You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Nyeri adalah sesuatu yang abstrak yang ditimbulkan oleh adanya perasaan terluka pada diri seseorang, misalnya adanya stimulus yang merusak jaringan tubuh dan nyeri merupakan pola respon yang dilakukan seseorang untuk melindungi organisme dari kerusakan (Danang, 2008). Contoh nyeri yang disebabkan oleh kerusakan jaringan adalah nyeri akibat pembedahan yaitu nyeri sectio caesarea yang dilakukan untuk melahirkan seorang anak dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu (Laparatomi) dan uterus (hiskotomi) (Yusmiaty, 200 ). Nyeri menjadi masalah utama pasien post operasi seperti yang terjadi pada pasien post operasi sectio caesarea, nyeri post operasi sectio caesarea biasanya berlokasi pada area pembedahan. Nyeri dapat mengganggu !ungsi tubuh serta memperlambat proses penyembuhan karena nyeri yang dirasakan dapat mengurangi pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pasien yang merasakannya. Nyeri juga dapat mengakibatkan impairment dan disabilitas. Impairment adalah abnormalitas atau hilangnya struktur atau !ungsi anatomik, !isiologik maupun psikologik. "edangkan disabilitas adalah hasil dari impairment, yaitu keterbatasan atau gangguan kemampuan untuk melakukan akti#itas yang normal ($inhasyim, 200 ). %enelitian yang dilakukan &artin (2008) di 'merika "erikat dari 80 ibu yang melahirkan terdapat 22,() dengan sectio caesarea. Di *umah "akit +mum Cipto &angunkusumo ,akarta (200 ) diantara -00 orang ibu melahirkan terdapat .0 orang ibu yang sectio caesarea. "edangkan di *umah "akit %remier ,atinegara pada tahun 20-0 terdapat .0/00 orang ibu yang ibu yang melahirkan sectio caesarea setiap bulannya. Data tahun 20-2 1 tahun 20-., ibu yang melahirkan dengan sectio caesare di *" %remier ,atinegara antara 22/.0 orang setiap bulan. "etiap ibu yang sectio caesarea merasakan nyeri post operasi (Yusmiati, 200 ). 'kibat yang ditimbulkan nyeri akan menghambat mobilisasi pasien sehingga akan terjadi kekakuan otot, memperlambat proses penyembuhan luka,

dan pengeluaran 3airan atau bekuan darah kotor dari rahim ibu setelah melahirkan akan terpengaruh (Yusmiati, 200 ). "elain itu akibat nyeri tersebut dapat juga menghambat bonding attachment yang sangat diperlukan untuk membuat anak merasa aman, diinginkan, berharga, dan mempunyai rasa per3aya diri. Dan didalam menumbuhkan bonding tersebut dilakukan dengan 3ara memeluk anaknya (*usari, 200(). %enatalaksanaan nyeri pas3a bedah yang tidak tepat dan akurat akan meningkatkan resiko komplikasi, menambah biaya pera4atan, memperpanjang hari ra4at dan memperlambat proses penyembuhan. Dampak lain akibat nyeri pas3a bedah yang tidak berkurang akan menimbulkan debilitasi (memperlemah moti#asi atau tenaga), menghambat kualitas hidup dan mengakibatkan depresi ("irkorsi 5 $arker, 2002, dalam $la3k 5 6a4k, 20027 8aughn, 9i3ho4ski 5 $os4orth, 200 ). "elain itu, nyeri pas3a bedah berkepanjangan akan memi3u respon stress dan akti!itas sara! simpatik sehingga menyebabkan peningkatan trauma jaringan, ke3epatan metabolisme, koagulasi dan retensi air (:ood, -(((). %era4at adalah salah satu dari tenaga kesehatan pro!esional yang mempunyai peranan penting di dalam pengelolaan pasien dengan nyeri pas3a bedah. %era4at tidak hanya berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya tetapi juga mengindenti!ikasi, memberikan inter#ensi, menge#aluasi e!ekti!itas inter#ensi dan sebagai ad#okat saat inter#ensi tersebut tidak e!ekti!. %era4at bekerja terus menerus bersama pasien dan bertanggung ja4ab membantu pasien untuk mengontrol nyeri ("tephenson, -((0). ;nter#ensi kepera4atan yang dilakukan oleh pera4at untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri pas3a bedah, menggunakan dua pendekatan yaitu !armakologis dan non !armakologis. ;nter#ensi !armakologis merupakan tindakan kolaborati! pera4at dengan memberikan analgesik kepada pasien. ;nter#ensi !armakologis, tidak selalu dapat mengontrol nyeri pas3a bedah dan bahkan dapat menimbulkan e!ek samping. ;nter#ensi non!armakologis belum banyak digunakan oleh pera4at untuk mengurangi nyeri pas3a bedah dan dilaporkan mempunyai risiko yang sangat rendah ("melt<er 5 $are, 2002). =ebih lanjut, "melt<er dan $are (2002) mengatakan bah4a pera4at 3enderung memandang obat sebagai satu/satunya inter#ensi untuk menghilangkan nyeri. 6al ini disebabkan kurangnya pengetahuan

pera4at terhadap inter#ensi non!armakologis (Closs 5 "a>ey, -((2, dalam *oykul3haroen, 200. ). ;nter#ensi non!armakologis merupakan terapi pelengkap untuk mengurangi nyeri pas3a bedah dan bukan sebagai pengganti utama terapi analgesik yang telah diberikan ('nonimous, 200 ). ?ombinasi inter#ensi !armakologis dan non!armakologis merupakan 3ara terbaik untuk mengontrol nyeri pas3a bedah ('6C%*, -((2). ;nter#ensi non!armakologis men3akup terapi agen !isik dan inter#ensi perilakukogniti!. "alah satu inter#ensi perilaku/kogniti! yang digunakan untuk mengurangi nyeri pas3a bedah adalah teknik imagery. Imagery sendiri merupakan kemampuan manusia untuk mengolah dunia internal dan eksternal tanpa menggunakan bahasa imagery sering pula dipertukarkan dengan istilah #isualisasi. :reenberg (2002) menggunakan istilah imagery dan #isualisasi se3ara bergantian. :a4ain (2000) mengunakan istilah #isualisasi kreati! untuk menyebut teknik imagery yang digabungkan dengan a!irmasi dan meditasi. "etiap orang pada dasarnya sering mempraktekkan imagery. &enurut *uth (200() guided imagery (imajinasi terbimbing) adalah teknik di mana orang ber!okus pada gambaran mental yang menyenangkan, santai sebagai 3ara untuk mengurangi intensitas rasa nyeri. ;majinasi terbimbing dapat digunakan bersamaan saat melakukan tindakan relaksasi, atau merupakan tindakan terpisah. &enurut %rasetyo (20-0) tindakan ini akan lebih maksimal dapat diterapkan jika didukung dengan kondisi lingkungan yg tenang sehingga tidak mengganggu konsentrasi pasien. ,ika imajinasi yang dilakukan indi#idu sepertinya bekerja se3ara tidak disadari, maka guided imagery berusaha mengarahkan imajinasi se3ara sengaja untuk men3apai tujuan yang diharapkan. Carter (200@) menerapkan guided imagery untuk mengurangi tingkat stres, penyebab, dan gejala/gejala yang menyertai stres. 8an Ailburg, dkk (200() menerapkan guided imagery dalam menangani gangguan sakit perut pada anak/anak. &ei dan &ei (2002 dalam %rabo4o, 2002) menggunakan guided imagery music untuk menggali pengalaman pasien depresi. ?ombinasi metode altered state of consciousness, a!irmasi, dan #isualisasi digunakan untuk mengatasi obesitas (&idasari 5

%rabo4o, 200 ). Dengan demikian, bisa dipahami bah4a guided imagery melibatkan imajinasi dengan panduan yang ditampilkan dalam bentuk audio, audio/#isual, dan bisa pula panduan audio dipadukan dengan musik relaksasi. "ebagai pera4at pro!esional, dituntut agar mampu memberikan pelayanan se3ara holistik. 6al ini sesuai dengan teori kepera4atan yang dikembangkan oleh "ister Calista *oy yaitu teori adaptasi. Aeori ini menjadi salah satu dasar dalam praktik kepera4atan pro!esional dimana teori ini memandang manusia dari dimensi psikologi, sosio kultural dan spiritual. %era4at sebagai tim pelayanan kesehatan harus mampu memodi!ikasi atau mengadaptasi kondisi sakit klien sesuai teori adaptasi roy dengan harapan klien mampu beradaptasi dengan stimulus nyeri yang dirasakan . *umah sakit %remier ,atinegara merupakan salah satu rumah sakit yang telah meraih standar akreditasi JCI. Di rumah sakit ini dikembangkan tatalaksana pengelolaan nyeri se3ara konsisten. Demi meningkatkan mutu palayanan rumah sakit terkait manajemen nyeri, rumah sakit premier ,atinegara mendatangkan konsulkan manajemen nyeri. &etode yang dikembangkan antara lain, hipnotherapi, !armakologi, teknik relaksasi, terapi musik sedangkan metode imagery belum dikembangkan. 6al ini sejalan dengan tujuan peneliti yang akan melakukan penelitian yang berjudul B C!ekti!itas &etode Imagery terhadap %enurunan "kala Nyeri 0/2 pada %asien post Dperasi "C. 1.2 Perumusan Masalah $elum diketahui metode imagery terhadap penurunan skala nyeri 0 1 2 pada pasien post operasi sectio caesaria di *". %remier ,atinegara ,akarta. %ertanyaan penelitian adalah Bbagaimanakah e!ekti!itas metode imagery terhadap penurunan skala nyeri 0 1 2 pada pasien post operasi sectio di *". %remier ,atinegara ,akartaEF 1.3 Tujuan Penelitian -.0.- Aujuan +mum +ntuk mengetahui e!ekti!itas metode imagery terhadap penurunan skala nyeri 0 1 2 pada pasien post operasi sectio di *". %remier ,atinegara ,akarta.

-.0.2 Aujuan ?husus -. Diketahui karakteristik pasien post operasi sectio yang meliputi G umur, pendidikan, pemberian obat analgetik, pengalaman nyeri sebelumnya, ke3emasan, dukungan keluarga, budaya dan pola koping di *". %remier ,atinegara ,akarta 2. &enilai skala nyeri pasien post operasi sectio pada kelompok inter#ensi sebelum dan sesudah @ kali terapi di *". %remier ,atinegara ,akarta. .. &enilai skala nyeri pasien post operasi sectio pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah @ kali terapi di *". %remier ,atinegara ,akarta. 0. &enilai kesetaraan variable confounding (umur, pendidikan, pemberian obat analgetik, pengalaman nyeri sebelumnya, ke3emasan, dukungan keluarga, budaya dan pola koping antara kelompok inter#ensi dan kelompok kontrol. 2. &enilai perbedaan penurunan skala nyeri antara kelompok inter#ensi dan kelompok kontrol pasien post operasi sectio di *". %remier ,atinegara ,akarta.

1.

Man!aat Penelitian -.0.- %elayanan ?epera4atan -. &etode imagery merupakan salah satu alternati! tindakan kepera4atan mandiri yang dapat digunakan oleh pera4at untuk menurunkan sensasi nyeri pas3a bedah pada pasien sectio. 2. &etode imagery berman!aat bagi pasien untuk mengurangi nyeri pas3a bedah sectio karena tidak bersi!at in#asi!, tidak memerlukan biaya, mudah dilakukan dan tidak menimbulkan risiko. -.0.2 ;lmu ?epera4atan -. &emperkuat dukungan se3ara teroritis bagi pengembangan ilmu kepera4atan medikal bedah, khususnya tentang metode imagery sebagai salah satu alternati! tindakan kepera4atan mandiri untuk mengurangi nyeri pas3a bedah pada pasien section.

2.

%enelitian ini diharapkan sebagai moti#asi untuk lebih meningkatkan peran pera4at medikal bedah dalam upaya mengurangi nyeri pas3a bedah pada pasien sectio.

-.2.. %enelitian ?epera4atan "ebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan metode imagery. 1.". #uang Lingku$ *uang lingkup penelitian ini adalah analisis C!ekti!itas :uide ;magery terhadap penurunan skala nyeri post operasi "e3tio Caesarea. %enelitian eksperimen semu akan dilaksanakan pada bulan 'pril 20-0 sampai bulan ,uni 20-0 dengan sasaran adalah pasien post operasi se3tion 3aesarea di *umah "akit %remier ,atinegara ,akarta Aimur.

You might also like