You are on page 1of 7

ASRI AQIDAH 220110100013 Coronary artery disease (Jantung Koroner) Jantung koroner (coronary artery disease) adalah penyakit

jantung yang disebabkan oleh penyempitan arteri koronaria akibat proses arterosklerosis atau spasme atau kobinasi keduanya. Faktor Resiko jantung koroner Tidak dapat diubah : Usia Jenis kelamin laki-laki Riwayat keluarga Etnis

Dapat dirubah : Merokok Hipertensi Dislipidemia Diabetes milietus Obesitas dan sindrom metabolik Stress Diet lemak dan tinggi kalori Inaktifitas fisik

Baru Inflamasi Fibrinogen Homositein Stress oksidatif

Kasus Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran, menurut keluarga pasien mengalami nyeri dada dan sesak napas sejak 5 jam SMRS. Nyeri dada dikatakan menjalar ke tangan kiri, leher dan bahu. Nyeri dada tidak berkurang dengan istirahat. Pasien biasa tidur dengan 1-2 bantal. Riwayat merokok 1-2 bungkus rokok kretek sehari sejak usia muda. Riwayat kencing manis ada diketahui sejak tahun 2005 dan control tidak teratur.

ASRI AQIDAH 220110100013

Pemeriksaan fisik : GCS E2M4V2, berat badan 75 Kg, tinggi badan 165 cm.tek. Darah 80/ palpasi

mmHg, nadi 120 kali/menit lemah, suhu 35.4 C. laju Nafas 30 kali/menit, JVP 5+3 cm H2O, S1 dan S2 reguler, Murmur (-), Gallop (+).Suara Nafas Vesikuler, Wheezing -/-, Ronchi +/+ diseluruh lapang paru, Ekstrimitas :Akral dingin, Oedem +/+.

Pemeriksaan Penunjang Kardiomegali dengan bendungan paru, tidak tampak TB paru aktiv Irama sinusQ patologi (+) di I, AVL, ST elevasi di I, AVL, V4, V5, V6

rontgen

EKG

LO 1. Terjadinya CA STEMI (ST Elevasi Miokard Infark) CA STEMI (ST elevasi Miokard Infark) adalah rusaknya bagian otot jantung secara permanen akibat insufiesi aliran darah koroner oleh proses degenaratif maupun dipengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG. STEMI adalah cerminan dari pembuluh darah koroner tertentu yang tersumbat total sehingga aliran darahnya benar-benar berhenti, otot jantung yang dipendarahi tdk dapat nutrsi, oksigen dan mati. (bagan terlampir) 2. Jenis-jenis CAD : Angina pektoris stabil (APS) : sindrom klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak di dada, rahang, bahu, punggung ataupun leher yang biasanya disebabkan oleh kerja fisik atau status emosional dan keluhan ini dapat berkurang bila istirahat atau oleh obat.

ASRI AQIDAH 220110100013 Angina Prinzmetal : nyeri dada disebabkan spasme arteri koronaria, sering timbul pada saat istirahat, tidak berkaitan dengan kegiatan jasmani dan kadang-kadang siklik (pada waktu yang sama setiap hari) SKA (sindroma koroner akut) adanya erosi, fisur ataupun robeknya plak atheroma sehingga menyebabkan trombosis intravaskuler yang menimbulkan

ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard.

3. Mekanisme perubahan fisiologi akibat CAD (nyeri dada, sesak, nyeri kepala, mual dan muntah) : (bagan terlampir)

4. Standar pengkajian utama pada pasien CAD : Pengkajian

a. Aktivitas dan istirahat : Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas). b. Sirkulasi : Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes melitus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia). Irama jnatung mungkin ireguler atau juga normal. Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung. Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.

c. Eliminasi : Bising usus mungkin meningkat atau juga normal. d. Nutrisi : Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan.

ASRI AQIDAH 220110100013 e. Hygiene perseorangan : Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas. f. Neuron sensori : Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation. g. Kenyamanan Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran. h. Respirasi : Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged. i. Interaksi sosial : Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol. j. Pengetahuan : Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi, perokok. k. Studi diagnostik ECG menunjukan : adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis. Enzym dan isoenzym pada jantung : CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 612 jam dan mencapai puncak pada 36 jam. Elektrolit : ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia. Whole blood cell : leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.

ASRI AQIDAH 220110100013 Analisa gas darah : Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis ata akut. Kolesterol atau trigliseid : mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis. Chest X ray : mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma ventrikiler. Echocardiogram : Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas masing-masing ruang pada jantung. Exercise stress test : Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress/ aktivitas.

5. Data penunjang tambahan CAD : Treadmill test : untuk mendeteksi pasien dengan kemungkinan angina pektoris Ekokardiografi Teknik non-infasif penentu klasifikasi koroner dan anatomi koroner Computed Tomography Magnetik Resonanse Arteriography Coronary angiogram : untuk memperlihatkan saluran darah dengan menggunakan bahan kontras.

6. Kondisi kegawatan pada pasien CAD : Tanda dan gejala klinis yang sering ditemukan pada pasien jantung koroner adalah angina pektoritis yaitu sakit dada yang timbul pada waktu melakukan aktivitas karena adanya iskemik miokard. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi > 70% penyempitan arteri koronaria. Angina pektoritis dapat muncul sebagai angina pektoris stabil (APS, stable angina) dan keadaan ini bisa berkembang menjadi lebih berat dan menimbulkan sindroma koroner akut atau yang dikenal sebagai serangan jantung mendadak (heart attack) dan bisa menyababkan kematian.

7. Komplikasi CAD : Lemahnya Jantung Angina Pektoris tidak stabil (APTS, unstabel angina) ditandai dengan nyeri dada yang mendadak dan lebih berat yang serangannya lebih lama (lebih dari 20

ASRI AQIDAH 220110100013 menit) dan lebih sering. Angina yang baru timbul (kurang dari 1 bulan), yang timbul setelah serangan infark juga digolongkan dalam angina tak stabil. Infark miokard akut (IMA) : nyeri angina pada infark jantung akut umumnya lebih berat dan lebih lama (30 menit atau lebih). Walau demikian infark jantung dapat terjadi tanpa nyeri dada (20 sampai 25%). IMA bisa nonQ MI (NSTEMI) dan gelombang Q MI (STEMI).

8. Diagnosa keperawatan pada pasien diatas : DS : Pasien mengeluh nyei dada yang menjalar ke tangan kiri, leher dan bahu Sesak nafas

DO : Menurunnya kesadaran (E2M4V2) BB 75kg, TB 165cm : obesitas / gemuk Nadi 120x/menit Napas 20x/menit Akral dingin = menurunnya perfusi jaringan Ekg : Q patologi (+) di I, AVL, ST elevasi di I, AVL, V4, V5, V6

Diagnosa Keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria.

9. Intervensi Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria. Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 15 menit, diharapkan nyeri pada klien dapat berkurang, yaitu dari skala nyeri 8 menjadi 2, yang ditandai dengan klien tampak rileks, aktifitas klien dapat meningkat, terutama setelah dilakukan relaksasi. Rencana Intervensi : 1) Melakukan pengkajian menyeluruh dari dari nyeri, meliputi lokasi,

ASRI AQIDAH 220110100013 karakteristik, jumlah, lama, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor presipitasi nyeri.. 2) Pastikan pasien mendapatkan obat penghilang rasa nyeri (analgesik). 3) Memberikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berakhir, dan partisipasi dalam melakukan tindakan. 4) Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada. 5) Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman. 6) Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi. 7) Mengkolaborasikan dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya untuk memilih dan mengimplementasikan obat nonfarmakologik sebagai pertolongan terhadap nyeri. (NIC NOC, 1995)

DAFTAR PUSTAKA Majid, Abdul. 2007. Penyakit jantung koroner : patofisiologi, pencegahan, dan pengobatan terkini. Medan : USU e-Repository http://firmanputrajab182.blogspot.com/2011/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html diakses pada tanggal 27 februari 2014 pukul 07:10

You might also like