You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Hubungan industrial sebelumnya diistilahkan sebagai hubungan perburuhan (labour relation). Istilah ini pada awalnya manganggap bahwa hubungan perburuhan hanya membahas masalah masalah hubungan antara kerja /buruh dengan pengusaha. Namun sejalannya waktu hubungan perburuhan tidak hanya membahas masalah hubungan antara pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga membahas masalah masalah ekonomi, sosial, politik, budaya dan lain lain. Sesuai dengan pedoman pelaksanaan Hubungan Industrial penggantian istilah dilakukan dengan beberapa alasan. Hubungan Industrial (Industrial elations) adalah kegiatan yang mendukung ter!iptanya hubungan yang harmonis antara pelaku bisnis yaitu pengusaha, karyawan dan pemerintah, sehingga ter!apai ketenangan bekerja dan kelangsungan berusaha (Industrial "ea!e). "ada #ndang#ndang $etenagakerjaan No. %& tahun '((& pasal % angka %) Hubungan Industrial dide*inisikan sebagai +Suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah yang didasarkan pada nilainilai "an!asila dan #ndang#ndang ,asar Negara epublik Indonesia tahun %-./.0 1andasan Hubungan Industrial terdiri atas 2 %. 1andasan idil adalah "an!asila '. 1andasan konstusional adalah #ndang #ndang ,asar %-./ &. 1andasan operasional 34HN yang ditetapkan oleh 5" kebijakan lain pemerintah. serta kebijakan

5elihat pentingnya kegiatan ini, masalah hubungan industrial perlu mendapat perhatian khusus dalam penanganannya, karena berpengaruh besar terhadap kelangsungan proses produksi yang terjadi di perusahaan. $eseimbangan antara pengusaha dan pekerja merupakan tujuan ideal yang hendak di!apai agar terjadi hubungan yang harmonis antara pekerja dan pengusaha

karena tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan antara pekerja dan pengusaha adalah hubungan yang saling membutuhkan dan saling mengisi satu dengan yang lainnya. 6ang paling mendasar dalam $onsep Hubungan Industrial adalah $emitrasejajaran antara "ekerja dan "engusaha yang keduanya mempunyai kepentingan yang sama, yaitu bersamasama ingin meningkatkan tara* hidup dan mengembangkan perusahaan. 7adi, dari hal8hal yang telah dijabarkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan industrial adalah hubungan yang dijalin antara pekerja, pihak yang mempekerjakannya (pengusaha), dan pemerintah. 9idak hanya identik dengan manajemen yang menjalankan *ungsinya untuk mengatur pekerjanya saja. Hubungan industrial juga berkaitan dengan *enomena baik itu didalam dan diluar tempat kerja. "ihak8pihak yang terkait di dalam hubungan industrial adalah pekerja, pengusaha, dan pemerintah. Hubungan ini mengatur peran masing8masing pihak dan interaksi maupun proses di dalamnya. :turan8aturan yang mengatur hak dan kewajiban masing8masing pihak semuanya ter!antum dalam #ndang8#ndang ketenagakerjaan. 5enurut #ndang8#ndang No %& 9ahun '((& (bab ;I, pasal %(', ayat %8&) *ungsi dari masing8masing pihak adalah sebagai berikut2
%.

"emerintah 5enetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan, dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang8undangan ketenagakerjaan.

%.

"ekerja atau buruh dan serikat pekerja atau serikat buruhnya 5enjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi se!ara demokratis.

"engusaha dan organisasi pengusahanya

5en!iptakan kemitraan, mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja, dan memberikan kesejahteraan pekerja atau buruh se!ara terbuka, demokratis, dan berkeadilan. Hubungan industrial berawal dari adanya hubungan kerja yang lebih bersi*at indi<idual antara pekerja dan pengusaha. ,alam proses produksi pihak8pihak yang se!ara *isik sehari8hari terlibat langsung adalah pekerja atau buruh dan pengusaha,

sedang pemerintah terlibat hanya dalam hal8hal tertentu. ,i tingkat perusahaan, pekerja dan pengusaha adalah dua pelaku utama hubungan industrial.

2.2. RUANG LINGKUP INDUSTRIAL uang lingkup hubungan industrial menyangkut seluruh aspek dan permasalahan ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lain8lain, baik langsung maupun tidak langsung dalam hubungan antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah. %.%. uang 1ingkup =akupan

"ada dasarnya prinsipprinsip dalam hubungan industrial men!akup seluruh tempattempat kerja dimana para pekerja dan pengusaha bekerjasama dalam hubungan kerja untuk men!apai tujuan usaha. 6ang dimaksud hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur upah, perintah dan pekerjaan. %.'. uang 1ingkup >ungsi

Fungsi Pemerintah 2 5enetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan, dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan undangundang ketenagakerjaan yang berlaku. Fungsi Pekerja/Serikat Pekerja 2 5enjalankan pekerjaan sesuai kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi se!ara demokratis, mengembangkan ketrampilan, keahlian dan ikut memajukan perusahaan serta memperjuangkan kesejahteraan anggota dan keluarganya. Fungsi Pengusaha 2 5en!iptakan kemitraan, mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan pekerja se!ara terbuka, demokratis serta berkeadilan. %.&. uang 1ingkup 5asalah

:dalah seluruh permasalahan yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung dengan hubungan antara pekerja, pengusaha dan pemerintah. %... uang 1ingkup "eraturan/"erundang8undangan ketenagakerjaan %...%. Hukum 5ateriil

1. #ndangundang ketenagakerjaan No. %& 9ahun '((&


3

'. "eraturan "emerintah/"eraturan "elaksanaan yang berlaku &. "erjanjian $erja 4ersama ("$4), "eraturan "erusahaan ("") dan "erjanjian $erja. %...'. Hukum >ormal

1. #ndangundang "enyelesaian "erselisihan Hubungan Industrial '. "erpu No. % 9ahun '((/, dan diberlakukan mulai %. 7anuari '(()

2.3. TUJUAN HUBUNGAN INDUSTRIAL 9ujuan Hubungan Industrial adalah mewujudkan Hubungan Industrial yang harmonis, ,inamis, kondusi* dan berkeadilan di perusahaan. :da tiga unsur yang mendukung ter!apainya tujuan hubungan industrial, yaitu 2 %. Hak dan kewajiban terjamin dan dilaksanakan '. :pabila timbul perselisihan dapat diselesaikan se!ara internal/bipartit 3. 5ogok kerja oleh pekerja serta penutupan perusahaan (lo!k out) oleh pengusaha, tidak perlu digunakan untuk memaksakan kehendak masing masing, karena perselisihan yang terjadi telah dapat diselesaikan dengan baik. Namun demikian Sikap mental dan sosial para pengusaha dan pekerja juga sangat berpengaruh dalam men!apai berhasilnya tujuan hubungan industrial yang kita karapkan. Sikap mental dan sosial yang mendukung ter!apainya tujuan hubungan industrial tersebut adalah 2 %.%. 5emperlakukan pekerja sebagai mitra, dan memperlakukan pengusaha sebagai in<estor %.'. 4ersedia saling menerima dan meningkatkan hubungan kemitraan antara pengusaha dan pekerja se!ara terbuka %.&. Selalu tanggap terhadap kondisi sosial, upah, produkti<itas dan kesejahteraan pekerja %... Saling mengembangkan *orum komunikasi, musyawarah dan kekeluargaan.

2.4. SARANA-SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL :gar tertibnya kelangsungan dan suasana bekerja dalam hubungan industrial, maka perlu adanya peraturanperaturan yang mengatur hubungan kerja yang harmonis dan kondusi*. "eraturan tersebut diharapkan mempunyai *ungsi untuk memper!epat pembudayaan sikap mental dan sikap sosial Hubungan Industrial. ?leh karena itu setiap peraturan dalam hubungan kerja tersebut harus men!erminkan dan dijiwai oleh nilainilai budaya dalam perusahaan, terutama dengan nilainilai yang terdapat dalam Hubungan Industrial. ,engan demikian maka kehidupan dalam hubungan industrial berjalan sesuai dengan nilainilai budaya perusahaan tersebut. ,engan adanya pengaturan mengenai halhal yang harus dilaksanakan oleh pekerja dan pengusaha dalam melaksanakan hubungan industrial, maka diharapkan terjadi hubungan yang harmonis dan kondusi*. #ntuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sarana sebagaimana dimaksud dalam pasal %(& ## $etenagakerjaan No. %& 9ahun '((& bahwa hubungan industrial dilaksanakan melalui sarana sebagai berikut 2 %. '. &. .. /. ). A. B. 1embaga kerja sama 4ipartit 1embaga kerja sama 9ripartit ?rganisasi "ekerja atau Serikat "ekerja/4uruh ?rganisasi "engusaha 1embaga keluh kesah @ penyelesaian perselisihan hubungan industrial "eraturan "erusahaan "erjanjian $erja 4ersama "erjanjian $erja $husus

1. Le !aga ker"a #a a B$%art$t 1embaga $erja sama 4ipartit adalah suatu badan ditingkat usaha atau unit produksi yang dibentuk oleh pekerja dan pengusaha.

Setiap pengusaha yang mempekerjakan /( (lima puluh) orang pekerja atau lebih dapat membentuk 1embaga $erja Sama (1$S) 4ipartit dan anggota anggota yang terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan dan keahlian. 1$S 4ipartit bertugas dan ber*ungsi sebagai >orum komunikasi, konsultasi dan musyawarah dalam meme!ahkan permasalahan permasalahan ketenagakerjaan pada perusahaan guna kepentingan pengusaha dan pekerja. "ara manager perusahaan diharapkan ikut mendorong ber*ungsinya 1embaga $erjasama 4ipartit, khususnya dalam hal mengatasi masalah bersama, misalnya penyelesaian perselisihan industrial. 2. Le !aga ker"a #a a Tr$%art$t 1embaga kerjasama 9ripartit merupakan 1$S yang anggotaanggotanya terdiri dari unsur8unsur pemerintahan, organisasi pekerja dan organisasi pengusaha. >ungsi lembaga kerjasama 9ripartit adalah sebagai >? #5 $omunikasi, $onsultasi dengan tugas utama menyatukan konsepsi, sikap dan ren!ana dalam mengahadapi masalahmasalah ketenagakerjaan, baik berdimensi waktu saat sekarang yang telah timbul karena *aktor8*aktor yang tidak diduga maupun untuk mengatasi halhal yang akan datang.

3. &rgan$#a#$ Peker"a ata' Ser$kat Peker"a(B'r') ?rganisasi pekerja adalah suatu organisasi yang didirikan se!ara sukarela dan demokratis dari, oleh dan untuk pekerja dan berbentuk Serikat "ekerja, 3abungan serikat "ekerja, >ederasi, dan Non >ederasi. $ehadiran Serikat "ekerja di perusahaan sangat penting dan strategis dalam pengembangan dan pelaksanaan Hubungan Industrial. 4. &rgan$#a#$ Peng'#a)a Setiap pengusaha berhak untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi pengusaha yaitu :sosiasi "engusaha Indonesia (:"IN,?) yang khusus menangani bidang ketenagakerjaan dalam rangka pelaksanaan hubungan Industrial. Hal tersebut ter!ermin dari <isinya yaitu ter!iptanya iklim usaha yang baik bagi dunia usaha dan misinya adalah meningkatkan hubungan industrial yang harmonis terutama ditingkat perusahaan, merepresentasikan dunia usaha
6

Indonesia di lembaga ketenagakerjaan, dan melindungi, membela dan memberdayakan seluruh pelaku usaha khususnya anggota. #ntuk menjadi anggota :"IN,? perusahaan dapat menda*tar di ,ewan "engurus $ota/$abupaten (,"$) atau di ,ewan "engurus "ri<insi (,"") atau di ,ewan "engurus Nasional (,"N). *. Le !aga kel') ke#a) + %en,ele#a$an %er#el$#$)an )'!'ngan $n-'#tr$al ,alam perjalanan Hubungan Industrial untuk men!apai suatu masyarakat industri yang diharapkan, benturanbenturan antara para pelaku yang timbul sebagai akibat belum serasinya pemakaian ukuran dan ka!amata untuk menilai permasalahan bersama kadangkadang tidak dapat dihindari. $eluh kesah bisa juga terjadi akibat berbagai pertanyaan yang timbul baik dari pekerja ataupun dari pengusaha yang berkaitan dengan pena*siran atau pelaksanaan peraturan perundangundangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. ,apat juga karena berbagai tuntutan dari salah satu pihak terhadap pihak lain yang melanggar peraturan perundang undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja besama. ,engan demikian untuk menghindari benturanbenturan tersebut perlu dikembangkan suatu mekanisme penyelesaian keluh kesah sehingga benihbenih perselisihan tingkat pertama seharusnya diselesaikan diantara pelaku itu sendiri. 5ekanisme penyelesaian keluh kesah merupakan sarana yang seharusnya diadakan setiap perusahaan. 5ekanisme ini harus transparan dan merupakan bagian dari "erjanjian $erja, "eraturan "erusahaan ("") atau "erjanjian $erja 4ersama ("$4). ,alam pelaksanaan *ungsi*ungsi super<isi dari setiap para manajer merupakan kun!i terlaksananya mekanisme ini. ,alam hal perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan dalam lembaga mekanisme penyelesaian keluh kesah ini. "enyelesaian dapat dilaksanakan lebih lanjut sesuai dengan "eraturan perundangundangan yang berlaku. .. Perat'ran Per'#a)aan "eraturan "erusahaan adalah suatu peraturan yang dibuat se!ara tertulis yang memuat ketentuanketentuan tentang syaratsyarat kerja serta tata tertib perusahaan.

/. Per"an"$an Ker"a Ber#a a "erjanjian $erja 4ersama ("$4) adalah perjanjian yang disusun oleh pengusaha dan serikat yang telah terda*tar yang dilaksanakan se!ara musyawarah untuk men!apai mu*akat. 0. Per"an"$an Ker"a K)'#'# "erjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu mengikatkan diri untuk bekerja pada pihak yang lain atau majikan, selama waktu tertentu sesuai perjanjian.

2.*. PRINSIP-PRINSIP HUBUNGAN INDUSTRIAL 5engingat sedemikian banyak kepentingan dari berbagai pihak terhadap perusahaan, maka sangat penting untuk menjamin keberlangsungan usaha yang didukung oleh adanya hubungan industrial yang baik, terutama antara pengusaha dengan pekerja. 4erikut ini adalah enam prinsip hubungan industrial 2 Pertama, pengusaha dan pekerja, demikian pula pemerintah dan masyarakat pada umumnya, sama8sama memiliki kepentingan atas keberhasilan dan keberlangsungan perusahaan. ?leh sebab itu pengusaha dan pekerja harus mampu untuk melakukan tanggung jawabnya se!ara maksimal dalam melaksanakan tugas dan *ungsinya sehari8hari. "ekerja atau serikat pekerja harus dapat membuang jauh8jauh kesan bahwa perusahaan hanya untuk kepentingan pengusaha. ,emikian pula pengusaha harus menempatkan pekerja sebagai partner dan harus membuang jauh8jauh kesan memberlakukan pekerja hanya sebagai *aktor produksi. Kedua, perusahaan merupakan sumber penghasilan bagi banyak orang. Semakin banyak perusahaan yang membuka usaha baru, maka semakin banyak pula kesempatan lapangan kerja yang akan memberikan penghasilan bagi banyak pekerja. Semakin banyak perusahaan yang berhasil meningkatkan produkti*itasnya, maka semakin banyak pula pekerja yang meningkat penghasilannya. ,engan demikian pendapatan nasional akan meningkat dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat pula.

Ketiga, pengusaha dan pekerja mempunyai hubungan *ungsional dan masing8masing mempunyai *ungsi dan tugas yang berbeda dengan pembagian kerja dan tugas. "engusaha memiliki tugas dan *ungsi sebagai penggerak, membina dan mengawasi, pekerja memiliki tugas dan *ungsi melakukan pekerjaan operasional. "engusaha tidak melakukan eksploitasi atas pekerja dan sebaliknya pekerja juga bekerja sesuai dengan waktu tertentu dengan !ukup waktu istirahat dan sesuai dengan beban kerja yang wajar bagi kemanusiaan. ,alam hal ini pekerja tidak mengabdi kapada pengusaha akan tetapi pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Keempat, pengusaha dan pekerja merupakan anggota keluarga perusahaan. Sebagaimana pola hubungan sebuah keluarga, maka hubungan antara pengusaha dengan pekerja harus dilandasi sikap saling mengasihi, saling membantu dan saling mengerti. "engusaha harus berusaha sejauh mungkin mengetahui kesulitan8kesulitan dan keadaan yang dihadapi oleh pekerja, serta berusaha semaksimal mungkin untuk dapat membantu dan menjadi solusi bagi kesulitannya. 4ukan hanya menuntut pekerja memberikan yang terbaik bagi perusahaan tanpa mau tahu segala keadaan dan kondisi yang dihadapi oleh pekerja. Sebaliknya, pekerja harus juga memahami keterbatasan pengusaha. :pabila mun!ul permasalahan atau perselisihan antara pengusaha dengan pekerja atau serikat pekerja hendaknya diselesaikan se!ara kekeluargaan dan semaksimal mungkin harus dihindari penyelesaian se!ara bermusuhan. Kelima, perlu dipahami pula bahwa tujuan dari pembinaan hubungan industrial adalah men!iptakan ketenangan berusaha dan ketentraman dalam bekerja supaya dengan demikian dapat meningkatkan produkti<itas perusahaan. #ntuk itu masing8 masing pihak, perusahaan dan pekerja harus mampu menjadi mitra sosial yang harmomis, masing8masing harus mampu menjaga diri untuk tidak menjadi sumber masalah dan perselisihan.seandainya pun terjadi perbedaan pendapat, perbedaan persepsi dan perbedaan kepentingan, haruslah diselesaikan se!ara musyawarah mu*akat, se!ara kekeluargaan tanpa mengganggu proses produksi. $arena setiap gangguan pada proses produksi akhirnya akan merugikan bukan hanya bagi pengusaha, namun juga bagi pekerjan itu sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Keenam, peningkatan produkti<itas perusahaan haruslah mampu meningkatkan kesejahteraan bersama, yakni kesejahteraan pengusaha maupun kesejahteraan pekerja. 4iasa kita temui pekerja yang bermalas8malasan, ketika ditanya kenapaC

5aka jawabannya, +karena gajinya hanya untuk pekerjaan yang seperti ini, tidak lebih0. "adahal semestinya pekerja yang berkeinginan untuk mendapatkan upah lebih tinggi, maka ia harus bekerja keras untuk mampu meningkakan produkti<itas perusahaan sehingga perusahaan akhirnya mampu memberikan upah yang sepadan dengan usahanya itu. 7angan berharap perusahaan akan memberikan lebih dari kontribusi yang telah diberikan pekerja terhadap perusahaannya.

2... PERKE1BANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ,alam buku +"ersonnel 5anagement and Industrial elation0, ,ale 6oder, Ddward 3ross mengemukakan empat <ariabel utama dalam sistem hubungan industrial, yaitu 2 %. 1embaga resmi '. "ola dari status dan kekuasaan &. "engembangan karir pekerja .. "erilaku pekerja dalam kelompok ,alam buku yang sama, ,unlop mengemukakan tiga subyek utama sebagai pelaku8 pelaku dalam hubungan industrial, yaitu 2 %. 4uruh dan organisasinya '. "impinan perusahaan dan organisasinya &. Eakil8wakil pemerintah "erkembangan sistem hubungan kerjasama dalam suatu perekonomian sebagai dasar terbentuknya sistem hubungan industrial dibagi dalam beberapa tahapan, yakni tahap masyarakat primiti*, tahap masyarakat pertanian, tahap masyarakat pengrajin, tahap masyarakat industri, dan tahap pertumbuhan yang berkelanjutan. %. 9ahap masyarakat primiti* 9ahap masyarakat primiti* merupakan awal dari tumbuhnya sistem hubungan industrial. #mumnya dalam masyarakat primiti*, semua anggota dari sebuah suku atau marga akti* bekerja dalam kehidupan sehari8hari. :ntar anggota dapat berkomunikasi se!ara alami, sederhana, dan orang per orang. "ola status dan
10

kekuasaan sangat ber<ariasi, sesuai dengan pandangan masyarakat sebatas suku atau marga tersebut. "engembangan karir lebih bersi*at senioritas, kekuatan *isik, dan magis. ,alam kegiatan ekonomi, semula mereka mengerjakan sendiri8sendiri, berkembang menuju suasana kerja sama yang sederhana, kelompok ke!ilm dan tidak ada batasan yang jelas antara majikan dan anggota kelompok. '. 9ahap masyarakat pertanian 9ahap masyarakat pertanian merupakan perkembangan dari tahap masyarakat primiti* yang belum mengenal pertanian atau peternakan. ,alam masyarakat pertanian, anggota masyarakat sudah mengenal ber!o!ok tanam (mengusahakan tanah) dan sedikit beternak. "ola status dan kekuasaan pada masa ini (abad pertengahan) yaitu, majukan disebut tuan dan pekerja disebut pelayan. Status dan kekuasaan pada dasarnya terpusat pada raja atau bangsawan beserta keluarganya. ?leh karena itu mereka berusaha mempertahankan keunggulan keturunan mereka agar status dan kekuasaannya tidak jatuh ke kelompok lain. 5odel sema!am itu diikuti oleh beberapa kelompok atau keluarga yang lain walaupun dalam skope yang lebih sempit. ,alam tahap ini yang menjadimodal utama adalah hak milik tanah yang luas (tuan tanah). &. 9ahap masyarakat pengrajin 9ahap masyarakat pengrajin memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari tahap masyarakat pertanian. 5asyarakat pertanian telah mampu mengembangkan ketrampilannya sebagai pengrajin. Semula mereka sebagai pengrajin bebas atau tidak memiliki keterikatan dalam +hubungan kerja0. Selanjutnya e<olusi terjadi menuju pengrajin yang menjadi majikan. D<olusi karier mereka, dari murid/pekerja magangan, berkembang menjadi pengrajin bebas atau journey man dan akhirnya menjadi majikan. ,engan mun!ulnya majikan dalam artian memiliki pekerja maka lengkaplah sebuah lembaga. ,ari perusahaan tersebut timbul dua model serikat buruh, yaitu serikat buruh perdagangan (merchant guilds) dan serikat buruh pengrajin (craps guilds).

.. 9ahap masyarakat industri 9ahap masyarakat industri sangat ditentukan oleh e<olusi Industri. e<olusi atau perubahan se!ara besar8besaran telah terjadi dari proses produksi dalam home
11

industri atau home work shops ke proses industri atau pabrik. "erubahan dan penemuan teknologi tidak hanya merubah sistem home industri ke pabrik8pabrik, tetapi juga merubah organisasi kerjanya, sistem hubungan kerja dan atau hubungan industrial. "ola pabrik dalam industri telah merubah hubungan kerja karyawan dalam arti luas. 9ernyata, pengaruh industrialisasi tersebut bagi Negara yang satu berbeda dari Negara yang lainnya. Negara8negara kelompok liberalis/kapitalis,organiasai kerja, karier, wewenang, dan status dipengaruhi oleh keabsahan dalam perekonomian. Sebaliknya bagi Negara8negara komunis, aspek8aspek hubungan industrial sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh wewenang/kuasa Negara. Hal tersebut menunjukkan pengaruh sosial budaya dan perekonomian masing8masing Negara. Sistem industri ternyata member mobilitas yang besar bagi pekerja untuk berkembang. ,engan demikian para pekerja memperoleh kesempatan lebih luas untuk pengembangan karier dalam kelompok kerja mereka. ,i samping itu suasana industri juga mendorong adanya spesialisasi dalam organisasi kerja. ,alam sistem home industri antara karyawan komunikasinya erat/akrab, sedangkan dalam sistem industri, dengan adanya spesialisasi keahlian, pekerja !enderung menekuni pekerjaan masing8masing atau kurang akrab dengan teman8teman sekerjanya. Hubungan yang bersi*at kekeluargaan mulai pudar, lebih8lebih hubungan antara majikan/pemilik dengan para karyawan/pekerja. Sebaliknya hubungan yang lebih bersi*at *ormal mun!ul antara lain dalam bentuk serikat buruh. /. 9ahap pertumbuhan yang berkelanjutan 5asyarakat sebagai suatu sistem akan tumbuh berkelanjutan sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang bersi*at ekstern maupun intern.dalam sistem industri yang telah berkembang, pertumbuhan dan perkembangan serikat buruh dan asosiasi pengusaha juga selalu berubah. "ertumbuhan dan perkembangan tersebut masing8masing Negara dipengaruhi oleh struktur perekonomian dan *aham yang dianut oleh setiap Negara. ,i samping itu kemajuan teknologi dan tingkat kehidupan yang tinggi menuntut permintaan terhadap berbagai produk baru dan pelayanan. Semua itu mendorong perubahan, pertumbuhan dan perkembangan hubungan kerja atau hubungan industrial yang semakn kompleks.

12

13

4:4 III "DN#9#"

&.%. $esimpulan Se!ara hierarkis terdapat ("rama2'(((), yaituF beberapa (lima) tingkatan hubungan industrial

pertama, hubungan minimal F pekerja hanya bekerja karena tidak bisa diterima di tempat lain. $edua, hubungan sebatas hubungan produksi F pekerja bekerja sebatas upah yg. dibayarkan. $etiga, hubungan ala petani, di mana pekerja merasa tempat kerjanya sbg. ladang tempat men!ari makan. $eempat, hubungan sosial dimana tempat pekerja juga ber*ungsi sbg. sarana sosial ke8hidupan (makan bersama,besar bersama ,de8wasa bersama, melaksanakan ibadah bersama). $elima, hubungan kemajuan, di mana pekerja ada sbg. satu kesatuan mata rantai kemajuan bersama stakeholders yg. lain. 9rans*ormasi hubungan industrial seyogyanya ditujukan untuk menggerakkan pola hubungan menuju ketingkatan yg. lebih tinggi. ,alam hal ini hubungan kemajuan @ sekaligus mengantisipasi perubahan8perubahan mendasar yg. terjadi dalam lingkungan organisasi yg. semakin intelle!tual intensi<e. Industrial Harmony seharusnya 2 :danya komitmen dari seluruh komponen masyarakat,yaitu 2 Intelle!tual !ommitment G komitmen / tekad se!ara logika8materia (akal sehat) bahwa hubungan pekerja8manajemen harus menghasilkan nilai tambah ekonomi @ sosial yang mampu meningkatkan kesejahteraan kedua belah pihak @ masyarakat. Dmotional !ommitment G komitmen / tekad se!ara emosional (sepenuh hati / hati yg.tulus) bahwa hubungan pekerja8manajemen merupakan tugas bersama (kesadaran sosial) dan harus mampu merubah sikap, perilaku, dan kepribadian.

14

Spiritual !ommitment G komitmen / tekad se!ara ruhiyah yang dilandasi nilai8nilai spiritual / agama bahwa hubungan pekerja8manajemen merupakan ibadah untuk mendapatkan ridha :llah SE9.

4:4 II "D54:H:S:N

'.%. "DN3D 9I:N H#4#N3:N IN,#S9 I:1 Hubungan industrial sebelumnya diistilahkan sebagai hubungan perburuhan. Sesuai dengan pedoman pelaksanaan Hubungan Industrial "an!asila (HI") penggantian istilah dilakukan dengan beberapa alasan, yaitu 2 a. Hubungan perburuhan (labor relation), pada awal perkembangannya membahas masalah8masalah hubungan antar pekerja dan pengusaha. Namun kemudian dalam kenyataannya disadari bahwa masalah hubungan antara pekerja dan pengusaha bukanlah masalah yang berdiri sendiri, karena dipengaruhi dan mempengaruhi masalah8masalah lain. "erburuhan tidak hanya membahas masalah hubungan antara pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga membahas masalah8masalah ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lain8lain. $arena itu istilah hubungan perburuhan dianggap sudah tidak tepat lagi. ,engan demikian, mulailah berkembang istilah baru, yaitu hubungan industrial (industrial relation), yang mempunyai ruang lingkup lebih luas daripada hubungan perburuhan (labor relation). b. Istilah hubungan perburuhan yang selama ini digunakan di Indonesia sebenarnya sudah ter!akup dalam pengertian hubungan industrial. 7adi sebenarnya penggantian istilah hubungan perburuhan menjadi hubungan industrial adalah dalam rangka menempatkan istilah dalam proporsi sebenarnya.

15

You might also like