You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan wanita merupakan suatu isu publik yang selalu diperbincangkan oleh banyak kalangan daan telah memancing polemik dan debat antara yang pro dan kontra terhadap pemimpin perempuan dalam sebuah negara. Kendatipun pengakuan atas hak dasar kemanusiaan tampak mengalami peningkatan yang signifikan dari berbagai belahan dunia. Pengakuan ini juga berlaku atas hak perempuan sebagaimana yang sejajar dengan laki-laki. Doktrin Agama seringkali dijadikan untuk membenarkan tindakan tidak adil dan bahkan tindakan kekerasan terhadap kaum perempuan. Doktrin Agama dianggap sebagai sesuatu yang baku dan tidak bisa ditafsirkan, sehingga posisi marginal perempuan dalam Agama dianggap takdir yang tidak dapat diubah. Selain Agama, budaya juga mempengaruhi terbentuknya struktur dan sosial politik yang timpang di masyarakat, sehingga perempuan yang pada posisi lemah hanya bisa bertahan dalam budaya patriarkhi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka kami menyusun laporan penelitian ini yang kami susun dalam bentuk makalah untuk membahas lebih dalam mengenai kepemimpinan wanita, pandangan Islam pada seorang perempuan sebagai pemimpin, dan pandangan masyarakat terhadap pemimpin seorang perempuan.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kedudukan seorang wanita menurut Al-Quran, Al-Hadits dan para ulama dalam bidang politik khususnya dalam hal kepemimpinan? 2. Bagaimana pandangan seorang perempuan dalam mengemban amanat di pandangan masyarakat ? 3. Apakah pemimpin wanita lebih baik dibandingkan pemimpin laki-laki ?

C. Tujuan Penulisan Makalah Sejalan dengan rumusan masalah di atas, observasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan.

1.

Kedudukan seorang wanita menurut Al-Quran, Al-Hadits dan para ulama dalam bidang politik khususnya dalam hal kepemimpinan.

2. 3.

Pandangan seorang perempuan dalam mengemban amanat di pandangan masyarakat. Kelebihan pemimpin seorang perempuan.

D. Kegunaaan Penulisan Makalah Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai.Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang perspektif Islam dalam memandang seorang perempuan menjadi pemimpin; 2. pembaca, sebagai media informasi tentang konsep dan kepemimpinan seorang perempuan dalam agama Islam dan baik secara teoritis maupun praktis.

E. Metode Penulisan Makalah Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara dan studi pustaka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Politik Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin (lead)berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yangdipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan pemenjadi pemimpin (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lainmelalui proses kewibawaan kominikasi sehingga orang lain tersebut bertindaksesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dan setelah ditambah akhiran anmenjadi pimpinan artinya orang yang mengepalai. Apabila dilengkapi dengan awalan ke menjadi kepemimpinan (leadership) berarti kemampuan dankepribadian agarmelakuakan seseorang tindakan dalam pencapaian mempengaruhi tujuan serta membujuk pihak lain

bersama,

sehingga

dengan

demikian

yangbersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok (Inu Kencana,2003). Jadi kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku oranglain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Miftah, 1997).Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan menggerakkan atau memotivasisejumlah orang agar secara serentak melakukan kegiatan yang sama dan terarahpada pencapaian tujuannya (Nawawi dan M. Martin, 1995). Kepemimpinan perempuan adalah termasuk tipekepemimpinan demokratik, karena jabatan yang disandangnya dari hasil pilihanmasyarakat, kendati pun banyak kalangan politikus dari partai-partai yangberasaskan Islam atau sebagian Ulama`

menolaknya.Pemimipin demokratik biasanya memandang peranannya selakukoordinator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergeraksebagai suatu totalitas, karena tipe pemimpin demokratik adalah tipe pemimipinyang paling ideal dan paling didambakan. Memang, harus diakui bahwapemimpin yang demokratik tidak selalu merupakan pemimpin yang paling efektifdalam kehidupan organisasi sosial karena ada kalanya, dalam hal bertindak danmemgambil keputusan, bisa terjadi keterlambaatan sebagai konsekuensiketerlibatan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Sekalipun demikian, pemimpin yang demokratik tetap dipandang sebagaipemimpin terbaik karena kelemahannya mengalahakan kekurangannya (Sondang, 1999).Setiap

masyarakat membutuhkan para pemimpin yang dapat mengarahkandan mengkoordinasikan kegiatan bersama dan aktivitas untuk kepentingan umum.Dan dengan cara yang dapat diterima, para pemimpin dapat merumuskan masalahdan mengusahakan pemecahannya. Jadi,

seseorang menjadi pemimpin karenamemang ada kebutuhan masyarakat akan seorang yang dipilih, yang dianggapmampu mengadakan aktualisasi dan merealisasi dari

kebutuhan yang dianggapsebagai keinginan masyarakat (Susanto, 1983).

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Wanita dalam Perspektif Islam Ada beberapa alasan kedudukan wanita tidak diperbolehkan sebagai seorang pemimpin menurut Islam, yaitu. 1. Laki-laki diciptakan sebagai ulul amri bukan ulatul amri


Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. 2. Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita

Q.S An-nissa Ayat 59 :

Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diriketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An Nisaa : 34) 3. Pemimpin wanita tidak berkah Abu Bakrah berkata,

Tatkala ada berita sampai kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa bangsa Persia mengangkat putri Kisro (gelar raja Persia dahulu) menjadi raja, beliau shallallahu alaihi wa

sallam lantas bersabda, Suatu kaum itu tidak akan bahagia apabila mereka menyerahkan kepemimpinan mereka kepada wanita. (HR. Bukhari no. 4425). 4. Wanita ketika shalat berjamaah menduduki shaf paling belakang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Sebaik-baik shof untuk laki-laki adalah paling depan sedangkan paling jeleknya adalah paling belakang, dan sebaik-baik shof untuk wanita adalah paling belakang sedangkan paling jeleknya adalah paling depan. (HR. Muslim no. 440). 5. Wanita menurut tabiatnya cenderung pada kerusakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


Bersikaplah yang baik terhadap wanita karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk. Bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk tersebut adalah bagian atasnya. Jika engkau memaksa untuk meluruskan tulang rusuk tadi, maka dia akan patah. Namun, jika kamu membiarkan wanita, ia akan selalu bengkok, maka bersikaplah yang baik terhadap wanita. (HR. Bukhari no. 5184). 6. Wanita mudah putus asa dan tidak sabar Kita telah menyaksikan pada saat kematian dan datangnya musibah, seringnya para wanita melakukan perbuatan yang terlarang dan melampaui batas seperti menampar pipi, memecah barang-barang, dan membanting badan. Padahal seorang pemimpin haruslah memiliki sifat sabar dan tabah.

7. Allah melebihkan derajat laki-laki daripada wanita


Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Baqarah: 228) 8. Para Nabi dan Rasul adalah laki-laki.


Artinya: Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. (QS. Yusuf : 109) 9. Para istri Nabi berada di bawah kekuasaan para Nabi.


Artinya: Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orangorang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianatkepada suaminya (masingmasing). (QS. At Tahrim : 10) B. Kedudukan Perempuan Menurut Pandangan Masyarakat

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan B. Saran Ukuran untuk mendukung atau menolak kepemimpinan seseorang, bukan karena jenis kelamin, laki-laki atau perempuan. Tetapi atas dasar kemampuannya, sejauh mana ia bisa mendatangkan kemaslahatan, atau kerusakan kepada masyarakat.

http://mig33messenger.blogspot.com/2008/06/analisis-terhadap-kepemimpinan.html?m=0

LAMPIRAN

1. Transkrip Wawancara dari narasumber ke-1 (Bapak Ustadz Dede Ali Koharudin, SS) (+) Pertanyaan : Bagaimanamenurutpendapat bapak terhadap perempuan yang menjadipemimpin? (-) Jawaban : Hadits mengatakan Setiap kalian adalahpemimpin. Tergantung bidangnya, perempuan tidak dilarang jika ingin menjadipemimpin. Hanyasajaharustepatpadatempatnya.Sepertimenjadipemimpin anak-anakdalammendidik. (+) Pertanyaan : Bagaimanajikamenurutpandangan agama pak? (-) Jawaban : Dalamilmufikihitusegalasesuatupadadasarnyaboleh. Perempuan mempunyaihakuntukmenjadipemimpin, namunadanorma khususnyayaituperempuanharusingatakankodratnyasebagai perempuan. Perempuanitusetiaptindakannyaterbatas. (+) Pertanyaan : Nah sekarangbagaimanapakjikaperempuan memimpin Negara, sepertihalnyasaatmegawatimenjadipresiden? (-) Jawaban :Dalam Al-Quran Laki-lakiitusebagaipemimpinbagiwanita. Syaratmenjadipemimpinitukanharusjujur, amanah, tabligh,

fathonah,

kreativ,inovativuntukkemakmuran

masyarakat.

Nah

dalamhaliniperempuanitubertindakmenggunakanperasaannya, bagaimanajikaadasuatumasalahurgen yang

harusdiselesaikansecaracepatnamunjikaperempuanterlalumenggunakanperas aannyamakatidakakanmenyelesaikanmasalahitu. inisalahsatumengapaperempuantidakdiijinkanuntukmenjadipemimpin Negara.Dalamhaditsmenerangkanbahwa TatkalaadaberitasampaikepadaNabishallallahu alaihiwasallambahwabangsa Persia mengangkatputriKisro (gelar raja Persia dahulu) menjadi raja, beliaushallallahu alaihiwasallamlantasbersabda, Suatukaumitutidakakanbahagiaapabilamerekamenyerahkankepemimpinan merekakepadawanita (HR. Bukhari no. 4425). (+) Pertanyaan : BagaimanamenurutpendapatBapaktentang MUI yang telah melarangperempuanmenjadiseorangpemimpin? (-) Jawaban : Sangatsetuju, karenaitupununtukkebaikanmasyarakatdan kita yang merasakannya. Dilihatdarikodratperempuanpadaumumnya.Selama masihadalaki-lakimakalaki-lakilah yang menjadipemimpin. (+) Pertanyaan : Apakah di PusdaIiniada yang mengurusimasalahiniseperti MUI? (-) Jawaban : PusdaIiniberdiriuntukumat. Tidakadaaturan-aturanpolitik didalamnya.PusdaIiniadalahtempatibadahuntukberdakwahsesuai aturan Negara. (+) Pertanyaan : Bagaimanacaranyauntukmemberitahukepadamasyarakatuntuk lebihmenjelaskantentangsesosokperempuanini yang tidakdiijinkan sebagaipemimpin? (-) Jawaban : Kita melakukandakwah, ceramah, namuntidakmemojokkansatu orang untukmelebihkan yang lainnya. Jadikitahanyasekadar memberipengetahuanislamtentangbagaimana seharusnya sosok seorangpemimpinitu. Untukmasalah politik merekamemilihdan siapa yang terpilihitukanhakmerekamasing-masing. Kita tidak melakukanhal-halkhususuntukterjunkedalamhalpolitik. (+) Pertanyaan : Bagaimanahubungan MUI dengan PusdaIdalamsatulembaga islam yang sama? Nah

(-) Jawaban

: MUI danPusdaIharusadakorelasiatausinkronisasi. Namun karena MUI itu terdiridariparaulama-ulamaahli, maka kami khususnyaPusdaIturutmendukungapakeputusan MUI.

2. Transkrip Wawancara dari narasumber ke-2 (Ketua RW 09 Taman Bukit Lagadar) (+) Pertanyaan : Apareaksikeluargaterutamasuamidananaksetelahmengetahuiibu menjadipemimpinmasyarakat? (-) Jawaban : Yabiasa-biasasaja, karenasayabekerja pun sekarangdibantuolehsuami.

Anak-anaksaya sudahpada menikah, tinggal 3 orang yang belum menikahjadisaya pun tidak terlalu repot untuk membagi tugas antara rumah tangga dan jabatan saya. (+) Pertanyaan : Apakahibuinginmelanjutkan sebagai pemimpinmasyarakat

ditingkatyanglebihtinggi? (-) Jawaban : Yakenapatidak, selamasayamampudandipercayaiolehmasyarakat.

(+) Pertanyaan : Menurutpandanganibu,bagaimanaposisiseorangperempuansebagaipemimpin di dalam agama? (-) Jawaban : Dalam Al-Quran pun mengatakan Setiapmanusiaadalahkhalifah di mukabumi.Jadiperempuanitutidakdilaranguntukmenjadiseorangpemimpinmasyarakat. (+) Pertanyaan : Menurutibu,apasihistimewanyaseorangperempuanjikamenjadipemimpindibandingkanlakilaki? (-) Jawaban : Istimewanyaadalahkarenaperempuanitusangatsedikitsekali Perempuan yang yang yang

menjadipemimpin.

menjadipemimpinselaindalamrumahtangganyaadalahseorangperempuan mampumengendalikankondisidalamduasisi yang berbeda. (+) Pertanyaan : Apaalasanibuinginmenjadipemimpin? (-) Jawaban

: Sayainginmembawaperubahanbuatlingkungansayakhususnya di RW09 ini,

memeliharakerukunanwarga agar tidakterjadiperbedaanantara yang satudengan yang lain. Yang sering di rumahkanparaibu,

jadikarenaibuiniperempuanlebihmudahuntukmemberimasukankepadawargadalamhaluntukm emperbaikidengan program-program kerjasayasebagaiketua RW. (+) Pertanyaan : Apakonsekuensiseorangperempuan yang

sudahberkeluargadanmenjadipemimpinmasyarakat?

(-) Jawaban

: tapi pun

Kosukuensinyayatanggungjawabjadimenjadiduaanatarakeluargadanmasyarakat, Alhamdulillah tidakada yang menyulitkankarenakeluargadanmasyarakat

salingmembantu. Jadisayatidaksepenuhnyabekerjasendiri. (+) Pertanyaan : Apakahkewajibanseorangperempuanpemimpinmasyarakatdapatseimbangdengankewajibans eorangperempuansebagaipemimpinrumahtangga? (-) Jawaban : Yasepertibiasanyasaja, Dan

sayatetapmenjalankantugassayasebagaipemimpindalammendidikanak-anak. mungkinanak-anakdapatmelihatsayasebagaicontohuntukdidikanmereka. (+) Pertanyaan : Kanbanyakmasyarakat

yang

menganggapsebelahmataseorangperempuanjadipemimpin,bagaimanacaraibumenghadapirea ksimasyarakattersebut? (-) Jawaban : Yajadikanitusebagaikritikanuntuksayapribadi.

You might also like