulnya penyakit sistem pernapasan .ika terpapar debu. 8.8 $eker.a !perator S$0, !perator pompa bensin di S$0, (Stasiun $engisian 0ahan 0akar untuk ,mum" adalah salah satu kelompok peker.a yang mempunyai resiko menderita gangguan pada system respirasi. 9okasi S$0, yang di pinggir .alan raya dapat menimbulkan kebisingan serta /a+tor +emaran udara oleh karena -at--at tertentu# debu dan lain-lain sebagai akibat ker.a yang

42

merupakan /aktor-/aktor yang dapat berakibatnya timbulnya gangguan pada system respirasi. 0eberapa /aktor yang menyebabkan resiko gangguan pada system respirasi kaitannya dengan peker.aan sebagai operator S$0, antara lain emisi kendaraan bermotor# debu# -at--at senyawa yang terkandung dalam bahan bakar tersebut dan lain-lain. 8.8.1 1sap Kendaraan 0ermotor 0ahaya asap kendaraan disebabkan karena adanya -at--at berbahaya yang terkandung di dalam asap kendaraan. Jat- -at tersebut adalah F 1. Karbon dioksida Karbondioksida tergolong gas rumah ka+a# sehingga peningkatan kadar karbondioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi. 4as ini bersi/at ra+un# dapat menyebabkan rasa sakit pada mata# saluran perna/asan dan paru-paru. Dika masuk ke dalam darah melalui perna/asan# karbonmonoksida bereaksi dengan

hemoglobin dalam darah membentuk !'b (karboksihemoglobin". 8. )itrogen !ksida )!* bereaksi dengan bahan-bahan pen+emar lain dan menimbulkan /enomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya pandang# iritasi pada mata dan saluran pernapasan# membuat tanaman layu# serta menurunkan kualitas materi.

43

3. !ksida belerang Sul/ur dioksida bersi/at iritan kuat pada kulit dan lendir# pada konsentrasi 7-18 ppm mudah diserap oleh selaput lendir saluran perna/asan bagian atas# dan pada kadar rendah dapat menimbulkan spesme tergores otot-otot polos pada bron+hioli# speme ini dapat men.adi hebat pada keadaan dingin dan pada konsentrasi yang lebih besar ter.adi produksi lendir di saluran perna/asan bagian atas# dan apabila kadarnya bertambah besar maka akan ter.adi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai dengan paraly+is +ilia# dan apabila pemaparan ini ter.adi berulang kali# maka iritasi yang berulangulang dapat menyebabkan ter.adi hyper plasia dan meta plasia sel-sel epitel dan di+urigai dapat men.adi kanker. 8.8.8 =ekanisme $enurunan Gungsi $aru 1kibat $aparan 3ebu ,dara dalam keadaan ter+emar# partikel polutan ikut terinhalasi dan sebagian akan masuk ke dalam paru. Selan.utnya sebagian partikel akan mengendap di al5eoli. 3engan adanya pengendapan partikel dalam al5eoli# ada kemungkinan ter.adinya penurunan /ungsi paru. =enurut :homas# terdapatnya debu di al5eolus akan menyebabkan ter.adinya statis partikel debu dan dapat menyebabkan kerusakan dinding al5eolus dan merupakan salah satu /aktor predisposisi $$!=. 3ebu yang masuk saluran na/as menyebabkan timbulnya reaksi mekanisme pertahanan non spesi/ik berupa batuk# bersin# gangguan

44

transport mukosilier dan /agositosis oleh makro/ag. !tot polos disekitar .alan na/as dapat terangsang sehingga menimbulkan penyempitan. Keadaan ini biasanya ter.adi bila kadar debu melebihi nilai ambang batas. Sistem musikuler .uga mengalami gangguan dan menyebabkan produksi lendir bertambah. 0ila lendir makin banyak atau mekanisme pengeluarannya tidak sempurna ter.adi obstruksi saluran na/as sehingga resistensi .alan na/as meningkat. $artikel debu yang masuk ke dalam al5eoli akan /okus dan berkumpul di bagian awal saluran lim/e paru. 3ebu ini akan di /agositosis oleh makro/ag. 3ebu yang bersi/at toksik terhadap makro/ag seperti sili+a bebas merangsang terbentuknya makro/ag baru. =akro/ag baru mem/agositosis sili+a bebas tadi sehingga ter.adi auto lysis# keadaan ini ter.adi berulang-ulang. $embentukan dan destruksi makro/ag yang terus menerus penting pada pembentukan .aringan ikat kolagen dan pengendapan hialin pada .aringan ikat tersebut. Gibrosis ini ter.adi pada parenkim paru yaitu pada dinding al5eoli dan .aringan intertestial. 1kibat /ibrosis paru akan men.adi kaku dan menimbulkan gangguan pengembangan paru yaitu kelainan /ungsi paru yang restrikti/. Salah satu /aktor yang paling sulit diukur adalah kerentanan dari indi5idu. Seorang indi5idu yang terekspos debu dilingkungan ker.a

45

dengan konsentrasi yang sama dan eksposure duration yang sama dapat memberikan kelainan klinis yang berbeda. 'al ini disebabkan karena adanya 5ariasi +learan+e dari paru. Gaktor genetik penyakit paru yang ada dan adanya e/ek dari merokok. 2.2.3 Asma Aki+at $erja 6ang Dise+a+kan 8leh Pen7akit #ensitisasi Dan 9at Perangsang 6ang Dikenal 6ang Bera&a Dalam Pr%ses Pekerjaan 1sma akibat ker.a (asma ker.a" disebabkan oleh penyebab -at kimia sensitasi maupun -at perangsang yang dikenal berada dalam peker.aan atau lingkungan ker.a. 1sma akibat ker.a tersebut adalah asma bron+hial tetapi etiologinya bukan hanya allergen melainkan .uga -at kimia perangsang (iritan". ,ntuk .enis penyakit paru akibat ker.a ini baik -at perangsang maupun penyebab sensitisasi dapat menimbulkan asma akibat ker.a. Jat pearangsang atau penyebab sensitisasi demikian sangat besar .umlahnya yaitu sekitar (00 ma+am. Dumlah tersebut akan berkembang terus. $enyebab sensitisasi meliputi bahan yang berasal dari tumbuhan atau hewanH logam terutama gram-garamnya seperti platina # krom dan nikelH senyawa organis misalnya /ormal dehidaH /enilendiaminH isosianat khususnya toluene diisosianatH anhidrida trimetilatH anhidrida /talatH resin epoksiH -at pewarna yang mudah bereaksiH dan banyak lainnyaH obat-obatan khusususnya antibiotikaH dan en-im seperti deter.en yang berasal dari mikroorganisme# pepsin# papain# dsbnya. Jat perangsang penyebab asma akibat ker.a adalah
46

alkaliH asam dan oksigen kuat (ammonia# klor# asam klorida# /osgen# asam /luoride# oksida# nitrogen atau sul/ur# seng klorida# dll"H dan debu inert pada kadar sangat tinggi. $ada asma akibat ker.a yang menyebabkan baik -at perangsang maupun penyebab sensitisasi ter.adi obstruksi saluran na/as akut yang re5ersible akibat bronkho-konstruksi# edena dan peradangan saluran na/as# dan sekresi mukosa yang diinduksi oleh papara -at peragsang maupun penyebab sensitisasi dari peker.aan atau lingkungan ker.a. 3ari sudut klinis# asma akibat ker.a tidak berbeda dari tipe asma lainnya. $eker.a menyebut penyakit tersebut dengan kata engek atau mengi$ 4e.ala dan tanda penyakit yang khas adalah sesak dengan na/as yang berbunyi sehingga dari .arak .auh suara na/as sudah dapat di dengar.pada indi5idu yang rentan# penyebab sensitisasi merangsang produksi suatu imonogalobinH pada indi5idu non-atopik

hipersensiti5itas mungkin diperentarai oleh antibody imunoglobin yang tersensitasi .angka pendek. Jat kimia yang berat molekulnya ke+il seperti ion logam atau isosianat dapat beker.a sebagai hapten dan membentuk allergen lengkap yang menyebabkan ge.ala serupa asam. Jat perangsang beker.a melalui ter.adinya troma .aringan langsung. ,.i klinis terhadap asam dilakukan sesuai keperluanH pengu.ian pemaparan kembali ditempat ker.a selama suatu periode waktu bebas ge.ala dapat memperkuat diagnosis asama akibat ker.a tampa identi/ikasi penyebab penyakit.

47

1gar asma akibat ker.a tidak timbul pada peker.a# sangat perlu upaya teknis teknologis pengendalian kadar pen+emaran bahan atau -at kimia udara ruang ker.a. Duga penting dilakukan upaya perlindungan kepada peker.a dengan biasa menggunakan alat pelindung perna/asan yang tepat. $rogram kesehatan ker.a men+egah agar peker.a yang

rentan terhadap e/ek polutan seperti pereorangan yang atopi+ dan penderita penyakit radang paru kronis tidak berada dalam resiko tinggi menderita penyakit tersebut dan diterapkannya deteksi dini terhadap peker.a yang terkena asam akibat ker.a sehingga upaya pre5enti/ dan .uga promoti/ dapat diselenggarakan lebih e/ekti/. 8.3 'ubungan 0eker.a Sebagai !perator S$0, dengan :er.adinya $enurunan Kapasitas $aru !perator pompa bensin di S$0, (Stasiun $engisian 0ahan 0akar untuk ,mum" adalah salah satu kelompok peker.a yang mempunyai resiko menderita gangguan pada system respirasi. 9okasi S$0, yang di pinggir .alan raya dapat menimbulkan kebisingan serta /a+tor +emaran udara oleh karena -at--at tertentu# debu dan lain-lain sebagai akibat ker.a yang merupakan /aktor-/aktor yang dapat berakibatnya timbulnya gangguan pada system respirasi baik itu gangguan berupa restrikti/ maupun obstrukti/. Salah satu penanda ter.adinya gangguan respirasi bisa dilakukan dengan pengukuran kapasitas /ungsi paru (Biyadina# 8008"

48

2.

$erangka $%nse(
VARIABEL INDEPENDEN Jenis Pekerjaan Pegawai Operator SPBU Pegawai Non SPBU

VARIABEL DEPENDEN !apasitas Par" #espon$en

4ambar 8.10

Kerangka Konsep

49

2.- $erangka Te%ri


Operator SPBU

8&isi !en$araan Ber&otor

1e'"

7at !i&ia

5 O

NO
6

SO
6

-erin3a(asi 1a(a& rongga 4i$"ng akan $iproses #eaksi perta3anan non spesi*ik #eaksi perta3anan spesi*ik

7at 2ritan

4'5O

2ritan k"at

Paparan 'er"(ang

12serap o(e3 &"kosa sa("ran na*as 'agian atas

Peningkatan Sensi*itas Bronko konstriksi% e$e&a% pera$angan O'str"ksi Sa() Na*as +k"t 'ersi*at #e,ersi'e(

Pe&'engkakan /"kosa

Otot Po(os /en0e&pit

Siste& /"kosi(ier

Pen0e&pitan Sa() Na*as

Pen0e&pitan Sa() Pernapasan

Pro$"ksi Sekret 'er(e'i3an

Pen0e&pitan Sa() Na*as

4ambar 8.11 Kerangka :eori


-es Uji ."ngsi !apasitas Par" /en"r"n 50

2./

Hi(%tesa '0 F :idak terdapat perbedaan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan pegawai S$0, di wilayah Kota =ataram '1 F :erdapat perbedaan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan pegawai S$0, di wilayah Kota =ataram

51

BAB III MET8DE PENELITIAN 3.1 "enis &an :an)angan Penelitian $enelitian ini menggunakan Denis penelitian o servational analitik dengan ran+angan penelitian case control stud" yaitu ran+angan penelitian epidemiologi dengan +ara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya karena penelitian kasus kontrol merupakan satu-satunya +ara yang relati/ murah# mudah dan +epat untuk men+ari asosiasi antara /aktor risiko dengan penyakit yang .arang ditemukan (Suradi# 8008". $enelitian ini bertu.uan untuk mengetahui perbandingan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan non-S$0, diwilayah Kota =ataram.

!apasitas Par" Nor&a( 9: !as"s !apasitas Par" -i$ak Nor&a( 9;: 9Pegawai SPBU:

52

!apasitas Par" Nor&a( 9:

5ontro( 9Pegawai Non SPBU:

!apasitas Par" -i$ak Nor&a( 9;:

3.2

4aktu &an Tem(at Penelitian $enelitian ini dilakukan mulai tanggal 1 3esember 8018 sampai 30 =ei 8013. $enelitian dilakukan di S$0, wilayah Kota =ataram. S$0, yang termasuk dalam wilayah Kota =ataram antara lainF 1. S$0, Karang Dangkong 8. S$0, =ayura 3. S$0, Kekalik (. S$0, Sayang-Sayang )o. S$0, 2( %38 01 )o. S$0, 2( %38 08 )o. S$0, 2( %38 03 )o. S$0, 2( %38 0(

2. S$0, $rimkopal 9anal =ataram )o. S$0, 2( %38 02 7. S$0, 3asan ermen 7. S$0, 0ertais %. S$0, 9ingkar Selatan )o. S$0, 2( %38 07 )o. S$0, 2( %38 07 )o. S$0, 2( %38 0%

53

&. S$0, $elembak ,3 =unakti 10. S$0, Selagalas 3.3 *aria+el &an De!inisi 8(erasi%nal 3.3.1 6ariabel !perasional

)o. S$0, 2( %38 0& )o. S$0, 2( %38 10

6ariabel independen dalam penelitian ini adalah pegawai operator S$0, (Kelompok kasus" dan pegawai )on-S$0, (Kelompok +ontrol". Sedangkan 5ariabel dependennya adalah kapasitas paru (e/ek". 3.3.8 3e/inisi !perasional

3.3.8.1 $eker.a !perator S$0, dan $egawai Supermarket !perator pompa bensin di S$0, (Stasiun $engisian 0ahan 0akar untuk ,mum" adalah salah satu kelompok peker.a yang mempunyai resiko menderita gangguan pada system respirasi. 9okasi S$0, yang di pinggir .alan raya dapat menimbulkan kebisingan serta /aktor +emaran udara oleh karena -at--at tertentu# debu dan lain-lain sebagai akibat ker.a yang merupakan /aktor-/aktor yang dapat berakibatnya timbulnya gangguan pada system respirasi (Biyadina# 8008" 3.3.8.8 Kapasitas $aru

54

Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa 5olume paru dan dibagi men.adi empat bagian# yaituF 1. Kapasitas Inspirasi# sama dengan 5olume tidal K 5olume +adangan inspirasi. 0esarnya N 3200 ml# dan merupakan .umlah udara yang dapat dihirup seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai .umlah maksimum. 8. Kapasitas Besidu Gungsional# sama dengan 5olume +adangan ekspirasi K 5olume residu. 0esarnya N 8300 ml# dan merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru pada akhir eskpirasi normal. 3. Kapasitas 6ital# sama dengan 5olume +adangan inspirasi K 5olume tidal K 5olume +adangan ekspirasi. 0esarnya N (700 ml# dan merupakan .umlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru# setelah terlebih dahulu mengisi paru se+ara maksimal dan kemudian

mengeluarkannya sebanyak-banyaknya. (. Kapasitas $aru :otal# sama dengan kapasitas 5ital K 5olume residu. 0esarnya N 2%00ml# adalah 5olume maksimal dimana paru dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa. 6olume dan kapasitas seluruh paru pada wanita N 80 > 82% lebih ke+il daripada pria# dan

55

lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang yang bertubuh ke+ildan astenis. 3alam pengukuran kapasitas paru dikenal beberapa istilah# seperti F 1. 6ital apasity (6 " < Kapasitas 6ital 1dalah 5olume udara maksimum yang dapat

dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya se+ara maksimum. 8. Gor+ed 6ital apasity (G6 " 1dalah 5olume udara maksimal yang dapat

dikeluarkan se+ara paksa setelah inspirasi se+ara maksimal# diukur dalam liter.

3. Gor+ed C*piratory 6olume in Girst Se+ond (GC61" 1dalah 5olume udara yang dapat dikeluarkan se+ara paksa dalam waktu 1 detik# diukur dalam liter setalah melakukan inspirasi maksimal. 3. #u+jek Penelitian 3. .1 P%(ulasi Penelitian

56

$opulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas ob.ek atau sub.ek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipela.ari dan kemudian ditarik kesimpulan ()otoatmo.o# 8010". $opulasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai yang beker.a di S$0, wilayah =ataram dan pegawai non-S$0, di wilayah Kota =ataram. 1. 8. 3. (. 2. 7. 7. %. &. S$0, Karang Dangkong S$0, =ayura S$0, Kekalik S$0, Sayang-Sayang S$0, $rimkopal 9anal =ataram S$0, 3asan ermen S$0, 0ertais S$0, 9ingkar Selatan S$0, $elembak ,3 =unakti

10. S$0, Selagalas 3. .2 #am(el Penelitian 1. Sampel

57

Sampel penelitian akan diambil se+ara a+ak dengan menggunakan simple random sampling. Semua sampel yang didapat dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai .umlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi. 1dapun beberapa kriteria yang dapat di.adikan sebagai sample penelitian sebagai berikutF Kriteria Inklusi 1. $egawai S$0, yang beker.a outdoor di wilayah =ataram 8. $egawai non-S$0, yang beker.a indoor di wilayah =ataram 3. 9aki-laki dan $erempuan (. 0erusia 80 > 20 tahun 2. 0eker.a minimal 18 bulan. 7. :elah<pernah mengidap penyakit paru setelah beker.a di S$0,. Kriteria Cksklusi 1. :idak bersedia ikut dalam penelitian 8. $erokok 3. :elah mengidap $enyakit $aru sebelum beker.a di S$0, (. 1da riwayat menderita $DK atau penyakit .antung lainnya.
58

0.

ara $emilihan Sampel Bumus yang digunakan untuk men+ari besar sampel baik +ase

+ontrol maupun khohor adalah sama# terutama .ika menggunakan ukuran proporsi. 'anya sa.a untuk penelitian khohor# ada .uga yang menggunakan ukuran data kontinue (nilai mean". 0esar sampel untuk penelitian +ase +ontrol adalah bertu.uan untuk men+ari sampel minimal untuk masing-masing kelompok kasus dan kelompok kontrol. Kadang-kadang peneliti membuat perbandingan antara .umlah sampel kelompok kasus dan kontrol tidak harus 1 F 1# tetapi .uga bisa 1F 8 atau 1 F 3 dengan tu.uan untuk memperoleh hasil yang lebih baik (Suyatno# 8008". 1dapun rumus yang banyak dipakai untuk men+ari sampel minimal penelitian +ase-+ontrol adalah sebagai berikutF $ada studi kasus +ontrol peneliti menggunakan odds ratio (!B" sebagai perkiraan hasil yang diinginkan. 3engan demikian apabila $ 1O $roporsi kasus dan $0 O $roporsi kontrol# makaF $0 O 0ila !B O 11#333# $1 O 0#73 makaH $0 O 0#73 11#33 (1 > 0#73" K 0#73 O 0#73
59

3#7%&1 O 0# 1&8727%& $0 O 0#8 Setelah diketahui proporsi kontrol# maka bisa digunakan rumus perhitungan sebagai berikutF n O (( J1-P<8Q(8$R" K J1-Q($1R1 K $0R0" "? $1 > $0 Keterangan F n $1 $0 $ O 0esar Sampel O $roporsi paparan pada kelompok kasus (sakit" O proporsi paparan pada kelompok kontrol atau tidak sakit O Bata-rata $1 dan $0# maka ($1K$0"<8

J1-P<8 O )ilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat kemaknaan P (untuk P O 0#02 adalah 1#&7" J1- O )ilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa (power" sebesar diinginkan (untuk SO0#10 adalah 1#8%" R1 R O 1 > $1 dan R0 O 1 > $0 O1>$

60

3iketahui F $1 $0 $ O 0#73 O 0#8 O ($1K$0"<8 O (0#73 K 0#8"<8 O 0#(72 J1-P<8 O )ilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat kemaknaan P (untuk P O 0#02 adalah 1#&7" J1- O nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa(power" sebesar diinginkan (untuk SO0#10 adalah 1#8%" R1 O 1 > $1 dan O 1 > 0#73 O 0#87 R0 O 1 > $0 O 1- 0#8 O 0#%

61

O1>$ O 1 > 0#(72 O 0#232 =aka perhitungan sampelnya sebagai berikut F

O ( 1#&7Q(8.0#(72.0#273" K 1#8%Q(0#73.0#87 K 0#8.0#%" "? 0#73 > 0#8

O ( 1#&7Q(0#2832&" K 1#8%Q(0#1&71 K 0#17" "? 0#73 > 0#8

O ( 1#(1%8(77 K 0#77(&00(1 "? 0#73 > 0#8

O ( 8#1%31(7"? 0#23

n n

O %#&& O&

Dadi# sampel minimum dalam penelitian ini adalah & orang. 3engan menggunakan perbandingan antara kasus dengan kontrol sebesar 8 F 1 maka .umlah sampel sebagai kelompok kontrol sebanyak & orang# dan kelompok kasus sebanyak 1% orang. 3ikarenakan .umlah populasi men+apai 1%& orang# peneliti bermaksud menambah .umlah sampel dengan +ara meningkatkan kelipatan perbandingan men.adi ( F 8

62

sehingga .umlah sampel pada kelompok kasus men.adi 37 orang dan pada kelompok kontrol men.adi 1%. 'al ini dilakukan dengan tu.uan untuk meningkatkan keakuratan data. 3.Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrument dalam penelitian ini antara lain meteran dan timbangan badan untuk mengukur tinggi badan# lingkar dada# dan berat badan responden. Spirometri analog digunakan untuk mengukur kapasitas paru responden. 3./ Teknik Pengum(ulan Data $engumpulan data untuk penelitian ini diperoleh dari data primer. 3ata diperoleh langsung dari responden melalui angket yaitu pengumpulan data dengan menyebarkan /ormulir responden pada pegawai yang beker.a di S$0, wilayah =ataram dan pegawai non-S$0, di wilayah =ataram. Selain membagikan lembar lembar /ormulir responden# akan dilakukan .uga pemeriksaan /isik meliputi tinggi badan# dan kapasitas paru.

63

3.;

:an)angan Penelitian
Pengisian .or&"(ir #espon$en% Sa&pe( Pe&eriksaan .isik< -inggi Ba$an Peng"k"ran !apasitas par"

/engana(isa 3asi( Pe&eriksaan

4ambar 3.1 3.0

Ban+angan $enelitian

1ara Penelitian 3.%.1 $eneliti memberikan surat permohonan i-in melakukan penelitian kepada 01$$C31 Kota =ataram. 3.%.8 Setelah mendapatkan i-in# peneliti meneruskan surat pengantar dari 01$$C31 ke 'iswana =igas ):0 dan Supermarket )iaga Sriwi.aya =ataram. 3.%.3 Setelah mendapat i-in dari 'iswana =igas ):0# peneliti meneruskan surat pengantar dari 'iswana =igas ):0 dan

64

01$$C31 untuk di serahkan ke masing-masing S$0, yang berada di wilayah Kota =ataram. 3.%.( Setelah mendapat kelompok kontrol dan kelompok kasus sesuai dengan kriteria inklusi# kemudian melakukan pemeriksaan /isik. 3.%.2 Setelah itu# kemudian data yang dikumpulkan di analisis oleh peneliti. 3.< Analisa Data 3.&.1 1nalisa ,ni5ariat 1nalisa uni5ariat digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik masing-masing 5ariable independen yaitu .enis peker.aan (pegawai S$0, dan pegawai )on-S$0," dan 5ariable dependen yaitu kapasitas paru. 3.&.8 1nalisa 0i5ariat 1nalisa bi5ariat dilakukan untuk melihat perbandingan antara 5ariable dependen dan 5ariable independen. Karena ran+angan penelitian ini adalah case control% digunakan u.i statistik &dds !atio (!B" O 13<0 . 3igunakan .uga table silang 8*8 dengan tingkat keper+ayaan &2% (P O 0#02"

65

$eker.aan

Kapasitas $aru :idak )ormal

Kapasitas $aru )ormal 0 3

:otal

$egawai S$0, $egawai )on-S$0, :otal

1K0 K3 1K K0K3

1K

0K3

:abel 3.8 1nalisa Silang 0i5ariat ,ntuk analisa pada penelitian ini menggunakan u.i 1)!61 untuk menganalisa perbedaan atau perbandingan dua buah 5ariable. 3asar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signi/ikan (nilai P" sebesar &2%F
a. Dika nilai p T P (P O 0#02" maka hipotesis penelitian '0 diterima. b. Dika nilai p U P (P O 0#02" maka hipotesis penelitian '0 ditolak.

66

BAB I* HA#IL DAN PEMBAHA#AN PENELITIAN (.1 'asil $enelitian dan $embahasan $enelitian ini dilaksanakan di S$0, yang terdapat di kota =ataram dan dilaksanakan di Supermarket (non S$0," yang terdapat pada wilayah kota =ataram. Sampel yang diambil ber.umlah 2( orang. Sampel yang ber.umlah 2( orang terdiri dari 1% orang pegawai )on-S$0, atau pegawai Supermarket# dan 37 orang yang beker.a sebagai operator S$0,. (.1.1 1nalisa ,ni5ariat 3eskripsi data yang diperoleh dalam penelitian ditun.ukkan dalam table berikut. :abel (.1 Grekuensi dan $ersentase Besponden berdasarkan :empat 0eker.a

:empat 0eker.a

Dumlah (orang"

$ersen

S$0,

37

77.7

)on-S$0,

1%

33.3

67

77#7% 33#3%

Sumber F 3ata $rimer yang diolah 3ari table (.1 dan diagram di atas dapat dilihat bahwa responden yang beker.a pada )on-S$0, ber.umlah 1% orang atau 33#3% dari 2( orang# sedangkan responden yang beker.a pada S$0, ber.umlah 37 orang atau 77#7% dari 2( orang.

68

:abel (.8 Grekuensi dan $ersentase Besponden berdasarkan Denis Kelamin

Denis Kelamin

Dumlah (!rang"

$ersen

9aki-9aki

33

71.1

$erempuan

81

3%.&

71#1% 3%#&%

Sumber F 3ata primer yang diolah 3ari table (.8 dan diagram di atas dapat dilihat bahwa responden yang ber.enis kelamin perempuan ber.umlah 81 orang atau 3%#&% dari 2( orang# sedangkan responden yang ber.enis kelamin laki-laki ber.umlah 33 orang atau 71#1% dari 2( orang.

69

:abel (.3 Grekuensi dan persentase responden berdasarkan ,mur ,mur 80 - 30 31 - (0 (1 - 20 Dumlah (!rang" 33 18
9

$ersen 71.1 88.8


16)7

71#1 %

88#8% 17#7%

Sumber F 3ata primer yang diolah 3ari tabel (.3 dan diagram di atas dapat dilihat bahwa responden yang berumur 80 > 30 tahun ber.umlah 33 orang atau 71#1% dari 2( orang. Besponden yang berumur 31 > (0 tahun ber.umlah 18 orang atau 88#8% dari 2( orang. 3an responden yang berumur (1 > 20 tahun ber.umlah & orang atau 17#7% dari 2( orang.

70

:abel (.(

Grekuensi dan $ersentase nilai GC61

)ilai GC61

Dumlah (!rang"

$ersen

Kurang dari %0%

38

2&.3

%0% Keatas

88

(0.7

2&#3% (0#7%

Sumber F 3ata primer yang di olah 3ari tabel (.( dan histogram diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki nilai GC61 kurang dari %0% ber.umlah 38 orang atau 2&#3% dari 2( orang. Besponden yang memiliki nilai GC61 sebesar %0% dan lebih ber.umlah 88 orang atau (0#7% dari 2( orang.

:abel (.2

Grekuensi dan $ersentasi nilai G6


71

G6

Dumlah (!rang"

$ersen

Kurang dari 72%

11

80.(

72% Keatas

(3

7&.7

7&#7%

80#(%

Sumber F 3ata $rimer Iang di !lah 3ari table (.2 dan histogram diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki nilai G6 kurang dari 72% ber.umlah 11 orang atau 80#(% dari 2( orang. Besponden yang memiliki nilai G6 ber.umlah (3 orang atau 7&#7% dari 2( orang. sebesar 72% dan lebih

:abel (.7

Grekuensi dan $ersentase nilai Batio (GC61<G6 "

72

Batio (GC61<G6 "

Dumlah (!rang"

$ersen

Kurang dari %0%

38

2&.3

%0% Keatas

88

(0.7

2&#3% (0#7%

Sumber F 3ata $rimer yang 3iolah 3ari table (.7 dan histogram diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki nilai Batio (GC61<G6 " kurang dari %0% ber.umlah 38 orang atau 2&#3% dari 2( orang. Besponden yang memiliki nilai G6 sebesar %0% dan lebih ber.umlah 88 orang atau (0#7% dari 2( orang. (.1.8 1nalisa 0i5ariat
73

:abel (.7

rosstab Denis peker.aan dengan nilai Batio (GC61<G6 "

Pekerjaan:es(%n&en = Nilai :ati% 2'E*1>'*13 :es(%n&en 1r%ssta+ulati%n )ilai Batio (GC61<G6 " Besponden M%0% $eker.aan Besponden S$0, )on-S$0, 8& %0.7% 3 17.7% 38 2&.3% Sumber F 3ata $rimer yang 3iolah 0erdasarkan 2( orang yang sampel yang sudah peneliti lakukan# didapatkan sebanyak 8& orang atau %0#7% peker.a S$0, yang memiliki nilai Batio (GC61<G6 " dibawah %0%# dan sebanyak 7 orang atau 1&#(% peker.a S$0, yang memiliki nilai Batio (GC61<G6 " %0% atau lebih. Sedangkan pada peker.a )on-S$0, di dapatkan 3 orang atau 17#7% peker.a yang memiliki nilai Batio (GC61<G6 " kurang dari %0%# dan didapatkan 12 orang atau %3#3% peker.a yang memiliki nilai Batio (GC61<G6 " %0% atau lebih. 3engan nilai !dds BatioF !B O 13 0 !B O 8&*12 7*3 TO%0% 7 12 :otal 37 1%

1&.(% 100.0% %3.3% 100.0% 88 2( (0.7% 100.0%

:otal

74

!B O (32 81 !B O 80#71 :abel (.% :abel ,.i Komparasi Denis $eker.aan dengan Kapasitas $aru
Descriptives Ratio (FEV1/FVC) Std. N Non(S)%& S)%& 1otal Mean Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean #o$er %o!nd */.-50* ,-..0-,,.01-. &''er %o!nd 90.10+* ,9.-.5/ *..,,10 Mini ! /9.5. 59.059.0Ma"i ! 99.+* 9/... 99.+*

1* 9+.19,* ,.9-9+. 1.*/**9 ./ ,5.,**9 1+.1*/*/ 1./9,*1 50 *+.5919 11./0911 1.5*5-0

Test of Homogeneity of Variances Ratio (FEV1/FVC) #evene Stati2tic ./55 df1 1 df5Si3. .0--

ANOVA Ratio (FEV1/FVC) S! %et$een 5ro!'2 6it7in 5ro!'2 1otal of S4!are2 -091..9. 0,++.*+. ,19-.19/ Df 1 55. Mean S4!are -091..9. 9+.0++ F -,.5/+ Si3. .+++

Sumber F 3ata $rimer yang 3iolah 3ari output tersebut dapat disimpulkanF 1. Bata-rata nilai Batio GC61<G6 pada pegawai )on-S$0, &0#1&7%% dan rata-rata nilai rata-rata ratio GC61<G6 pada pegawai S$0, 72#7%%&%.

75

8. 'asil perhitungan u.i homogenitas 5arians dengan 9e5ene Statisti+s menun.ukkan nilai sebesar 0#722 dengan signi/ikansi 0#(88. ,.i homogenitas 5arians adalah pengu.ian terhadap asumsi dalam u.i 1)!61# yaitu homogenitas dari 5arians. Karena nilai Sig yang lebih besar dari le5el keper+ayaan# maka keputusan yang diambil adalah menerima '0. Itu berarti 5arians dari )ilai Batio GC61<G6 pada

pegawai S$0, dan )on-S$0, adalah hampir sama. 3engan hasil tersebut maka pengu.ian 1)!61 dengan menggunakan u.i G bias dilakukan. 3. 'asil analisa menun.ukkan nilai G hitung sebesar 87#270 dengan nilai signi/ikansi sebesar 0#000. Ini berarti menun.ukkan nilai signi/ikansi atau p 5alue kurang dari P (0#02". Dadi 'o ditolak# atau terbukti se+ara signi/ikans terdapat perbedaan nilai Kapasitas $aru pada pegawai S00, dengan pegawai )on-S$0,. .2 $ETE:BATA#AN PENELITIAN 1. $eneliti mengabaikan beberapa /aktor yang dapat mempengaruhi dari kapasitas paru dalam penelitian ini seperti# akti5itas sehari-hari# rutinitas olahraga# dll. 8. $eneliti .uga tidak mengukur beberapa -at yang dimaksud dalam teori seperti kandungan !# )!*# S!*# .enis debu yang terkait dikarenakan

memerlukan alat yang tidak dapat di.angkau oleh peneliti. 3. 'al-hal di atas dikarenakan terbatasnya .umlah waktu dan sampel untuk diteliti# selain itu .uga karena keterbatasan kemampuan peneliti.
76

BAB * PENUTUP -.1 #IMPULAN 0erdasarkan hasil dan pembahasan tentang $erbandingan Kapasitas $aru pada $egawai S$0, dengan $egawai )on-S$0, di Ailayah Kota =ataram $eriode 3esember 8018 s<d =ei 8013 dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikutF 1. 3ari hasil analisa data pada pegawai S$0, dapat dilihat dari 37 orang pegawai# 8& orang atau %0#7% didapatkan ter.adi penurunan pada Kapasitas $aru dikarenakan nilai Batio (GC61<G6 " kurang dari %0%#

77

sedangkan 7 orang atau 1&#(% memiliki Kapasitas $aru normal karena nilai Batio (GC61<G6 " sebesar %0% atau lebih. 8. 3ari hasil analisa data pada pegawai )on-S$0, dapat dilihat dari 1% orang pegawai# 3 orang atau 17#7% didapatkan ter.adi penurunan pada Kapasitas $aru dikarenakan nilai Batio (GC61<G6 " kurang dari %0%# sedangkan 12 orang atau %3#3% memiliki kapasitas $aru )ormal. 3. 3ari hasil u.i statistik menggunakan S$SS 17 didapatkan nilai Signi/ikansi sebesar 0#00 ini menun.ukkan terdapat perbedaan Kapasitas $aru antara pegawai S$0, dengan pegawai )on-S$0, dikarenakan nilai signi/ikansi lebih ke+il dari nilai p 5alue (PO0#02".

-.2 #A:AN 1. =elihat adanya perbedaan kapasitas paru pada pegawai S$0, dengan pegawai )on-S$0,# hal ini menun.ukkan bahwa terdapat /ator resiko untuk ter.adinya penurunan kapasitas paru akibat peker.aan tersebut# untuk itu diharapkan bagi para peker.a S$0, untuk men+ari in/ormasi tentang penanganan<pen+egahan dari e/ek peker.aan tersebut. 8. Kepada Instansi yang terkait# diharapkan lebih selekti/ dalam pemilihan kepegawaian. ,ntuk lebih melihat kesehatan /isik dari responden tersebut.

78

3.

Sebagai bahan pertimbangan penelitian selan.utnya untuk meneliti /a+tor/aktor lain yang belum diteliti oleh peneliti.

(.

,ntuk penelitian selan.utnya# dapat men.adikan hasil penelitian ini sebagai a+uan dan diharapkan mengambil populasi yang lebih banyak lagi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

DA'TA: PU#TA$A 0adan $engelolaan 9ingkungan 'idup 3aerah Dawa 0arat. (800&". 'encemaran (dara dari )ektor Transportasi. 15ailable at F

httpF<<www.bplhd.abar.go.id<inde*.php<bidangpengendalian<subidpemantauan-pen+emaran<&(-pen+emaran-udara-dari-sektor-transportasi diakses 10 Gebruari 8013 3ahlan# =.Sopiyudin. (800&"# )tatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi * . Dakarta. Salemba =edika.

79

3epkes. (8007"# +aporan ,asil !iset Kesehatan -asar .!I)KE)-/)0 1asional 2002% Dakarta 0adan $enelitian dan $engembangan Kesehatan 3C$KCS BI. 15ailable /rom www.depkes.go.id Gorbes D 9# 6 Kapetanakis# 1 B Budni+ka# 3 4 ook# : 0ush# D B Stedman# $ ' Ahin+up# 3 $ Stra+han# ' B 1nderson. (800&". Chronic E3posure to &utdoor /ir 'ollution and +ung 4unction in /dults. :hora*# 7(# 727-773. 4auderman# A Dames. 4illiland# Grank. 6ora# 'ita. 1d5ol# Cdward. Stram# 3aniel. =+ onell# Bob. :homas# 3un+an. 9urmann# Gred. =argolis# 'elena 4. Bappaport# Cdward. 0erhane# Kiros. $etter# Dohn =. (8008". /ssociation etween /ir 'ollution and +ung 4unction 5rowth in )outhern California Children. 1m D Bespir rit are =ed # 177# 77-%(. 4uyton# 1. .# dan 'all# D.C. (800%"# 4isiologi Kedokteran. Dakarta F C4 # hal (&7-207. Khumaidah. (800&"# /nalisis 4aktor-4aktor 6ang 7erhu ungan -engan 5angguan 4ungsi 'aru 'ada 'eker8a #e el 't Kota 9ati 4urnindo -esa )uwawal Kecamatan #longgo Ka upaten 9epara$ Semarang F $rogram $endidikan Sar.ana ,ni5ersitas 3iponegoro. =oore# K.9.# dan 1gur# 1.=.B. (8008"# 'ipokrates# hal. ((-(2. $ri+e# S.1 dan Ailson 9.=. (8007"# 'atofisiologi Konsep Klinis 'roses-'roses 'en"akit edisi :$ Dakarta F C4 # hal 737-7%0. /natomi Klinis -asar. Dakarta F

80

Sastroasmoro# S.# Ismael. (8007"# -asar--asar #etodologi 'enelitian klinis. DakartaF Sagung Seto. Sherwood# 9auralee. (8008"# 4isiologi #anusia -ari )el ke )istem Edisi 2$ Dakarta F C4 # hal.(10-(27. Snell# Bi+hard.S. (8008"# /natomi Klinis (ntuk #ahasiswa Kedokteran. Dakarta F C4 # hal. &2-107. SumaVmur# dr. (800&"# ,igiene 'erusahaan dan Kesehatan Ker8a .,iperkes0 . Dakarta. Sagung Seto# hal 83%-87& :risnawati# 'anida. (8007"# 4aktor-4aktor 6ang 7erhu ungan -engan Kapasitas Vital 'aru Tukang &8ek di /lun-/lun (ngaran Ka upaten )emarang 7ulan #aret Tahun 2002$ Semarang. ,ni5ersitas )egeri Semarang. ,liyandari# 1dhikarmika. (800&"# 'engaruh +atihan 4isik Terprogram Terhadap 'ru ahan 1ilai Konsumsi &ksigen #aksimal .V& 2#/;0 pada )iswi )ekolah 7ola Voli Tugu #uda )emarang (sia <<-<= Tahun . Semarang F ,ni5ersitas 3iponegoro. 6aithiyanadane# dkk. (8010"# $lumonary Gun+tion :est in Swimmers and )onSwimmers a omparati5e Study# International 9ournal of 7iological and

#edical !esearch# 6ol 3# )o 8# pp 1732-173%. Aibawa# 1ri. (800%"# ,u ungan /ntara 'osisi Tu uh Terhadap Volume )tatis 'aru. Surakarta F ,ni5ersitas =uhammadiyah Surakarta.

81

Jaenal# I.S. 8002. ,u ungan antara #asa Ker8a dengan Kapasitas 4ungsi 'aru pada 'engemudi 7us -/#!I (nit Kota )emarang 9alur Ter o"o#angkang 800(. Semarang F ,))CS

82

You might also like