You are on page 1of 7

SADURAN BUKU BUDIDAYA BAWANG MERAH

Disusun oleh: Ari Astiti, STP/ 19850710 201001 2 022 *dari berbagai sumber Bawang merah adalah jenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai jenis masakan di Indonesia. Tumbuhan ini dikelompokkan dalam Allium Cepata, dan yang paling sering dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masakan adalah bagian umbinya. Bawang sendiri merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara dan Asia Tengah, serta di Indonesia sendiri sangat banyak dibudidayakan.

PRA TANAM 1. Syarat Tumbuh Bawang merah akan tumbuh dengan baik bila ditanam pada tanah sawah atau tegalan dengan tekstur sedang sampai liat. Selain itu tempat pertumbuhan bawang merah yang baik bisa juga di tanam pada jenis tanah Alluvial yang memiliki pH 5.6 6.5, dengan ketinggian 0-400 mdpl, dan kelembaban 5070 %, serta suhu 25-32 drajat C.

2. Pengolahan Tanah Setelah lahan dibersihkan dari gulma dan tumbuhan liar lainnya, maka sebaiknya pada permukaan tanah disebar pupuk kandang dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2. Tanah yang sudah ditamburi pupuk kandang kemudian diluku dan digaru dan kondisi ini biarkan selama waktu kurang lebih 1 minggu. Hal lainnya yang harus dilakukan adalah membuat bedengan dengan lebar 120 -180 cm. Perlu diperhatikan bahwa diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50 cm.Bila pH tanah kurang dari 5,6, maka sebaiknya diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu. 3. Pupuk Dasar Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah. Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan. 4. Pemilihan Bibit Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi. Sementara umbi bibit yang baik adalah umbi yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya). Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau) B. FASE TANAM

1. Jarak Tanam Jarak tanam pada musim kemarau adalah 15 x 15 cm dengan jenis tanaman adalah varietas Ilocos, sementara untuk musim penghujan jarak tanaman adalah berukuran 20 x 15 cm dengan varietas Tiron.

2. Cara Tanam Umbi bibit direndam dulu dalam larutan Fungisida + air Setelah kedua proses ini dilalui, maka kemudian simpan bibit selama 2 hari sebelum di tanam. Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit. . AWAL PERTUMBUHAN (0 10 Hari Setelah Tanam)

1. Pengamatan Hama Waspadai hama Ulat Bawang ( Spodoptera exigua atau S. litura), telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas. Penyakit yang harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh. 2. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang 3. Pemupukan pemeliharaan/susulan Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.

Pemupukan sebaiknya dilakukan sebanyak 2 kali dengan dosis setiap 1000 m2 adalah sebagai berikut: Pada Umur : - 2 minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl. Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur 2 minggu.

- 4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemupukan ini adalah dalam hal pengolahan pupuk yang sebaiknya dilakukan dengan cara mencampur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tidak terbakar dan terganggu pertumbuhannya. 4. Pengairan Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 %. Sementara Air dengan salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah, sehingga perlu diperhatikan tinggi permukaan air pada saluran (canal) harus dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan pertanaman. D. FASE VEGETATIF (11- 35 Hari Setelah Tanam) 1. Pengamatan Hama dan Penyakit Hama Ulat bawang, S. litura dan S. exigua Thrips, mulai menyerang tanaman pada umur 30 hari setelah tanam. Hal ini disebabkan karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat seperti

perak. Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas 70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan. 2. Penyakit Bercak Ungu atau Trotol Disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. 3. Penyakit Antraknose atau Otomotis Disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejala serangan adalah ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes: otomatis). Jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan. 4. Penyakit oleh Virus Gejalanya pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan. Busuk umbi oleh Bakteri - Umbi yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat yang kering. - Busuk umbi/ leher batang oleh jamur. - Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase). - Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain (bukan golongan Bawang-bawangan.Untuk mengatasi penyakit Busuk umbi yang disebabkan oleh bakteri, sebaiknya diatasi dengan menggunakan PESTISIDA Kimia.

E. PEMBENTUKAN UMBI ( 36 50 Hari Setelah Tanam ) Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif, yang perlu diperhatikan adalah pengairannya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari. F. PEMATANGAN UMBI ( 51- 65 Hari Setelah Tanam ) Pada fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu pada sore hari. G. PANEN DAN PACA PANEN 1. Panen > 60-90 % daun telah rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70 90 hari. > Panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek > Pemanenan dengan pencabutan batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu 2. Pasca Panen Penjemuran dengan alas anyaman bambu. Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di gudang.

You might also like