You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

POLA PENYEBARAN SPESIES TUMBUHAN

Kelompok 1

Galang Syahya (3425091346) Ketut Ayu Suci Wulandari () Sarah Pardede ()

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2011

I.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak seperti hewan, tumbuhan tidak memiliki alat gerak dimana mereka dapat berpindah sekehendak mereka sendiri. Ketika tumbuhan sudah merasa cocok pada suatu daerah atau tempat mereka berkecambah, tumbuhan tersebut akan menghabiskan masa hidupnya pada tempat tersebut, kecuali ada campur tangan manusia dimana lokasi atau tempat tumbuhan tersebut dipindahkan ke tempat lain atas kemauan manusia tersebut. Sehingga, pada tumbuhan terdapat pola penyebaran dimana mereka tumbuh bersama sama secara acak dan membentuk suatu pola tertentu terhadap tempat atau daerah mereka hidup. B. Tujuan Mengetahui pola penyebaran spesies tumbuhan.

II.

DASAR TEORI Struktur suatu komunitas alamiah bergantung pada cara dimana tumbuhan dan hewan tersebar atau terpencar di dalamnya. Pola penyebaran bergantung pada sifat fisikokimia lingkungan maupun keistimewaan biologic organisme itu sendiri. Keanekaragaman tak terbatas pada daerah pola penyebaran demikaian yang terjadi pada alam secara kasar dapat dikelaskan menjadi 3 kategori:
1. Penyebaran secara acak jarang terdapat di alam. Penyebaran ini biasanya terjadi apabila factor lingkungannya sangat seragam untuk seluruh daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada sifat - sifat untuk berkelompok dari organisme tersebut. 2. Penyebaran secara merata umum terdapat pada tumbuhan. Penyebaran semacam ini terjadi apabila persaingan kuat di antara individu individu dalam populasi tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan untuk mendapat nutrisi dan ruang.

3. Penyebaran secara berkelompok adalah yang paling umum terdapat di alam terutama untuk hewan. Pengeleompokan ini terutama disebabkan oleh berbagai hal: a. Respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara local b. Respon dari organism terhadap perubahan cuaca musiman c. Akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi d. Sifat sifat organism dengan organ vegetative yang menunjang untuk terbentuknya kelompok atau koloni.

Dalam ekologi dikembangan suatu cara untuk memahami pola penyebaran individu dalam populasinya yaitu dengan memanfaatkan penyebaran Poisson dengan asumsi pertama individu individu menyebar secara acak. Rumus yang digunakan adalah: Berdasarkan asumsi penyebaran individu individu adalah acak, maka dapat didefinisikan bahwa varians (V) adalah sama dengan harga rata rata. Jadi apabila varians lebih besar dari harga rata rata, maka penyebaran individu adalah berkelompok dan sebaliknya apabila varians lebih kecil dari harga rata rata maka penyebarannya merata. Umumnya, faktor-faktor tidak kentara dan sulit untuk ditentukan. Penyebaran spesies di dalam komunitas mencerminkan informasi yang banyak mengenai hubungan antara spesies. III. METODE

Alat dan Bahan 1. Kuadrat 50 x 50cm 2. Alat tulis dan kalkulator 3. Buku identifikasi tumbuhan

Cara Kerja
1. 2. 3. 4. Menentukan lokasi pengamatan Menentukan jenis tanaman yang akan diamati penyebarannya Letakkan kuadrat secara acak pada lokasi pengamatan Dalam tiap plot tersebut, hitung jumlah individu tanaman yang telah ditentukan, masukkan kedalam table pengamatan. Jumlah individu yang lebih dari 5 dimasukan dalam kelompok lebih dari 5.

5. 6.

Lakukan pengulangan sebanyak 100 plot Lakukan perhitungan data pola penyebaran, analisis hasilnya.

LEMBAR PENGAMATAN Hari/Tanggal Waktu Pengamatan Lokasi Jenis Tumbuhan yang Diamati Cuaca Pengamat : Jumat, 04 November 2011 : Pukul 08.00 WIB s/d 10.30 WIB : Lapangan Belakang Velodome : Ilalang : Mendung Berawan : 1. Galang S. 2. Ketut A. S. W. 3. Sarah P.

DATA PENGAMATAN Tabel 1. Data jumlah individu pada tiap plot No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah Individu >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah Individu >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 No 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 Jumlah Individu >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 No 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 Jumlah Individu >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 >5 Jumlah Individu 81 >5 82 >5 83 >5 84 >5 85 >5 86 >5 87 >5 88 >5 89 >5 90 >5 91 >5 92 >5 93 >5 94 >5 95 >5 96 >5 97 >5 98 >5 99 >5 100 >5 No

Tabel 2. Rekapitulasi jumlah individu pada seluruh plot Jumlah 0 1 2 3 4 Individu Jumlah Plot Frekuensi 0 0 0 0 0 = frekuensi = 500 = 5,00 n 100

>5 100 500

Total 100 500

Tabel 3. Perhitungan pola penyebaran tumbuhan Jumlah Perkalian Harapan Jumlah plot jumlah jumlah plot individu dengan X individu dengan X dalam plot individu dan jumlah individu (X) (Y) kuadrat (P) 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 3 0 0 0 4 0 0 0 5 100 500 4.507718

2= (pengamatanharapan)2 Harapan 0 0 0 0 0 54464,95

Perkalian kuadrat dari X dengan Y 0 0 0 0 0 250000

Rumus yang digunakan untuk menghitung harapan (Probabilitas Distribusi Poisson) adalah sebagai berikut: P(X) = e- . . 100 X! dimana: e = 2,7183 = rata-rata jumlah tumbuhan X = jumlah tumbuhan per plot

P(5) = e- . 5 . 100 = 2,7183-5 . 3,815 . 100 = 4.507718 1x2x3x4x5 120 Untuk menghitung 2 digunakan rumus: 2(x) = (pengamatan-harapan)2 harapan 2(5) = (500-4.507718)2 = 54464.95 4.507718 2tabel = 2(n-2)() = 2(4)(0,05) = 12,592 dimana n = 6

2hitung = 2(0) + 2(1) + 2(2) + 2(3) + 2(4) + 2(5) = 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 54464,95 = 54464,95 Untuk pengujian penyebaran tumbuhan, hipotesis adalah sebagai berikut: H0 = penyebaran tumbuhan acak H1 = penyebaran tumbuhan tidak acak Jika 2hitung > 2tabel maka terima H1 Jika 2hitung < 2tabel maka terima H0

Dari perhitungan data diatas 2hitung > 2tabel yaitu 54464,95 > 12,592 maka terima H1, yaitu penyebaran tumbuhan tidak acak. Karena penyebaran tumbuhan tidak acak, maka perlu dilakukan pengujian pola distribusi tidak acak. Untuk pengujian pola distribusi tidak acak, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: Jika V/X > 1 maka tumbuhan berkelompok Jika V/X < 1 maka tumbuhan reguler Dengan rumus: V = (X)2 X/n n1 Data-data: X = 15 X2 = 55 (X)2 = 225 Rerata X = 2,5

V = (X)2 X/n = 225 2,5 = 222,5 = 44,5 n1 5 5 V/X = 44,5 = 17,8 2,5 Dari perhitungan diatas, maka V/X > 1 yaitu tumbuhan rumput teki berkelompok PEMBAHASAN Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran spesies. Spesies yang diamati pola penyebarannya adalah ilalang. Lokasi pengamatan di Lapangan Belakang Velodrome. Penghitungan dilakukan dengan

menggunakan kuadrat berukuran 50 x 50 cm, dengan jumlah kuadrat sebanyak 100 kuadrat. Setelah dilakukan penghitungan dalam tiap kuadrat dari kuadrat mulai dari kuadrat ke-1 sampai kuadrat ke-100 diperoleh data jumlah individu pada seluruh plot yang ditampilkan pada tabel 2. Berdasarkan data tersebut individu yang ditemukan pada masing-masing plot, jumlah yang dominan adalah lebih dari lima individu yaitu sebanyak 66 plot. Sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah dua individu yaitu sebanyak 3 plot. Jumlah rata-rata individu yang ditemukan dalam satu plot adalah sebesar >5.

Berdasarkan rumus Probabilitas Distribusi Poisson diperoleh 2hitung lebih besar dari 2tabel yaitu 54464,95 lebih besar dari 12,592 maka terima H1, yaitu penyebaran tumbuhan tidak acak. Karena penyebaran tumbuhan tidak acak, maka perlu dilakukan pengujian pola distribusi tidak acak. Setelah dilakukan pengujian pola distribusi tidak acak maka didapat hasil V/X lebih besar dari satu maka pola penyebaran tumbuhan berkelompok. Hal ini sesuai dengan data pengamatan yaitu pada 6 plot terakhir tidak ditemukan satupun spesies ilalang. Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah tersebut memiliki faktor-faktor lingkungan yang kurang mendukung bagi pertumbuhan spesies tersebut. Penyebaran secara berkelompok adalah yang paling umum terdapat di alam. Pengelompokan ini terutama disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: a. respon dari organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal b. respon dari organisme terhadap perubahan cuaca musiman c. akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi d. sifat-sifat organisme dengan organ vegetatif yang menunjang untuk terbentuknya kelompok atau koloni Pola-pola penyebaran adalah khas untuk setiap spesies dan jenis habitat. Seringkali dilakukan pengamatan faktor-faktor penyebab bagi suatu pola penyebaran tertentu. Umumnya, faktor-faktor tidak kentara dan sulit untuk ditentukan. Penyebaran spesies di dalam komunitas mencerminkan informasi yang banyak mengenai hubungan antara spesies.

KESIMPULAN 1. Berdasarkan rumus Probabilitas Distribusi Poisson diperoleh 2hitung > 2tabel yaitu 54464,95 > 12,592 maka terima H1, yaitu penyebaran tumbuhan tidak acak. Karena penyebaran tumbuhan tidak acak, maka perlu dilakukan pengujian pola distribusi tidak acak. 2. Berdasarkan pengujian pola distribusi tidak acak diperoleh V/X > 1 yaitu tumbuhan rumput teki berkelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Sihombing, Betsy, dkk. 2004. Bahan Ajar Ekologi Tumbuhan. Jakarta: UNJ Tim Dosen Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan. 2008. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Jakarta: UNJ

You might also like