You are on page 1of 29

PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Dalam GBHN, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk mengukur kesejahteraan adalah National Income.
Pertumbuh an PDB Peningkatan National Income Peningkatan Kesejahteraan rakyat

Awal pembangunan ekonomi suatu Negara dengan prioritas: a) Pertumbuhan ekonomi b) Distribusi pendapatan Proses pembangunan ekonomi merubah struktur ekonomi secara mendasar: a) Sisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national income yang berpengaruh terhadap selera masyarakat yang terefleksi dalam pola konsumsinya. b) Sisi penawaran agregat, faktor pendorong utamanya adalah perubahn teknologi, peningkatan SDM, dan penemuan material baru untuk produksi.

A. Pertumbuhan Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan GDP, sehingga terjadi peningkatan national income.
Peningkatan Jumlah Penduduk Peningkatan National Income Peningkatan Kebutuhan Sehari-hari

National income dapat merujuk pada GDP, GNP atau NNP (Net national Product)

GNP = GDP + F, dimana F = pendapatan neto atas faktor luar negeri NNP = GNP D, dimana D = depresiasi NP = NNP Ttl, dimana Ttl = pajak tidak langsung neto.

GDP = NP + Ttl + D F NP = GDP + F D- Ttl

Pendekatan pengukuran GDP: a) Pendekatan sisi penawaran agregat yang mencakup: Pendekatan produksi. PDB=jumlah nilai output (NO) dari semua sector ekonomi atau lapangan usaha BPS membagi ekonomi nasional dalam sektor: a) Pertanian b) Pertambangan dan penggalian c) Industri manufaktur d) Listrik, gas, dan air bersih e) Bangunan f) Perdagangan, hotel dan restoran g) Pengangkutan dan komunikasi h) Keuangan, sewa dan jasa perusahaan i) Jasa-jasa

PDB =

Pendekatan pendapatan. PDB=jumlah pendapatan yang diterima FP untuk proses produksi disetiap sector yg mencakup gaji untuk TK, bunga untuk pemilik modal, sewa untuk pemiik tanah, profit untuk pengusaha sebelum dipotong pajak dan mencakup penyusutan. PDB = NTB1 + NTB2 + + NTB9, dimana NTB= nilai tambah bruto 9 sektor b). Pendekatan sisi permintaan agregat yakni pendekatan pengeluaran PDB=C + I + G + X - M

Sumber pertumbuhan: a). Permintaan agregat

AD0 P

AD1

AS0

Y Y0 Y1
Kurva AD bergeser kekanan berarti peningkatan permintaan C, I, G (X-M).

PDB=C + I + G + X - M C = cY + Ca I = -ir + Ia G = Ga, Pengeluaran pemerintah berifat otonom, besar kecilnya tidak ditentukan oleh factor dalam model, tapi oleh factor lain spt politik. X = Xa, pertumbuhan ekspor ditentukan oleh factor eksternal M = mY +Ma b). Penawaran agregat. P P AD0 AS0 AS1

Y0

Y1

Pertumbuhan output disebabkan oleh peningkatan volume FP (Tenaga kerja, Kapital, Tanah) sebagai akibat dari peningkatan produktivitas. Q = f (X1, X2, .. Xn), dimana X = FP
Teori dan Model Pertumbuhan. Teori dan model pertumbuhan Neoklasik. Nafziger (1997) menyatakan bahwa Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan Singapura menunjukkan K per TK terhadap pertumbuhan eonomi mencapai 50% - 90% dan peran teknologi sebesar 10% - 50%. Teori modern (model pertumbuhan Endogen) Teori moderan menyatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi: FP yang mencakup TK, K, T, kewirausahaan, BB dan material, Faktor lain yang mencakup infrastruktur, hukum dan peraturan, stabilitas politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional.

Teori Neoklasik Teori Moderen Kuantitas faktor produksi L dan FP yang berpengaruh: K berpengaruh terhadap Kualitas TK dalam bentuk pertumbuhan ekonomi pendidikan dan kesehatan (tingkat harapan hidup). TK menjadi variable endogen mengikuti perkembangan IPTEK. Kualitas T dalam bentuk kemajuan teknologi. T menjadi variable endogen yang dinamis. Kualitas kewirausahaan dalam bentuk kemampuan berinovasi

Model Harrold-Domar Model ini memiliki dua variable fundamental: Penambahan K

Rasio penambahan K terhadap PDB (Y)=ICOR = =


Model Harrold-Domar merupakan modifikasi dari model-model pertumbuhan dari Domar dan Harrold. Model Domar lebih menekankan laju investasi (I/I) yang ditetapkn harus tumbuh dengan % yang konstan, karena rasio pertumbuhan tabungan nasional terhadap Y dan ICORnya bersifat konstan juga. Model Harrold lebih menekankan pada pertumbuhan Y jangka panjang dengan laju pertumbuhan keseimbangan yang menjadikan saving yang direncanakan selalu sama dengan I yang direncanakan.

sYt = ICOR (Yt Yt-1) = (Yt Yt-1)/Y = s/ICOR


Model ini menekankan 2 faktor penting dalam pembangunan ekonomi: Investasi Tabungan

Cap = (1/k) (K), dimana Cap = kapasitas produksi dan k = rasio output capital
untuk mengukur efisiensi penggunaan capital.

Kt = K(t-1) + ( i s)
i = Investasi bruto s = pengurangan K yaitu K yang tidak ekonomis (output < biaya produksinya) Dengan demikian:

Cap = (1/k) (K) menjadi Cap = (1/k) ( i s) Dengan membagi persamaan tersebut dengan k (t-1) dan s = k (t-1), diperoleh
persamaan tingkat pertumbuhan kapasitas produksi:

Cap = (1/k) (

IBII mengestimasi kapasitas produksi tahun 2000 dengan data 1971 sd 1997:

Cap = (1/2,5) (

) ( 100 5)

c). Pertumbuhan FTP Pack dan Page (1994) menyatakan bahwa ada 2 sumber pertumbuhan utama: Peningkatan I (Investment driven growth) dari peningkatan FP seperti penambahan mesin Peningkatan produktivitas (Productivity driven growth) FP seperti kemajuan teknologi Pengaruh kedua sumber terhadap pertumbuhan output dapat dihitung secara parsial dan secara total. Fungsi Cobb-Douglas: Yt = TtKtLt, menjadi persamaan linier

LnYt = Ln Tt + Ln Kt + Ln Lt, dimana + = 1, sehingga = 1 - LnYt = Ln Tt + (1 - ) Ln Kt + Ln Lt LnYt = Ln Tt + Ln Kt - Ln Kt + Ln Lt LnYt = Ln Tt + Ln Kt + (Ln Lt - Ln Kt ) LnYt - Ln Kt = Ln Tt + (Ln Lt - Ln Kt ) Ln (Yt/Kt) = Ln Tt + Ln (Lt /Kt ) Yt/Kt) = Tt (Lt /Kt )

Studi empiris: Kim dan Lau (1994) menemukan pertumbuhan TFP bukan merupakan sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi di NICs (kecuali Korea Selatan), tapi akumulasi I berkontribusi 48 72% dibandingkan dengan pertumbuhan TFP sebesar 46 71 %. Jepang, penambahan K menjadi factor utama dan pertumbuhan TFP menjadi faktor kedua. OECD (Organization for economic corporation and development), pertumbuhan TFP menjadi sumber utama bagi GDP. Young (1992) untuk hongkong dan singapura menunjukkan hongkong tahun 1970 1980 memiliki tingkat pertumbuhan TFP diatas 30%, tapi di singapura tumbuh negative. Korea selatan memiliki laju pertumbuhan TFP per tahun selama 1966 1990 sebesar 1,7% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 16,5% dengan kontribusi industry manufaktur sebesar 3%. Taiwan memiliki laju pertumbuhan TFP per tahun selama 1966 1990 sebesar 2,6% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 27,7% dengan sector jasa sebagai primadona.

Pack dan Page (1994) menemukan negara dengan investment driven growth adalah Malaysia, Thailand dan Indonesia. Negara dengan productivity driven growth adalah Jepang dan NICs. Bank Dunia (1994) menemukan bukti bahwa rata-rata 33% dari pertumbuhan ekonomi di Asia Timur didorong oleh pertumbuhan TFP.
Perumbuhan TFP dan Pertumbuhan Ekonomi tahun 1960 1980. Negara Pertumbuhan TFP Pertumbuhan ekonomi Taiwan 3,7% 42%

Singapura
Hongkong Korea Selatan

1,2%
3,6% 3,1%

15%
44% 37%

Sarel (1996) menemukan bukti pertumbuhan TFP


Negara
Jepang USA Hongkong Taiwan Korea Selatan

Pertumbuhan TFP 2% 0,9 % 3,8% 3,5% 3,1%

Kasus pertumbuhan TFP di Indonesia: 1) Hanson et al. (1995) menemukan kebijakan deregulasi sebelum 1980 penambahan FP mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan deregulasi pertengahan tahun 1980an berdampak positif terhadap pertumbuhan TFP yang menyumbang pertumbuhan PDB 31% periode 1985-1992. 2) Karseno (1995), Poot (1994), Abimnyu dan Xie (1994), Hill dan Aswicahyono (1994) menemukan pertumbuhan TFP di sektor manufaktur dan ada perbedaan yang cukup besar diantara subsector industri 3) Suhariyanto (2001) meneliti pertumbuhan TFP disektor pertanian selama orde baru. Perbandingan pertumbuhan TFP, output, dan input sector pertanian beberapa Negara sbb:

Negara Cina Jepang Korea Selatan

TFP 0,47 2,7 3,3

Output Tanah 4,34 1,15 3,78 0,14 -0,92 -0,26

Tk 1,77 -4,06 -1,71

Binatan Pupuk Mesin g 2,45 10,64 8,85 1,66 3,46 -0,13 3,05 15,16 31,77

Indonesi a Malaysia Thailand


Philipina India

0,18
3,55

4,04
5,25

0,60
1,96

1,65
-0,01

1,42
1,05

11,37
8,77

7,60
9,58

-1
1,33 -0,5

3,89
2,74 2,90

1,87
1,29 0,15

1,84
1,66 1,42

0,37
-0,42 0,81

12,32
5,9 10,35

11,10
2,42 11,88

B. Pertumbuhan Ekonomi selama Orde baru sampai Era Megawati


Perkonomian nasional bergantungan valas dari ekspor barang primer (minyak dan pertanian). Pemasukan valas ini bergantung pada: a) Kondisi pasar internasional komoditi tersebut. b) Harga komoditi tersebut c) Pertumbuhan ekonomi dunia (Jepang, USA dan Eropa merupakan pasar utama Indonesia). Pengaruh Resesi Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Resesi Ekonomi Dunia

Permintaan Ekspor Dunia dari Indonesia (Turun)

Saldo Neraca perdagangan (negative)

Volume Produksi DN (Turun)

Pertumbuhan GDP (Turun)

Saldo BOP (negative)

Kapasitas Produksi DN (Turun)

Pendapatan Perkapita (Turun)

Cadangan Devisa (negative)

Volume Impor (Turun)

Dampak resesi tahun 1982 terhadap laju pertumbuhan ekonomi tahun 1982 sampai 1988.
Tahun
1968 1973 1978 1983 1988 1993 1997 1998 1999 Pendapatan Perkapita 1200 Indonesia 1000 56,7 126,3 260,3 494 467,5 833,1 1088 640 580 800 600 400 200 0 1960 1970 1980 1990 2000

Krisis ekonomi akhir tahun 1997 berdampak pada pertumbuhan ekonomi: Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 Pertumbuha n Ekonomi -13.1 0.8 4.9 3.3 3.7
6 4 2 0 1997 -2 -4 -6 -8 -10 -12 -14 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Setelah krisis, pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara selama tahun 1999-2002. Negara Asia Tenggara Philipina Indonesia Malaysia Singapura Thailand Vietnam 6,1 6,9 4,4 4,7 Tahun

1999 3,8
3,4 0,8

2000 5,9
4 4,9 8,3 10,3 4,6 6,1

2001 1,9
3,4 3,3 0,4 2 1,8 5,8

2002 3,4
4 3,7 4,2 3,7 2,5 6,2

Pendapatan per kapita Negara


China India Indonesia

1997
710 420 1.088

1998
740 420 640

1999
780 440 580

2000
840 450 570

2001
890 460 680

Jepang
Korsel Malaysia Pakistan Philipina Thailand

39.390
11.390 4.600 480 1.240 2.780

33.720
8.740 3.360 460 1,090 2.110

33.350
8.480 3.370 450 1.050 2.000

35.620
8.960 3.370 440 1.040 2.010

35.990
9.400 3.640 420 1.050 1.970

Vietnam

340

350

370

390

410

Sektor Pertanian Pertamb. & Penggalian Industri manufaktur Listrik, Gas & air bersih Bangunan Perdag. Hotel & Resto Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Sewa dan Jasa perusahaan Jasa-jasa PDB

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 4,4 3,1 1 -0,7 2,1 1,7 2,2 6,7 6,3 2,1 -2,8 -1,7 2,3 2,5 10,9 11,6 5,3 -11,4 2,6 6,2 6,3 15,9 13,6 12,4 2,6 8,2 8,8 5,8 12,9 13,6 12,4 2,6 8,2 8,8 5,8 7,9 8,2 5,8 -18 -0,4 5,7 3,4 8,5 8,7 7 -15,1 -0,7 9,4 3,8

11
3,3 8,2

6
3,4 7,8

5,9
3,6 4,7

-26,6
-3,8 -13,1

-8,1
1,8 0,8

4,7
2,2 4,9

3,6
2,7 3,3

Perumbuhan Riil Komponen Aggregate Demand


Sektor C G I X M 1995 16,86 1,34 13,99 9,64 27,06 1996 9,72 2,69 14,51 7,56 6,68 1997 8,09 0,06 8,57 7,8 14,72 1998 -6,4 15,37 33,01 11,18 -5,29 1999 2,97 0,69 -19,94 -31,61 -40,68 2000 3,63 6,49 17,91 16,06 18,18 2001 5,94 8,24 3,96 1,88 8,05 2002 4,72 12,79 -0,19 -1,24 -16,50

C. Faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Asian Countries' GDP's Growth Rate (% per year) Resource: Asian Delvelopment Outlook 2007 Comparison Table: by Runckel & Associates
Country Cambodia China Hong Kong India Indonesia Japan Korea Laos Malaysia Philippine s Singapore Thailand 2002 6.2 9.1 1.8 3.8 4.5 0.3 7.0 5.9 4.4 4.4 4.2 5.3 2003 8.6 10.0 3.2 8.5 4.8 1.4 3.1 6.1 5.5 4.9 3.1 7.1 2004 10.0 10.1 8.6 7.5 5.0 2.7 4.7 6.4 7.2 6.2 8.8 6.3 2005 13.4 10.4 7.5 9.0 5.7 1.9 4.0 7.0 5.2 5.0 6.6 4.5 2006 2007* 10.4 10.7 6.8 9.2 5.5 2.2 5.0 7.3 5.9 5.4 7.9 5.0 9.5 10.0 5.4 8.0 6.0 4.5 6.8 5.4 5.4 6.0 4.0 2008* 9.0 9.8 5.2 8.3 6.3 4.8 6.5 5.7 5.7 5.5 5.0

Faktor penentu pertumbuhan ekonomi: a) Faktor internal yang mencakup factor ekonomi dan non ekonomi (politik, social dan keamanan). Faktor ekonomi mencakup: pengendalian terhadap inflasi, cadangan devisa, rasio hutang Ln terhadap PDB, dan kondisi perbankan, serta kesiapan dunia usaha. b) Faktor eksternal adalah faktor-faktor ekonomi yang mencakup perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi dunia.

Ekspor Produk Dunia per Wilayah , 1948, 1953, 1963, 1973, 1983, 1993, 2003 and 2007 Sumber: WTO, 2008
1948 World World North America South and Central America Europe Africa 59 100 28.1 1953 84 100 24.8 1963 157 100 19.9 1973 1983 1993 VOLUE (Billion dollars) 579 1838 3675 SHARE (percentage) 100 17.3 100 16.8 100 18 2003 7375 100 15.8 2007 13619 100 13.6

11.3 35.1 7.3

9.7 39.4 6.5

6.4 47.8 5.7

4.3 50.9 4.8

4.4 43.5 4.5

3 45.4 2.5

3 45.9 2.4

3.7 42.4 3.1

Middle East
Asia USSR, Former

2
14 2.2

2.7
13.4 3.5

3.2
12.5 4.6

4.1
14.9 3.7

6.8
19.1 5 -

3.5
26.1 -

4.1
26.2 -

5.6
27.9

D. Perubahan Struktur Ekonomi


Pembangunan ekonomi jangka panjang (PDB/PN) merubah struktur ekonomi dari pertanian menuju industry (sector non primer) terutama industry manufaktur dengan increasing return to scale. Semakin cepat pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pendapatan perkapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi. Perubahan struktur ekonomi/transformasi structural merupakan serangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam aggregate demand, perdagangan LN, dan aggregate supply untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Teori perubahan struktur ekonomi: a. Teori Arthur Lewis (Teori migrasi) b. Teori Hollis Chenery (Teori transformasi structural

Kenaikan produksi sector manufaktur merupakan kontribusi 4 faktor: a. b. c. d. Kenaikan permintaan domestic Peningkatan ekspor Substitusi impor Perubahan teknologi

Kelompok LDCs mengalami proses transisi ekonomi yang pesat dengan pola dan proses yang berbeda-beda sebagai akibat dari perbedaan antar negara: a. Kondisi dan struktur awal ekonomi DN b. Besar pasar DN c. Pola distribusi pendapatan d. Karakteristik industrialisasi e. Keberadaan SDA f. Kebijakan perdagangan LN

You might also like