You are on page 1of 10

Bismillaahir Rahmaanir Rahiimi Assalaamu Alaikum Wa Rahmatullaahi Wa Barakaatuhu (Duduk Adzan) Membaca Hamdalah : Innalhamdulillaah, Nahmaduhuu Wa Nastaiinuhuu Wa Nastaghfiruhu

u Wa Nauudzubillaahi Min Syuruuri Anfusinaa Wa Min Syayyi-Aati Amaalinaa Man Yahdillaahu Falaa Mudhillalahu Wa Man Yudhlilhu Falaa Haadiyalahu Membaca Syahadat : Asyhadu Anlaa Ilaaha Illallah Wahdahu Laa Syariikalaahu Wa Asyhadu Annaa Muhammadan Abduhuu Wa Rasuuluhuu Laa Nabiyya Badahu Membaca Shalawat : Allaahumma Shalli Alaa Syayyidinaa Muhammadin Wa Alaa Aalihii Wa Shahbihii Ajmaiin (Ali Imran Ayat 102) Fa-Uushiikum Wa Nafsii Bit Taquullaah Qaalallaahu Taaala Fiil Quraanil Kariim Auudzubillaahi Minasy Syaithoonir Rajiim

Yaa Ayyuhal Ladziina Aamanuu Ittaquullaaha Haqqaa Tuqaatihi Wa Laa Tamuutunnaa Illaa Wa Antum Muslimuun Wa Qaalallahu Taaalaa Fil Quraanil Karim Audzubillaahimina Sy Syaitoon Nirrojiim Fastabiqul khairooti ayna maa takuunuu ya tinikumullahu jamiian innallaaha alaa kulli syaiin qodiiru (QS. Al-BaqaRah, 2 : 148) AMMA BADU

Kaum Muslimin rahimakumullah,


Khatib mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah Taala, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Bertakwa dengan cara menaati-Nya bukan berbuatk maksiat kepadaNya, mensyukuri nikmat-Nya bukan malah mengkufurinya, dan selalu mengingat-Nya bukan melupakan-Nya. Segala puji bagi-Nya Rabb semesta alam, yang telah mengaruniakan berbagai kenikmatan yang tak terhingga. Shalawat dan salam bagi penghulu para rasul, kekasih dan penyejuk hati kita, Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, juga kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Adapun judul khutbah yang akan disampaikan pada kesempatan kali ini adalah Antara Mata Dan Hati Berbicara tentang bagaimana menjaga keimanan sangat erat kaitannya dengan pembicaraan bagaimana menjaga mata dan hati, karena mata adalah salah satu pintu masuknya dosa yang melemahkan iman, dan hati adalah tempat bersemayamnya iman. Mata adalah panglima hati. Hampir seluruh perasaan dan perilaku awalnya dipicu oleh pandangan mata, bila dibiarkan mata memandang yang dibenci dan dilarang, maka pemiliknya berada di tepi jurang bahaya meskipun ia tidak sungguhsungguh jatuh ke dalam jurang. Kalau kita keluar rumah, hampir tidak lepas dari melihat hal-hal yang diharamkan dan dibenci oleh Allah, apalagi di jalan-jalan, taman-taman rekreasi, pasar dan pusat-pusat perbelanjaan. Demikian juga di dalam rumah. Apabila kita membuka stasiun televisi, hal-hal yang dibenci sudah menjadi suguhan dan santapan yang biasa. Mungkin semua itu kita anggap sepele dan remeh, namun hal yang ringan dan remeh inilah yang terus bertumpuk-tumpuk sampai menggunung, yang meninggalkan karat-karat di dalam hati. Sehingga hati kita tertutup dan sinar iman pun tidak bisa menenmbus. Maka benarlah apa yang dikatakan seorang penyair: semua peristiwa besar awalnya

adalah mata. Lihatlah api yang besar awalnya dari percikan api. Seperti itu juga yang telah diungkapkan oleh para salafus shalih: Banyak makanan haram yang bisa menghalangi orang melakukan shalat tahajjud di malam hari. Banyak juga pandangan kepada yang haram sampai menghalanginya dari membaca Kitabullah Dalam hidup ini kita pernah berhenti dirundung fitnah dan ujian, karena hakikat hidup ini adalah alam ujian. Maka mata adalah salah satu dari ujian itu, jika orang keliru menggunakan pandangan matanya berarti ia terancam bahaya besar, karena mata adalah pintu yang paling luas yang bisa memberi banyak pengaruh pada hati. Mata adalah penuntun, sementara hati adalah pendorong dan pengikut. Yang pertama, mata memiliki kenikmatan pandangan, sedang yang kedua, hati memiliki kenikmatan pencapaian. Dalam dunia nafsu, keduanya adalah sekutu yang mesra, jika terpuruk dalam kesulitan, maka masing-masing akan saling mencela dan mencerca. Maka alangkah baiknya kita mendengarkan dialog antara mata dan hati seperti apa yang digambarkan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah: Kata hati kepada mata:

Kaulah yang menyeretku pada kebinasaan dan mengakibatkan penyesalan karena aku mengikutimu beberapa saat saja. Kau lemparkan kerlingan matamu ke taman dari kebun yang tak sehat. Kau salahi firman Allah, Hendaklah mereka menahan pandangannya, Kau salahi sabda Rasulullah SAW, Memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam panah iblis. Barang siapa meninggalkannya karena takut pada Allah, maka Allah akan memberi balasan iman kepadanya, dan akan merasakan kelezatan dalam hatinya, (HR. Ahmad). Tapi mata berkata: "Kau zalimi aku dari sejak awal sampai akhir. Kau kukuhkan dosaku lahir dan batin. Padahal aku hanyalah utusanmu yang selalu taat dan mengikuti jalan yang engkau tunjukkan. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya dalam tubuh itu ada segumpal darah, jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik pula, jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah hati. (HR. Bukhari, Muslim). Hati adalah raja. Dan seluruh tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik, maka baik pula pasukannya. jika rajanya buruk, buruk pula pasukannya. Hati kita adalah raja dan seluruh badan adalah pengikutnya. Tentu kita tahu bahwa rusaknya

seluruh tubuh karena rusaknya hati dan baiknya tubuh karena baiknya hati. Dan sumber bencana yang sering menimpa hati kita adalah karena kita tidak memiliki cinta kepada Allah, tidak suka dzikir, tidak menyukai firman, asma dan sifat-sifat Allah. Allah SWT berfirman :

Afalam yasiiruu fiil ardhi fatakuuna lahum quluubun ya'qiluuna bihaa au aadzaanun yasma'uuna bihaa fa-innahaa laa ta'mal abshaaru walakin ta'mal quluubullatii fiish-shuduur(i) (Q.S. Al-Hajj:46). "maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati, yang dengan itu mereka dapat memahami, atau mempunyai telinga, yang dengan itu mereka dapat mendengar (menerima kebenaran-Nya). Karena sesungguhnya bukanlah

mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada." (QS.22:46) Menahan pandangan memang hal yang sangat sulit dan berat, akan tetapi buah dari memelihara pandangan adalah kenikmatan tiada tara. Diantara kenikmatan tersebut adalah: 1. Memelihara pandangan mata menjamin kebahagiaan seseorang hamba di dunia dan akhirat. 2. Akan memberikan rasa kedekatan dengan Allah SWT. 3. Akan menghalangi pintu masuk syaitan ke dalam hati. 4. Hati kita akan diliput oleh cahaya iman yang membuahkan ketenteraman dan kebahagiaan. Uraian ini akan menjadi pepesan kosong yang tidak berarti kalau tidak iman yang menuntun kita memelihara mata dan membentuk suasana hati. Karena dalam kesendirian dan kesepian, kala tak ada orang mungkin sekali mata dan hati kita bisa berkhianat. Oleh sebab itu semua ini sangat tergantung pada tingkat keimanan dan kesadaran penuh akan "Ilmullah" (pengetahuan Allah). Barakallahu Lii Wa Lakum Fill Quraanil Azhiim Wa Nafanii Wa Iyyakum Bima Fiihimaa Minal Aayaati Wa Dzikril Hakiim

Wa Nafaanaa Bi Hadii Sayyidal Mursaliin Wa Biqawlihiil Qawiim Aquulu Qawli Haadza Wa Astaghfirullaahal Azhiim Lii Wa Lakum Wa Lii Syaa-Iril Muminiina Wal Muminaat Wal Muslimiina Wal Muslimaat Min Kulli Dzanbii Fastaghfiruuhuu Innahuu Huwas Samiiul Aliim Wa Innahuu Huwal Ghafuurur Rahiim (DUDUK) Alhamdulillah, Alhamdulillaahi Hamdan Katsiiraan Thayyiban Mubaarakan Fiihi Kamaa Yuhibbu Rabbunaa Wa Yuriidhuu Wa Asyhadu An Laa Ilaaha Illallaah Wahdahu Laa Syariikalahu Wa Asyhadu Annaa Muhammadan Abduhuu Wa Rasuuluhu Shallallaahu Alaihi Wa Alaa Aalihii Wa Shahbihi Wa Sallam Tasliiman Katsiiran Ilaa Yaumid Diin Amma Badu Dan sebagai kesimpulan akhir: 1. Bahwa hakikat kehidupan ini adalah ujian. Salah satu ujian yang paling besar adalah, mata, karena mata adalah salah satu pintu masuknya dosa.

2. Memelihara pandangan adalah pencegahan yang pertama agar hati bisa terpelihara dan iman bisa stabil. 3. Jika memang sudah terlanjur berbuat dosa, maka kita harus mebersihkan hati kita dengan dzikir, membaca shalawat, membaca Al-Qur'an, dan ibadah-ibadah lainnya. Semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk bisa menjaga pandangan kita dan diberikan hati yang bersih serta iman yang kuat. Wallahualam

Ibaadallaah Innallaaha Amarakum Bi Amri Bi DaAafiati Binafsihi Wa Tsanii Bimalaaikatihil Musabbihati Biqudsihi Wa Tsullatsaa Bikum Ayyuhal Mu-Minuuna Min Jannati Wa Insihi Fa Qaalallaahu Qawlan Kariiman Innallaaha Wa Malaaikatahuu Yushalluuuna Alan Nabii Yaa Ayyuhal Ladziina Aamanuu Shalluu Alaihi Wa Salliimu Tasliimaa Allaahumma Shalli Wa Sallim Wa Baarik Alaa Abdukaa Wa Rusuulikaa Muhammad Wa Aridhallaahumma An Khulafaa-Ur Raasyidiin Abi Bakri Wa Umaara Wa Utsmaana Wa Alii Wa An Syaa-Iril Aali Wash Shahaabati Ajmaiin

Wat Taabiiina Wat Taabiit Taabiiina Wa Man Tabiahum Bi Ihsaanin Ilaa Yaumid Diin Wa Alaina Maahum Birahmatika Yaa Arhamar Raahimiin Ibaadallah Innallaaha Ya-Muruu Bil Adli Wal Ihsaan Wa Iitaa-I Dzil Qurbaa Wa Yanhaa Anil Fahsyaa-I Wal Munkari Wal Baghyi Yaizhzhukum Laallakum Tadzakkaruun Fadzkurullaaha Azhiimi Wa Yadzkurkum Fastaghfirullaaha Yastajib Lakum Wasykuruuhu Alaa Nimatil Latii Wa Ladzikrullaahu Akbaru Wa Aqiimish Shalah

You might also like