You are on page 1of 3

PULMANARY EMBOLISM I. PENJELASAN PASIEN A.

Keluhan Utama Dadaku terasa sakit dan merasa tidak mendapatkan udara yang cukup. B. HPI (History of Present Illness) Michael Veder adalah lelaki berumur 52 tahun yang di pindahkan ke rumah sakit perawatan untuk melengkapi terapi antibiotik IV untuk garger kronis yang menginfeksi pergelangan kaki kirinya karena diabetes yang tidak terkontrol. Bagian kaki kiri pasien telah diamputasi (Hari ke-11 setelah pembedahan) dan telah menyelesaikan 11/14 hari penggunaan regimen antibiotik IV. Dia mentoleransi antibiotik dengan baik dan rasa nyerinya mulai sembuh setiap harinya, meskipun ia sering menolak terapi fisik di rumah sakit perawatan. Pada pagi ini, pasien mengeluhkan nyeri pada bagian dadanya dan sesak nafas. Rasa nyerinya tidak menyebar. Dia membantah Mual, Muntah dan Pusing. Pasien merasa cemas. Dia tidak mengalami batuk yang sering dan mengatakan bahwa ia sulit menarik napas yang dalam sejak kemarin.

II.

PERTANYAAN

Identifikasi Masalah 1.a. Informasi subjektif dan objektif apa yang cocok dengan diagnosa emboli pulmonari pada pasien? 1.b. Faktor resiko apa yang dimiliki oleh pasien untuk penyakit ini? 1.c. Hitung kemungkinan nilai pre-test pasien untuk HIT? 1.d. Kembangkan daftar kemungkinan masalah terapi obat yang berhubungan dengan pasien ini yang meningkatkan serum creatinin?

Hasil yang diinginkan 2.a. Apa tujuan terapi yang ingin dicapai untuk mengatasi PE? 2.b. Apakah ada sasaran terapi pada pasien dengan HIT? Alternatif terapi 3.a. Adakah agen antikoagulan yang cocok untuk mengobati PE pada pasien ini? 3.b. Adakah alternatif (farmakologi dan nonfarmakologi) non-antikoagulan yang tersedia? Apakah pasien ini merupakan kandidat yang cocok untuk pengobatan alternatif semacam ini?

Optimal Plan

4.a. Pilih antikoagulan yang cocok untuk memulai terapi dan hitung dosis untuk pasien ini 4.b. Kapankah penggunaan warfarin dapat dimulai sebagai manajemen jangka panjang pada pasien PE ini? Desain rencana pharmacoterapetik untuk perpindahan ke warfarin.

Clinical Course Kultur darah menunjukkan hasil positif untuk S. Pneumoniae. Kultur CSF (diambil setelah antibiotik dimulai) dan kultur urine negatif. Penelitian sensitivitas menunjukkan sensitivitas menengah untuk penicillin (MIC >0,01 mcg/mL) dan cefotaxime/ceftriaxone (MIC>2,0 mcg/mL). Ulangi CRP dalam 24 jam 3,5 mg/L dan pengulangan CBC pada waktu tersebut : Hgb 14,5 g/dL, Hct 43,5%, Plt 230x103/mm3, WBC 8,6x103/mm3 (32% segs, 12% bands, 55% lymphs, 1% basos)

Evaluasi Hasil

5.

Menggambarkan

parameter

pemantauan

yang

diperlukan

untuk

mengevaluasi efektifitas dan keamanan terapy.

Clinical course Bayi yang diobati dengan cara yang kamu rekomendasikan dan tekanan darah dan status saraf meningkat dalam 24 jam pertama pengobatan. 22 jam setelah pemberian terapi antibiotik, a repeat lumbar puncture was performed and was clear. Pasien di izinkan pulang pada hari ke 10 terapi. Uji Audiometri pada akhir terapi antibiotik menunjukkan hasil normal. Anak ini tidak menunjukkan kerusakan neurologic akibat infeksi pada uji lanjutan.

You might also like