You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Pendahuluan Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Khom juga berwarna abu-abu, berkilau, keras sehingga memerlukan proses pemolesan yang cukup tinggi. Bijih utama khrom adalah kromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru, Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina. Logam ini biasanya dihasilkan dengan mereduksi khrom oksida dengan aluminum. Kegunaan Krom Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih. Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat. Kromium (IV) oksida digunakan untuk pembuatan pita magnetik digunakan dalam performa tinggi dan standar kaset audio. Asam kromat adalah agen oksidator yang kuat dan merupakan senyawa yang bermanfaat untuk membersihkan gelas laboratorium dari setiap senyawa organik. Hal ini disiapkan dengan melarutkan kalium dikromat dalam asam sulfat pekat, yang kemudian digunakan untuk mencuci aparat. Natrium dikromat kadang-kadang digunakan karena lebih tinggi kelarutan (5 g/100 ml vs 20 g/100 ml masing-masing). Kalium dikromat merupakan zat kimia reagen, digunakan dalam membersihkan gelas laboratorium dan sebagai agen titrating. Senyawa Krom Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang penting adalah natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari campuran aluminum dengan khrom . Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis kuantitatif, juga dalam proses pemucatan kulit. Senyawa lainnya banyak digunakan di industri; timbal khromat berwarna kuning khrom,

merupakan pigmen yang sangat berharga. Senyawa khrom digunakan dalam industri tekstil sebagai mordan atau penguat warna. Dalam industry penerbangan dan lainnya,senyawa khrom berguna untuk melapisi aluminum.

Tawas Ti3+ atau Co3+.

adalah

garam

sulfat

rangkap

terhidrat

dengan

formula

M+M3+(SO4)2.12H2O. M+ merupakan kation univalen, umumnya Na+, Fe+, Cr+, Kalium kromium(III) sulfat dodekahidrat (tawas kromium) dengan formula KCr(SO4)2.12H2O digunakan sebagai penyamak kulit dan bahan pembuat kain tahan api. Tawas kromium dapat diperoleh dengan cara mereduksi ion dikromat dari kalium dikromat K2Cr2O7, menjadi kromium(III) dalam larutan asam sulfat dengan reduktor etanol, C2H5OH. 8H+(aq) + CrO72-(aq) + 3C2H5OH(aq) > 3CH3CHO(aq) + 2Cr3+(aq) + 7H2O(l) Ion sulfat dari asam sulfat dan ion kalium dari kalium dikromat bergabung dengan ion kromium(III) membentuk kristal tawas kromium yang terbentuk oktahedron dan berwarna violet sampai hijau gelap jika larutan yang pekat didinginkan. K+(aq) + Cr3+(aq) + 2SO42-(aq) + 12H2O(l) > KCr(SO4)2.12H2O(c) Untuk setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin perlu dikurangi dengan cara penguapan untuk menghasilkan larutan jenuh yang kemudian menghasilkan kristal tawas pada waktu didinginkan. Untuk mendapatkan kristal yang berukuran besar, pendinginan larutan jenuh harus dilakukan secara pelan-pelan.

BAB II METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat Alat yang digunakan yaitu gelas kimia, batang pengaduk, oven, corong, kertas saring whatman no.41, penangas air, cawan petri, pipet volum dan pipet ukur, neraca analitik, lemari pendingin, erlemeyer, pipet tetes, dan aluminium foil.

B. Bahan Bahan yang digunakan yaitu asam sulfat 5 M, etanol 60%, kalium dikromat.

C. Prosedur Kerja 1. 25 ml larutan asam sulfat 5 M dimasukkan ke dalam gelas kimia, kemudian tambahkan 4 gr potassium dikromat. Lalu aduk campuran tersebut hingga larut, bila perlu panaskan di atas penangas air agar semua dikromat larut. 2. Larutan didinginkan dalam pendingin es kira-kira 10 menit dan kemudian tambahkan 4 ml etanol 60% sedikit demi sedikit ke dalam campuran. Penambahan harus dilakukan secara hati-hati, karena pada reaksi tersebut menghasilkan panas. 3. Larutan ditutup dengan aluminium foil dan disimpan dalam lemari pendingin untuk dikristalisasi. Amati perubahan yang terjadi pada keesokan harinya. 4. Kristal-kristal yang telah terbentuk dibawah larutan disaring dan cuci endapan yang tersisa dari gelas kimia dengan cara menambahkan etanol 60%. Bila perlu, ulangi cara tersebut sampai tidak ada kristal yang tertinggal. Kemudian kristal-kristal tersebut dikering dalam oven. 5. Timbang berat-berat kristal tersebut dan hitung presentase hasil dari tawas kalium kromium berdasarkan jumlah dikromat yang digunakan.

BAB III HASIL PENGAMATAN

Pada percobaan pembuatan tawas kalium kromium, KCr(SO4)2.12H2O ini 4 gram kalium dikromat yang berwarna orange yang telah dilarutkan dengan 25 mL asam sulfat 5 M ditambahkan dengan etanol yang berwarna bening maka larutan berwarna hijau pekat atau hijau kehitaman, dan menyebabkan larutan terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tersebut mengalami reaksi eksotermik dimana larutan tersebut membebaskan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga terasa panas. Sebelum penambahan larutan etanol, larutan terlebih dahulu di masukkan ke dalam lemari pendingin, hal ini dilakukan untuk menurunkan suhu larutan sehingga saat penambahan etanol tidak terjadi percikan atau kemungkinan ledakan kecil. Tujuan penambahan etanol disini yaitu etanol berperan sebagai pereduksi dalam pembuatan tawas krom. Larutan yang telah ditambahkan etanol kemudian dimasukkan kedalam lemari pendingin setelah larutan tersebut tidak panas lagi selama 1 malam untuk kristalisasi. Kristal yang terbentuk kemudian disaring dan endapannya dicuci dengan etanol. Dari kristal yang terbentuk, banyaknya kristal yang didapat yaitu: 3,44 g 0,83 g (berat kertas saring) = 2,61 g tawas krom. Presentase tawas krom yaitu = 65,25 %.

Reaksi yang terjadi selama sintesis yaitu: 8H+(aq) + CrO72-(aq) + 3C2H5OH(aq) > 3CH3CHO(aq) + 2Cr3+(aq) + 7H2O(l) K+(aq) + Cr3+(aq) + 2SO42-(aq) + 12H2O(l) > KCr(SO4)2.12H2O(c) Reaksi lengkap: 8H2SO4 + 2K2Cr2O7 + 40H2O -----> 4KCr(SO4)2.12H2O + 3O2

BAB IV PENUTUP

Tawas kromium dapat diperoleh dengan cara mereduksi ion dikromat dari kalium dikromat K2Cr2O7, menjadi kromium(III) dalam larutan asam sulfat dengan reduktor etanol, C2H5OH. Kristal tawas krom yang dapat disintesis dari 4 gram kalium dikromat yaitu sebanyak 2,61 gram.

DAFTAR PUSTAKA

Gulo, fakhili. 2007. Panduan Praktikum Kimia Anorganik 2. FKIP Kimia. UNSRI. http://sijetangguh.blogspot.com/2010_01_01_archive.html, diakses tanggal 7 April 2014. Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia: Jakarta. Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. (Bagian II). PT. Kalman Media Pusaka: Jakarta

Lampiran

Gambar

larutan setelah didinginkan 1 malam

kristal yang terbentuk setelah penyaringan

Kristal yang telah dikeringkan dalam oven

You might also like